Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 35 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Umbas, Rangga
"Indonesia terletak di wilayah khatulistiwa dengan cahaya matahari yang bersinar selama 12 jam dalam satu hari, dari pukul 6:00 pagi sampai pukul 6:00 sore. Sesuatu yang terus-menerus disinari oleh matahari akan menyerap radiasi matahari dan menjadi sumber panas itu sendiri_ hal ini disebut sebagai heat transfer atau perpindahan panas. Pada bangunan_ atap dan kulit adalah bagian-bagian yang mengalami perpindahan panas. lni merupakan salah satu penyebab panas dalam ruangan.
Cara mengatasinya ada bermacam-macam_ Salah satunya adalah dengan menggunakan shading device atau tritisan yang digunakan untuk menghalau matahari sebelum mengenai kulit bangunan. Sehingga perpindahan panas dapat diperkecil. Dengan ini diharapkan mang dalam bangunan menjadi lebih dingin.
Sekolah adalah tempat untuk menuntut ilmu. Di dalamnya rerdapat ruang-ruang kelas yang digunakan untuk belajar-mengajar. Karena itu ruang kelas harus nyaman dari berbagai segi termasuk juga suhu. Ruang kelas sebaiknya memiliki pencahayaan yang cukup. untuk itu biasanya digunakan bukaan yang besar. Sementara bukaan atau jendela yang terbuat dari kaca mengalami perpindahan panas yang cukup besar. Maka digunakan tritisan agar radiasi tidak Iangsung jatuh pada kaca.
Tritisan sendiri memiliki bermacam-macam bentuk dimana setiap variasinya akan memiiiki pengaruh yang berbeda-beda pada suhu dalam ruangan yang dilindunginya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S48293
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isna Naziladinka
"ABSTRAK
Kenyamanan termal bagi atlet memiliki kondisi yang khusus karena berkaitan dengan aktivitas yang dilakukan sangat berat sehingga membutuhkan udara yang lebih sejuk di dalam bangunan. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui standar dan faktor yang mempengaruhi kenyamanan termal atlet serta melihat hubungan antara desain bangunan terhadap kualitas kenyamanan termal bagi atlet. Skripsi ini membahas dua bangunan olahraga yang terletak di Kota DKI Jakarta dan keduanya digunakan untuk kegiatan olahraga bola basket secara rutin, namun berada pada kondisi lingkungan mikro yang berbeda. Dengan kondisi tersebut dapat dilihat adanya perbedaan desain bangunan yang berpengaruh terhadap kenyamanan termal bagi atlet saat beraktivitas olahraga di dalamnya. Perbedaan desain tersebut terlihat pada persentase bukaan dan letak bukaan yang tidak memenuhi kriteria yang ada.

ABSTRACT
Thermal comfort for athletes has a special condition because it is related with very heavy activities that require cooler air inside the building. This thesis aims to determine the standards and factors that affect on the thermal comfort of athletes as well as see the relationship between the design of the building and the quality of thermal comfort for athletes. This thesis discusses about two sports buildings which both are usually used by athletes to basketball and both are located in Jakarta City, but the two sports buildings have different micro environment conditions. Due to the conditions can be seen the differences in building design that affects on the thermal comfort for athletes when during sports activities in it. Design differences are seen in the percentage of openings and the location of openings that do not meet the existing criteria."
2017
S67772
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyandra Filza Bahmid
"Indonesia merupakan negara beriklim tropis, yang terdiri dari musim kemarau dan musim hujan. Karena Indonesia yang terletak di sabuk khatulistiwa dan memiliki iklim tropis panas-lembab, maka untuk mencapai kenyamanan termal dibutuhkan penggunaan perancangan pendinginan pasif secara ilmiah. Teknik pendinginan pasif, khususnya pada bangunan bertujuan untuk mengontrol kondisi udara interior dan mengoptimalkan proses pembuangan panas yang tidak diinginkan ke lingkungan secara pasif dalam rangka menjaga suhu dan kelembaban udara agar tetap berada pada limit nyaman yang disarankan. Saat ini, di daerah Jakarta Selatan sedang dilakukan pembangunan Rusun Stasiun Tanjung Barat, nantinya gedung ini khususnya area podium lantai 2 tidak hanya digunakan untuk penghuni rusun tetapi juga sebagai fasilitas umum untuk masyarakat. Namun, dengan lokasi zonasinya bangunan ini diharapkan dapat beroperasi tanpa menggunakan AC. Maka, berdasarkan beberapa jenis pendinginan pasif, salah satu cara untuk mencapai kenyamanan termal tanpa menggunakan AC adalah dengan menggunakan ventilasi. Ventilasi merupakan jenis pendinginan yang paling tepat untuk di iklim panas-lembab. Tujuan dari penulisan ini adalah membuat potensi bukaan ventilasi teknik pendinginan pasif yang dapat digunakan untuk area podium lantai 2 Rusun Stasiun Tanjung Barat, dan menganalisis potensi bukaan ventilasi tersebut terhadap area podium lantai 2 dengan perhitungan beban pendinginan. Dari hasil analisis potensi teknik pendinginan pasif pada bangunan Rusun Stasiun Tanjung Barat yang berupa bukaan ventilasi, diharapkan dapat digunakan pada bangunan tersebut dan bangunan lainnya, untuk mencapai kenyamanan termal tanpa penggunaan AC.

Indonesia is a tropical country, which consists of dry and rainy seasons. Because Indonesia is an archipelago that lies across the Equator and has a hot-humid climate. To achieve thermal comfort, the scientific use of passive cooling design is needed. Passive cooling techniques, especially in buildings, aim to control air conditions and optimize the process of dissipating unwanted heat in order to maintain air temperature and humidity within the recommendation of thermal comfort. Currently, in South Jakarta, the construction of Tanjung Barat Station Flats is being carried out. Later in this building, especially the podium area on the 2nd floor, will not only be used by the flat occupants but also as a public facility for the community. However, with its zoning location, this building is expected to operate without the use of air conditioning. So, based on several types of passive cooling techniques, one way to achieve thermal comfort without the use of air conditioning is through the usage of natural ventilation. This is because natural ventilation is the most appropriate type of cooling for hot-humid climates. The purpose of this paper is to create a potential passive cooling technique of ventilation openings that can be used for the 2nd floor area of the Tanjung Barat Station Flats, and to analyze the potential of ventilation openings for the podium area on the 2nd floor while also calculating the cooling load. From the potential results of the analysis of passive cooling techniques in the Tanjung Barat Station Flats in the form of ventilation openings, it is hoped that it can be used in these and other buildings, to achieve thermal comfort without the use of air conditioning."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Abrar Rizqullah
"Pertumbuhan dan pembangunan yang masif membawa dampak terhadap iklim pada suatu wilayah. Vegetasi yang menyusun ruang terbuka hijau di kota menjadi salah satu sarana dalam peningkatan kualitas dari atmosfir kota, tidak terkecuali efek kenyamanan termal. Keberadaan tutupan vegetasi di Kecamatan Serpong menjadi hal yang mengkhawatirkan karena upaya-upaya pembangungan yang mengakibatkan degradasi kuantitas dan kualitas nya. Tujuan dari penelitian ini untuk melihat pengaruh ketersediaan vegetasi terhadap suhu permukaan darat dan tingkat kenyamanan termal di Kecamatan Serpong. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data suhu permukaan darat, kerapatan vegetasi, suhu udara, dan kelembaban udara yang didapat dari citra Landsat 5, 7, 9, dan juga pengukuran langsung. Metode spasial yang digunakan adalah Land Surface Temperature, Normalized Difference Vegetation Index, dan metode statistik pearson correlation dan uji regresi sederhana untuk melihat bentuk pengaruh vegetasi terhadap iklim di Kecamatan Serpong. Hasil menunjukkan bahwa vegetasi memiliki pengaruh terhadap penurunan nilai suhu permukaan darat dan juga meningkatkan tingkat kenyamanan termal di Kecamatan Serpong. Sebagian besar wilayah di Kecamatan Serpong masuk kategori tidak nyaman dan hanya 1,68 km2 wilayah Kecamatan Serpong yang memiliki status kenyamanan termal “sebagian nyaman”.

Rapid growth and development cause a significant impact on the climate of a region. Vegetation that forms an urban green space plays a significance role in enhancing the quality of the urban atmosphere, including thermal comfort. Existance of urban vegetation in Serpong Subdistrict is becoming a concern due to development efforts that causing degradation in both its quantity and also quality. The purpose of this research is to see influence of vegetation on land surface temperature and thermal comfort Index levels in Serpong Subdistrict. The data used in this research include land surface temperature data, air temperature data, NDVI data, and air humidity data that obtained from Landsat 5, 7 and 9 imagery as well field recording. The spacial method that are utilized is land surface temperature, NDVI, and the statistical method using pearson correlation and simple regression analysis to examine the nature of the influence of vegetation existance on climate in Serpong Subdistrict. The results indicate that vegetation lowers land surface temperature and significantly improves thermal comfort levels in the region. However, the majority of the area in Serpong Subdistrict falls under the uncomfortable category, with only 1.68 km² of the subdistrict’s area having a partially comfortable thermal status."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andhy Bato Raya
"Sejalan dengan pengembangan Sistem Angkutan Umum Massal (SAUM) terdapat upaya untuk mendorong pengembangan kawasan Transit Oriented Development (TOD), yang bertujuan mendorong mobilitas dengan berjalan kaki, bersepeda dan menggunakan angkutan umum. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisi kondisi tata ruang, kondisi iklim mikro dan kenyamanan termal kawasan TOD. Pemodelan iklim mikro menggunakan ENVI-met atas kondisi eksisting Kawasan Dukuh Atas menunjukkan bahwa suhu udara tertinggi terjadi pada pukul 16.00 WIB, kecepatan angin tinggi terdapat pada jalan yang orientasinya searah dengan arah angin. Hasil pemodelan rencana TOD menunjukkan bahwa suhu udara cenderung lebih rendah dibandingkan kondisi eksisting, kecepatan angin meningkat pada street canyon yang berorientasi searah dengan arah angin namun menurun apabila tegak lurus arah angin. Seluruh areal mulai pukul 10.00-17.00 masuk dalam kategori tidak nyaman secara termal, dengan puncak ketidaknyaman terjadi pada pukul 13.00 dan 14.00. Nilai PET rencana TOD lebih rendah dibandingkan kondisi eksisting, mengindikasikan rencana TOD dapat meningkatkan kenyamanan termal.

In line with the development of the Mass Public Transportation System (SAUM) there are efforts to encourage the development of the Transit Oriented Development (TOD) area, which aims to encourage mobility by walking, cycling and using public transportation. This study aims to analyze the spatial conditions, microclimate conditions and thermal comfort of the TOD area. Microclimate modeling using ENVI-met on the existing conditions of the Upper Dukuh Area shows that the highest air temperature occurs at 16.00 WIB, high wind speeds are found on roads that are oriented in the same direction as the wind direction. The results of TOD planning modeling indicate that the air temperature tends to be lower than the existing conditions, the wind speed increases in the street canyon which is oriented in the direction of the wind but decreases when it is perpendicular to the wind direction. The entire area from 10:00 a.m. to 5:00 p.m. was categorized as thermally uncomfortable, with peak discomfort occurring at 1:00 p.m. and 2:00 p.m. The PET design TOD value is lower than the existing condition, indicating that the TOD plan can improve thermal comfort."
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniswara Rizki Nugroho
"Penelitian ini ditujukan untuk melakukan evaluasi kenyamanan termal di dalam kabin bus listrik jenis low floor ukuran besar (50-60 penumpang). Analisa yang dilakukan menggunakan metode computational fluid dynamics (CFD) dengan bantuan perangkat lunak FLUENT. Geometri dan dimensi bus mengacu pada karoseri Laksana Cityline 2 yang dioperasikan oleh PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) pada bus Metrotrans dengan penyesuaian untuk simulasi. Model manusia yang digunakan diposisikan di dalam kabin bus secara duduk dan berdiri serta memiliki tinggi 161 cm yang disimplifikasi untuk mempersingkat waktu iterasi. Bus diasumsikan beroperasi dengan arah orientasi utara-selatan pada bulan Juli pukul 1 siang dimana beban radiasi solar mencapai puncaknya di wilayah Depok, Indonesia. Adapun kriteria kenyamanan termal yang hendak dianalisa mengacu pada model kenyamanan termal milik Fanger yang mempertimbangkan empat parameter utama, yakni laju aliran udara, temperatur, predicted mean vote (PMV), dan predicted percentage of dissatisfied (PPD). Standar EN ISO 7730 digunakan sebagai acuan untuk menentukan tingkat kenyamanan termal pada penumpang di dalam kabin bus.

This research presents a methodology for evaluating thermal comfort inside full-sized electric bus with low-floor configuration with an objective to assess the overall thermal comfort for the occupants. CFD-based numerical method is employed in order to predict the air temperature and velocity distribution inside the bus cabin. The results obtained from CFD simulation were analyzed according to EN ISO 7730 Standard. Bus geometry and dimension are based on Laksanas Cityline 2 Carroserie. Human manikin model were positioned in such way that it would reflect occupants position inside the bus. Simplified human manikin geometry is applied in order to provide shortened iteration time. In order the simulation to satisfy with the maximum solar radiation occurred in Depok, Indonesia, bus was assumed to operate facing north-south at 1.00 pm on July. Fanger model of predicted mean vote (PMV) and predicted percentage of dissatisfied (PPD) is calculated from results obtained from CFD simulation. The PMV and PPD predicts level of comfort for the occupants and based on this validation, assessment can be made to improve passenger thermal comfort inside the bus cabin.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pamuntjak, Ilya Adzani
"Kenyamanan okupan dalam sebuah ruangan dikaitkan dengan kenyamanan termal, kesehatan, dan kontrol. Maka, kenyamanan termal adalah salah satu hal yang harus dicapaikan oleh sistem pendingin yang tersedia untuk sebuah ruangan indoor. Analisis kenyaman dilakukan dalam auditorium Makara UI Art Center yang menggunakan Chiller berbasis Refrigeran Alami R290. Pemasangan sistem pendingin ini adalah pertama di Indonesia untuk lembaga akademis sebagai kontribusi Universitas Indonesia pada Green Campus Movement. Maka, relevan untuk mengetahui kondisi kenyamanan termal dalam auditorium dalam kondisi pembebanan parsial dan beban kosong. Analisis dilakukan menggunakan temperature logger real-time. Sistem HVAC tidak dapat bereaksi jika diberikan lonjakan beban panas dan kelembaban yang bersifat tiba-tiba, dan sistem memerlukan waktu sekitar 60 menit untuk mengembalikan kelembaban auditorium kembali dalam zona nyaman. Untuk kondisi auditorium penuh, suhu rata-rata adalah 21.750C, dengan kelembaban rata-rata 57.84%, untuk auditorium kosong suhu rata-rata adalah 21.80 C, dan kelembaban rata-rata sebesar 53.14%, yang berarti kategori kenyamanan untuk auditorium adalah Cool Comfort. Perbedaan suhu simulasi dan data lapangan sebesar 12.7% atau +2.630C. Kecepatan udara di atas kepala menurut simulasi adalah 0.2 hingga 0.4 m/s, dimana titik-titik yang mencapai lebih dari 0.25 m/s dapat dikatakan tidak nyaman.

The purpose of this research is to analyze the dry-bulb temperature and humidity about thermal comfort according to SNI 03-6572-2001 standards for the Makara Art Center auditorium at the University of Indonesia using a chiller with the natural refrigerant R290. Thermal comfort is important for the well-being of occupants in the auditorium; therefore, the space must be cooled efficiently to ensure comfort. Data loggers are used to log dry-bulb temperature and humidity data in the auditorium and the results are compared to the SNI-03-6572-2001 indoor thermal comfort standards to create a conclusion of the thermal comfort inside the space. The HVAC system is not capable to detect and mitigate high humidity levels, and requires atleast 60 minutes to return the air humidity to comfortable levels. For full auditorium conditions, the average temperature is 21,750C, with an average humidity of 57.84%, for the auditorium the average temperature is 21.80C, and the average humidity is 53.14%, which means the auditorium can be put in the category of Cool Comfort. The difference in simulation temperature and field data is +12.7% or + 2.630C. The overhead air speed according to the simulation is 0.2 to 0.4 m / s, which means locations reaching more than 0.25 m/s can be considered uncomfortable."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edly Tsara Nabilah
"Sebagai bagian dari perancangan ulang Kawasan Pasar Baru, Sawah Besar Retirement House ditujukan untuk mewadahi permukiman yang diperuntukkan bagi golongan lanjut usia (lansia) yang berada di sekitar wilayah tersebut. Kondisi tapak yang berada di tengah-tengah Kota Jakarta memiliki berbagai macam permasalahan salah satunya adalah cahaya matahari yang cukup terik. Oleh karena itu permasalahan tersebut sangat diperhatikan dan diolah kedalam bentuk yang lebih bermanfaat. Metode solar studies terhadap bangunan dengan bentuk massa dan rentang waktu yang berbeda dipilih untuk menganalisis dan mengatasi masalah tersebut. Solar studies dilakukan dengan menggunakan plugin Insight dalam perangkat lunak Revit. Pertimbangan utama dalam merancang bangunan Sawah Besar Retirement House adalah mengutamakan kenyamanan penghuni dengan berfokus kepada kenyamanan termal. Hal tersebut dapat diraih dengan memaksimalkan penghawaan dan pencahayaan alami dalam bangunan. Terdapat tiga konsep yang diwujudkan dalam perancangan yaitu the brand-new mid-rise retirement housing, menghadirkan suasana landed-housing dalam bangunan bertingkat, dan memaksimalkan penghawaan dan pencahayaan alami.

As part of the redesign of the Pasar Baru Area, Sawah Besar Retirement House is intended to accommodate settlements for the elderly around the area. The condition of the site which is in the middle of the city of Jakarta has various kinds of problems, one of them is the sunlight that shines all day. Therefore, these problems are highly considered and processed into a more useful form. The solar studies method on buildings with different mass forms and time spans was chosen to analyze and solve these problems. Solar studies were carried out using the Insight plugin in Revit software. The main consideration in designing the Sawah Besar Retirement House building is prioritizing occupant comfort by focusing on thermal comfort. This can be achieved by maximizing natural ventilation and lighting in the building. There are three concepts embodied in the design; the brand-new mid-rise retirement housing, presenting a landed-housing atmosphere in high-rise buildings, and maximizing natural ventilation and lighting."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Sujatmiko
"Daerah Ibu Kota Nusantara (IKN) yang berada di zona iklim tropis lembab, dengan ciri temperatur rata-rata kelembaban yang tinggi menyisakan tantangan tersendiri untuk pemenuhan kenyamanan termal adaptif bangunan gedung untuk mengejar net zero energi dan net zero emisi yang telah menjadi target perencanaan. Pada makalah ini dengan kajian teoritis dan kajian simulasi awal diupayakan memperoleh parameter optimal desain selubung untuk pemenuhan kenyamanan termal adaptif tersebut. Hasil kajian sementara memperlihatkan bahwa mengandalkan sistem selubung kinerja tinggi semata sesuai ASHRAE 189.1 tidak mencukupi. Harus ada upaya dukungan sistem ventilasi bangunan dengan pengaturan desain pendinginan pasif bangunan."
Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum , 2022
690 MBA 57:2 (2022)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Gabriela Alberta Nareswari
"Kenyamanan termal merupakan aspek yang penting dalam sebuah ruangan. Dengan kenyamanan tersebut, penghuni suatu ruangan dapat merasa nyaman dan memperoleh kepuasan untuk beraktivitas di dalamnya. Berkaitan dengan hal tersebut, kelancaran dalam beraktivitas di sebuah ruangan juga perlu didukung oleh pencahayaan yang baik. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah memanfaatkan bukaan jendela. Akan tetapi, bukaan jendela tersebut juga dapat memberi dampak pada kenyamanan termal akibat solar gain. Oleh karena itu, penulisan skripsi ini bertujuan untuk menginvestigasi bagaimana kondisi kenyamanan termal dan pencahayaan alami dalam ruang studio arsitektur dengan melakukan pengukuran lapangan, simulasi, dan optimasi dengan pendekatan multi-objective optimization (MOO). Optimasi yang dilakukan menggunakan parameter window-to-wall ratio (WWR) ini bertujuan untuk menemukan nilai WWR optimal yang dapat meningkatkan kenyamanan termal sekaligus menjaga ketersediaan pencahayaan alami dalam ruang studio arsitektur. Hasil performa kenyamanan termal dan pencahayaan alami yang diperoleh pada kondisi WWR optimal didapatkan sesuai dengan standar yang ditetapkan, lebih baik dibandingkan dengan hasil analisis pada kondisi WWR eksisting.

Thermal comfort is a crucial aspect of a room. With thermal comfort, the occupants of a room can feel at ease and gain satisfaction in carrying out their activities within the room. In relation to this, a proper illumination is needed to maintain an uninterrupted set of activities. One of the efforts that can be made is to utilize window glazings. However, window glazings can also have impact on indoor thermal comfort due to solar gain. Therefore, the main goal of this thesis is to investigate the thermal comfort state and daylighting within the architectural studio room by conducting field measurements, simulations, and optimization with multi-objective optimization (MOO) approach. The optimization performed using the window-to-wall ratio (WWR) parameter aims to identify the optimal WWR value that is able to enhance the thermal comfort state while maintaining sufficient amount of daylighting within the architectural studio room. The results of the thermal comfort and daylighting performance achieved under the optimal WWR configurations resulted in compliance to standards, much better compared to the analyses results under the existing WWR conditions."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>