Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yogyakarta: Gajah Mada University Pers, 1999
320.12 KET
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Meriska Nofianti
"ABSTRAK
Tesis ini membahas mengenai pembubaran suatu Perseroan Terbatas dengan cara
Penetapan Pengadilan Negeri, yang mengangkat contoh kasus pembubaran PT.
Nichias Leakless Telison Gasket Manufacturing. Pembubaran ini terjadi akibat
perbedaan pendapat antara pemegang saham secara terus menerus sehingga
membuat PT. Nichias Leakless Telison Gasket Manufacturing tidak dapat
menyesuaikan anggaran dasarnya dengan Undang-undang No. 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas sampai batas waktu yang ditentukan. Dengan
menggunakan metode penelitian yuridis normatif, tesis ini mengkaji mengenai
bagaimanakah mekanisme penyelesaian perbedaan pendapat antara para
pemegang saham untuk membubarkan PT menurut Undang-undang No. 40 Tahun
2007 dan apakah Penetapan Majelis Hakim telah sesuai dengan Undang-undang
No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Anggaran Dasar PT. Nichias
Leakless Telison Gasket Manufacturing. Berdasarkan analisis yang telah
dilakukan, mekanisme penyelesaian perbedaan pendapat antara pemegang saham
harus dilakukan secara musyawarah mufakat terlebih dahulu dan apabila tidak
berhasil, maka mekanisme selanjutnya adalah menyelenggarakan Rapat Umum
Pemegang Saham atau mengedarkan circular letter kepada para pemegang saham,
sebelum akhirnya mengajukan pembubaran Perseroan Terbatas kepada Pengadilan
Negeri. Adapun mengenai Penetapan Majelis Hakim dalam pembubaran PT.
Nichias Leakless Telison Gasket Manufacturing adalah tidak tepat karena
beberapa alasan, yaitu ketidakcermatan Majelis Hakim dalam memahami
ketentuan hukum yang terdapat dalam Undang-undang No. 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas, tidak memuat alasan dan dasar penetapan yang
lengkap, dan kekurangcermatan dari Majelis Hakim dalam menganalisis dalildalil
yang diajukan oleh Pemohon.

Abstract
The thesis discusses about the dissolution of Limited Liability Company by
District Court Order, which related to the dissolution case of PT. Nichias Leakless
Telison Gasket Manufacturing. The dissolution occurs due to the different opinion
amongs shareholders which happened continously and made PT. Nichias Leakless
Telison Gasket Manufacturing unable to adjust its Article of Association with
Law Number 40 Year 2007 regarding Limited Liability Company. By using
normative juridical research method, this thesis discuss regarding how the
mechanism to solve the different opinion amongs shareholders to dissolve the
Company according to the Law Number 40 Year 2007 regarding Limited Liability
Company and whether the Court Order of Tangerang District Court has satisfy the
Law Number 40 Year 2007 regarding Limited Liability Company and Article of
Association of PT. Nichias Leakless Telison Gasket Manufacturing. Based on the
analysis which done, the mechanism to solve the different opinion amongs
shareholders to dissolve the Company is by discussion first and if its not achieved,
then the next mechanism is by holding a General Meeting of Shareholders or by
circulating the circular letter to all shareholders, before giving the application of
company?s dissolution to the District Court. While regarding the Court Order of
Tangerang District Coust in the dissolution of PT. Nichias Leakless Telison
Gasket Manufacturing is not correct due to the negligence from the Board of
Judge in understanding the Law Number 40 Year 2007 regarding Limited
Liability Company, not mention the complete reason of stipulation, and the
negligence of the Board of Judge to analyze the reasons which given by the
Plaintiff."
2012
T31020
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Alya Zahra
"ABSTRAK
Beberapa dekade terakhir, teknologi terus berkembang pesat. Dapat dikatakan bahwa semakin canggihnya perangkat, platform, dan aplikasi sebagai bagian dari teknologi telah memengaruhi cara berkomunikasi antar manusia, sebagaimana dikatakan oleh Marshall McLuhan di dalam Teori Determinisme Teknologi. Namun, meningkatnya akses internet dan teknologi informasi membuat orang semakin mudah mendapatkan informasi dan berpendapat secara bebas di depan umum tentang apa yang mereka pikirkan. Besarnya penetrasi internet di Indonesia membuat kasus perundungan siber di media sosial semakin marak terjadi. Tidak hanya masyarakat biasa, selebriti juga rentan menjadi korban perundungan siber. Di era digital ini, InsertLive muncul sebagai akun gosip seputar informasi selebriti dengan 797 ribu pengikut di Instagram. Namun, perkembangan teknologi ini telah memengaruhi cara pengguna media sosial bertindak dan mengekspresikan pendapatnya secara bebas melalui akun InsertLive yang telah mengarah kepada perundungan siber. Akun gosip seperti InsertLive kerap mengunggah foto dan merangkai judul serta caption yang mengandung unsur penghinaan, merendahkan martabat manusia, dan penggiringan opini sehingga mendorong netizen untuk memperolok melalui kolom komentar. Ucapan menghina yang dimaknai sebagai bagian dari hak atas kebebasan berpendapat merupakan kekeliruan yang menjadi sebuah paradoks di media siber.

ABSTRACT
The last few decades, technology continues to develop rapidly. It can be said that the increasingly sophisticated devices, platforms, and applications as part of technology has influenced the way of communication between people, as Marshall McLuhan said in the Theory of Technological Determinism. However, increasing internet access and information technology makes it easier for people to get information and freely express their opinions in public about what they think. The large internet penetration in Indonesia has made cyber bullying cases on social media more widespread. Not only ordinary people, celebrities are also vulnerable to becoming victims of cyber bullying. In this digital age, InsertLive emerged as a gossip account about celebrity information with 797 thousand followers on Instagram. However, the development of technology has influenced the way social media users act and express their opinions freely through an InsertLive account that has led to cyber bullying. Gossip accounts like InsertLive often upload photos and arrange titles and captions that contain elements of humiliation, degradation, and lead opinions so that they drive netizens to mock through comments. Humiliation which are interpreted as part of the right to freedom of speech is a fallacy that became a paradox in cyber media."
2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ahlam Madany Putra Aji
"ABSTRAK
Makalah ini menganalisis bagaimana pernyataan tentang pengabaian dan komentar yang berisi kebencian yang tersebar luas di bagian komentar media sosial yang juga ditulis oleh pengguna nya sendiri. Tujuan dari makalah ini adalah untuk memiliki pemahaman yang lebih baik akan pentingnya social media literacy di zaman digitalisasi jaringan sekarang, yang bisa di akses oleh khalayak banyak tanpa merendahkan atau memojokan hak kebebasan berpendapat/berbicara. Social media literacy dan kebebasan berpandapat/berbicara akan menjadi konsep dasar dari diskusi hasil penelitian dan metode penelitian yang akan digunakan di makalah ini adalah textual analysis akan pernyataan tentang pengabaian dan komentar yang berisi kebencian. Data akan diambil dari bagian komentar sebuah video yang diunggah di YouTube yang mendiskusikan sebuah masalah yang spesifik akan suatu hal. Hasil penelitian dari makalah ini menjelaskan akan pentingnya social media literacy yang dimana konsep tersebut menjadi pembeda di intrepretasi akhir pernyataan tentang pengabaian dan komentar yang berisi kebencian, yang ditulis dibawah hak kebebasan berpendapat/berbicara.

ABSTRACT
This paper analyzes how ignorant statement and hate comment are widely written in social media comment section that is provided by its own users. The aim for this paper is to have better understanding of the importance of social media literacy in today?s digitalized networking that can be accessed and used by almost everyone without disregarding the freedom of speech. Social media literacy and the freedom of speech will be the basic concept of discussing the findings and the methodology used this study is textual analysis of ignorant statement and hate comment. Data will be selected from YouTube comment section about a specific issue on a specific video. The findings reveal the importance of social media literacy as it is differentiates the final interpretation of the samples provided that were written under the right of free speech.
"
2016
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Michael Giovanni Joseph
"Pembatasan internet merupakan upaya penjinakkan rakyat Indonesia dari sikap kritis. Kebebasan berpendapat dan berekspresi telah menjadi bagian dari hak asasi manusia setiap individu dan harusnya hak asasi manusia dijunjung lebih tinggi. Demokrasi dapat menjadi alasan dan alat Kekerasan Politik oleh Negara. Negara hanya beradaptasi menyamarkan kekerasan. Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian Analitik. Metode yang digunakan studi kasus terhadap kasus pembatasan internet di Papua karena penelitian spesifik meneliti kasus di Papua. Data primer dalam penelitian ini didapatkan melalui wawancara langsung. Peneliti juga melakukan telaah data sekunder untuk keterangan dari pihak ahli hukum maupun lembaga-lembaga Hak Asasi Manusia ketika merespon pembatasan internet maupun dari putusan pengadilan. Penelitian mengkonfirmasi lima bentuk atau dimensi dari kuasa terhadap masyarakat: Pengendalian melalui paksaan atau ancaman (koersi) yang dapat dilakukan melalui pemolisian maupun kekuatan militer, pengendalian unsur-unsur ekonomi, pengendalian proses pengambilan keputusan, atau kekuatan politik, pengendalian definisi dan akses ke pengetahuan, keyakinan, dan nilai-nilai, atau kekuatan ideologis; dan pengendalian perhatian manusia dan waktu hidup, atau kekuatan pengalihan. Pembatasan internet melanggar hak asasi manusia masyarakat Papua karena merugikan hak masyarakat Papua.

Internet restrictions are an attempt to tame the Indonesian people from a critical attitude. Freedom of opinion and expression has become part of the human rights of every individual and human rights should be upheld on a higher level. Democracy can be the reason and tool for political violence by the state. The state adapts only to disguise violence. The type of research used is analytical research. The method used is a case study on cases of internet restrictions in Papua because the research specifically examines cases in Papua. The primary data in this study were obtained through direct interviews. The researcher also conducted a review of secondary data for information from legal experts and human rights institutions when responding to internet restrictions or from court decisions. Research confirms five forms or dimensions of power over society: Control through Coercion or Threats (Coercion) which can be exercised through policing or military force, Control of economic elements, Control of decision-making processes, or political power, Control of definition and access to knowledge, beliefs, and values, or ideological strengths; and Control of human attention and life time, or distraction power. Internet restrictions violate the human rights of the Papuan people because they harm the rights of the Papuan people."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jerry Thomas
"Tesis ini bertujuan untuk mengetahui konsep ujaran kebencian yang berkaitan erat dengan hak asasi manusia dalam kebebasan berpendapat. Ujaran kebencian adalah kegiatan kriminal yang ditargetkan, biasanya dimotivasi oleh prasangka berdasarkan pada karakteristik pribadi yang dirasakan para korban. Ujaran kebencian ini adalah masalah HAM yang dilematis, dimana di satu sisi menyampaikan pendapat merupakan suatu HAM yang patut dilindungi, dan di sisi lain kebebasan tersebut berpotensi menyebabkan ujaran kebencian. Kemajuan teknologi kemudian memberi kontribusi besar dalam terjadinya ujaran kebencian yang dilakukan melalui media sosial. Penelitian dalam tesis ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan perolehan data secara khusus dari peraturan perundang-undangan nasional, perjanjian-perjanjian internasional, putusan pengadilan, literatur-literatur hukum terkait, dan data-data dari wawancara terhadap para praktisi yang sudah pernah berurusan dengan perbuatan ujaran kebencian ini. Data-data yang diperoleh akan dideskripsikan dan dianalisis secara mendalam dan diuraikan secara sistematis. Hasil penelitian dalam tesis ini menunjukkan bahwa peraturan perundang-undangan yang ada masih bersifat karet dimana para penegak hukum masih mengalami kendala yang berarti dalam penanggulangan ujaran kebencian. Ujaran kebencian memiliki unsur yang berhubungan erat dengan hasutan kebencian kepada para pendengarnya dan kerentanan seseorang atau suatu kelompok minoritas yang dijadikan target dari kebencian itu. Tesis ini juga merekomendasikan pemerintah agar dapat mempertimbangkan untuk melakukan regulasi khusus terhadap perbuatan ujaran kebencian. Dengan demikian, kriminalisasi terhadap ujaran kebencian dapat membantu para penegak hukum untuk melakukan penegakan hukum yang efektif dan sesuai dengan koridor hukum.

This thesis aims to know the concept of hate speech that is closely related to human rights in freedom of expression. Hate speech is a targeted criminal activity, usually motivated by prejudice based on the personal characteristics felt by victims. This hate speech is a dilemmatic human rights issue, which on the one hand conveys opinion as a human right to be protected, and on the other hand it has the potential to cause hate speech. Technological advances then contribute greatly to the occurrence of hate speech through social media. The research in this thesis uses qualitative research methods with the acquisition of data specifically from national legislation, international agreements, court decisions, related legal literature, and data from interviews of practitioners who have previously dealt with this hate speech. The data obtained will be described and analyzed in depth and described systematically. The results of the research in this thesis indicate that the existing legislation is still uncertain where law enforcers still experience significant obstacles in overcoming hate speech. Hate speech has elements that are closely related to incitement of hatred to the audience and the vulnerability of a person or a minority group targeted by that hatred. This thesis also recommends the government to consider doing special regulation on hate speech. Thus, criminalization of hate speech can assist law enforcement to enforce effective laws and in accordance with legal corridors."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T52207
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library