Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cats, Jacob
Amsterdam: Bigot & Van Rossum N. V., [date of publication not identified]
BLD 839.33 CAT g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Vredenbregt, Jacob, redactor
Amsterdam : Nijgh & Van Ditmar , 1996
BLD 839.313 6 VRE i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Broeckaert, Karel
Antwerpen De Sikkel 1922
839.34 Bro b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Broeckaert, Karel
Antwerpen De Sikkel 1922
839.34 Bro b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Pattiasina, Amalinda Elisabeth
"The poetry collection, called Serenade, represents one of Jan Jacob Slauerhoff's works which clearly expresses his innermost. His feelings of isolation from society, are expressed in the poems collected in this collection The main thing we can observe here is his desire for freedom and well-being which according to Slauerhoff could only be found in nature, death and primarily in his poems, which was expressed as such: Alleen in mijn gedichten kan ik wonen. This desire is caused by his reluctance to follow the way which is demanded by society. Until in his life he felt only loss of hope and futility. He also felt himself condemned, therefore he admitted to be counted in the group of poets poetes maudit. He has named this collection Serenade as if the poems represent song that he adressed to a lady idol he could never own: Happiness."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maerlant, Jacob van
Amsterdam: EM. Querido's Uitgeverij B.V, 1989
BLD 839.31 MAE b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Couperus, Louis, 1863-1923
Amsterdam: L. J. Veen, [date of publication not identified]
BLD 839.36 COU we
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Couperus, Louis, 1863-1923
Amsterdam : L. J. Veen,
BLD 839.36 COU we
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Theresia Puspayanti
"ABSTRAK. Skripsi mengetengahkan proses kedewasaan yang secara tersirat diperlihatkan oleh lima dongeng yang saya pilih, yaitu Aschenputtel, Bruederchen and Schwesterchen, Der Froschkoenig oder der eiserne Heinrich, dornroeschen, dan Schneewittchen. Proses ini baru terungkap setelah to_koh dan kejadian dalam dongeng melewati analisis simbolik. Untuk keperluan itu digunakan metode deskriptif dengan pen_dekatan psikologis. Skripsi memaparkan dongeng secara global meliputi batasan, ciri-ciri, dan fungsi dongeng dengan pe-nekanan fungsi psikologis, konsepsi Carl Gustav Jung mengenai proses kedewasaan yang disebutnya sebagai Individuasi, pengertian simbolisme, dan simbol-simbol yang dapat digali dari kelima dongeng tersebut. Individuasi adalah proses pengembangan dan realisasi diri menjadi individu sebagai pribadi yang utuh dan matang. Berhasil merealisasikan diri berarti berhasil menerima dan memadukan semua aspek dalam dirinya, negatif maupun positif, sadar maupun tak sadar. Pencapaian kedewasaan dalam lima dongeng disimbolkan dengan keberhasilan tokoh utama menjadi raja. menjadi raja berarti berhasil membina keharmonisan dengan diri, sesama, alam sekitar dan keagungan kuasa Sang Pencipta. Selain itu, juga ditunjukkan oleh kebahagiaan menempuh hidup perkawinan. Skripsi ditutup dengan kesimpulan bahwa simbolisme me_ngenai kedewasaan dalam dongeng erat kaitannya dengan fungsi psikologis dongeng bagi penemuan identitas diri dan pengem_bangan kualitas kemanusiaan seorang individu sebagai seorang pribadi yang utuh dan matang."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S14812
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ita Anggun Bareka
"ABSTRAK
Abad ke-17 di Batavia merupakan sebuah panggung tempat para wanita Eropa elite untuk menunjukan status sosialnya di masyarakat dengan menggunakan simbol-simbol kemewahan. Hal tersebut dimulai ketika para wanita Eropa bermigrasi ke tanah koloni dan menempatkan diri sebagai kaum terhormat di Batavia. Dengan memanfaatkan kekayaan sang suami yang memiliki kedudukan tinggi di VOC, mereka tampil ke depan publik dengan tidak hanya menggunakan simbol-simbol Eropa tetapi juga simbol status sosial timur. Hal tersebut tercermin dalam beberapa lukisan yang dibuat pada abad ke-17, yaitu lukisan potret karya Jacob Coeman dan Albert Cuijp, dalam analisis lukisan tersebut ditemukan beberapa simbol status sosial timur pada wanita elite Eropa yaitu kepemilikan budak,penggunaan payung dan kotak sirih.

ABSTRACT
In the 17th century, Batavia was a place where the European elite women showed off their social status in the society by using the symbols of luxury. The case began when European women immigrated to the land of colony and placed theirself as the nobility in Batavia. By using the wealth of their spouse who had high position in VOC, they appeared to the public not only use the European status symbols but also with the symbols of status of Asian status. This is reflected in some of paintings made in the 17 century, such as the painting portrait by Jacob Coeman and Albert Cuijp. The analysis found some symbols of social status of European elite women are slave ownership, the use of parasol and betel box."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library