Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 72 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agah Gumelar
"Tahap awal program busway adalah pembangunan koridor Blok M- Kota. Tahap selanjutnya adalah pembangunan koridor Pulogadung-Monas dan Kalideres-Monas. Dalam peraneangan koridor brfsway, Medan Merdeka Barat akan menjadi pusat transit dari ketiga koridor tersebut. Dengan demikian diperlukan perancangan transit bis Transjakarta terpadu untuk mengakomodir kebutuhan transfer lintas koridor.
Terdapat tiga altematif model transit bis Transjakarta terpadu yaitu model satu jalur dengan server tunggal, model dua jalur dengan multi server, dan model dua jalur dengan server tunggal. Penentuan model optimal dilakukan dengan menggunakan simulasi ProModel dalam tiga tahap eksperimen yaitu eksperimen penentuan jumlah jalur busway dengan parameter waktu blocking, eksperimen penentuan tipe server dengan parameter waktu operasional penumpang untuk melakukan aktivitas transfer lintas koridor, dan eksperimen penentuan kapasitas server dengan parameter nilai maksimum jumlah penumpang berada di dalam antrian server. Selanjutnya adalah menentukan panjang anlrian penumpang, dimensi server, dan dimensi transit bis Transjakarta terpadu.
Alternatif model yang terpilih adalah model duajalur dengan server tunggal dengan waktu blocking mendekati nol yaitu 0,00292S menit. Panjang antrian penumpang pada halte Pulogadung terpadu sebanyak 36 penumpang, halte Kalideres terpadu 34 penumpang, halte Blok M terpadu 26 penumpang, dan halte Kota lerpadu 29 penumpang- Dimensi server 11,173 meter x 5,98 meter. Dimensi transit bis Transjakarta terpadu 50,52 meter x 14,96 meter.

The first busway program is the construction of Blok M-Kota corridor. The next phase are the construction of Pulogadung-Monas and Kalideres-Monas corridors. In this design, Medan Merdeka Barat will become a transit centre from those three corridors and the integrated transit of Transjakarta Bus will be used to transferring the passengers from one corridor to the others.
There are three alternative models for this integrated bus transit. First is single line single server, second is double line multi server, and the last one is double line single server. ProModel is the software to determine the optimal model for the transit. The are three phase of experiments in ProModel. First, define the number of busway path with blocking time parameter, then with operational time of the transfer activity, the server type can be choosed. The last experiment is setting up the sewer capacity which can he decided with maximum quantity of passenger in server queue. After those experiments, the length of pessenger queue, server dimension, and the bus transit dimension can be defined.
Based on the simulation, the optimal model is double line single server with blocking time 0,002925 minutes, with the length of passenger queue at Pulogadung bus shelter is 36 passengers, 34 passengers at Kalideres, 26 passengers at Blok M, and 29 passenger at Kota bus shelter. The area ofthe server is 11.173 x 5.98 meters. After the data analysis, the entire area of integrated Transjakarta bus transit is 50.52 x 14.96 meters.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S50243
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annury Citra Seruni
"Industri ritel merupakan Salah satu jenis usaha dengan tingkat kompetisi yang tinggi. Kemampuan bisnis ini untuk tetap berlahan sangat bergantung pada kemampuannya dalam memahami konsumen. Contoh aplikasi yang paling banyak dilakukan pada bidang supermarket dalam memahami konsumen adalah teknik mix merchandise.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasikan produk-produk apa saja yang saling berasosiasi dan dapat digabungkan dalam kelompok mix merchandise yang sama dengan menggunakan teknik marker basket analysis.
Algoritma yang dipilih dari keseluruhan proses data mining adalah algoritma Apriori. Perhitungan asosiasi dari produk dilakukan dengan menggunakan software WEKA (Waikato Environemt for Knowledge Analysis). Dari 5 aturan asosiasi kategori dan 14 aluran asosiasi sub-kategori yang didapatkan, kemudian diinterpretasikan dalam bentuk corgfidence dan suppert untuk menjadi pertimbangan dalam penyusunan tata letak produk."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S50250
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vianey Rinto Ariwibowo
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S50180
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
AG Eko Purnomo
"Persaingan dalam dunia industri saat ini sangat ketat. Banyak strategi yang dilakukan oleh perusahaan supaya dapat eksis di dunia industri. Salah satu strategi yang diterapkan perusahaan untuk meningkatkan keuntungan adalah dengan menumnkan biaya produksi. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan biaya produksi adalah mengoptimalkan lini produksi yang ada di perusahaan. PT. HP adalah contoh perusahaan yang berusaha menurunkan biaya produksi untuk meningkatkan daya saing produk mereka di pasar. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan hasil yang optimal dari lini produksi di PT HP dengan menyeimbangkan beban kerja di stasiun kerja. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode pemodelan sistem untuk mengetahui pengaruh beberapa alternatif perubahan terhadap keluaran produksi PT.HP. Keluaran hasil simulasi kemudian dibandingkan untuk mengetahui alternatif perubahan yang peningkatan kapasitas produksinya paling tinggi. Hasil simulasi model menunjukkan bahwa dengan menyeimbangkan beban kerja di stasiun kerja dapat meningkatkan kapasitas produksi PT. HP. Dalam penelitian ini juga dapat dilihat bahwa dengan mengurangi antrian dan meningkatkan utilisasi stasiun kerja dapat meningkatkan keluaran produksi lebih dari 50%.

Competition in the world of industry very tight in this time. Therefore many strategy conducted by company to keep their existence in industrial world including strategy to increasr profit is by decreasing production cost. On of the way to decrease production cost is optimalize production line in company. PT. HP is company example trying to decrease production cost to increase their product competitiveness in market. This research aims to get an optimal production line PT. HP by balancing work load in workstation. In this research we use system modelling method to understand the alternatives in the output PT. HP production. Output of simulation result then compared to know change alternative which procedure highest production capacity. Result of model simulation indicate that by balancing work load in work station can increase production capacity PT. HP. In this research also can be seen that by decreasing queue and improve workstation utilization can increase output of production more than 50%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S50226
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York: McGraw-Hill, 1992
R 658.5 MAY
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Miller, David M.
Singapore: John Wiley & Sons, 1990
658.403 4 MIL i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Muni, Harry W.
Englewood Cliffs, N.J.: Prentice-Hall, 1973
658.5 MUN i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hicks, Philip E.
New York: McGraw-Hill, 1994
658.5 HIC i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sharma, H. D.
New Delhi : IBH Publishing, 1988
658.54 SHA t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mirsa Diah Novianti
"Industri kecil merupakan kegiatan ekonomi yang mendominasi struktur perekonomian Indonesia. Sektor ini memiliki peran yang strategis, baik secara ekonomi maupun sosial politis. Namun dibalik peran positifnya, masih banyak kelemahan struktual yang menghimpit industri kecil ini, sehingga diperlukan upaya pengembangan agar industri kecil dapat memperoleh kepastian berusaha untuk menyambung hidupnya.
lndustri konveksi merupakan salah satu industri kecil dominan di Kota Depok yang tumbuh dan berkembang secara turun-temurun serta telah banyak mengalami kemajuan. Namun, masih terdapat permasalahan fundamental yang harus diidentifikasi dan dipecahkan, sehingga diperlukan perhatian dan pemikiran yang lebih serius. Pemda Depok telah mencanangkan empat alternatif untuk mengembangkan industri konveksi yaitu peningkatan kemampuan produksi, peningkatan mutu produk, peningkatan aspek pemasaran dan peningkatan hubungan kemitraan. Karena keterbatasan dana, waktu dan sumber daya, maka seluruh alternatif tidak dapat dikembangkan secara bersamaan, sehingga perlu diprioritaskan altematif mana yang akan terlebih dahulu harus dikembangkan. Dari hasil Analytic Hierarchy Process, didapatkan bahwa alternatif yang menjadi prioritas adalah peningkatan aspek pemasaran. Dalam upaya menindaklanjuti keputusan tersebut, maka dibuat perencanaan strategis dengan menggunakan matriks APFM (Action Planning for Failure Modes).
Untuk mendapatkan pola perbaikan kinerja yang kontinu, diperlukan suatu indikator kinmja, yakni dengan penetapan Key Performance Indicator (KPD). Penetapan KPI dapat dijadikan panduan dalam memonitor perkembangan dan perbaikan secara kontinu serta secara efektif mengendalikan manajemen operasional dan mengatur visi strategis. Berdasarkan KPI yang telah ditetapkan, peran dari pihak terkait, yang terdiri atas Pemerintah, stakeholders, peneliti dan akademis yang bergerak dalam bidang pengembangan industri kecil, akan membina dan memonitor industri konveksi dalam tiga fase pengembangan sehingga industri konveksi dapat bersaing.

Small lndustry has been an economic activity that dominates economical structure in indonesia. This sector has strategic role either economically, socially or politically. Beyond its positive roles, there are many structural weaknesses that obstruct small industries. Development efforts are needed, so that small industries can gain assurance to do the utmost in living their lives.
Garment industry has been one of small dominant industries in Depok that grows and develops hierarchy after having so much improvement. Nevertheless, there are still fundamental issues which needed identification and solution, and that requires more serious attention and thoughts. Local Govemment, Depok itself; has established four alternatives to develop garment industry. There are production capability improvement, product quality improvement, marketing aspect improvement and partnership improvement. Because of time, fund and resources limitation, all altematives can not be developed at the same time. We need to make a priority of which alternative must be develop lirst. From Analytic Hierarchy Process result, we got a conclusion that marketing aspect improvement would be the prior altemative. In order to follow up the decision, strategic planning was made by using Action Planning for Failure Modes Matrix.
To gain a continuous pattern of performance improvement, it requires one performance indicator which is suitable to Key Performance Indicator determination. Key Performance indicator determination can be a guidance to monitor a continuous development and improvement. It can also control operational management effectively and arrange the strategic side. Based on KPI determination, SMEs support group role, including the govemment, practitioners in SMEs, and researchers and academics in the area of entrepreneurship and small business development, will develop and monitor garment industry in three development phase, so that garment industry being competitive."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16911
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>