Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Salman Rashid
Lahore: Sang-E-Meel Publications, 2005
R 954.9142 RAS s
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
cover
Kharis Kurnia
"Penelitian ini bertujuan menganalisis dinamika Confidence Building Measures (CBMs) terhadap proliferasi senjata nuklir antara India dan Pakistan. Penelitian dilakukan dengan mengidentifikasi karakteristik CBMs dalam keterkaitannya dengan proliferasi senjata nuklir. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian ini menemukan faktor aplikasi CBMs dari segi kepatuhan hukum tidak terpenuhi secara maksimal sehingga mekanisme pengendalian senjata dan perlucutan senjata dalam proliferasi senjata nuklir antara India dan Pakistan tidak berjalan dengan baik.

This study aims to analyse the dynamic of Confidence Building Measures (CBMs) against the nuclear arms proliferation between India and Pakistan. The research is made through identification of CBMs characteristic in its relation with the nuclear arms proliferation. This research uses qualitative method with descriptive design. The result of this research finds that there is a factor in the CBMs application from the legal compliance point of view which is not fulfilled in maximum, hence the control mechanism and disarmament in the nuclear arms proliferation between India and Pakistan does not work properly.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T53235
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akio Alfiano Tamala
"Pada bulan Mei 1998, India melakukan uji coba nuklirnya yang kemudian diikuti dengan uji coba yang sama oleh Pakistan pada Juni 1998. Terjadinya uji coba nuklir tersebut, tidak terlepas dan konflik yang berkepanjangan antara India dan Pakistan, sejak pembagian kedua negara tersebut sehingga menjadi dua negara merdeka pada tahun 1947. Uji coba nuklir ini merupakan suatu perwujudan penggentaran dari masing-masing pihak terhadap lawan, dalam upayanya untuk menghindari serangan nuklir lawan.
Dalam pembahasan tesis ini, akan dikemukakan tiga faktor utama yang dianggap mempengaruhi terjadinya uji coba nuklir tersebut. Pertama, adanya konflik primordial yang merupakan latar belakang atau akar konflik antara India dan Pakistan. Kedua, adanya rasa keterancaman Pakistan dari India, karena kepemilikan nuklirnya, yang sebenamya hal tersebut ditujukan untuk menangkal nuklir Cina. Rasa keterancaman tersebut, memotivasi Pakistan untuk mengembangkan nuklirnya juga. Ketiga, adanya persaingan India dan Cina dalam kepemilikan nuklir yang timbul karena adanya rasa keterancaman India dari Cina terutama dalam kemampuan nuklirnya.
Pokok permasalahan yang akan dibahas dalam tesis ini adalah pertama, bagaimana konflik primordial antara India dan Pakistan memotivasi kedua negara untuk mengembangkan nuklir, hingga terjadinya uji coba nuklir taun 1998?; Kedua, bagaimana konflik yang belum terselesaikan antara India dan Pakistan, mempengaruhi ketegangan baru antara kedua negara yang diwujudkan dalam uji coba nuklir?; Ketiga, bagaimanakah persaingan antara India dan Cina dalam kepemilikan nuklir mengakibatkan terjadinya uji coba nuklir India - Pakistan di tahun 1998?
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimana sampai terjadinya uji coba nuklir India - Pakistan pada tahun 1998, terutama menyangkut faktor-faktor yang menyebabkan uji coba tersebut. Kerangka pemikiran yang digunakan untuk membahas masalah tersebut, adalah pemikiran Thomas Donaldson dan Thomas Schelling mengenai penggentaran nuklir, serta pemikiran dari Clifford Geertz mengenai primordial.Metode penelitian tesis ini bersifat deskriptif analistis dengan menggunakan metode penelitian kepustakaan.
Pada bagian akhir penulisan diuraikan kesimpulan yang dihasilkan, yang memperlihatkan temuan-temuan yang diperoleh dari analisis-analisis yang dilakukan pada bab-bab sebelumnya."
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Impiani
"ABSTRAK
Kajian ini menganalisis eskalasi konflik militer yang terjadi antara India dan Pakistan
pada periode setelah perjanjian damai Deklarasi Lahore 1999. Setelah beberapa kali
terlibat perang besar, konflik militer di antara kedua negara ini terus berlangsung hingga
hari ini. Kajian terdahulu perihal konflik India-Pakistan hanya membahas perihal
penyebab konflik ini terjadi dan upaya penyelesaian konflik yang terbagi ke dalam tiga
sudut pandang besar yaitu keamanan, politik domestik dan ekonomi-politik, tetapi
belum ada yang menjelaskan bagaimana konflik ini nampaknya tetap bertahan. Dengan
menggunakan perspektif dilema keamanan sebagai kerangka analisis dan metode
penelitian causal-process tracing, kajian ini menunjukkan bahwa tindakan peningkatan
sistem pertahanan dan mengeluarkan kebijakan yang ofensif adalah pemicu kedua
negara terus terlibat dalam konflik militer. Analisis kajian ini juga menunjukkan
perjanjian damai Deklarasi Lahore 1999 tidak dapat menghentikan konflik militer dan
permusuhan antara keduanya, karena India dan Pakistan saling melihat perilaku satu
sama lain seperti pembangunan kekuatan pertahanan dan pengembangan nuklir sebagai
ancaman sehingga keduanya selalu berada dalam situasi dilema keamanan.

ABSTRACT
This study analyses the military conflict escalation between India and Pakistan in the
period after 1999 Lahore Declaration. After several major wars, military conflicts
between the two countries continued to this day. Previous studies on the India-Pakistan
conflict only discussed the causes of this conflict and efforts to resolve conflicts. The
studies are divided into three major perspectives, namely; security, domestic politics,
and political economy, but none has explained how this military conflict is relatively
lasting. By using security dilema as an analytical framework and causal-process
tracing on research method, this study shows that actions to improve the defense system
and an offensive policy are the triggers for the two countries to continue to be involved
in military conflicts. The analysis of this study also shows that the Lahore Declaration
1999 cannot stop military conflict and hostility between India and Pakistan, because
they see each other's behaviors-such as the development of military defense capability
and nuclear weaponry development-as threats so that they are always remains in the
security dilema situation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ngantung, Olgha
"Konsep disaster diplomacy pertama kali digunakan untuk melihat pengaruh bencana gempa bumi 1999 terhadap proses perdamaian konflik Turki-Yunani. Kashmir sebagai wilayah sengketa, medan perang, sekaligus daerah rawan bencana di India-Pakistan telah banyak diteliti untuk melihat keterkaitan antara konflik dan bencana. Kemunculan virus SARS-CoV-2 menjadi momentum kembalinya disaster diplomacy India-Pakistan setelah bencana-bencana terdahulu. Namun, penolakan India terhadap bantuan COVID-19 dari Pakistan dan produksi vaksin COVID-19 oleh India untuk para negara tetangga, kecuali Pakistan, merupakan bukti kegagalan disaster diplomacy di antara keduanya. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan gagalnya disaster diplomacy India-Pakistan pada bencana pandemi COVID-19. Melalui konsep Complex Adaptive Systems (CAS) yang dikembangkan oleh Louise K. Comfort, penelitian ini menemukan bahwa penolakan India terhadap bantuan dari Pakistan salah satunya disebabkan oleh hambatan birokrasi pada tingkat pemerintah pusat dan banyaknya bantuan serupa oleh komunitas internasional yang menempatkan pertolongan dari Pakistan sebagai prioritas terakhir. Selain itu, berdasarkan konsep pengambilan keputusan, kegagalan disaster diplomacy India-Pakistan tidak dapat dipisahkan dari faktor non-kebencanaan seperti politik domestik, internasionalisasi konflik Kashmir, dan hubungan India-Pakistan yang kian terpuruk akibat konflik bersenjata dan berbagai serangan terorisme.

The concept of disaster diplomacy was first used to analyze the impact of the 1999 earthquake on the peace process of Greek-Turkey conflict. Kashmir as a disputed area, battlefield, as well as a disaster-prone area in India-Pakistan has been widely studied to see the nexus between disaster and conflict. The emergence of the SARS-CoV-2 virus has become a momentum for the return of India-Pakistan’s disaster diplomacy after previous disasters. However, India's refusal of Pakistan's COVID-19 aid and India's production of COVID-19 vaccines for neighboring countries, except for Pakistan, is an evidance of the failure of disaster diplomacy between the two sides. This undergraduate thesis aims to analyze the factors that led to the failure of the India-Pakistan’s disaster diplomacy during the COVID-19 pandemic. By using the concept of Complex Adaptive Systems (CAS) developed by Louise K. Comfort, this thesis found that India’s refusal of Pakistan’s aid was partly caused by bureaucratic obstacles at the central government level and the large amount of similar aids by the international communities which placed the help from Pakistan at its last priority. In addition, based on the decision-making concept, the failure of disaster diplomacy between India-Pakistan cannot be separated from non-disaster factors such as domestic politics, internationalization of the Kashmir conflict, and India-Pakistan relations which are lately deterirorating due to armed conflicts and various terrorist attacks."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Jihan Shavira
"Disaster diplomacy merupakan salah satu jenis diplomasi baru yang berkembang pesat setelah Turki dan Yunani mengalami perbaikan hubungan akibat pemberian bantuan kepada satu sama lain ketika terjadi gempa pada 1999. Akan tetapi, implementasi disaster diplomacy tidak selalu berjalan mulus, seperti yang terjadi pada kasus India-Pakistan ketika gempa bumi 2005 terjadi. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis resistensi pada implementasi disaster diplomacy melalui studi kasus pemberian bantuan oleh India kepada Pakistan ketika gempa bumi 2005 terjadi. Dalam melakukan analisis, penulis menggunakan teori Complex Adaptive System (CAS) untuk menganalisis aspek kebencanaan dan beberapa faktor lainnya sebagai aspek non-kebencaan. Penulis menggunakan metode kualitatif dengan teknik studi literatur dan wawancara dalam mengumpulkan data. Berdasakan analisis yang dilakukan, penulis menemukan setidaknya 9 penyebab resistensi disaster diplomacy India-Pakistan pada gempa bumi 2005. Salah satunya adalah tren hubungan kedua negara yang dipenuhi rasa curiga dan prasangka. Penulis juga membuktikan bahwa resistensi pada aspek kebencanaan terjadi dikarenakan aspek non-kebencanaan.

Disaster diplomacy is a new type of diplomacy that developed rapidly after Turkey and Greece rapprochement due to providing assistance to one another when the earthquake occurred in 1999. However, the implementation of disaster diplomacy did not always run smoothly, as happened in the case of India-Pakistan during 2005 earthquake. This paper aims to analyze the resistance on the implementation of disaster diplomacy through the case of relief assistance provided by India to Pakistan when the earthquake hit in 2005. In conducting the analysis, the writer uses Complex Adaptive System theory to analyze the disaster aspects and several other factors of non-disaster aspects. The author uses qualitative method and literature review as well as interview to collect data. Based on the analysis conducted using the framework, the author found at least 9 causes of resistance on the implementation of India-Pakistan disaster diplomacy during 2005 earthquake. One of them is the relations between the two countries filled with suspicion and prejudice. The author also proves that resistances to the disaster aspect occur due to the non-disaster aspect."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grandy Dorodjatun Wahyu Maestro
"Skripsi ini menjelaskan mengenai bagaimana sebuah friksi dapat terjadi di dalam setiap pertemuan dua maupun lebih pihak yang bekerjasama dalam suatu rangkaian kerjasama. Sebuah friksi terjadi karena adanya implikasi dari suatu kesepakatan dalam sebuah kerjasama yang mana friksi tersebut bersifat mengekang di dalam kerjasama tersebut. China, India, dan Pakistan pada kebijakan luar negerinya sama-sama melakukan kerjasama di dalam sebuah proyek infrastruktur ekonomi global bernama Belt and Road Initiative (BRI). BRI merupakan sebuah kerjasama yang diusung pertama kali oleh China pada tahun 2013 di bawah pemerintahan Xi Jinping. Pada pelaksanaannya, proyek BRI banyak menemukan friksi-friksi yang terjadi di dalamnya, terutama pada ranah kerjasama antara China dengan India dan China dengan Pakistan di dalam koridor ekonomi BRI masing-masing. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kepustakaan sebagai penunjang data-data di dalam skripsi ini. Penulis menemukan bahwa terjadinya friksi di dalam sebuah kerjasama antarnegara merupakan sebuah hal yang sering terjadi, terutama pada negara yang sedang mengalami konflik. Pada penemuannya, penulis juga menemukan bahwa terjalin sebuah solusi atas friksi yang terjadi di dalam kerjasama BRI antara China dan Pakistan sehingga melanggengkan kerekatan kerjasama kedua negara tersebut, sedangkan friksi yang terjadi pada kerjasama BRI antara China dan India justru tidak menemukan solusinya sehingga membuat kerekatan kerjasama kedua negara tersebut menjadi semakin renggang.

This thesis explains how a friction can occur in every meeting of two or more parties who work together in a series of cooperation. A friction occurs because of the implications of an agreement in a cooperation where the friction is restrictive in the cooperation. China, India, and Pakistan in their foreign policies are both cooperating in a global economic infrastructure project called the Belt and Road Initiative (BRI). BRI is a collaboration that was first promoted by China in 2013 under Xi Jinping era. In its implementation, the BRI project found many frictions that occurred in it, especially in the realm of cooperation between China-India and China-Pakistan within the respective BRI economic corridors. In this study, the author uses the library method as supporting the data in the completion of this thesis. The author finds that the occurrence of friction in a cooperation between countries is something that often happens, especially in countries that are experiencing conflict. In his findings, the author also found that there is a solution to the friction that occurred in the BRI cooperation between China and Pakistan so as to perpetuate the closeness of the cooperation between the two countries, while the friction that occurred in the BRI cooperation between China and India did not find a solution, thus creating a closer cooperation between the two countries. the country is becoming more and more tenuous."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>