Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Rizky Perdana Fahmi Putra
"Dalam sebuah kapal atau platform yang akan ditutuh setidaknya dapat menampung ballast water hingga 3500 ton, kemudian lumpur minyak dan limbah minyak lain nya dapat mencapai 5 ton (Yan, 2018). Jika limbah tersebut dilepas begitu saja ke perairan sekitarnya akan sangat membahayakan seluruh ekosistem. Dampak lingkungan hidup akan sangat berakibat fatal bagi manusia itu sendiri akibat kegiatan atau pekerjaan yang tidak dapat dikendalikan dari aspek lingkungan hidup. Air yang kita konsumsi sehari-hari juga berasal dari tanah yang sangat berpotensi menjadi aspek paling terdampak akibat kegiatan penutuhan kapal yang tidak dikendalikan. Beberapa material yang umumnya terkandung dalam kapal seperti asbestos, PCB, solid foam dan lain sebagainya memiliki dampak tersendiri terhadap proses penutuhan. Resiko kesehatan kerja pada galangan penutuhan kapal dilihat sangat mengancam pekerja sehingga penerapan terkait standar kesehatan dan keselamatan pekerja sangat perlu dipelajari dan diterapkan bagi seluruh lingkungan galangan penutuhan kapal di seluruh dunia (Yan, 2018).

In a ship or platform that will be used at least it can accommodate up to 3500 tons of ballast water, then oil sludge and other oil waste can reach 5 tons (Yan, 2018). If the waste is just released into the surrounding waters, it will be very dangerous for the entire ecosystem. Environmental impacts will be very fatal for humans themselves due to activities or work that cannot be controlled from environmental aspects. The water we consume daily also comes from the ground, which has the potential to be the most affected aspect due to uncontrolled shipping activities. Some materials that are generally contained in ships such as asbestos, PCB, solid foam, and so on have their impact on the filling process. Occupational health risks in shipyards are seen as very threatening to workers so the application of health and safety standards for workers needs to be studied and applied to all shipyards worldwide (Yan, 2018)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Josafat Anhar
"ABSTRAK
Penutuhan kapal adalah kegiatan pembongkaran sebagian atau selutuh kapal yang dilaksanakan di fasilitas penutuhan kapal yang bertujuan untuk memperoleh kembali komponen dan material kapal yang dapat diproses serta digunakan kembali, seraya menangani limbah yang ada untuk diproses di fasilitas yang berbeda. Proses penutuhn kapal adalah kegiatan yang tergolong berbahaya dan memiliki dampak pencemaran lingkungan yang tinggi, jika dilakukan secara tidak tepat serta tidak mengikuti peraturan yang berlaku. Oleh karena itu, penting bagi kapal-kapal tua untuk didaur ulang dengan proses yang ramah lingkungan serta memperhatikan keselamatan pekerja mereka. Ini dapat dicapai jika penutuhan kapal memiliki peraturan yang jelas dan mengatur keseluruhan baik dalam hal pelaksanaan pelatihan, tenaga kerja, dan penanganan bahan berbahaya. Studi ini akan membandingkan dan meninjau peraturan terkait persyaratan kapal di Indonesia dengan peraturan daur ulang kapal internasional, khususnya Konvensi Hongkong.

Ship recycling is a activity of partial or complete dismantling of a ship at a ships recycling facility which aims to recover components and materials of ships that can be reprocessing and re-use, while handling existing waste for processing in different facilities. The process of ship recycling is an activity that is classified as dangerous and has a high impact of environmental pollution, if done improperly and does not follow applicable regulations. Therefore, it is important for old ships to be recycled with an environmentally friendly process and pay attention to the safety of their workers. This can be achieved if this industry have clear regulations and regulate the whole both in terms of the implementation of their training, workforce, and control of hazardous materials. This reseacrh will compare and review regulations related to ship requirements in Indonesia against international ship recycling regulations, especially Hongkong Convention."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edwin Bastian
"Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia menggunakan kapal sebagai sarana transportasi utama dalam pengangkutan maupun pengiriman barang dari pulau ke pulau. Secara otomatis kapal sebagai sarana transportasi utama akan tumbuh seiring bertambahnya waktu. Berdasarkan INSA, jumlah armada kapal di Indonesia meningkat sejak berlakunya asas cabotage pada tahun 2005. Dengan begitu banyak kapal yang berusia lebih dari 25 tahun sehingga untuk kapal-kapal yang sudah lebih dari umur tersebut menjadi tidak ekonomis. Salah satu cara untuk membuat kapal yang sudah tua memiliki nilai ekonomis yaitu dengan dilakukannya proses recycling atau daur ulang dengan mengambil dan mengolah kembali material kapal tersebut. Tetapi pada proses recycling salah satu aspek yang perlu diperhatikan yaitu aspek lingkungan hidup sebagaimana yang telah diatur International Maritime Organization’s HongKong Convention. Oleh karena itu, penting untuk limbah-limbah yang dihasilkan suatu kapal diproses dengan ramah lingkungan. Hal tersebut dapat tercapai jika industri pengolahan limbah mengikuti regulasi yang ada dan terintegrasi satu sama lain dengan galangan ship recycling. Penelitian ini akan mengidentifikasi industri pengolahan limbah di Indonesia dan menentukan lokasi yang layak menjadi kawasan ship recycling terintegrasi.

As the world largest archipelago state, Indonesia uses ships as the main means of transportation for delivering goods between the islands. Therefore the ship fleet grow significantly over time. According to Indonesian National Ship-owners Association (INSA), the amount of the Indonesian flagged ships keep on increasing since the implementation of Cabotage principle in 2006. But there are many ships over 25 years old, which are uneconomical to be operated and sooner or later need to be replaced by the new or younger ones. A way to make use of old ships are by sending them to the ship recycling yards, so that the ship parts and components can be reprocessed and reused. However, in the recycling process one aspect that needs attention is its negative aspects to the environment as regulated by the International Maritime Organization’s Hong Kong International Convention for the Safe and Environmentally Sound Recycling of Ships. Therefore identification of available and suitable waste treatment facilities as required by the convention is very important, in order the ship recycling process is considered comply with the convention’s regulation. The research will identify the type and capacity of waste treatment facility including its location which will suit the proposed integrated green ship recycling estate comply to the Hong Kong Convention."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yose Satyanegara
"Galangan Penutuhan Kapal di Indonesia merupakan industri yang dapat berpotensi menutupi kekurangan scrap baja di dalam negeri serta mengurangi kapal-kapal yang sudah berusia tua dan mulai tidak ekonomis lagi. Namun secara aktual, kondisi galangan penutuhan di Indonesia belum sesuai dengan standar penerapan Green Ship Recycling yang menjadi standar internasional untuk suatu fasilitas penutuhan. Minimnya penerapan pedoman Green Ship Recycling pada Galangan Penutuhan Kapal di Indonesia, mendorong penulis untuk melakukan peninjauan karena belum adanya galangan penutuhan kapal yang berhasil mendapatkan Green Ship Recycling Certification yang artinya belum maksimal dalam menerapkan standar-standar peraturan Internasional khususnya Hong Kong Convention dan International Labor Organization. Penerapan Green Ship Recycling pada galangan penutuhan di Indonesia juga akan membuka potensi penutuhan untuk kapal asing. Dari hasil tinjauan yang akan dilakukan penulis, maka akan dirancang suatu pedoman Standard Operational Procedure (SOP) yang diharapkan akan diterapkan galangan penutuhan kapal di Indonesia. Maka dari itu, penulis memilih topik tersebut untuk dijadikan penelitian skripsi “Perancangan Standard Operational Procedure (SOP) dalam Penerapan Green Ship Recycling pada Fasilitas dan Pelaksanaan K3 Industri Penutuhan Kapal di Indonesia”. Metode yang digunakan untuk melakukan peninjauan antara lain metode studi literatur pada pedoman Green Ship Recycling dan Kualitatif pada kondisi aktual kelengkapan fasilitas dan pelaksanaan K3 galangan penutuhan di Indonesia dalam merancang suatu Standard Operational Procedure (SOP). Metode yang digunakan untuk merancang SOP antara lain yaitu analisis kesenjangan (Gap Analysis)
Ship Recycling Yards are an industry that can potentially cover the shortage of steel scrap in Indonesia and reduce an old-aged ships that starting to become uneconomical. However, in actual fact, the condition of the fulfillment shipyards in Indonesia is not in accordance with the standards for implementing Green Ship Recycling which is the international standard for a filling facility. The lack of implementation of Green Ship Recycling guidelines in Shipyard Shipyards in Indonesia, encourages the author to conduct a review because there are no shipyards that have succeeded in obtaining Green Ship Recycling Certification, which means that they have not been optimal in applying international regulatory standards, especially the Hong Kong Convention and the International Labor Organization. . The implementation of Green Ship Recycling in Indonesian Shipyards will also open the potential for loading for foreign ships. From the results of the review that will be carried out by the author, a Standard Operational Procedure (SOP) guide will be designed which is expected to be applied to shipyards in Indonesia. Therefore, the authors chose this topic to be used as a thesis research "Designing Standard Operational Procedures (SOP) in the Implementation of Green Ship Recycling in Facilities and Implementation of K3 Shipbuilding Industry in Indonesia". The methods used to conduct the review include the literature study method on the Green Ship Recycling and Qualitative guidelines on the actual condition of the completeness of facilities and the implementation of K3 shipyards in Indonesia in designing a Standard Operational Procedure (SOP). The method used to design SOPs includes gap analysis."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library