Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Richardus Handojo Wiwoho
"Salah satu kerajaan terbesar di Indonesia pada masa lampau adalah kerajaan Majapahit. Pada abad XIV, yaitu pa_da masa pemerintahan raja Hayam Wuruk dengan Mahapatihnya Gajah Mada, kerajaan ini telah mencapai puncak kebesaran dan keemasannya. Pada masa itu, daerah pengaruh kerajaan Majapahit meliputi hampir seluruh Nusantara dan bahkan mem_pengaruhi pula negara-negara tetangganya di Asia Tenggara dalam bentuk persahabatan. Kekuasaan dan kebesaran Majapahit pada masa itu, tanpa mengecilkan usaha yang dilakukan para penguasa sebe_lumnya dan HayamWuruk sendiri, adalah hasil perjuangan mahapatihnya, Gajah Mada. Gajah Mada sebagai patih amangkubumi kerajaan mempunyai saham yang sangat besar, dalam tugas_nya selaku tenaga pelaksana pemerintahan dan panglima ter-tinggi angkatan perang kerajaan. Pengaruh Gajah Mada tidak saja dalam masalah politis kerajaan, juga dalam hal-hal lain terlihat.Membicarakan tokoh pemimpin besar adalah suatu hal yang menarik. Apalagi kalau orang itu dalam usahanya mewujudkan ambisi pribadi, dapat mempengaruhi raja serta rakyatnya, dan berhasil pula mengangkat kerajaan ke arah kebesarannya. Tokoh Hayam Wuruk sendiri, juga merupakan persoalan..."
Depok: Universitas Indonesia, 1982
S11613
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Putu Galih Pratiwi
"ABSTRAK
Prasasti Ambětra ialah prasasti yang berasal dari masa Majapahit, tepatnya masa pemerintahan Hayam Wuruk. Penelitian ini membahas mengenai bagaimana isi Prasasti Ambětra dan bagaimana menempatkan prasasti ini di dalam kronologi Pemerintahan Hayam Wuruk. Metode yang digunakan yaitu tiga tahapan dalam arkeologi, diantaranya pengumpulan data, pengolahan data, dan penafsiran data. Prasasti Ambětra hanya memiliki satu unsur pertanggalan, yaitu penyebutan angka tahun 1295 Śaka. Prasasti Ambětra merupakan jenis prasasti keputusan hukum dengan bentuk pendek yang disebut rajāmudra. Hal ini terlihat dari struktur yang lebih singkat jika dibandingkan dengan prasasti Śima pada umumnya dan bahasa yang digunakan pada prasasti adalah bahasa Jawa Pertengahan yang umum digunakan pada masa kejayaan Majapahit. Prasasti Ambětra berisi mengenai pembebasan pajak papasaran dan harik puriḥ kepada desa Ambětra oleh Saŋ  ryya Mahāsenapati dan Saŋ  ryya Satya Witaŗmma. Perintah tersebut merupakan titah dari Paduka Bhaţāra riŋ Wĕńkĕr. Dengan demikian, prasasti Ambětra merupakan prasasti keputusan bebas pajak pada masa pemerintahan raja Hayam Wuruk.

ABSTRACT
Ambětra inscription is an inscription coming from the Majapahit era, precisely during the reign of Hayam Wuruk. This research discusses how the contents of the Ambětra Inscription and how to place it in the chronology of the Hayam Wuruk Government. Three methods that used in this research that are collection, processing, and interpretation data. It has only one dating element, namely the mention of the year 1295 Śaka. Type of this incription is about decision of law with a short form called rajāmudra. This can be seen from the structure that is shorter when compared to the Śima inscription in general and the language used on the inscription is the Middle Javanese language that was commonly used during the heyday of Majapahit. Ambětra inscription contains about free-tax of papasaran and harik puriḥ to Ambětra village by San Aryya Mahasenapati and San Aryya Satya Witarmma. The order is the decree of His Majesty Paduka Bhaţāra riŋ Wĕńkĕr. Thus, the Ambětra inscription is an inscription of tax-free decisions during the reign of king Hayam Wuruk."
2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yebqi Farhan
"Kajian sejarah tentang Surabaya layaknya teka-teki silang, yang beberapa lajur dan kolomnya belum terisi. Hemat Penulis, pembahasan mengenai sejarah Surabaya masih belum seimbang. Dalam artian, sejarah yang menjadi latar belakang serta fokus kajiannya selama ini, mayoritas mengenai sejarah Surabaya pada masa penjajahan dan masa pasca kemerdekaan. Kalaupun ada tulisan tentang Surabaya klasik, umumnya hanya ada pada jurnal jurnal ilmiah yang dapat dibaca oleh kalangan terbatas.
Surabaya, memang memiliki beragam kisah sejarah sekitar Kemerdekaan dan selalu menarik untuk dikaji. Surabaya, sebuah kota besar dengan heroismenya masyarakatnya ini pernah menggemparkan mancanegara, layaklah jika kota ini memiliki julukan "Kota Pahlawan". Oleh karenanya, tulisan ini hadir untuk turut pula menyeimbangkan tulisan-tulisan sekitar Kemerdekaan dengan membahas sejarah Surabaya dari aspek dan dimensi waktu yang berbeda.
Pemilihan judul Surabaya bukan tanpa alasan. Dalam buku ini, kisah-kisah heroik kepahlawanan di Surabaya bukan hanya "berteriak" pada masa pasca kemerdekaan saja, melainkan banyak kisah lain yang turut mendorong terciptanya Kota Surabaya sebagai "Kota Pahlawan".
Penentuan Hari Jadi Kota Surabaya misalnya, adalah mengacu pada kepahlawanan Raden Wijaya (pendiri Majapahit) yang dengan gagah beraninya mengusir tentara Cina dari tlatah Surabaya. Selain itu, Surabaya memiliki sumbangsih besar dalam tegaknya kerajaan-kerajaan di Jawa Timur. Sebab, wilayah yang dulu dikenal dengan nama Hujung Galuh ini merupakan "candi bentar" (gapura atau gerbang) untuk memasuki wilayah Jawa Timur melalui jalur laut.
Atas alasan tersebut, maka sangat perlu membahas peradaban Surabaya di masa klasik. Hadirnya buku ini untuk mengisi kolom teka-teki sejarah Surabaya yang belum terjawab dengan runtut, sehingga masyarakat Surabaya dan seluruh lapisan pecinta sejarah tidak terlalu kabur dalam memandang sejarah Surabaya."
Yogyakarta: Matapadi Pressindo, 2022
959.8 YEB s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmulia Rekso Purnomo
"Skripsi ini membahas bangunan yang tersisa dari Candi Bangkal, yang bertujuan untuk merekonstruksi bentuk utuh candi, latar belakang kegamaan dan melakukan tinjauan kronologi terhadap Candi Bangkal. Metode yang digunakan adalah perbandingan, yaitu dengan cara membanzingkan Candi Bangkal secara arsitektural dengan candi lain yang dianggap sepadan untuk dibandingkan.
Hasil akhir penelitian ini menunjukan bahwa bentuk utuh Candi Bangkal tidak terlalu berbeda dengan pada umumnya candi Hindu yang berasal dari masa Hayam Wuruk, masa keemasan Majapahit.

The Study is Focuses in the remain of the Bangkal Temple (Candi Bangkal), to reconstruct the shape of the tample, recover it's religious back ground and do the chronology outlook. The Methode that being used at this study is analogy, wich is done by compering the temple with another temple that has the same background.
The result of this research indicate that the former shape of Bangkal Temple is not different from the most temple wich is built from the golden ages of Majpahit, when it?s ruled by Hayam Wuruk."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S11961
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library