Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Maulana
"Kota merupakan pusat pendominasian daerah di sekitarnya. Penekanan kehidupan di kota adalah pada sektor perdagangan dan jasa. Masyarakat kota sebagian besar bekerja sebagai pedagang, karyawan atau di sektor lainnya. Untuk menunjang mobilitas masyarakat kota, sangat diperlukan sarana transportasi umum, Sistem transportasi umum di Jakarta yang kurang baik mengakibatkan banyak warga kota enggan bepergian dengan menggunakan kencaraan umum dan lebih senang menggunakan kendaraan pribadi. Akibatnya jalan-jalan di Jakarta sangat padat dan terjadi kemacetan lalu lintas. Pemerintah DKI Jakarta kemudian memberlakukan peraturan yang berusaha mengendalikan pemakaian kendaraan mobil pribadi pada jam-jam tertentu di wilayah jalan tertentu. Diberlakukannya SK Gubernur No. 4104 tahun 2003 tentang penetapan kawasan pengendalian lalu lintas dan kewajiban mengangkut paling sedikit tiga orang penumpang per kendaraan pada ruas-ruas jalan tertentu di Propinsi DKI jakarta, bertujuan untuk mengatur dan mengendalikan kepadatan kendaraan di jalan utama di Jakarta. Pemberlakuan kebijakan tersebut ternyata menimbulkan implikasi negatif bagi sebagian warga kota, salah satunya adalah para pedagang elektronik di Pasar Glodok.
Penelitian ini mencoba menggambarkan perubahan-perubahan perilaku pedagang elektronik di pasar Glodok sebagai akibat pemberlakuan SK Gubernur tersebut, Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan mempertimbangkan bahwa perubahan perilaku yang diteliti - meliputi aspek internal dan eksternal banyak memiliki fenomena yang tidak semua dapat ditangkap melalui metode kuantitatif. Teknik penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih komprehensif mengenai perubahan perilaku pedagang. Penelitian dilakukan kepada informan yang merupakan tokoh dan dianggap pedagang elektronik yang berpengaruh. Pengambilan data primer dilakukan dengan wawancara yang mendalam dengan pengamatan yang cermat serta memperhatikan nada bicara emosi yang tersirat, gerakan dan bahasa visual lainnya yang penting. Perubahan perilaku yang diteliti meliputi aspek perilaku/tindakan nyata (external observable action) dan aspek internal perilaku yang antara lain meliputi pola pikir (kognisi), perasaan/emosi (afeksi), dan motivasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakan pembatasan penumpang yang diberlakukan pada jalan di depan Pasar Glodok telah merubah cara pencapaian menuju tempat berdagang. Waktu buka dan tutup kios-kios toko, jumlah pengunjung dan jumlah pendapatan. Kondisi yang demikian selanjutnya membuat aspek perilaku internal pedagang berubah. Pada aspek pola pikir timbul keyakinan pedagang bahwa kebijakan pemerintah tersebut merugikan. Pada diri pedagang timbul perasaan kecewa. Selain perubahan pada aspek internal pelaku, temyata juga membawa perubahan pada perilaku nyata pedagang. Perubahan yang terjadi adalah: sebanyak 2,6% pedagang sudah mencari bisnis lain di luar berdagang di Pasar Glodok; 1,2% menjual dan 5,9% mengontrakkan kios/tokonya. Selain itu, para pedagang menjadi lebih agresif terhadap pengunjung yang lewat di kios/tokonya.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah bahwa dengan diberlakukan kebijakan pembatasan penumpang, para pedagang di Pasar Glodok telah mengalami perubahan perilaku baik pada aspek internal maupun perubahan pada aspek perilaku nyata.

City is the center of domination of surroundings area. The emphasis of the city life is on commerce and service sectors. The majority of society work as merchants, employee or other sectors. To sustain mobility of the society, public transportation structures needed. The less good of public transportation system in Jakarta impact in reluctance of many people in the city to go by public transportation and prefer to use their own vehicle. It contributes traffic jam in Jakarta. Then the Government of Jakarta affecting the regulation to try to control the use of private vehicle on the specific times in specific area The implementation of Governor's Decision No 4104 year 2003 concerning the determination of traffic control area and the obligation to carry minimum three passengers per vehicle on specific track in the Province of Jakarta, have the objective to arrange and control the density of the vehicle in the primary road in Jakarta. The implementation of the policy has negative implication for half of people in the city, one of them are the electronic merchants in Glodok Market.
This research tries to depict the changes of the electronic merchants in Glodok Market as the result of the implementation of the Governor Decision. This research used qualitative approaches which considered that the studied behavior - encorripassing internal and external aspects - have many phenomenon that could not seen by quantitative method. The technique of this research is expected to give more comprehensive depiction concerning to the changes or merchants behavior. Examination was executed to the informers who are the prominent figure and is concerned as effected merchants. The collection of primary data was done by deep interviews with careful observation and pay attention to accent, unrevealed emotion, motion and other important visual language. The behavioral changes studied encompass real behavior/action (external observable action) and internal aspect of behavior which encompasses the thinking pattern (cognition), feeling/emotion (affection), and motivation.
The result of this research show that the policy of passenger limitation affected on the road in front of the Glodok Market has changed the way of achieving the market, opening and closing time, the amount of visitors and earnings. The condition then changed the internal behavior aspect of merchants. On cognitive aspect, emerge the belief that the policy of the government inflicts a financial loss. Inside the merchants emerge the feeling of disappointment. Beside the changes on internal behavior aspects, the policy has also brought about the changes on obvious behavior of the merchants. The changes happened are: as many as 2,6% of the merchants have looked for other business except in Glodok Market, 1,2% sell and 5,9% rent the kiosks. The merchants become more `aggressive' to the visitors.
Conclusion that could concluded from the research is that with the implementation of the passenger limitation policy, the merchants in Glodok Market had have changes on behavior whether on internal aspect or the changes on the obvious behavior aspect.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15201
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rayhan Rasyid
"Hubungan manusia dan tempat yang saling membutuhkan membuat kawasan Glodok tidak dapat hanya dilihat sebagai kawasan dengan warisan budaya sebagai kawasan etnis Tionghoa tetapi juga realitas di dalamnya yang berisi dengan keseharian manusia. Manusia dengan budaya dan nilai-nilainya akan membentuk identitas pada sebuah place. Place identity adalah struktur kognitif kompleks yang melibatkan sikap, nilai-nilai, pemikiran, keyakinan, makna, dan kecenderungan perilaku individu terhadap suatu place. Skripsi ini mengkaji bagaimana hubungan manusia dan place identity dan mengidentifikasi place identity dalam konteks kawasan Glodok. Melalui studi kasus di kawasan Glodok, penulis ini mengurai prinsip-prinsip place identity pada kawasan Glodok dan bagaimana hal tersebut membentuk place identity kawasan ini. Hasil penelitian ini menggugah bagaimana identitas pada Glodok sebagai place tercermin dari kehidupan, aktivitas, dan budaya dari manusia yang ada di dalamnya.

The interdependent relationship between humans and a place makes Glodok not merely a neighborhood with cultural heritage as a Chinese ethnic area, but also a reality within it of the daily lives of its people. Humans, with their cultures and values, contribute to shaping the identity of a place. Place identity is a complex cognitive structure that involves attitudes, values, thoughts, beliefs, meanings, and behavioral tendencies of individuals towards a place. This thesis examines the relationship between humans and place identity and identifies place identity within the context of Glodok. Through a case study conducted in Glodok, the author unravels the principles of place identity in the area and how they shape the place identity of Glodok. The research findings highlight how the identity of Glodok as a place is reflected through the lives, activities, and culture of the people within it. Overall, this research provides valuable insights into the interplay between humans and a place in the context of Glodok. The findings emphasize the significance of human presence, their activities, and their culture in shaping the identity of a place."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Abdullah Bajri
"Green Glodok merupakan sebuah pusat kegiatan turis yang terbangun di area Pancoran, Glodok. Pusat kegiatan ini dirancang untuk dapat menyatukan berbagai kegiatan pengunjung area Glodok, serta mengedukasi turis yang berkunjung. Minimnya lahan hijau di area Glodok yang umumnya dipenuhi dengan bangunan dengan tingkat kerapatan tinggi, memaksa Green Glodok untuk dapat memberikan kesan alam yang berbeda untuk Glodok dengan cara menghadirkan bangunan yang tidak hanya digunakan sebagai pusat kegiatan, namun juga tempat bertumbuhnya bermacam jenis vegetasi.

Green Glodok is a tourist activity center that is built in Pancoran, Glodok. This activity center is designed to be able to unite the various activities of Glodoks visitors, as well as educate tourists who visit. The lack of green land in Glodok which is generally filled with high density buildings, forces Green Glodok to be able to conduct a different natural impression to Glodok by presenting building that are not only used as centers of activity, but also where various types of vegetation grow"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Fenti Rahayu
"Pada perencanaan MRT Fase 2, Glodok merupakan salah satu bagian dari proyek MRT Fase 2 yaitu kawasan Transit Oriented Development (TOD). Glodok merupakan kawasan Pecinan yang ada di Jakarta Barat, kawasan ini sangat kental dengan nilai historis dan kebudayaan Tionghoa. Terdapat beberapa isu mengenai Glodok, yaitu Past Trauma pada masa tragedi Kerusuhan Mei 1998, kurangnya generasi muda karena mayoritad penduduk di kawasan ini berusia 40–60 tahun, dan kurangnya pengembangan kebudayaan Tionghoa yang dilakukan oleh generasi muda di kawasan ini. Kawasan Glodok ini memiliki potensi diantaranya adalah terdapat tempat wisata, religi, sarana aksesbilitas dan perekonomian perdagangan khas Tionghoa yang masih berjalan. Tempat yang berpotensi tersebut diantaranya adalah Pasar Jaya, Petak Enam, Sekolah Ricci, Gereja Santa Maria de Fatima, Vihara Toa Se Bio, Pasar Petak Sembilan, Vihara Dharma Bakti, Sky Bridge menuju Harco Glodok dan Halte Transjakarta. Tujuan penulisan Tugas Akhir Wenhua Cultural Center ini untuk meningkatkan pengembangan kebudayaan Tionghoa dan menarik generasi muda di Glodok. Dengan metode pengumpulan data, pengamatan ke lokasi Glodok, analisis, perencanaan dan perancangan sehingga menghasilkan sebuah desain perancangan. Program utama Wenhua Cultural Center yaitu Performing and Class. Sebagai wadah edukasi untuk belajar kebudayaan Tionghoa dan pertunjukan untuk pengembangan serta pengenalan kebudayaan Tionghoa. Dengan adanya edukasi dan pertunjukan dapat menarik wisatwan dan menarik generasi muda untuk mengembangkan kebudayaan Tionghoa.

In planning MRT Phase 2, Glodok is a part of the Phase 2 MRT project, namely the Transit Oriented Development (TOD) area. Glodok is a Chinatown area in West Jakarta, this area is very thick with Chinese historical and cultural values. There are several issues regarding Glodok, namely Past Trauma during the May 1998 riots, the lack of a younger generation because the majority of the population in this area are aged 40–60 years, and the lack of development of Chinese culture carried out by the younger generation in this area. The Glodok area has potential including tourist, religious, accessibility facilities and a typical Chinese trade economy that is still running. The potential places include Pasar Jaya, Petak Enam, Ricci School, Santa Maria de Fatima Church, Toa Se Bio Temple, Petak Sembilan Market, Dharma Bakti Temple, Sky Bridge to Harco Glodok and Transjakarta bus stops. The purpose of writing this Wenhua Cultural Center Final Project is to enhance the development of Chinese culture and attract the younger generation in Glodok. With the method of data collection, observation of the Glodok location, analysis, planning and design to produce a design. The main program of the Wenhua Cultural Center is Performing and Class. As an educational forum for learning Chinese culture and performances for the development and introduction of Chinese culture. Education and performances can attract tourists and attract the younger generation to develop Chinese culture."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Regina Tyas Awangsari Nastiti
"Glodok merupakan salah satu tempat yang ditetapkan oleh PT.MRT sebagai tempat pemberhentian stasiun MRT, selain itu, sebagai desa wisata.  Seiring dengan berjalannya waktu, Glodok semakin hilang nilai hostorisnya, seperti misalnya nanyian tradisional yang dibawakan oleh orang Tionghoa pada saat masyarakat berjalan melalui glodok, tanah lapang (tempat kuda), penamaan gang yang mulai hilang (gang madat, jalan cengkeh, jalan kopi, jalan pala). Secara daily culture panggilan nci-nci, asuk-asuk sudah mulai hilang secara perlahan dengan adanya perubahan dari dunia yang mulai modern. Faktor lain yang membuat hilangnya nilai sejarah Glodok adalah semakin sedikit penduduk asli glodok yang menetap di daerah Glodog, dan kurangnya pelestarian sejarah di lokasi tersebut. Padahal, budaya Tionghoa sendiri memberikan andil yang besar, seperti kaligrafi dan lukisan, sulaman, lentera, layangan dan keramik. Selain itu banyak akulturasi dari budaya Tionghoa-Betawi seperti, gambang kromong. Namun, hal ini kurang adanya pelestarian, seperti yang dikatakan oleh oleh Metta Setiandi bahwa, “We’re adapting but it’s changing all the time” yang membuat nilai sejarah Glodok hilang secara aktivitas dan kultur. Untuk mendukung pelestarian ini maka diperlukan sebuah wadah yaitu museum/exhibition center, serta memberikan wawasan kepada masyarakat sebagai perspektif baru dalam memandang etnis Tionghoa.

Glodok is one of the places determined by PT.MRT, as a stop for the MRT station. In addition, as a tourist village. Over time, glodok lost its historical value, such as the traditional songs sung by the Chinese when walking through glodok, the field (place for horses), the naming of alleys that began to disappear (alley madat, clove street, coffee street, nutmeg street). In the daily culture, calls are nci-nci, asuk-asuk which have started to disappear slowly with the changes in the world that is starting to be modern. Apart from that, other factors that make the historical value of Glodok disappear are the fewer native people who live in the Glodok area and the lack of historical preservation in that location. In fact, Chinese culture itself contributed greatly, such as calligraphy and painting, embroidery, lanterns, kites and ceramics. Apart from that, there is a lot of acculturation from the Chinese-Betawi culture, such as the Gambang Kromong. However, this lacks preservation. Therefore Metta Setiandi said that, "We're adapting but it's changing all the time" which makes the historical value of glodok lost in terms of activity and culture. To support this preservation, a forum is needed, namely a museum/exhibition center. As well as providing insight to the community as a new perspective in viewing the Chinese ethnicity."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Suntana
"Kegiatan perdagangan dan peredaran VCD bajakan merupakan salah satu bentuk pelanggaran hukum terhadap hak atas kekayaan intelektual yang diatur dalam undang - undang No. 12 tahun 1997 tentang hak cipta. Penegakan hukum yang telah dan sedang dilakukan terhadap kegiatan ini temyata tidak memberikan hasil maksimal yang diharapkan.
Salah satu lokasi perdagangan dan peredaran VCD bajakan ada di daerah Glodok. Kegiatan perdagangan dan peredaran VCD bajakan di Glodok telah berlangsung selama 3 tahun dan saat ini jumlah pedagang VCD bajakan di daerah tersebut telah mencapai jumlah yang sangat banyak.
Untuk tetap melakukan kegiatan berdagang di daerah tersebut, para pedagang VCD bajakan tersebut melakukan berbagai strategi. Tujuan yang hendak dicapai adalah agar mereka tetap dapat berdagang VCD bajakan dengan aman dan lancar serta tidak khawatir akan ditangkap oleh pihak yang berwajib.
Berbagai strategi yang dilakukan oleh para pedagang VCD bajakan di daerah Glodok dipengaruhi oleh adanya proses interaksi sosial diantara para pedagang VCD bajakan. Pola hubungan patron-klien merupakan salah satu bentuk interaksi sosial yang sangat mempengaruhi pelaksanaan strategi para pedagang VCD bajakan.
Dalam tesis ini telah ditunjukan berbagai macam strategi yang dilakukan oleh para pedagang VCD bajakan dalam menjalankan kegiatan berdagang VCD bajakan. Dalam menjalankan strategi tersebut peran patron dalam komunitas pedagang VCD bajakan sangat menentukan pencapaian tujuan bersama. para pedagang VCD bajakan, yaitu agar mereka tetap bisa berdagang untuk memenuhi kebutuhan hidup. "
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2001
T9023
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Surya Kurnia
"Tesis ini membahas transformasi pada ruang kota Pancoran Glodok sebagai kawasan Pecinan di Kota Tua Jakarta yang bersejarah. Hubungan Glodok dan Pancoran berdasarkan penelusuran memori kota menghantar penelitian pada Peranan pasar Glodok dan jalan Pancoran. Interpretif-Historis menjadi metode penelitian dalam penyusunan narasi yang dilengkapi dengan simulasi sebagai representasi atas memori masa lalu. Masa kolonial, Orde Lama, Orde Baru, dan pasca Orde Baru merupakan periodesasi waktu yang digunakan untuk menilik transformasi Pancoran-Glodok. Narasi sejarah arsitektur berdasarkan interpretasi memori dan kota menampilkan perubahan bentuk ruang kota Pancoran Glodok dari masa ke masa, yang dipengaruhi oleh citra sosial terhadap masyarakat Cina.

This thesis discusses the transformation of the urban space at Pancoran Glodok as Chinatown in the Jakarta Historic City. Linkage Glodok and Pancoran which search by city memory leads the research on the architecture relationship between Glodok market with Pancoran road. Interpretive-Historic research is method in narration preparation that comes with simulation to support the representation of past memory. Colonial period, the Old Order, the New Order, and the post-New Order are periodization of time which is used to view the transformation of Pancoran-Glodok. Narrative history of architecture based on the interpretation of memory and the city view changes the city form of Pancoran Glodok from time to time, which is influenced by the social image of Chinese society."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T30019
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1980
S6173
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Khairunnisa Ramdhona
"Skripsi ini membahas mengenai perjalanan dan perubahan yang terjadi di kawasan permukiman Tionghoa (pecinan) Glodok. Perjalanan ini dimulai dari berubahnya fungsi Glodok yang semula hanya sekedar tempat bermukim menjadi tempat untuk berniaga yang berlangsung dalam sebuah pasar. Pada awal tahun 1970, Glodok mulai berkembang menjadi sebuah perbelanjaan modern yang ramai. Perubahan dan perkembangan yang terjadi di kawasan Glodok tersebut tidak lepas dari kebijakan Gubernur terkait dan perkembangan kota Jakarta di masa itu.
Hasil penelitian skripsi ini menunjukkan bahwa mulai tahun 1980-an, kawasan perdagangan ini semakin berperan sebagai pusat dari segala aktivitas bisnis retail dan grosir barang-barang elektronik terbesar di Jakarta. Skripsi ini diteliti menggunakan metode penelitian sejarah yang berdasarkan sumber primer (dokumen keputusan gubernur, wawancara, serta koran dan majalah sezaman) dan sumber sekunder (jurnal, buku, dll).

This study examined the changes and the journey of Chinese residential area (Chinatown), Glodok. This journey was started from the changing function of Glodok which was initially just a place for living into not only a place for living but also for business. Furthermore, this area continues to develop so it becomes a modern shopping area in the 1970s. The changes and developments in the Glodok area cannot be separated from the policy of Governor and the development of the city at that time.
This thesis research proves in the 1980s, the trading area transformed to become one of the important trading area and the center of the largest an electronics retail and wholesale business activities in Jakarta. This Thesis uses the method of historical research and use of primary sources (e.g. documents, interviews, contemporary newspapers and magazines, etc.) and secondary sources (e.g. journals, books, etc.).
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S64325
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satria Karunia Ramadhan
"Jl. Pancoran merupakan daerah yang terapit oleh kawasan bersejarah yaitu Kota Tua dan Glodok. Dalam perancangan ini, Jl. Pancoran merupakan jembatan penghubung masyarakat urban Jakarta dengan kawasan turisme Kota Tua dengan menghadirkan berbagai macam fasilitas penunjang dan juga atraksi tersendiri. Untuk merealisasikan itu, pengolahan site berupa transportasi air dilakukan pada Kali Krukut yang tehubung sampai Pelabuhan Sunda Kelapa untuk menghadirkan atraksi dan transportasi umum alternatif berupa terminal air.

Sebuah terminal air akan berfungsi sebagai penyambung daerah Pancoran dengan keseluruhan kawasan bersejarah Jakarta lainnya dan juga berfungsi sebagai penunjang kegiatan pariwisata pada konteks local Glodok dan Pancoran bersama dengan perancangan masterplan Pancoran Glodok.

 


Jl. Pancoran is an area surrounded by heritage sites that are Kota Tua and Glodok. In this design plan, Jl. Pancoran acts as a bridge to connect the urban people of Jakarta with the heritage tourism in Kota Tua by offering a multitude of supporting facilities and its own set of attractions. To realise that, a site development in the form of water transportation is done on the Krukut Canal which is connected all the way to Sunda Kelapa Harbour to create a public transport system as well as attraction in the form of a water terminal.

The water terminal aims to function as a direct connection between Pancoran and the Jakarta heritage areas as well as a supporting amenity in its own local context along with the redesign of the Pancoran Glodok masterplan."

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>