Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 46 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Damanik, Hanna Derita Lasmaria
"ABSTRAK
Dewasa ini masalah keamanan pangan sudah merupakan masalah global, sehingga mendapat perhatian utama dalam penetapan kebijakan kesehatan masyarakat. Dari hasil monitor Badan POM RI terhadap kejadian luar biasa (KLB) keracunan pangan di Indonesia pada tahun 2004 menunjukkan bahwa telah terjadi KLB keracunan pangan. Badan POM menyatakan bahwa praktek higiene dan sanitasi yang rendah akibat tidak memadainya suplai air, fasilitas cuci tangan dan tempat sampah di lingkungan kantin sekolah dan sekeliling sekolah, merupakan faktor utama penyebab masalah keamanan pangan jajanan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian kontaminasi E. coli pada makanan jajanan di warung lingkungan sekolah dasar wilayah Kota Palembang Tahun 2010.
Penelitian ini adalah penelitian cross sectional. Penelitian dilakukan pada bulan April-Mei 2010. Subjek dalam penelitian ini adalah warung yang ada di dalam lingkungan sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan data primer yang yang dilakukan dengan menggunakan metode kusioner dan observasi.
Dari hasil penelitian diperoleh gambaran pengolahan makanan yang memenuhi syarat sebesar 35 (58,3%), penyimpanan makanan yang tidak memenuhi syarat sebesar 33 (55%), pengangkutan makanan yang tidak memenuhi syarat sebesar 36 (60%), penyajian makanan yang tidak memenuhi syarat sebesar 40 (66,7%), konstruksi bangunan yang tidak memenuhi syarat sebesar 31 (51,7%), fasilitas sanitasi yang tidak memenuhi syarat sebesar 36 (60%) dan tenaga penjamah yang memenuhi syarat sebesar 42 (70%). Warung jajanan di lingkungan sekolah yang dikategorikan terkontaminasi E. coli sebesar 38 (63,3%).
Faktor yang paling dominan terhadap kontaminasi E. coli pada makanan jajanan di lingkungan sekolah dasar adalah variabel pengangkutan makanan (p=0,020 ; OR=4,107) dan konstruksi bangunan (p=0,018 ; OR=4,328) .
Disarankan bagi pihak terkait agar melakukan monitoring secara rutin terhadap warung di lingkungan sekolah dasar dan melakukan pembinaan serta memberikan penyuluhan mengenai hygiene sanitasi makanan agar makanan jajanan layak dikonsumsi oleh anak sekolah.

ABSTRACT
Today's food security problem is already a global problem, so that take the main attention in setting public health policy. From the monitor results of Indonesia food and drug regulatory department (POM RI) to outbreak events (KLB) of food poisoning in Indonesia in 2004 showed that there had been outbreaks of food poisoning. POM states that the practice of hygiene and sanitation are low due to inadequate supply of water, hand washing facilities and trash in the neighborhood surrounding the school canteen and school, was the main cause of streetfood safety issues.
This study aimed to determine the factors associated with the incidence of contamination of E. coli in streetfood stalls in the primary school environment in the region of Palembang in 2010.
This study is a cross sectional study. The study was conducted in April to May 2010. Subjects in this study is that there are stalls in the elementary school environment. This study uses primary data is done by using questionnaire and observation method.
The results were obtained picture of the food processing are eligible for 35 (58.3%), food storage is not eligible for 33 (55%), transport of food that does not qualify for 36 (60%), presentation of food that did not meet requirement for 40 (66.7%), construction of buildings that do not qualify for 31 (51.7%), sanitation facilities are not eligible for 36 (60%) and handlers are eligible for 42 (70%). Hawker stalls in the school environment is considered contaminated with E. coli for 38 (63.3%).
The most dominant factor to the contamination of E. coli on streetfood in the elementary school environment is variable food transport (p = 0.020, OR = 4.107) and construction of buildings (p = 0.018, OR = 4.328).
Suggested for stakeholders to conduct regular monitoring of the stalls at the elementary school environment and conduct coaching and providing counseling about food sanitation hygiene so that appropriate snacks consumed by school children.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T31109
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arizah Kusumawati
"Interferon (IFN) merupakan sitokin yang diproduksi oleh berbagai tipe sel sebagai respon rangsangan terhadap stimulasi virus, bakteri, parasit, sel tumor, atau antigen lain. Interferon α termasuk kelompok IFN tipe I yang mempunyai berbagai efek biologis yang meliputi antiviral, antitumor dan juga sebagai immunoterapetik. Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis protein rekombinan human IFN α2a melalui sistem ekspresi pada bakteria E. coli BL21(DE3). Pada gen human ifn α2a dilakukan penambahan situs pemotongan enzim restriksi Nco I dan Xho I menggunakan metode PCR, kemudian dilanjutkan dengan proses ligasi ke vektor pET-32b(+) dan selanjutnya ditransformasikan pada E. coli DH5α.
Hasil sekuensing menunjukkan bahwa vektor rekombinan (pET-32b(+)-IFN α2a) memiliki urutan nukleotida yang benar. Vektor rekombinan ini selanjutnya ditransformasikan ke dalam E.coli BL21(DE3). Klon transforman yang diperoleh dikultur dan diinduksi dengan penambahan IPTG 1 mM sehingga mengekspresikan protein rekombinan human IFN α2a. Dari hasil isolasi, diperoleh protein rekombinan human IFN α2a dalam bentuk protein terfusi sehingga mempermudah proses deteksi dan purifikasi. Protein dikarakterisasi melalui metode SDS PAGE dilanjutkan dengan Western blot dan pewarnaan CBB. Pita protein rekombinan human IFNα2a yang diperoleh berukuran 36 kDa. Hasil maksimal ditunjukkan ekspresi pada suhu 37⁰C dengan waktu inkubasi 5 jam setelah induksi.

Interferon (IFN) is a cytokine produced by various cell types as a response of stimulation to viruses, bacteria, parasites, tumor cells, or other antigens. Interferon α type I IFN groups have various biological effects, including antiviral, antitumor and immunotherapeutic. The aim of this research is to synthesize recombinant human IFN α2a proteins through bacterial expression systems in E. coli BL21 (DE3). Addition genes of human IFN α2a, which are restriction enzyme cutting sites for Nco I and Xho I, are added through PCR method. This step is followed by ligation process to the pET-32b(+) vector and then transformed into E. coli DH5α.
The recombinant vector (pET-32b(+)-IFN α2a) has a nucleotide right sequence after it was being sequenced, after was transformed into E. coli BL21 (DE3). Obtained transformant clones were cultured and induced by addition of IPTG 1 mM to produce the expression of recombinant human IFN α2a proteins. As result of isolation process, recombinant protein of human IFN α2a are collected in fused protein thus can simplify the detection and purification method. The proteins are characterized by the SDS PAGE method followed by Western blot and CBB staining. The results show that the recombinant human IFN α2a protein bands are exactly 36 kDa. The maximum expression results were obtained at 37⁰C with 5 hours incubation after induction process."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T32560
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Fitriah Afianti
"ABSTRACT
High anthropogenic activity in Jakarta Bay is believed to contribute a fairly high contamination as evidenced by microbial contaminants such as Coliform and Escherichia coli. The high density of Coliform and E. coli indicators of domestic contamination in Jakarta Bay as a result of an increase in the resident number who bring the flow of water to the springhead of the Jakarta Bay. It can be said that the polluted waters of Jakarta Bay and marine biota should be cultivated in this area as green shell should not consumed, because it can infect and cause gastrointestial disease. For that purpose, a research of microbial pollutants was conducted in Jakarta Bay in July 2015, and the results showed a very high density, expecially in the West."
Jakarta: Pusat Penelitian Oseanografi - LIPI, 2017
575 OSEANA XLII:3 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Galih Wuly Paramitha
"Penyakit diare hingga kini masih merupakan salah satu penyakit utama yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia karena memiliki insidens dan mortalitas yang tinggi. Hampir semua diare akut secara umum dapat dianggap karena infeksi bakteri dan yang paling sering menimbulkan diare adalah infeksi bakteri Escherichia coli (E. coli). Bakteri ini masuk ke dalam tubuh manusia melalui tangan atau alat-alat seperti botol, dot, termometer dan peralatan makan yang tercemar oleh tinja dari pada penderita atau carrier. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara perilaku ibu pengguna botol susu dengan kejadian diare pada balita di Kelurahan Kayuringin Jaya Kecamatan Bekasi Selatan Kota Bekasi tahun 2008. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang memiliki balita pengguna botol susu di Kelurahan Kayuringin Jaya, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi, sebanyak 160 sampel. Dari hasil penelitian perilaku ibu yang dibagi menjadi penyucian dan penyiapan botol susu didapatkan bahwa tidak ada hubungan perilaku penyucian dan penyiapan botol dengan keberadaan E. coli, hal ini diperkirakan karena terdapat sebab lain yang mempengaruhi terjadinya diare seperti faktor kesehatan lingkungan dan individu (higiene), faktor sosial budaya, faktor gizi, dan faktor sosial.

Diarrheal disease is still one of the major diseases in public health problems in Indonesia because of its high incidence and mortality. Almost all cases of acute diarrhea are caused by bacterial infection, the most frequent of which is diarrhea, an infection of the bacterium Escherichia coli (E. coli). These bacteria enter the human body through the hands or through tools such as bottles, pacifiers, thermometers and eating utensils contaminated by the feces of patients or carriers. The purpose of this study is to determine the correlation between the conduct of mothers as users of milk bottles for their infants in Sub-District Kayuringin South Bekasi Jaya, Bekasi District in 2008. A total of 160 persons made up the sample of mothers who participated in this study, which centered on the ways in which the bottles used for the infants were cleaned and the milk prepared. The results of the study showed that there was no correlation between the conduct of the mothers and the presence of E. coli. The result of the study implies that there are other factors that may be leading to the occurrence of diarrhea, such as environmental and individual health factors, specifically those related to hygiene, socio-cultural factors, nutritional factors, and social factors."
[Place of publication not identified]: Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat UI;Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU, Jakarta, 2010
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
I Made Djaja
"Makanan dengan kandungan zat gizinya sangat dibutuhkan oleh mahluk hidup termasuk manusia untuk tumbuh dan berkembang biak. Sebaliknya melalui makanan dapat juga dipindahkan beberapa penyakit yang ditularkan melalui makanan seperti diare dan keracunan makanan. Tingkat kontaminasi makanan masih cukup tinggi (oleh E. coli 65,5%) dan prevalensi penyakit diare sebanyak 116.075 kasus tahun 1995 dan Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan makanan juga masih tinggi yaitu 31.919 kasus tahun 1997, dengan angka kematian kasus (CFR) 0,15%. Penelitian prospektif dilakukan pada 255 buah Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang terdiri dari 3 jenis TPM yaitu masing-masing sebanyak 85 buah TPM dari jenis Pedagang Kakilima, Rumah Makan dan Restoran dan Jasaboga. Makanan yang diteliti adalah makanan dari daging yang dimasak dengan air sebagai bahan penunjang pengolahan makanan (daging berkuah), dengan bakteri E. coli sebagai indikasi kontaminasi makanan. Data dianalisis dengan analisis multi variabel regresi logistik ganda untuk mengetahui faktor kontaminasi makanan. Tingkat kontaminasi makanan disajikan oleh E. coli 12,2%. Kontaminasi makanan baru matang oleh E. coli 7,5%. Kontaminasi bahan makanan oleh E. coli 40,0%. Kontaminasi air oleh E. coli 12,9%. Kontaminasi tangan pengolah oleh E. coli 12,5%. Kontaminasi pewadahan oleh E. coli 16,9%. Suhu pemasakan makanan adalah 99,5 oC dan lamanya pemasakan makanan 20,6 menit. Suhu penyimpanan 28,9 oC, lamanya penyimpanan makanan matang 409,2 menit dan suhu penyajian adalah 28,7 oC. Kontaminasi oleh E. coli pada makanan yang disajikan dipengaruhi oleh suhu pemasakan dan Jenis TPM (Pedagang Kakilima dengan resiko 3,5 kali dibandingkan dengan Jasaboga dan Restoran).

Food with its nutrient constituencies is important and needed by all biological organisms including human live. On theaters hand through food could transfer some of diseases agent that could cause gastro-intestinal disorder and food intoxication. Food contamination prevalence is still height (by E. coli 65.5%) and diarrhea cases 116.075 in 1995, food out break intoxication 31.919 occur in 1997, and with CFR 0.15%. Prospective study has been done in order to identify the E. coli food contamination rate on food serve by food establishment in South Jakarta. Sample size of 255, with 85 food establishment each type food establishment group such as street food vendor, catering, and restaurant. Meat with height water activities is used for food sample and E. coli contamination on food is used as an indicator for pathogenic bacterial food contamination. Data analysis using multiple logistic regression, to identify food contamination factors. E. coli served food contamination was 12.2%, fresh cooked food E. coli contamination was 7.5%, row food E. coli contamination was 40.0%, water contamination was 12.9%, food handler hand contamination was 12.5%, and kitchen utensil especially for cooked food container contamination was 16.9%. Cooking processing temperature was 99.5 0C, average cooking period was 20.6 minute, food storage temperature and period were 28.9 0C and 409.2 minute, and room temperature of food served was 28.7 0C. Factors involved on E. coli served food contamination were cooking temperature and street food vendor (with OR=3.5 compare with restaurant and catering)."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Ani
"ABSTRAK
Di Indonesia kasus kematian balita sebesar 19% karena diare dan rata-rata setiap
tahun 100.000 anak meninggal karena diare.
Mustkajaya merupakan salah satu Kecamatan yang ada di bekasi, Jawa Barat
merupakan permasalahan terhadap terjadinya kasus diare pada usia 6-12 tahun pada 3
tahun terakhir, berturut-turut dari tahun 2004,2005 dan 2006 dari sebesar 10,58% menjadi
13,78% dan naik menjadi 16,42. Berdasarkan hasil pemeriksaan makanan jajanan bulan
April 2007 dari 35 sampel yang diperiksa terdapat 19 (54,2%) sampel jajanan makanan
yang terkontaminasi (E.coli) dan 16 sampel (45,8%) tidak terkontaminasi.Tujuan
penelitian untuk mengetahui hubungan antara kontaminasi makanan jajanan dan faktor lain
dengan diare dan hubungan jumlah kuman dengan diare.
Penelitian dilakukan di Kecamatan Mustikajaya Kota Bekasi mulai bulan Mei ?
Juli 2007 dengan desain penelitian kohort diamati ke depan terhadap anak anak sekolah
dasar yang tidak diare sebelumnya.
Survei dilakukan terhadap anak anak sekolah dasar yang mengkonsumsi makanan
jajanan di sekolah dan makanan jajanan yang bersifat hight risk di sekolah dasar diambil
sampelnya untuk diketahui apakah kontaminasi makanan jajanan, umur, jenis kelamin,
kebiasaan cuci tangan, jenis makanan jajanan dan alergi anak sekolah dan pengetahuan,
pekerjaan, penghasilan, pengetahuan, sikap dan perilaku orang tuanya berpengaruh
terhadap kejadian diare.
Uji yang digunakan t-test dan chi square untuk menguji hubungan antara
kontaminasi makanan jajanan, jenis kelamin, kebiasaan cuci tangan, jenis makanan
Hubungan kontaminasi..., Sri Ani, FKM UI, 2007
iii
jajanan, alergi, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, pengetahuan, sikap dan perilaku dan
jumlah kuman. Regresi Logistik Ganda digunakan untuk mengetahui faktor dominan yang
berhubungan dengan diare.
Setelah dianalisis, anak sekolah yang diare sebesar 6,1% dan tidak diare 93,9%,
makanan terkontaminasi dikonsumsi oleh 48,1% dan tidak terkontaminasi oleh 51,9%
anak. Ada 4 variabel yang berhubungan dengan kejadian diare yaitu kontaminasi makanan,
jenis makanan jajanan, pekerjaan dan penghasilan orang tua. Faktor dominan yang
berpengaruh terhadap kejadian diare adalah kontaminasi makanan jajanan.. Untuk
menanggulangi masalah tersebut diperlukan penyuluhan terhadap anak sekolah dasar dan
para pedagang tentang makanan jajanan yang berkualitas dan sehat (hygienis) untuk
mencegah terjadinya diare pada anak sekolah."
2007
T41318
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maharani Hesrinawati
"ABSTRAK
Makanan jajanan memegang peranan yang cukup penting dalam memberikan asupan energi gizi bagi anak-anak usia sekolah. Di lingkungan sekitar sekolah banyak sekali dijumpai makanan jajanan baik yang disediakan oleh kantin sekolah maupun pedagang kaki lima dan umumnya rutin dikonsumsi oleh sebagian anak usia sekolah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui analisis kualitas makanan jajanan dengan kontaminan kimia dan biologi pada jajanan di sekolah dasar. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini meliputi karakteristik penjamah makanan, meliputi pendidikan, pengetahuan dan perilpenulis sertta variabel pendukung seperti fasilitas sanitasi yang meliputi sanitasi tempat berjualan dan sanitasi alat. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang (Cross Sectional). Dengan sampel sebanyak 30 penjamah makanan dan makanan jajanan di 6 titik sekolah dasar di wilayah Cipinang Besar Utara.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa jajanan yang tidak memenuhi syarat (mengandung bahan tambahan makanan) sebanyak 27 makanan jajanan, sedangkan makanan yang mengandung E. Coli Sebanyak 10 makanan.
ABSTRACT
Snack food holds an important role in providing energy intake of nutrition for children of school age. In the neighborhood around the school a lot of good common snack food provided by the school cafeteria and vendors and generally regularly consumed by most children of school age. The purpose of this study was to determine the quality of the analysis of snack food with chemical and biological contaminants in snacks in elementary school. Variables examined in this study include characteristics of food handlers, including education, knowledge and behavior variables sertta support such as sanitary facilities which include sanitary place to sell and sanitation tools. This study used a cross-sectional design (cross-sectional). With a sample of 30 food handlers and food snacks in six primary schools in the region point Cipinang Besar Utara.
Results from this study indicate that snacks are not eligible (containing a food additive) as much as 27 snack foods, while foods containing E. Coli A total of 10 food."
Universitas Indonesia, 2016
S62147
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tris Eryando
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keamanan makanan jajanan yang disajikan di lingkungan kampus Universitas Indonesia (UI) Depok. Investasi Escherichia coli (E. coli) dijadikan indikator kualitas sanitasi dan higiene pengelolaan makanan oleh penjamah makanan. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang. Objek pengamatan dalam penelitian ini adalah penjamah makanan pada setiap tempat penjualan makanan di lingkungan kampus UI Depok. Wawancara dilakukan terhadap 173 penjamah makanan, pemeriksaan sampel makanan dan minuman juga dilakukan terhadap 173 sampel. Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada laboratorium mikrobiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat UI Depok, dengan menghitung most probable number (MPN) E. coli ditemukan lebih dari separuh 59,54% sampel makanan jajanan terkontaminasi E. coli. Faktor jenis perlakuan terhadap sayuran dan lama pemasakan biji bijian / beras adalah faktor yang paling berhubungan terhadap kontaminasi E. coli pada penyajian makanan jajanan. Mencuci sayuran dengan air tidak mengalir atau tidak mencuci sayuran, 5 kali lebih berisiko terhadap kontaminasi E. coli pada penyjian makanan jajanan. Pemasakan biji-bijian/beras dengan waktu kurang dari 15 menit berisiko terhadap kontaminasi E. coli pada penyajian makanan jajanan. Disarankan untuk melakukan sosialisasi dan pengawasan secara rutin terhadap penajmah makanan dalam pengolahan makanan.

The Relationships between Selection and Processing Food with Escherichia coli Contaminant on Food Stall Serving. Escherichia coli in food stalls surrounding the X Campuss in Depok, year 2012. The research conducted to examine food safety, which were served in surrounding the campus X in Depok. Escherichia coli (E. coli) existence was used to indicate the quality of hygiene and sanitation of the food that was served. Using the cross sectional method, the research examined the persons who served the food to be sold in the food stalls in the campus. There were 173 food servers chosen as the respondents from 10 different food stalls around the university. The existence of E. coli examined in the microbiology laboratory in the Faculty of Public Health. Using the most probable number (MPN) method found that 59.54% of the food served in the campus were contaminated E. coli. Factors affecting the existence of E. coli were the raw materials (vegetables) treated and the length of cooking of the materials (rice/beens). The improper treatment such as washing with no running water or even unwashed vegetables had 5 times risk of the E. coli contamination. Cooking less than 15 minutes was also more risky than cooking more than 15 minutes. As a result, this is very important to find a method to improve knowledge and to increase practical skills in food safety. Furthermore, in this research area may give contribution to avoid E. coli contamination which will prevent unnecessary illness among students in the campus."
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia; Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mustika Saraswati
"ABSTRAK
Studi material dalam alas kaki dilakukan guna mengembangkan kemampuan aplikasi alas kaki yang ada. Dalam studi sebelumnya, kain yang dilapisi dengan TiO2 untuk degradasi bakteri telah dilakukan, tetapi dalam penelitian ini untuk meningkatkan efisiensi dalam higienisitas diperlukan doping logam transisi menggunakan perak Ag . Dalam studi ini efek dari Ag/TiO2 dilapisi kain katun untuk aplikasi alas kaki pada disinfeksi mikroba telah dinilai di bawah radiasi UV-A, menggunakan bakteri Escherichia Coli dan jamur Candida Albicans sebagai model mikroorganisme bakteri kulit dan jamur. Nano composite Ag/TiO2 disintesis dengan metode photo assisted deposition PAD. Pemuatan Perak Ag divariasikan untuk menemukan kinerja optimal pada disinfeksi mikroorganisme. Ag/TiO2 dilapisi pada kain katun dengan metode deep coating dan dilakukan penambahan prekursor Tetraethyl Orthosilicate TEOS. Penambahan TEOS prekursor digunakan untuk meningkatkan kinerja multifungsi TiO2 sebagai kemampuan hidrofilik dan Self-cleaning. Sampel yang disintesis dikarakterisasi oleh UV-Vis DRS, XRD dan SEM-EDX. Hasil dari penelitian ini adalah loading yang optimal 3 Ag/TiO2. Dengan efektivitas dalam desinfektan Escherichia Coli dan Candida Albicans hingga 99,9 , kemampuan untuk membersihkan diri hingga 83,3 dan untuk kemampuan dalam hidrofilisitas akan dijelaskan lebih lanjut dalam makalah ini.

ABSTRACT
Study of material in footwear is undertaken to develop capabilities of existing footwear application. In the previous study, coated textile with TiO2 for bacteria degradation has been done, but to make the efficiency of the photocatalytic properties to be high, it required transition metal doping using silver Ag . In this study the effects of Ag TiO2 coated cotton fabrics for footwear application on microbial disinfection have been assessed under UV A irradiation, using Escherichia Coli and Candida Albicans as model microorganism of skin bacteria and fungi, respectively. Nano composite Ag TiO2 is synthesized by photo assisted deposition PAD method. Loading of Silver Ag were variated to find the optimum performance on microorganism disinfection. Ag TiO2 treated cotton fabrics were impregnated by deep coating process with addition of Tetraethyl Orthosilicate TEOS precursors. The addition of TEOS precursors is used to improve TiO2 multifunctional performance as hydrophilic and Self cleaning ability. The synthesized sample were characterized by UV Vis DRS, XRD and SEM EDX. The result in this study were the optimum loading of Ag selected by 3wt Ag is evidenced by the effectiveness in disinfecting Escherichia Coli and Candida Albicans up to 99.9, the ability to self cleaning up to 83.3 and for the ability in hydrophilicity will be described further in this paper. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhitya Prasetya
"Latar Belakang: Saat ini, terjadinya peningkatan angka penyakit infeksi di seluruh dunia termasuk di Indonesia masih merupakan masalah. Namun, di dalam praktik sehari-hari, masih terdapat banyak sekali penyalahgunaan antibiotik yang akhirnya menyebabkan masalah resistensi. Organisasi kesehatan dunia atau World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa resistensi telah mencapai keadaan pada level berbahaya. Salah satu alternatif yang bisa dilakukan yaitu dengan memanfaatkan tanaman herbal. Salah satu tanaman herbal yang banyak digunakan yaitu cocor bebek (Kalanchoe Pinnata). Tanaman ini biasanya digunakan untuk mengobati infeksi pada kulit, diare dan infeksi saluran kemih. Oleh karenanya, penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antimikroba tanaman ini terhadap bakteri penyebab tersering penyakit infeksi.
Metode: Penelitian dilakukan di Departemen Mikrobiologi FKUI. Isolat yang digunakan yaitu E. coli ATCC 25922 dan E. coli isolat klinis (No. 178). Metode uji kepekaan menggunakan broth dilution method untuk menentukan MIC (minimum inhibitory concentration), selanjutnya dilakukan penentuan MBC (minimum bactericidal concentration).
Hasil: Kalanchoe pinnata terbukti mempunyai aktivitas antimikroba terhadap E. coli. Dari hasil penelitian yang telah dikerjakan tidak terdapat perbedaan MIC dan MBC Kalanchoe pinnata terhadap isolat E. coli ATCC 25922 dan isolat klinik patogen (No. 178) (MIC= 14.4 g/dL dan MBC= 28.8 g/dL).

Background: Nowadays, the increasing number of infectious diseases worldwide including Indonesia has become a major problem. However, in daily practice, there are many improper uses of antibiotics, so that it causes resistant problems. World Health Organization (WHO) stated that antibiotics resistance has reached the dangerous level. One of the alternatives that can be done is to utilize herbal plants. One of the plants that has been commonly used is Kalanchoe pinnata (cocor bebek). Therefore, this study was aimed to explore the antimicrobial activity of Kalanchoe pinnata against bacteria that often cause infectious diseases.
Methods: The research is conducted at the Department of Microbiology, Faculty of Medicine, Universitas Indonesia. Kalanchoe pinnata was challenged with E. coli ATCC 25922 and wild strain E. coli (178) isolated from clinical specimen. Broth dilution method was utilized to determine the MIC (minimum inhibitory concentration), moreover we also determined the MBC (minimum bactericidal concentration).
Results: This study revealed that Kalanchoe pinnata has antimicrobial activity against E. coli. There is no difference between MIC and MBC of Kalanchoe pinnata against E. coli ATCC and clinical pathogen isolates (MIC= 14.4 g/dL and MBC= 28.8 g/dL).
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>