Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ulul Azmi
"Telah dilakukan penelitian geolistrik dengan menggunakan konfigurasi elektroda dipole-dipole di daerah Cisoka pada tanggal 9 Oktober 2009. Ketersediaan air pada daerah penelitian cukup untuk mendukung kegiatan-kegiatan yang ada seperti pertanian, terutama di musim kemarau. Didaerah penelitian didapatkan sebaran air dan material didalam permukaan tanah yang menurut peta geologi masuk dalam area Qa (Alluvium). Pemodelan didapatkan dengan cara akuisisi data dengan menggunakan metode Resistivity dipole-dipole, kemudian data tersebut diolah menggunakan software Res2Dinv. Data-data pendukung untuk penelitian ini adalah data Wenner-Schlumberger, data sumur, dan data geologi wilayah Cisoka. Hasil Pemodelan tanah terdeteksi dengan kedalaman 5 meter dari permukaan tanah dengan nilai resistivitas 2,11 ? 295 Ωm."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S29498
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rendy Perdana
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S29436
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Rusaid
"Kepulauan Indonesia terletak di salah satu kerangka tektonik yang paling aktif di dunia, terletak diantara perbatasan Indo-Australia, Pasifik, Filipina dan lempeng tektonik Eurasia. Posisi strategis tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara paling kaya dengan energi panas bumi. Salah satunya terdapat pada lokasi dengan keterdapatan jalur gunung api. Oleh sebab itu wilayah Sembalun sebagai salah satu wilayah yang terdapat pada jalur gunung api dengan potensi menjanjikan diharapkan dapat menyuplai kebutuhan energi yang dibutuhkan Indonesia. Dalam eksplorasi energi panas bumi perlu dilakukan studi kelayakan. Salah satu kegiatan yang dilakukan yaitu mengevaluasi potensi sumur serta memperkirakan kinerjanya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui resiko potensi geohazard yang dapat terjadi dalam pemanfaatan dan Instalasi Sumur panas bumi. Dalam mendapatkan informasi lapisan bawah permukaan dapat dilakukan pengamatan langsung dari lapangan dengan menggunakan metode geofisika, salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode geolistrik resistivitas. Dalam metode geolistrik resistivitas terdapat berbagai macam konfigurasi yang dapat digunakan untuk mendapatkan hasil pengamatan yang ideal, salah satu konfigurasi yang dapat digunakan yaitu konfigurasi dipole-dipole. Berdasarkan hasil pengamatan menggunakan metode geolistrik didapatkan bahwa lokasi Titik 3 dan Titik 4 adalah dua lokasi yang memiliki parameter tanah longsor paling signifikan dengan terdapat keberadaan bidang gelincir dengan kemiringan lereng yang curam berada pada nilai 20° hingga 30° pada titik 3 dan pada titik 4 5° hingga 20°. Lokasi dengan potensi tanah longsor yang rendah terdapat pada titik 1 dan 2 dimana lokasi ini tidak memiliki keberadaan bidang gelincir yang dapat mengakibatkan tanah longsor yang disebabkan karena lokasi ini memiliki kemiringan lereng yang cenderung landai. Sehingga lokasi yang dapat digunakan untuk pemasangan wellpad merupakan titik 2 yang memiliki topografi paling landai dan tidak terdapat keberadaan struktur.

The Indonesian Archipelago is situated in one of the most active tectonic frameworks in the world, nestled between the borders of the Indo-Australian, Pacific, Philippine and Eurasian tectonic plates. This strategic position makes Indonesia the richest country with geothermal energy. One of them is in a location with a volcanic path. Therefore, the Sembalun area as one of the areas in the volcanic route with promising potential is expected to be able to supply Indonesia's energy needs. In the exploration of geothermal energy, it is necessary to carry out a feasibility study. One of the activities carried out is evaluating the potential of the well and estimating its performance. This is done to determine the potential geohazard risks that can occur in the utilization and installation of geothermal wells. In obtaining subsurface information direct observations from the field can be carried out using geophysical methods, one of the methods that can be used is the resistivity geoelectric method. In the resistivity geoelectric method there are various configurations that can be used to obtain ideal observation results, one of the configurations that can be used is the dipole-dipole configuration. Based on the results of observations using the geoelectrical method, it was found that the locations of Point 3 and Point 4 are the two locations that have the most significant landslide parameters with the presence of slip planes with steep slopes at values of 20° to 30° at point 3 and at point 4 5° to 20°. Locations with low landslide potential are at points 1 and 2 where these locations do not have any slip planes that can cause landslides because these locations have a gentle slope . So that the location that can be used for installing the wellpad is point 2 which has the most sloping topography and there is no presence of structure."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erlangga Yumantoro Putra
"Pengukuran geolistrik resistivitas dengan konfigurasi Dipole-Dipole telah dilakukan pada jalan raya di wilayah Jembatan Ampera, Palembang, Sumatera Selatan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui struktur lapisan bawah permukaan berdasarkan nilai resistivitas, mengetahui litologi penyusun bawah permukaan yang dominan menjadi penyebab dari terbentuknya zona lemah, dan melakukan analisis terhadap keberadaan dari zona lemah yang terdapat di bawah permukaan. Pemodelan dan interpretasi nilai resistivitas batuan bawah permukaan dimodelkan secara 2D dan 3D menggunakan perangkat lunak pemodelan, sedangkan pembuatan peta formasi geologi menggunakan perangkat lunak pengolahan. Hasil pemodelan dan interpretasi resistivitas batuan secara 2D menghasilkan penampang struktur batuan bawah permukaan berupa litologi lumpur lanauan dengan interval nilai resistivitas antara 0,5 – 13 Ωm, litologi lanau pasiran dengan interval nilai resistivitas antara 13 – 60 Ωm, dan litologi pasir dengan interval nilai resistivitas antara 60 – 250 Ωm. Setelah diperoleh model penampang secara 2D selanjutnya dilakukan korelasi terhadap peta formasi geologi untuk mendapatkan kesamaan litologi dan formasi dari dua data yang berbeda yaitu antara data geologi wilayah penelitian dan data geolistrik resistivitas. Kemudian hasil korelasi dibuat visualisasi berupa model secara 3D untuk menganalisis keberadaan dari zona lemah yang ada di bawah permukaan. Hasil penelitian membuktikan bahwa litologi penyusun sebagai penyebab dari terbentuknya zona lemah didominasi oleh litologi berupa lumpur lanauan. Keberadaan zona lemah di bawah permukaan dapat diinterpretasikan sebagai litologi lumpur lanauan yang memiliki karakteristik lunak dan tidak kompak dengan nilai resistivitas yang relatif rendah yaitu antara 0,5 – 13 Ωm. Karakteristik dari lumpur lanauan ini memiliki kaitan erat dengan kemampuan ekspansif dari mineral penyusun yang terpengaruh oleh air sehingga kehadiran litologi ini diindikasikan mempercepat proses konsolidasi dan memperbesar potensi terjadinya amblesan.

Geoelectrical resistivity measurements with a Dipole-Dipole configuration have been carried out on the highway in the Ampera Bridge area, Palembang, South Sumatra. The purpose of this research is to determine the structure of the subsurface layers based on resistivity values, to find out the dominant subsurface lithology that causes weak zones to form, and to analyze the presence of weak zones beneath the surface. Modeling and interpretation of resistivity values of subsurface rocks are modeled in 2D and 3D using modeling software, while the geological formation maps are made using processing software. The results of 2D modeling and interpretation of rock resistivity yield subsurface rock structure sections in the form of silt mud lithology with resistivity value intervals between 0,5 – 13 Ωm, sandy silt lithology with resistivity value intervals between 13 – 60 Ωm, and sand lithology with resistivity value intervals between 60 – 250 Ωm. After obtaining the 2D cross-section model, a correlation was then carried out with the geological formation map to obtain lithology and formation similarities from two different data, namely between the geological data of the study area and the resistivity geoelectric data. Then the results of the correlation are visualized in the form of a 3D model to analyze the presence of weak zones under the surface. The results of the study prove that the constituent lithology as the cause of the formation of weak zones is dominated by lithology in the form of silt mud. The existence of a weak zone below the surface can be interpreted as silt mud lithology which has soft and non-compact characteristics with a relatively low resistivity value of between 0,5 – 13 Ωm. The characteristics of silt mud are closely related to the expansive capacity of the constituent minerals which are affected by water so that the presence of this lithology is indicated to accelerate the consolidation process and increase the potential for subsidence. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzan Muhtadi
"Pinggiran Sungai Ciliwung menjadi sebuah kawasan padat penduduk dikarenakan pemandangannya yang indah serta harga tanah yang murah. Namun ternyata terdapat gua bawah tanah pada tebing pinggiran sungai tersebut. Gua bawah tanah ini terbentuk akibat pengambilan pasir oleh manusia sejak dahulu. Oleh karenanya, hal ini merupakan sebuah ancaman bila terdapat banyak bangunan di atasnya. Jika dinding gua tidak kuat menahan beban di atasnya, akan terjadi bencana seperti sinkhole yang dapat mengakibatkan banyak korban. Adanya gua bawah tanah berisi udara pada pinggiran sungai yang memiliki nilai resistivitas mencapai 1500 m membuat kontras nilai resistivitas yang sangat jauh dibandingkan sekitarnya. Karena itu, metode resistivitas dengan konfigurasi dipole-dipole digunakan dalam penelitian ini agar dapat mendeteksi keberadaan dan kontinuitas gua bawah tanah tersebut. Agar dapat terlihat dengan jelas kontinuitasnya, pada penelitian ini terdapat 5 buah lintasan dengan jarak spasi antar elektroda sepanjang 2 meter. Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah diambil, terdeteksi adanya anomali gua bawah tanah dengan ukuran tinggi dan lebar 1,5x1,5 meter serta nilai resistivitas berkisar antara 1400-1500 m serta dapat diperkirakan kontinuitasnya.

Ciliwung River ridge becomes a densely populated area due to its beautiful scenery and cheap land prices. But apparently there is an underground cave on the cliff edge of the river. This underground cave was formed due to sand taking by humans from the past. Therefore, this is a threat if there are many buildings on it. If the cave wall is not strong to hold the burden on it, there will be a disaster like sinkhole that can lead to many victims. The existence of an air filled underground cave on the edge of the river that has a resistivity value reaching 1500 m makes the contrast of resistivity value very far compared to its surroundings. Therefore, the resistivity method with dipole dipole array is used in this study in order to detect the existence and continuity of the underground cave. To be clearly visible continuity, in this research there are 5 pieces of line with spacing between electrode along the 2 meters. Based on the results of data processing has been taken, the cave underground anomalies detected with a height and width of 1,5x1,5 meters and resistivity value ranges between 1400 1500 m and can be estimated continuity.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfan Julian Nugroho
"Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi potensi tanah longsor pada empat kandidat tapak sumur Gunung Endut menggunakan metode tahanan jenis 2D dan 3D. Parameter potensi tanah longsor adalah litologi batuan, bidang gelincir, kemiringan lereng, saturasi air, getaran, dan pembebanan. Di setiap titik kandidat tapak sumur terdapat empat lintasan pengukuran menggunakan metode geolistrik tahanan jenis dengan konfigurasi dipole – dipole sehingga total lintasan pengukuran terdapat enam belas lintasan yang diolah pada penelitian. Pada penelitian ini data geolistrik tahanan jenis hasil akuisisi di lapangan diinversi dua dimensi, dimodelkan tiga dimensi, dan diinterpretasi. Hasil dari pengolahan metode tahanan jenis menunjukkan kandidat tapak sumur titik A memiliki sebaran nilai tahanan jenis dari 15,6 Ωm – 6622 Ωm. Kandidat tapak sumur titik B memiliki sebaran nilai tahanan jenis dari 8,43 Ωm – 3382 Ωm. Kandidat tapak sumur titik C memiliki sebaran nilai tahanan jenis dari 10,2 Ωm – 702 Ωm. Kandidat tapak sumur titik D memiliki sebaran nilai tahanan jenis dari 7,23 Ωm – 3761 Ωm. Pada interpretasi penelitian kandidat tapak sumur titik A ditemukan bidang gelincir pada kedalaman 20 m dengan kemiringan wilayah lereng terjal (35º-45º). Kandidat tapak sumur titik B ditemukan bidang gelincir pada kedalaman 30 m dengan kemiringan lereng wilayah sangat terjal (70º-80º). Kandidat tapak sumur titik C tidak ditemukan bidang gelincir dengan kemiringan lereng wilayah landai hingga curam (5º-10º). Kandidat tapak sumur titik D ditemukan bidang gelincir pada kedalaman 25 m dengan kemiringan lereng wilayah Landai (0º-5º). Berdasarkan analisis maka potensi longsor kandidat tapak sumur titik A dan B memiliki potensi tanah longsor tinggi sedangkan kandidat tapak sumur titik C memiliki potensi tanah longsor sedang dan kandidat tapak sumur D memiliki potensi tanah longsor kecil.

This study was conducted to identify the potential for landslides at Mt. Endut well site candidate using 2D and 3D resistivity methods. Parameters that become the existence of potential landslides are rock lithology, slip plane, slope, air saturation, vibration, and loading. At each wellsite candidate point, there are four lines measurements using the geoelectrical method of resistivity with a dipole-dipole configuration so that a total of sixteen lines were processed in the study. In this research of geoelectrical data, the types of acquisition results in the field are inverted in two dimensions, modelled in three dimensions, and interpreted. The results of processing the choices show that the choice of well site point A has a distribution of food type values from 15.6 Ωm – 6622 Ωm. The candidate well site for point B has a value distribution of type 8.43 Ωm – 3382 Ωm. The candidate well site for point C has a value distribution of 10.2Ω m – 702 Ωm. The candidate well site point D has a boundary value distribution of 7.23 Ωm – 3761 Ωm. In the research interpretation of the well footprint area of point A, slippage was found at a depth of 20 m with a steep slope (35º-45º). The candidate for the well site point B has a slip plane at a depth of 30 m with a very steep slope (70º-80º). The candidate for the well site point C does not have a slip plane with a gentle to steep slope area (5º-10º). Candidate for the well site point D slip plane at a depth of 25 m with a slope of the Sloping area (0º-5º). Based on the analysis, the landslide potential for well site candidates A and B have high landslide potential, while well site candidates for point C have moderate landslide potential and well site candidate D has small landslide potential."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Camillia Dewi Anggrainy
"Penelitian dilakukan di Jalan Raya Siliwangi, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang dengan metode geolistrik resistivitas konfigurasi dipole-dipole. Daerah penelitian merupakan jalan raya poros antarprovinsi yang memiliki intensitas penggunaan yang tinggi, baik oleh kendaraan dengan beban ringan maupun beban yang berlebih. Faktor tersebut merupakan salah satu faktor yang dapat memicu tingginya kerentanan tanah terhadap kerusakan jalan akibat dari ketidakstabilan tanah. Selain itu, terbentuknya zona lemah di bawah permukaan, yang merupakan zona batuan dengan nilai resistivitas rendah dan porositas tinggi, juga dapat menjadi faktor ketidakstabilan tanah. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan memetakan struktur bawah tanah dan mengidentifikasi persebaran dan jenis litologi penyusun zona lemah di daerah penelitian. Pengukuran dilakukan pada 6 lintasan dan pengolahan data dilakukan dengan metode inversi dua dimensi menggunakan software Res2DInv. Hasil pengolahan data resistivitas dikorelasikan dengan peta geologi regional, klasifikasi nilai resistivitas batuan, dan data bor SPT. Dari hasil analisis 6 lintasan, teridentifikasi persebaran zona lemah yang tersusun dari litologi lempung dengan nilai resistivitas <10 qm dan lempung pasiran yang memiliki nilai resistivitas pada rentang 10--20 qm.

The research was carried out on Jalan Raya Siliwangi, West Semarang Subistrict, Semarang City using the dipole-dipole configuration resistivity geoelectric method. The research area is an inter-provincial highway which has a high intensity of use, both by vehicles with light loads and heavy loads. This factor is one of the factors that can trigger the high vulnerability of land to road damage due to soil instability. Apart from that, the formation of weak zones below the surface, which are rock zones with low resistivity values and high porosity, can also be a factor in soil instability. This research was carried out with the aim of mapping underground structures and identifying the distribution and types of lithology that make up weak zones in the research area. Measurements were carried out on 6 trajectories and data processing was carried out using the two-dimensional inversion method using Res2DInv software. The results of resistivity data processing are correlated with regional geological map, classification of rock resistivity values, and SPT drill data from the results of the 6 tracks analysis, the distribution of weak zones was identified which were composed of clay lithology with resistivity values of <10 qm and sandy clay which had a resistivity value in the range of 10-20 qm."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfi Hidayatullah
"Gua bawah permukaan merupakan fenomena yang berbahaya karena dapat memicu terjadinya sinkhole jika tidak mampu menahan beban diatasnya. Fenomena ini dapat ditemukan di Pinggiran Sungai Ciliwung, dimana pada zaman dahulu, keberadaan gua tersebut digunakan untuk pengambilan pasir demi kebutuhan pembangunan Saat ini setelah tidak digunakan, gua tersebut dibiarkan begitu saja dan di permukaannya dibangun pemukiman sehingga dapat membahayakan. Penelitian menggunakan metode resistivitas konfigurasi dipole dipole untuk mendeteksi kontinuitas gua bawah permukaan pada daerah Pesona Khayangan juanda. Sebanyak 6 lintasan dengan panjang lintasan 21 meter, 22.5 meter, 22 meter, 46 meter, 27 meter, dan 60 meter digunakan dalam pengukuran empat gua dan mendapatkan anomali nilai resistivitas hingga 1700 Ωm yang menandakan adanya keberadaan gua. Geometri gua sebesar 1.6 m x 1.8 m pada lintasan yang terdekat dengan mulut gua, dan 1.1 m x 1.7 m semakin kedalam semakin mengecil. Kontinuitas gua mencapai 4.5 meter dan 5.5 meter dengan orientasi gua menyerong ke arah Timur Laut.

Subsurface caves are dangerous phenomenon because it can trigger a sinkhole if it is unable to withstand the weight above it. This phenomenon can be found on the banks of the Ciliwung River, where in the past, the existence of the cave was used to extract sand for construction need. Nowadays, the cave is left as it is and buildings was built on its surface so it can be dangerous. The research used dipole dipole configuration resistivity method to detect the continuity of caves in the Pesona Khayangan Juanda area. A total of 6 tracks with a track length of 21 meters, 22.5 meters, 22 meters, 46 meters, 27 meters and 60 meters were used in the measurement for detection of four caves, and got an anomaly of resistivity values up to 1700 Ωm indicating the existence of a cave. The cave geometry is 1.6 m x 1.8 m on the path closest to the cave's mouth, and 1.1 m x 1.7 m to the deeper side, indicating that it gets smaller . The continuity of the cave reaching 4.5 meters and 5.5 meters with cave’s orientation sloping towards Northeast."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adib Hussein
"Di Universitas Indonesia, khususnya di area barat laut Rektorat Universitas Indone- sia masih sedikit dilakukan penelitian yang mendalam mengenai water table dan zona akuifer. Penelitian ini akan membahas mengenai keberadaan zona water table dan zona akuifer dengan menggunakan metode geolistrik resistivitas kon gurasi dipole-dipole. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 3 lintasan, dengan panjang lintasan masing-masing 88 meter dengan posisi lintasan sejajar, penelitian ini menghasilkan data penampang 2D dan penampang 3D dari daerah penelitian. Hasil dari penelitian ini menghasilkan visualisasi lapisan bawah permukaan berupa kondisi seperti zona water table dan keberadaan zona akuifer di lokasi penelitian. Berdasarkan model struktur tanah bawah permukaan, didapatkan bahwa zona water table dengan nilai resistivitas 9-78,9 ohm meter terletak pada kedalaman 3,8 meter.

At the University of Indonesia, especially in the northwest area of the University of Indonesia Rectorate, little in-depth research has been done on the water table and the aquifer zone. This research will discuss the existence of water table and aquifer zones using the Geoelectric method with dipole-dipole con guration. This research will be conducted using 3 tracks, with a track length of 88 meters each with parallel track positions, this research produces 2D cross-sectional data and 3D cross-sections of the research area. The results of this study produce visualization of the subsurface layer in the form of conditions such as the water table zone and the presence of aquifer zones in the research location. Based on the subsurface soil structure model, it is found that the zone of water table zone with a resistivity value of 9 - 78.9 ohm meters is located at a depth of 3.8 meters."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulis Vidya Dwentari Asri Purnama
"Dalam pembangunan konstruksi, selain memperhatikan struktur bangunan, kestabilan fondasi harus diperhatikan baik dari segi keteknikan sipil maupun keilmuan geologi dan geofisika. Sayangnya, banyak pembangunan yang dilaksanakan tanpa melakukan identifikasi lapisan batuan pendukung terlebih dahulu, yang menyebabkan kerusakan maupun keruntuhan bangunan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan efektifitas konfigurasi elektroda geolistrik untuk memetakan badan anomali bawah permukaan, menemukan lapisan batuan kompak untuk fondasi bangunan, serta memetakan keadaan bawah permukaan secara 3 dimensi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konfigurasi Dipole-dipole merupakan konfigurasi yang paling baik dalam memetakan kondisi bawah permukaan. Pada wilayah penelitian, ditemukan lapisan batupasir tufaan dalam area yang cukup luas pada Lintasan 2, 3, 4, dan 5 yang direpresentasikan oleh nilai tahanan jenis lebih dari 80 Ωm. Kedalaman rata-rata top basement yang ditemukan berkisar pada 1,6 hingga 3 meter dari permukaan tanah. Lapisan batuan tersebut diasosiasikan dengan batuan kompak yang kemudian dapat dijadikan lapisan batuan pendukung bangunan.

In order to build a construction, besides the building structure, the foundation stability must be considered both from civil engineering as well as geological and geophysical sciences perspectives. Unfortunately, many developments are carried out without supporting rock layers identification, which causes damage or building collapse. This research aims to determine the effectiveness of geoelectric electrode arrays to map subsurface anomaly bodies, find compact rock layers for building foundations, and map subsurface conditions in 3 dimensions. The research indicates that the Dipole-dipole array is the best array for subsurface mapping. In the research area, tuffaceous sandstone layers were found in a fairly large area on Tracks 2, 3, 4, and 5, represented by a resistivity value of more than 80 Ωm. The average depth of the top basements ranges from 1.6 to 3 meters from the ground surface. These rock layers are associated with compact rock which can then be used as rock layers to support buildings. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>