Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Culture safety in the Nuclear instation.Culture safety is aimed to empower all the personnels to contribute and responsible to the instalation safety where they work in
"
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Indah
"ABSTRAK
Tingkat kecelakaan kerja di Indonesia khususnya di sektor konstruksi masih sangat tinggi. Sehingga perlu diidentifkasi hubungan antara kebijakan dan Budaya Keselamatan apa saja yang paling berpengaruh terhadap kinerja keselamatan dan kinerja proyek pada proyek konstruksi. Tujuan dari penelitian ini adalah mencari variabel kebijakan dan Budaya Keselamatan apa saja yang paling berpengaruh terhadap kinerja keselamatan dan kinerja proyek pada proyek konstruksi. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder dari hasil literature yang tervalidasi oleh pakar dan kuesioner responden yang dianalisa menggunakan Metode SEM-PLS. Hasil penelitian variable signifikan dan paling dominan adalah kebijakan keselamatan mempengaruhi budaya fisik, kinerja keselamatan dan kinerja proyek.
ABSTRACT
The level of accidents in Indonesia, especially in the construction sector is still high. So that needs are identified, the relationship between policy and safety Culture on safety performance and performance project in construction sector. The purpose of this research is to know the variables of policy and Safety culture that affect on safety performance and performance project in the construction sector. This study uses data from literature that has been validated by experts and respondent questionnaires analyzed by SEM PLS method. The results of this study will show the dimensions of what is most significant in affecting safety performance and project performance."
2017
T48956
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Pramudya
"ABSTRAK
Masih tingginya jumlah kecelakaan dan korban kecelakaan kerja adalah suatu permasalahan pada proyek konstruksi di Indonesia. Hal ini disinyalir disebabkan masih rendahnya tingkat kematangan keselamatan kerja dan kurang efektifnya implementasi kebijakan. Untuk itu perlu diidentifikasi hubungan antara kebijakan K3 dan kematangan keselamatan kerja yang paling berpengaruh terhadap kinerja keselamatan dan kinerja proyek pada perusahaan jasa konstruksi. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder dari hasil literature yang tervalidasi oleh pakar dan kuesioner responden yang dianalisa menggunakan Metode SEM-PLS. Terdapat 99 hubungan antara Kebijakan, Kematangan Keselamatan, dengan Kinerja Keselamatan dan Kinerja Proyek, 41 hubungan diantaranya memiliki hubungan yang signifikan.

ABSTRACT
The high number of accidents and casualties is a problem in construction projects in Indonesia. This is allegedly due to the low level of safety maturity and the lack of effective implementation of policies. Therefore, it is necessary to identify the relationship between OSH policy and safety maturity that most influences on safety performance and project performance on construction services company. This research uses primary and secondary data from literature that validated by expert and respondent questionnaires analyzed using SEM PLS Method. There are 99 relationships between Policy, Safety Maturity, with Project Safety and Project Performance, 41 of which have significant relationships."
2017
T48739
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Linda Maedikaningsih
"Setiap pekerjaan memiliki risiko kecelakaan, dalam membangun kesadaran pekerja dibutuhkan safety culture yang baik. Untuk merepresentasikan safety culture dengan menggunakan safety climate atau persepsi keselamatan pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran safety climate di PT Fajar Mas Murni Tahun 2017, menggunakan desain survey dengan pendekatan kuantitatif untuk mengelolah data. Besaran sampel yang diambil sebanyak 109 responden diambil dengan teknik simple random sampling.
Hasil penelitian menunjukan nilai safety climate sebesar 7,51 atau sangat kuat. Dimensi yang paling kuat adalah persepsi karyawan sebagai individu terhadap nilai safety 7,82 , sedangkan variabel yang menunjukan nilai paling tinggi adalah kebutuhan pribadi terhadap keselamatan 8,11 . Nilai safety climate paling tinggi ada pada kelompok tingkat jabatan manajer 7,91 , pendidikan terakhir Diploma III 7,7 , masa kerja >15 tahun 7,73 , dan pekerja kontrak 7,6.

Every job has an accident risk, in building awareness of workers needed a good safety culture. To represent safety culture by using safety climate or employee safety perception. This study aims to determine the picture of the safety climate at PT Fajar Mas Murni in 2017, using survey design with quantitative approach to manage the data. The sample size taken as many as 109 respondents taken by simple random sampling technique.
The results showed the value of safety climate of 7.51 or very strong. The most powerful dimension is the perception of employees as individuals to the value of safety 7.82 , while the variable that shows the highest value is the personal need for safety 8.11 . The highest safety climate values are in the managerial level 7,91 , the educational last Diploma III 7,7 , the working period 15 years 7,73 , and the contract workers 7,6."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S68816
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rossy Armyn Machfudiyanto
"Industri Konstruksi memiliki kontribusi besar dalam perekonomian. Permasalahan yang sering terjadi bahwa industri konstruksi memiliki catatan kecelakaan yang buruk dibandingkan industri yang lain. Penelitian ini bertujuan melakukan improvement kebijakan dan kelembagaan untuk meningkatkan tingkat kematangan dan kinerja keselamatan pada Industri Konstruksi di Indonesia.
Metode Penelitian menggunakan data primer dan sekunder dari hasil literatur yang divalidasi pakar serta melakukan survei kuesioner responden yang dianalisa menggunakan Metode SEM-PLS.
Hasil Penelitian menjelaskan bahwa kebijakan keselamatan, pembiayaan, reward dan punishment merupakan faktor yang dominan yang diintegrasi dengan lembaga yang terlibat dalam K3 untuk memperbaiki budaya keselamatan ditinjau dari elemen tingkat kematangan dalam meningkatkan kinerja keselamatan dan kinerja proyek konstruksi di Indonesia.

The Construction Industry has a huge contribution in the economy. The frequent problem is that the construction industry has a poor record of accidents compared to other industries. This study aims at improving the policies and institutions to improve the level of maturity, safety performance and project performance in the Construction Industry in Indonesia.
Methods The study used primary and secondary data from the literature that validated the expert and conducted a questionnaire survey of respondents who analyzed using the SEM-PLS Method.
The results of the study explain that the safety, financing, reward and punishment policies are the dominant factors that are integrated with the institutions involved in OSH to improve safety culture in terms of the elements of maturity level in improving the safety performance and performance of construction projects in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
D2644
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Situmorang, Luhut Adi Irawan
"Tingkat kecelakaan kerja yang tinggi di dalam suatu proyek, sangat dipengaruhi oleh tingkat maturiti budaya keselamatan kerja dimana budaya tersebut dibentuk dari dimensi yang menjadi elemen struktural budaya tersebut. Saat ini, industri jasa konstruksi semakin berkembang dengan hadirnya penyedia jasa konstruksi asing yang diketahui memiliki tingkat maturiti budaya keselamatan kerja yang lebih baik dibanding penyedia jasa konstruksi nasional. Penelitian ini meneliti dimensi budaya yang menjadi elemen struktural dari budaya keselamatan kerja di perusahaan kontraktor swasta asing serta model hubungan antar dimensi tersebut.
Penelitian ini menggunakan metode survey dan metode analisa dengan menggunakan bantuan program SMART PLS. Penelitian mendapatkan terdapat sepuluh dimensi budaya keselamatan kerja dan hasil survey dan analisa menunjukkan bahwa terdapat 16 hubungan dimensi yang bersifat signifikan dan dimensi budaya yang paling mempengaruhi pembentukan budaya keselamatan kerja adalah Kepemimpinan yang komitmen dan konsisten terhadap keselamatan kerja dan sistem Nilai yang Dianut di antara Pekerja terhadap keselamatan dalam bekerja.

The level of work accidents in one project, greatly influenced by the level maturity of safety culture which actually founded by some structural elements. Today, in Indonesia, the construction industries is growing up and many foreign construction company come and expand their business In Indonesia which well known have better maturity. This thesis is going to research what safety culture dimensions in foreign construction companies in Indonesia are and how the relationship model of those structural elements is.
The methodology of this research is Survey and using SMART PLS application. There are ten safety culture dimensions in foreign construction companies in Indonesia and the result of survey and analysis indicate that there are 16 relationships that are significant relationship in building safety culture in foreign construction company. The most influence dimension are Leadership and The Value of Safey among the workers.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48933
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuda Rizky
"Safety Driving merupakan bagian dari budaya keselamatan jalan (road safety culture) yang melihat bagaimana perilaku aman (safety behavior) seseorang dalam mengemudi. Terdapat dua faktor yang berhubungan dengan perilaku aman berkendara (safety driving), yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah given factor yang berasal dari individu (human), sedangkan factor eksternal berasal dari lingkungan di luar individu. Faktor-faktor internal dan eksternal tersebut dapat diidentifikasi lebih lanjut sehingga kita dapat mengetahui tentang faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan perilaku aman berkendara (safety driving).
PT. "X" merupakan salah satu perusahaan taksi swasta terbesar di Indonesia, yang bergerak di bidang pelayanan jasa transportasi darat dan telah memiliki banyak pool yang tersebar di beberapa wilayah, salah satunya di pool "Y", sangat memperhatikan keselamatan dan kesehatan karyawannya khususnya para pengemudi. Banyaknya jumlah pengemudi yang dipekerjakan oleh perusahaan sebanding dengan jumlah kendaraan yang digunakan untuk mendukung operasional kegiatan perusahaan. Interaksi antara kedua komponen tersebut merupakan risiko keselamatan yang dihadapi oleh perusahaan pada saat kegiatan operasional dijalankan.
Secara umum hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa perilaku aman berkendara (safety driving) pada pengemudi taksi di PT. "X" pool "Y" berada pada kategori baik. Artinya bahwa sebagian besar dari jumlah pengemudi telah memilki kesadaran untuk berperilaku aman dalam berkendara. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan perilaku aman berkendara (safety driving) pada pengemudi taksi di PT. "X" pool "Y", yaitu tingkat pendidikan, pengalaman bekerja, dan keikutsertaan diklat (pendidikan dan pelatihan) safety driving.

Safety driving is part of road/street safety culture (road safety culture) what sees how safe behavior (safety behavior) someone in driving. There are two factors relating to safety behavior (driving), that is internal factor and external factor. Internal factor is given factor is coming from individual (human), while external factor comes from area of outside individual. Internal and external factors can be identified furthermore so that we can know about factors any kind of relating to safety behavior (driving).
PT. "X" be one of the biggest private sector taxi company in Indonesia, which active in transportation service activities of land and has owned many pool which spread over in some regions, one of them is in pool " Y", hardly pays attention to safety and health of its (the employee) is especially the drivers. The many driver amounts employed by proportional company with number of vehicles applied to support company activity operational. Interaction between both the components is safety risk faced by company at the time of operational activity is implemented.
In general research result done indicates that safety behavior (driving) at taxi driver in PT. "X" pool "Y" stays at good category. It`s mean that most of driver amounts have owned awareness for safety behavior (driving). Beside that, the result of research also indicates that there are some factors relating to safety behavior (diving) at taxi driver in PT. "X" pool "Y", that is level of education, experience of working, and taking part in education and training of safety driving."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Omar Mochtar
"Menurut perkiraan International Labour Organization (ILO), di tingkat global lebih dari 2,78 juta orang meninggal per tahun akibat kecelakaan kerja atau penyakit terkait pekerjaan. Berdasarkan data yang dirilis oleh BPJS, kecelakan kerja di konstruksi meningkat dari 114.000 di tahun 2019 menjadi 177.000 kecelakaan ditahun 2020. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kematangan budaya keselamatan pada pekerja di PT. XYZ . Penelitian bersifat semi kuantitatif dengan design penelitian deskriptif. Data yang dikumpulkan dari hasil FGD, Kuisioner, review dokumen & Observasi kemudian dilakukan analisa secara mendalam. Terdapat 19 variabel yang akan diuji dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil pengukuran tingkat kematangan budaya keselamatan didapatkan PT. XYZ berada di tingkat calculative dengan mayoritas variabel berada pada tingkat calculative kecuali variabel penghargaan K3L, pelatihan & kompentensi, penerapan dan penggunaan standart berada pada tingkat reactive. Berdasarkan dengan  kriteria 20 variabel yang diuji dalam penelitian ini tingkat kematangan budaya keselamatan PT. XYZ berada ditingkat calculative yaitu masuk kedalam titik awal dalam menuju budaya selamat.

According to estimates of the International Labour Organization (ILO), at the global level more than 2.78 million people die per year from occupational accidents or work-related diseases. Based on data released by BPJS, work accidents in construction increased from 114,000 in 2019 to 177,000 accidents in 2020. This study aims to determine the level of maturity of safety culture in workers at PT. XYZ. Research is semi-quantitative with a descriptive research design. The data collected from the results of the FGD, Questionnaire, document review & Observation was then carried out an in-depth analysis. There are 19 variables that will be tested in this study.  Based on the results of measuring the level of maturity of safety culture obtained by PT. XYZ is at the calculative level with the majority of variables being at the calculative level except the K3L reward variable, training &compensatory, application and use of the standard are at the reactive level. Based on the criteria of 20 variables tested in this study, the maturity level of pt. XYZ is at the level of being calculative, which is to enter the starting point in the direction of a culture of safety."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Kurdiman
"Kegiatan industri tidak terlepas dari adanya bahaya dan pajanan risiko yang berpotensi kecelakaan, termasuk pertambangan. Perkembangan resilience secara teoritis dan praktis dalam pengelolaan risiko. Adanya bahaya berisiko tinggi di berbagai industri dan tuntutan efisiensi biaya diperlukan sebuah pendekatan baru dalam pengelolaan keselamatan, termasuk program safety culture. Sebuah pendekatan pengelolaan keselamatan baru tersebut adalah pendekatan Safety-I (safety culture) menjadi Safety-II (culture of resilience) (Hollnagel, 2013; 2015). Pendekatan yang memasukkan prinsip resilience pada safety culture. Perkembangan safety culture model secara teori dan praktis. PT Harmoni Panca Utama (HPU) telah mengembangkan program budaya keselamatan dan berpandangan bahwa safety culture model terdiri dari 3 (tiga) faktor pembentuk utama, yaitu: attitude, management infrastructure & technology; dan HSE Management System beserta belum mempertimbangkan aspek pendekatan baru berbasis prinsip resilience. Kajian faktor permbentuk utama terhadap safety culture model yang berindikator berbasis prinsip resilience merupakan tujuan penelitian ini.
Penelitian ini menggunakan mix methode, analisa kualitatif dan principal component analysis (PCA). Hasilnya bahwa safety culture model di HPU masih sesuai dengan perkembangan ilmiah saat ini dengan beberapa penyederhanaan. Dari PCA diperoleh 3 komponen yang indikator faktor pembentuknya sebanyak 29 variable telah ditambahkan 4 prinsip resilience, yaitu: respon, monitor, learn, dan anticipate. Hanya komponen 1 yang reliable, sementara Komponen 2 & 3 tidak. Hal ini dimungkinkan karena indikator faktor pada komponen satu dan lainnya saling berkaitan atau karena Komponen 2 & 3 berindikator faktor sedikit (3-4 variabel). Dari 397 responden, hasil uji reliabilitas untuk total indikator faktor pembentuk, nilai alpha cronbach 0,798 (reliable) dan uji validitas (r) dibawah nilai kritis pada masing2 pertanyaan/variable.

Industrial activities are inseparable from potential hazards and risk exposures, including mining. Today, the study of the development of resilience is theoretically and practically in risk management. The presence of high-risk hazards in various industries and cost-efficiency demands required a new approach to safety management, including safety culture programs. A new approach to safety management is the Safety-I approach (safety culture) to Safety-II (culture of resilience) (Hollnagel, 2013, 2015) which is an approach that incorporates the principle of resistance to safety culture. Today also the development of security culture model in theoretically and practically. PT. Harmoni Panca Utama (HPU) has developed a safety culture program and believes that the safety culture model consists of 3 (three) dominant form factors, including: attitude, management infrastructure & technology; and HSE management system. That model has not considered a new aspect of resilience principle based approach. The study of the major factor in the form of safety culture model founded on the resilience principle is the purpose of this study.
This research uses mix methods, qualitative analysis and principal component analysis (PCA). The result that the safety culture model in HPU is still following current scientific development with some simplification. Adding four principles of resilience, namely: respond, monitor, learn and anticipate from the PCA that obtained three components that the fundamental factors of 29 variables. Only Component 1 is reliable, while Components 2 & 3 do not. Otherwise, the researcher will still use 3 components or main factors based on literature review. This result is possible because the factor indicators on one component and the other are interrelated or because Components 2 & 3 are slightly indicator factors (3-4 variables). From 397 respondents, reliability test results for total indicators of the factor, alpha's Cronbach value 0.798 (reliable) and validity test (r) below the critical value of each question/variable.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48488
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hardy Atmajaya
"Kecelakaan kerja dapat menyebabkan cedera, sakit atau kematian bagi pekerja. Budaya kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang buruk dalam suatu organisasi adalah penyebab utama banyak terjadinya kecelakaan. Budaya K3 merupakan salah satu komponen budaya organisasi yang mengacu pada individu, pekerjaan, dan karakteristik organisasi yang dapat memengaruhi kesehatan dan keselamatan mereka. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh level budaya K3 di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang Man Power Services. Subjek penelitiannya adalah pekerja yang terdiri dari manajer, staf dan operator. Populasi merupakan total sampel. Penelitian ini menggunakan kuesioner Safety Culture Maturity Model (SCMM) dengan skala 5 level. Aspek budaya K3 yang diukur adalah komitmen, penghargaan di bidang keselamatan kerja, prioritas keselamatan, status dan ruang lingkup departemen K3, manajemen bahaya dan risiko, pelatihan dan kompetensi, investigasi kecelakaan, feedback setelah terjadi kecelakaan, analisis penyebab kecelakaan, prosedur keselamatan, tujuan prosedur, audit and monitoring, perencanaan kerja, penetapan standar, inspeksi keselamatan, safety meeting, komunikasi, dan keterlibatan karyawan . Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tingkat budaya K3 adalah pada level kalkulatif dengan nilai akhir sebesar 3,1.

Accidents can cause injury, illness or death for workers. A negative culture of occupational health and safety (OHS) in an organization is the main cause that causes some accidents. Safety culture is a cultural component that represents individuals, work, and organizational characteristics that can affect their health and safety. This study aims to obtain the level of safety culture in companies engaged in Man Power Services. The research subjects were workers consisting of managers, staff and operators. The population is the total sample. This study used a Safety Culture Maturity Model (SCMM) questionnaire with a five (5) level scalesP. Safety culture aspects that determine commitment, respect in the field of work safety, priority of safety, status and distribution space of OHS department, hazard and risk management, training and competence, accident investigation, feedback after an accident, analysis of accident causes, safety procedures, procedures, audits and monitoring, work planning, standard setting, safety inspections, safety meetings, communications and employee combinations. The results showed the level of safety culture at the calculative level with the final value of 3.1."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53347
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library