Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Clift, Rebecca
""We live our lives in conversation, building families, societies and civilizations. In over seven thousand languages across the world, the basic infrastructure by which we communicate remains the same. This is the first-ever book-length linguistic introduction to conversation analysis (CA), the field that has done more than any other to illuminate the mechanics of interaction. Starting by locating CA by reference to a number of cognate disciplines investigating language in use, it provides an overview of the origins and methodology of CA. By using conversational data from a range of languages, it examines the basic apparatus of sequence organization: turn-taking, preference, identity construction and repair. As the basic for these investigations, the book uses the twin analytic resources of action and sequence to throw new light on the origins and nature of language use.""
Cambridge, United Kingdom : Cambridge University Press, 2016
302.346 CLI c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Wooffitt, Robin
"Demonstrating how the methods and findings of conversation and discourse analysis may inform the development of empirical research questions, this text offers clear comparisons between the two approaches, as well as offering a positioned argument."
Singapore: Sage , 2014
401.41 WOO c (1);401.41 WOO c (2);401.41 WOO c (2);401.41 WOO c (2);401.41 WOO c (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Lester, Jessica N., Author
Los Angeles: Sage, 2019
302.346 LES a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yanuar Nugroho
"Komunikasi interpersonal, seperti percakapan, mempunyai banyak pengandaian. Misalnya, partisipan perlu mengatur proses pertukaran informasi sesuai kemampuan mereka dan memahami kemampuan pihak lain berkomunikasi. Proses semacam ini dapat dipengaruhi oleh teknologi komputer yang didesain untuk mendukung komunikasi interpersonal. Satu aspek yang dapat dipengaruhi misalnya identitas partisipan yang bisa dibuat anonim dengan membuang indikator sosialnya. Hasilnya, individu menjadi ter-deindividuasi selama proses komunikasi. Lebih lanjut, deindividuasi macam ini justru meningkatkan efektivitas komunikasi ketika melibatkan ketidaksepakatan antarorang atau kelompok. Tulisan ini membahas hasil penelitian eksperimental pengujian efek deindividuasi dari komunikasi anonim. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menciptakan dan menguji sebuah desain sistem komunikasi termediasi-komputer (CMC, computer-mediated communication).Eksperimen ini menggunakan dua konfigurasi GNU Mailman 2.0.6 sebagai milis manager untuk mengelola pertukaran pesan. Konteks eksperimen ini adalah komunikasi antaraktivis LSM di Indonesia yang sudah terbiasa menggunakan email. Dua kelompok partisipan yang berbeda menggunakan dua konfigurasi CMC selama dua minggu untuk mendiskusikan beberapa isu. Konfigurasi eksperimental menyembunyikan identitas seluruh partisipan (versi anonim), sementara konfigurasi kontrol menampilkan alamat email secara normal (versi teridentifikasi). Perilaku politik dan kesadaran akan identitas diri dari kedua kelompok ini diamati sebelum dan sesudah periode diskusi. Seusai eksperimen didapati bahwa perubahan perilaku politik terjadi lebih besar pada kelompok anonim, sedangkan kesadaran akan identitas-diri, meski dalam konteks berbeda, tetap kuat pada kedua kelompok. Analisis pembicaraan (conversation analysis) digunakan untuk menguji formalitas dan struktur pesan, termasuk aturan dalam pembicaraan, koherensi,dan argumen. Teori-teori komunikasi dimanfaatkan untuk mengambil kesimpulan tentang desain CMC yang mendukung pencapaian konsensus."
Depok: Jurnal Antropologi Indonesia, 2004
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Aah Hilyati
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan memperoleh data empiris tentang struktur percakapan guru-murid Taman Kanak-Kanak (TK) di dalam kelas. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengukur perbedaan frekuensi keikutsertaan dalam percakapan antara murid laki-laki dan murid perempuan, antara murid yang orang tuanya berdomisili di kota dan murid yang orang tuanya berdomisili di pinggiran kota, serta antara murid yang orang tuanya berpendidikan dasar, berpendidikan menengah, dan berpendidikan tinggi.
Penelitian ini dilakukan di empat TK yang terletak di kecamatan kota, Kota Nadia Tangerang, yaitu TK Pertiwi, TR Trisula Perwari, TK Kemala Bhayangkari, dan TK Dharma Putra. Subjek penelitian ini berjumlah 94 orang murid TK dan 4 orang guru TK dari empat TK yang diteliti.
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Penelitian ini menggunakan perekam pita dan lembar pengamatan sebagai instrumen dan memroses data yang berupa rekaman percakapan guru-murid dengan (1) mentranskripsi; (2) mengelompokkan dan memberi kode percakapan itu berdasarkan variabel jenis kelamin murid, variabel domisili orang tua, dan tingkat pendidikan orang tua; (3) melakukan pengartuan; dan (4) menghitung frekuensi keikutsertaan murid dalam percakapan.
Peneliti menggunakan teknik analisis yang disarankan Sinclair dan Coulthard untuk menganalisis struktur percakapan guru-murid TK. Untuk melihat signifikansi perbedaan frekuensi keikutsertaan dalam percakapan antara murid laki-laki dan murid perempuan dan signifikansi perbedaan frekuensi keikutsertaan dalam percakapan antara murid yang berdomisili di kota dan murid yang berdomisili di pinggiran kota digunakan uji t. Sementara itu, Analisis Variansi satu jalan digunakan untuk melihat signifikansi perbedaan frekuensi keikutsertaan dalam percakapan antara murid yang orang tuanya berpendidikan dasar, berpendidikan menengah, dan berpendidikan tinggi.
Dari 94 subjek penelitian ditemukan 497 buah transaksi yang terdiri dari 240 buah transaksi pancingan guru, 47 buah transaksi pengarahan guru, 37 buah transaksi penerangan guru, 105 buah transaksi pancingan murid, dan 68 buah transaksi penerangan murid. Dalam penelitian ini, pertanyaan merupakan bentuk tuturan yang paling banyak dikemukakan guru dalam bercakap-cakap dengan muridnya.
Perhitungan dengan uji t menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang maknawi dalam frekuensi keikutsertaan dalam percakapan antara murid laki-laki dan murid perempuan, serta antara murid yang berdomisili di kota dan murid yang berdomisili di pinggiran kota. Hasil perhitungan Analisis Variansi satu jalan menunjukkan bahwa ada perbedaan yang maknawi dalam frekuensi keikutsertaan dalam percakapan antara murid yang orang tuanya berpendidikan dasar, berpendidikan menengah, dan berpendidikan tinggi.

ABSTRACT
Teacher-Pupil Conversation Analysis of Kindergartens in Tangerang MunicipalityThe focus of this study is to investigate empirical data about the teacher-pupil conversation structure of kindergartens. This study is aims at measuring participation frequency differences in conversations between boys and girls, between pupils of urban parentage and pupils of suburban parentage, and among pupils whose parents' education consist of elementary, secondary, and tertiary level.
The subjects of this study come from urban kindergartens in Tangerang municipality, comprising 94 pupils, and one teacher from each kindergarten. This study used a tape recorder and an observation sheet for collecting the data. The statistical analyses used to compute the data are the t test, one-way ANOVA, and Scheffe multiple comparison method.
A total of 497 transactions were collected, consisting of 240 teacher eliciting transactions, 47 teacher directing transactions, 37 teacher informing transactions, 105 pupil eliciting transactions, and 68 pupil informing transactions. It is also found that there are no significant differences of participation frequency between boys and girls, and between pupils living in the urban neighborhood and those living in the suburban neighborhood. The measurement result of one-way ANOVA shows that there is a significant difference of participation frequency among pupils whose parents' education level is elementary, secondary or tertiary.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Santos, editor
"His insight and acute linguistic sensitivity and linguistic rationality have spawned findings and research work in many areas, from non-standard etymology to hardcore formal linguistics, not forgetting computational areas such as parsing, terminological databases, and, last but not least, machine translation. In addition to his renowned and widely acknowledged insights in tense and aspect and its relationship with nominal quantification, and his ground-breaking work in dialog using game-theoretic machinery, Lauri has in the last fifteen years as Professor of Language Theory and Translation Technology contributed immensely to areas such as translation, terminology and general applications of computational linguistics. The three editors of the present volume have successfully performed doctoral studies under Lauri’s supervision, and wish with this volume to pay tribute to his supervision and to his influence in matters associated with research and scientific, linguistic and philosophical inquiry, as well as to his humanity and friendship."
Berlin: [, Springer-Verlag], 2012
e20409181
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Edelleit Rose Widyatmoko
"Walaupun sering dianggap sebagai luapan perasaan saja, interpretasi ungkapan tawa tidak sesederhana kelihatannya. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan motif penuturan tawa wkwk berdasarkan ortografinya melalui penjabaran karakteristik penggunaan bentuk tawa wkwk dalam percakapan tulis digital berdasarkan konteksnya. Pemetaan ujaran tawa dilakukan pada grup chat yang beranggotakan penutur bahasa Indonesia. Makalah ini menggunakan metode analisis percakapan (Schegloff, 2007) dengan ancangan teori stance taking (DuBois, 2007) dan teori pengelompokkan tawa oleh Glenn (2013). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ujaran tawa wkwk digunakan sesuai dengan konteks percakapan yang sedang berlangsung. Berkaitan dengan hal ini, ditemukan adanya kesamaan motif penggunaan tawa wkwk dengan bentuk tawa lainnya, bahkan tawa tatap muka. Selain itu, tawa “wkwk” menunjukkan hubungan kedekatan antar penutur yang memiliki hubungan akrab. Dengan demikian, kebaruan penelitian tawa wkwk tidak terletak pada mengapa tawa itu dituturkan, tapi kepada siapa tawa tersebut dituturkan.

Although laughter is commonly thought to be an expression of emotion, its interpretation is not as simple as it appears. The goal of this study is to discover the motivations for the orthography of wkwk by describing the characteristics of the use of the form of laughter in digital written conversations based on context. The information was gathered from a group chat of young adult Indonesian speakers. This paper employs a conversational analysis method (Schegloff, 2007), with stance taking theory approach (DuBois, 2007) and Glenn's laughter theory (2013). The findings revealed how laughter was cued in response to the ongoing conversation. There were similarities in the use of laughter with other types of laughter, such as face-to-face laughter. Furthermore, "wkwk" denotes a close relationship between speakers who are considered close. Thus, the novelty aspect of this study doesn't lie at why laughter is spoken, but who does the laughter."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Chusni Hadiati
"ABSTRAK
Penelitian mengenai strategi percakapan dalam jual beli tradisional dalam dialek Banyumas
ini merupakan penelitian pragmatik yang berfokus pada analisis percakapan. Penelitian ini
bertujuan untuk merekonstruksi strategi percakapan jual beli tradisional dalam dialek
Banyumas dan menemukan faktor-faktor yang berpengaruh dalam keputusan pembelian
konsumen. Tuturan yang diujarkan oleh penutur merepresentasikan apa yang ada dalam
benak mereka. Strategi percakapan dalam penelitian ini meliputi, kondisi kesahihan tuturan,
strategi bertutur dan strategi kesantunan. Keputusan konsumen dipengaruhi oleh faktor
eksternal dan faktor internal yang direalisasikan melalui tuturan dalam percakapan jual beli.
Data penelitian diperoleh dari percakapan jual beli di pasar tradisional. Penyajian data
dilakukan dengan menggunakan mikro dan makro struktur. Analisis data dilakukan dengan
metode padan pragmatis. Satuan analisis dalam penelitian ini adalah tuturan. Kondisi
kesahihan tuturan dapat dilihat dari konteks tuturan. Pada realisasinya, konteks tuturan dapat
dilihat sebagai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembelian. Faktor eksternal atau
bauran pemasaran adalah faktor-faktor di luar individu yang berpengaruh terhadap keputusan
pembelian. Faktor internal atau black box model yang terjadi dalam benak individu
merupakan faktor dalam diri individu yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
Faktor eksternal dan faktor internal itu direalisasikan ke dalam tuturan individu dalam
percakapan jual beli tradisional. Bahasa dalam percakapan jual beli tradional memiliki tiga
fungsi, yaitu fungsi referensial, fungsi afektif, dan fungsi fatis. Penelitian lebih lanjut dapat
dilakukan untuk membuktikan fungsi bahasa dalam percakapan jual beli tradisional dalam
bahasa Jawa dialek Banyumas

ABSTRACT
The research on conversation strategies in traditional selling and buying in Banyumas dialect
is a pragmatic research focuses on conversation analysis. It aims to reconstruct the
conversation strategies in traditional selling and buying in Banyumas dialect and to find out
the factors affecting consumers? behavior. Utterances used in traditional selling and buying
conversation relfect speakers? mind. The conversation strategies include the felicity
condition, the speech strategies, and the politeness strategies. Consumers? behavior is
affected by external and internal factors. Data is gathered from traditional selling and buying
conversations in traditional markets. This qualitative research uses micro and macro structure
to display data and uses pragmatic identity method in analysis. The unit of analysis of this
research is speech or utterance. Felicity condition of each utterance can be seen from the
context. Context is considered as factors affecting consumers? behavior. External factors or
marketing mix are factors outside the consumers which affects the consumers? decision
whether or not to buy the goods. On the other hand, internal factors or the black box model
are factors inside the consumers affecting their decision. It is called as a black box model
since it occurs in buyers? mind. Those external and internal factors are realized in the
utterances used in traditional selling and buying conversation. The language functions in
traditional selling and buying are classified into three types; referential, affective, and phatic.
A further and deeper research needs to conduct to prove the language functions in traditional
selling and buying conversation in Banyumas dialect"
2016
D2246
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jayanti Monica Gulo
"Alih tutur merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari percakapan manusia. Ditemukannya pola dan karakteristik tertentu dalam alih tutur anak melatarbelakangi dilakukannya penelitian ini dengan fokus penelitian pada alih tutur anak bilingual pada percakapan dua bahasa, yakni bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan bagaimana respons alih tutur anak dalam dua bahasa dan untuk menguraikan strategi-strategi yang digunakan anak dalam percakapan dua bahasa. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan data transkripsi hasil rekaman dari empat sesi wawancara yang dilakukan dengan tiap anak dalam dua bahasa dengan responden tiga orang anak yang berusia 4-5 tahun di Jambi. Data kemudian dianalisis dengan menggunakan landasan teori Sacks, Schegloff & Jefferson (1974) tentang komponen pembangun giliran dan Stenstrom (1994) tentang strategi alih tutur. Dari hasil analisis data ditemukan bahwa ketiga responden memiliki kecenderungan respons bahasa dengan unit yang berbeda-beda. Matt dan Winna merespons lebih tinggi dalam sesi wawancara bahasa Indonesia dan didominasi oleh respons dalam bentuk kata tunggal sedangkan Alisa merespons lebih tinggi dalam sesi wawancara bahasa Inggris dalam bentuk unit kalimat yang cukup kompleks. Selain itu, ditemukan pula fenomena alih kode dan campur kode dalam sesi wawancara kedua bahasa. Temuan selanjutnya adalah adanya penggunaan strategi-strategi alih tutur yang berbeda-beda pada tiap sesi wawancara. Terlepas dari kecenderungan bahasa, strategi alih tutur yang muncul lebih dipengaruhi oleh faktor ketertarikan anak pada topik wawancara, mood (suasana hati) anak pada saat sesi wawancara dan faktor situasional seperti fokus anak dan distraksi yang muncul pada saat wawancara berlangsung.

Turn taking is an inseparable part of human conversation. The discovery of certain patterns and characteristics in children's turn taking is the main reason for this research to be conducted with a broader focus on turn taking of bilingual children in two-language conversations, which are Indonesian and English. This study was conducted to explain the children’s turn taking responses during two languages interview sessions and to describe the strategies used by children in bilingual conversation. This study is a qualitative research with transcription data recorded from four interview sessions conducted with each child in two languages ​​with three children aged 4-5 years as respondents in Jambi. The data were then analyzed using the theoretical basis of Sacks, Schegloff & Jefferson (1974) on the turn-constructional component and Stenstrom (1994) on turn taking strategies. From the results of data analysis, it was found that the three respondents had a tendency to respond to language with different units. Matt and Winna responded higher in the Indonesian interview sessions and dominated by single word responses, while Alisa responded higher in the English interview session in the form of a fairly complex sentence unit. In addition, code switching and code mixing phenomena were also found in the interview sessions of the two languages. The next finding is the use of different turn taking strategies in each interview session. Apart from language tendencies, the turn taking strategies that appear are more influenced by the child's interest in the interview topic, the child's mood during the interview session and situational factors such as the child's focus and distractions that arise during the interview."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nilam Husna Muthia
"Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan multimodalitas backchannel bahasa Jepang dalam beauty vlog. Penelitian ini menggunakan teori analisis percakapan (Sacks, dkk 1974; Heritage, 2001) dan Multomidalitas (Mondada, 2018) untuk menjelaskan pola penggunaan multimodalitas (moda verbal dan nonverbal) backhannel bahasa Jepang dalam beauty vlog. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa backchannel yang disampaikan mitra tutur memiliki makna 'mitra tutur sedang menyimak', 'mitra tutur meminta penutur melanjutkan tuturannya'. Kedua hal itu mengimplikasikan bahwa mitra tutur memberikan perhatian kepada penutur. Pola multimodalitas backchannel dalam beauty vlog yang ditemukan terdapat tiga tipe, yaitu (i) backchannel verbal, (ii) backchannel verbal dan nonverbal, dan (iii) backhchannel nonverbal. Backchannel yang produktif disampaikan adalah backchannel dalam unit kata dan frasa. Sementara, untuk backchannel nonverbal, penutur cenderung menggunakan anggukan. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa penutur bahasa Jepang memiliki preferensi menggunakan moda verbal dan nonverbal secara bersamaan dalam menuturkan backhannel.

This research aims to explain the multimodality of Japanese backchannels in beauty vlogs. This research uses conversation analysis theory (Sacks et al., 1974; Heritage, 2001) and Multimodality (Mondada, 2018) to explain the pattern of use of multimodality (verbal and nonverbal modes) on the Japanese language backchannel in beauty vlogs. This research shows that the backchannel conveyed by the speech partner has the meaning 'the speech partner is listening,' 'the speech partner asks the speaker to continue his speech.' Both imply that the speech partner is paying attention to the speaker. There were three main types of backchannel multimodality patterns in beauty vlogs, namely (i) verbal backchannel, (ii) verbal and nonverbal backchannel, and (iii) nonverbal backchannel. The backchannel that was productively conveyed was backchannel in word and phrase units. Meanwhile, for nonverbal backchannels, speakers tend to use nods. This research also shows that Japanese speakers prefer using verbal and nonverbal modes simultaneously in speaking backchannel."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library