"
ABSTRAKSampai dengan tahun 1950-an, perhatian para peneliti terhadap sastra Jawa baru tampaknya belum menghasilkan kegiatan yang khusus dan berkesinambungan. Sejumlah karangan ringkas yang muncul di berbagai majalah, koran, dan sarasehan -- baik yang berbahasa Indonesia maupun Jawa -- memang menunjukkan adanya perhatian tersebut, setidaknya sejak tahun 1950-an, tetapi karangan-karangan semacam itu tidak bisa memberikan gambaran menyeluruh mengenai apa yang sebenarnya telah terjadi dalam sastra Jawa modern sejak pertumbuhannya di sekitar awal abad ini. Ada kesan yang kuat bahwa sejak pertumbuhannya, sastra Jawa baru berada di bawah bayang-bayang sastra Jawa klasik, yang terutama berakar di kraton dan kemudian menyebar ke kalangan yang lebih luas; di samping itu ia tampaknya juga berada di bawah bayangan sastra Indonesia modern yang tumbuh pada waktu yang bersamaan. Dalam perkembangannya, perhatian terhadap sastra Indonesia modern datang dari berbagai kalangan dan suku bangsa, ,termasuk suku Jawa, sedangkan perhatian terhadap sastra Jawa tentunya terbatas terutama di kalangan suku Jawa saja. Perlu dicatat juga bahwa perhatian pemerintah, baik sebelum maupun sesudah kemerdekaan, terhadap bahasa dan sastra Indonesia -- terutama berdasarkan alasan politis -- menjadi semakin besar; kenyataan ini mau tidak mau menyiratkan berkurangnya perhatian terhadap bahasa dan sastra Jawa. Bagi kebanyakan orang Jawa, sastra Jawa berarti karya para pujangga di kraton-kraton Surakarta dan Yogyakarta yang menulis terutama dalam abad ke-18 dan -19; pengertian itu tercermin dalam kebanyakan karangan mengenai sastra dan kebudayaan-Jawa yang ada dalam berbagai penerbitan, dan baru pada tahun 1970-an terbit karangan yang memberi gambaran menyeluruh mengenai perkembangan itu. Buku Telaah Kesusastraan Jawa Modern karangan Suripan Sadi Hutomo adalah buku yang boleh dikatakan mengawali serangkaian penelitian tentang sastra Jawa baru. Buku yang diterbitkan oleh Pusat Pembinaan dan perkembangan Bahasa pada tahun 1975 ini memberikan gambaran sepintas mengenai apa yang telah terjadi pada sastra Jawa baru sejak awal pertumbuhannya. Buku ini dibagi menjadi 6 bab, masing-masing diberi judul "Tinjauan Umum", "Puisi", "Cerita Pendek", "Novel", "Roman Panglipur Wuyung", dan "Sastra Keagamaan"; judul-judul itu menunjukan jenis-jenis yang menurut penulis ada dalam sastra Indonesia baru."