Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 31 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maria A. Trisusanti
"Semen, sebagai salah satu bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan beton semakin dirasa meningkat kebutuhannya, sejalan dengan Iaju pembangunan yang semakin pesat Bahan semen bersama-sama dengan air mengikat agregat hingga membentuk suat batuan massa yang kuat dan kedap terhadap air. Meningkatnya konsurnsi semen yang tidak sebanding dengan jumlah produksi semen berakibat pada melonjaknya harga semen. Hal ini tentunya menghambat pembangunan nasional dan terutama sangat dirasakan pada pembangunan perumahan-perumahan penduduk yang dilaksanakan oleh para pengembang terutama bagi tipe rumah sangat sederhana yang sedang digalakkan oleh pemerintah. Saat ini PT. INDOCEMENT sebagai salh satu produser semen mengeluarkan jenis semen baru yaitu semen tipe Cap Rumah yang diperuntukkan khusus bagi pembangunan perumahan dengan harga yang relatjf murah jika dibandingkan dengan semen Portland.
Penelitian mengenai kekuatan dan aplikasi semen tipe Cap Rumah pada pembangunan dan industri sudah dilakukan sebelumnya oleh Puslitbang Pemukiman PU-Bandung. Penelitian kali ini Iebih dititik beratkan pada pemakaian semen tipe Cap Rumah pada beton ringan pumice yang ditujukan untuk mengetahui sifat-sifat mekanis beton ringan yang dihasilkan dan seberapa besar kekuatan yang dihasilkan.
Penelitian ini meliputi : pengujian kuat tekan, uji kuat tarik belah, uji kuat tarik lentur, pengujian hubungan tegangan-tegangan dan nilai modulus elastisitas serla uji rangkak pada beton ringan pumiae.
Tujuan akhir dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah semen tipe Cap Rumah cukup baik dan ekonomis jika digunakan sebagai pengganti semen yang biasa digunakan ( Portland tipe 1 ) dan sampai seberapa besar kekuatan yang dapat dihasilkannya pada beton ringan pumice. Untuk mengetahui pengaruh pemakaian semen ini pada beton ringan pumice, hasil pengetesan dan pengolahan data selanjutnya akan dibandingkan dengan beton ringan pumice yang menggunakan semen Portland tipe 1 "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S34558
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Madsuri
"ABSTRAK
Beton adalah merupakan material struktur bangunan yang paling tahan terhadap temperatur tinggi akibat kebakaran, oleh karena itu dalam hal pertimbangan ketahanan terhadap api beton merupakan material alternatip yang paling banyak dipakai.
Beton normal apabila dipanaskan/dibakar pada temperatur antara 150-200°C kekuatannya cenderung naik, dan apabila temperatur pembakarannya naik sampai 300°c kekuatannya akan turun dan seterusnya semakin tinggi temperatur pembakarannya akan semakin besar penurunan kekuatannya. Akan tetapi beton ini mempunyai bobot yang sangat berat dibandingkan dengan material lainnya, oleh karena itu sekarang banyak dikembangkan beton ringan, dan di Indonesia khususnya sedang dikembangkan beton ringan yang nmnggunakan ALWA sebagai agregat kasar. ALWA (Artificial Light Weigh Aggregate) adalah agregat ringan buatan yang terbuat dari tanah liat, dimana pada proses pembuatannya di bakar sampai temperatur 1000°C.
Penelitian ini meneliti bagaimana pengaruh temperatur tinggi akibat kebakaran terhadap sifat-sifat fisik dan mekanik beton yang menggunakan ALWA sebagai agregat kasar. Dari hasil pengamatan ini dapat sifat-sifat fisik dapat diperkirakan bagaimana kecepatan merambatnya panas pada suatu komponen struktur apabila terbakar, dan dari hasil pengamatan sifat~sifat mekanik dapat diperkirakan bagaimana perilaku struktur apabila terjadi kebakaran.
Semua pekerjaan penelitian dilakukan di Laboratorium dengan melibatkan tiga Laboratorium yaitu :
1. Laboratorium Beton Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
2. Laboratorium Seksi Pengawasan dan Normalisasi Keramik Berat
dan Mortar, Balai Besar Industri Keramik Departemen
Perindustrian.
3. Laboratorium Api, Puslitbang Pemukiman Departemen Pekerjaan
Umum .
Penelitian ini mengamati dua type beton yang dibedakan
atas kualitasnya atau dalam hal ini yang dibedakan adalah faktor
air semennya (w/c), yaitu :
1. Beton type-1, dengan w/c = 0,45
2. Beton type-2, dengan w/c = 0,55
Metode penelitian adalah eksperimental dan analisa numerik, dimana semua data yang dihasilkan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Afsari
"ABSTRAK
Polypropylene merupakan jenis plastik polimer yang banyak digunakan sebagai kemasan produk. Banyaknya limbah berbahan dasar polypropylene ini sulit terurai, menjadi salah satu alasan untuk menggunakannya sebagai pengganti agregat kasar pada beton. Untuk mencapi mutu beton yang struktural, diperlukan komposisi material penyusun beton yang tepat. Dalam penelitian ini volume perbandingan agregat kasar polypropylene terhadap volume semen yang digunakan adalah 2,6; 2; dan 1,8 dimana hasil kuat tekan kubus yang diperoleh adalah 243,762 kg/cm2; 268,744 kg/cm2; dan 285,623 kg/cm2, dengan nilai modulus elastisitas 7584,048 MPa; 2520,158 MPa; 3913,633 MPa dan poisson rsquo;s ratio sebesar 0,178; 0,164; 0,219. Selain itu, nilai kuat lentur yang dihasilkan sebesar 2,94 MPa; 2,43 MPa; dan 3,41 MPa. Beton ringan ini termasuk kedalam klasifikasi beton ringan mutu sedang berdasarkan ACI 213R-87.

ABSTRACT
Polypropylene is kind of polymer that is used as product warp. That many un degraded waste made by polypropylene is the main reason of using it as lightweight coarse aggregates concrete. To achive the structural concrete, required the right composition of concrete materials. In this reseacrh, ratio the volume of coarse aggregate to the volume of cement used are 2,6 2 and 1,8 where the resulting compressive cube strength are obtained 243,762 kg cm2 268,744 kg cm2 dan 285,623 kg cm2, with modulus of elasticity 7584,048 MPa 2520,158 MPa 3913,633 MPa and poisson rsquo s ratio are 0,178 0,164 0,219. Besides that, the resulting of flexural strength are obtained 2,94 MPa 2,43 MPa and 3,41 Mpa. This lightweight concrete is classified as moderate lightweight concrete based on ACI 213R 87."
2017
S68732
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rengga Pradana Putra
"ABSTRAK
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat banyak inovasi yang muncul termasuk dalam dunia teknik sipil. Beton ringan dengan 100 agregat kasar terbuat dari bahan polypropylene termasuk salah satu inovasi yang sedang dikembangkan. Sifat mekanik dari beton ringan ini masih diteliti, termasuk sifat susut beton ini. Penelitian ini akan membahas susut yang terjadi pada beton ini. Regangan susut yang terjadi pada beton ini rata-rata adalah sebesar 0.001 mm/mm. Hasil tersebut sama walaupun terdapat dua metode pengujian, yaitu kontak dan non-kontak. Untuk membuktikan, dilakukan permodelan secara numerik dengan memasukkan variabel selisih suhu beton. Hasil deformasi yang didapatkan dari eksperimen dan numerik berbeda sekitar 0.1 ndash; 0.5 kali lipat.

ABSTRACT
The development of science and technology made many innovations that emerged including in the civil engineering world. Lightweight concrete with 100 coarse aggregate made of polypropylene material is one of the innovations under development. The mechanical properties of these lightweight concrete are still being investigated, including the shrinking properties of these concrete. This study will discuss the shrinkage that occurs in this concrete. The shrinkage strain occurring in this concrete averaged 0.001 mm mm. The results are the same although there are two testing methods, namely contact and non contact. To prove, numerical modeling is done by entering the variable of temperature difference of concrete. The results of deformations obtained from experiments and numerically differ by about 0.1 0.5 fold."
2017
S68506
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tani Frisda
"Pemanfaatan potensi bahan bangunan lokal berupa limbah batu bara dalam pembuatan bahan bangunan ekologis menjadi salah satu bentuk dukungan terhadap konsep konstruksi ramah lingkungan."
Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum , 2021
690 MBA 56:1 (2021)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Dini Sofyani
"Seiring dengan bertambahnya kebutuhan perumahan di Indonesia, bertambah pula kebutuhan beton sebagai material yang paling diminati untuk pembuatan rumah tinggal. Cangkang Kelapa Sawit Oil Palm Shell / OPS dapat menjadi pilihan sebagai pengganti agregat kasar untuk campuran beton. Penggunaan OPS tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan beton di Indonesia namun juga untuk mengurangi masalah pengolahan limbah OPS. Beton dengan campurang OPS sebagai agregat kasar sudah pernah diteliti sebelumnya dengan menghasilkan kuat tekan beton sebesar 20-23 MPa. Untuk itu kebutuhan untuk melanjutkan penelitian dalam skala yang lebih besar.
Penelitian ini menghasilkan respon mekanik dari balok beton ringan dengan OPS dengan menggunakan metode 2 point pembebanan. Pada penelitian ini akan diuji dua buah sampel balok dengan ukuran 15x25x300 cm. ukuran ini dianggap mewakili dimensi umum yang dipakai untuk rumah sederhana di Indonesia. Respon mekanik terhadap lentur murni akan disajikan sebagai hasil dari pengujian ini. Penelitian ini akan lebih difokuskan pada are dimana diprediksi akan terjadi lentur murni. Selainn itu juga dkan dilihat tentang bukaan retak yang terjadi.

Along with the increasing demand for habitation in Indonesia, the need for concrete as the most favourable housing material is escalating. Oil Palm Shell OPS as coarse aggregate material can be one of the alternatives materials in concrete mix proportions. This possible choice of material not only can fulfil the materials needs, but also capable of reducing the problem of OPS waste in Indonesia. As OPS concrete compressive strength in the previous studies in laboratory is in the range of 20 23 MPa, studies on larger element of structure becomes interesting.
This research presents flexure behaviour of lightweight concrete beams using OPS replacing natural coarse aggregates under four point loading application. In this study, a campaign of tests was conducted on three samples of identical beam with 15 25 300 cm3 of size. This size is representing typical dimension of beam used on two storey houses in Indonesia. Mechanical response due to bending that occurs in OPS lightweight concrete beam is presented. Observation on the beam is emphasized on the pure bending area. The evolution of the maximum crack opening will also be observed.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T50897
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moh. Azhar
"[ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian pembuatan beton ringan atau lightweight
concrete (LWC) menggunakan batu apug (BA) dan abu sekam padi (ASP).
Sampel beton ringan yang dibuat mengandung BA dengan fraksi berbeda, adapun
material semen, pasir, dan abu sekam padi volumenya dijaga tetap. Terdapat dua
parameter utama yang menentukan sifat mekanik sampel LWC masing-masing
adalah densitas sampel dan rasio air/semen (w/c). Sifat mekanik yang paling
utama dari LWC adalah kekuatan tekan. Pada campuran dengan fraksi volume
batu apung terbesar (100%) menghasilkan densitas dan kekuatan tekan paling
rendah masing-masing sebesar (1389,6 kg/m3 dan 11,1 MPa). Diketahui bahwa
makin rendah fraksi batu apung dalam sampel beton makin tinggi nilai densitas
dan kekuatan tekannya, disebabkan oleh tingginya nilai fraksi pori baik pori
terbuka maupun pori tertutup dalam sampel beton. Observasi terhadap fotomikro
SEM batu apung menunjukkan bahwa terdapat sejumlah besar pori dengan bentuk
memanjang ke bagian dalam dari permukaan sampel beton. Pori hadir dengan
kerapatan jumlah pori relatif besar serta dengan ukuran yang bervariasi. Fakta ini
menjelaskan mengapa batu apung besifat ringan karena memiliki densitas massa
yang rendah. Pola difraksi sinar X sampel beton ringan memperlihatkan dominasi
fasa kristalin diidentifikasi sebagai fasa quartz (SiO2). Namun dapat dipastikan
sampel beton ringan terdiri dari fasa campuran antara fasa kristalin dan dengan
sedikit fasa amorph.
Fotomikro SEM beton ringan menunjukkan bahwa senyawa Kalsium Silikat
Hidrat (CSH) mulai tumbuh pada waktu awal proses hidrasi dan terus
berkembang sampai umur beton mencapai umur hidrasi 28 hari yang ditandai
dengan sifat fisik yang padat dan peningkatan kekuatan beton. Dapat dipastikan
bahwa senyawa CSH ini memiliki peranan penting terhadap pengaturan sifat
mekanik seperti kekuatan tekan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa batu apung
dan abu sekam padi adalah material berbasis silika amorph yang memiliki densitas
lebih rendah terutama dibandingkan dengan material pembentuk beton lainnya.
Baik densitas dan kekuatan tekan sampel beton ringan ditentukan oleh rasio antara
batu apung dan abu sekam padi. Ditemukan rasio terkecil BA/ASP yaitu 8
menghasilkan nilai densitas dan kekuatan tekan optimal, masing-masing pada usia
beton 28 hari sebesar 1891 kg/m3 dan 23 MPa. Komposisi beton ringan yang
terbaik diperoleh dari hasil penelitian ini adalah komposisi campuran PCC (1,00) :
Pasir (1,00) : ASP (0,05) : BA (0,50) dengan nilai Slump 8 cm ditandai oleh nilai
rasio antara kuat tekan dan densitas tertinggi adalah 1285.;

ABSTRACT
Research studies on the manufacture of lightweight concrete (LWC) using
pumice and rice husk ash (RHA) materials have been done. LWC samples were
made of pumice materials with a different mass fraction, while the cement, sand,
and rice husk ash materials were keep fixed. It was found that there are two main
parameters that determine the mechanical properties of LWC which are density
and the water and cement ratio (w/c ratio). The main mechanical properties of
LWC sample is the power press. Samples with the largest volume fraction of
pumice (100%) resulted in lightest density (1389.6 kg/m3) and the smallest
strength of LWC (11.1 MPa). It was found that, the lower the mass fraction of
pumice in LWC samples, the higher the density values and compressive strength
were obtained. This was caused by the high mas fraction value of pores, which
were both open and closed pores. Scanning electron micorscopy (SEM) images
for the pumice showed that the there are a large number of regular and structured
pores extending deep inside the surface of the sample. It was observed that pores
present with pore size does not vary significantly but with the density of the
relatively large number of pores, indicating pumice has a low mass density. The
XRD pattern of the lightweight concrete samples indicated that the samples were
dominated by crystalline phases in which the quartz (SiO2) is the main phase and
a small fraction of amorphous phase was also obtained.
SEM images of lightweight concrete samples showed that the structure of
Calcium Silicate Hydrates (CSH) started growing at the beginning of hydration
time and continue to evolve into a more solid structure until the age of 28 days,
where the compound has an important role to the mechanical properties such as
compressive strength. The study concluded that the pumice and rice husk ash is
are amorphous silica-based material which has a lower density compared to other
concrete forming material such as cement and sands. Both density and light
weight concrete compressive strength are determined by the ratio between pumice
and rice husk ash, in which the smallest ratio 8 resulted in the largest density and
compressive strength, which are 1890.5 kg/m3 and 23.2 MPa respectively at the
age of 28 days. The study concluded that the best composition for lightweight
concrete samples was the following: PCC (1,00): Sand (1,00): ASP (0,05): BA
(0,50) with a slump value of 8 cm resulted in the largest value of a ratio between
compressive strength and density of 1285.;Research studies on the manufacture of lightweight concrete (LWC) using
pumice and rice husk ash (RHA) materials have been done. LWC samples were
made of pumice materials with a different mass fraction, while the cement, sand,
and rice husk ash materials were keep fixed. It was found that there are two main
parameters that determine the mechanical properties of LWC which are density
and the water and cement ratio (w/c ratio). The main mechanical properties of
LWC sample is the power press. Samples with the largest volume fraction of
pumice (100%) resulted in lightest density (1389.6 kg/m3) and the smallest
strength of LWC (11.1 MPa). It was found that, the lower the mass fraction of
pumice in LWC samples, the higher the density values and compressive strength
were obtained. This was caused by the high mas fraction value of pores, which
were both open and closed pores. Scanning electron micorscopy (SEM) images
for the pumice showed that the there are a large number of regular and structured
pores extending deep inside the surface of the sample. It was observed that pores
present with pore size does not vary significantly but with the density of the
relatively large number of pores, indicating pumice has a low mass density. The
XRD pattern of the lightweight concrete samples indicated that the samples were
dominated by crystalline phases in which the quartz (SiO2) is the main phase and
a small fraction of amorphous phase was also obtained.
SEM images of lightweight concrete samples showed that the structure of
Calcium Silicate Hydrates (CSH) started growing at the beginning of hydration
time and continue to evolve into a more solid structure until the age of 28 days,
where the compound has an important role to the mechanical properties such as
compressive strength. The study concluded that the pumice and rice husk ash is
are amorphous silica-based material which has a lower density compared to other
concrete forming material such as cement and sands. Both density and light
weight concrete compressive strength are determined by the ratio between pumice
and rice husk ash, in which the smallest ratio 8 resulted in the largest density and
compressive strength, which are 1890.5 kg/m3 and 23.2 MPa respectively at the
age of 28 days. The study concluded that the best composition for lightweight
concrete samples was the following: PCC (1,00): Sand (1,00): ASP (0,05): BA
(0,50) with a slump value of 8 cm resulted in the largest value of a ratio between
compressive strength and density of 1285., Research studies on the manufacture of lightweight concrete (LWC) using
pumice and rice husk ash (RHA) materials have been done. LWC samples were
made of pumice materials with a different mass fraction, while the cement, sand,
and rice husk ash materials were keep fixed. It was found that there are two main
parameters that determine the mechanical properties of LWC which are density
and the water and cement ratio (w/c ratio). The main mechanical properties of
LWC sample is the power press. Samples with the largest volume fraction of
pumice (100%) resulted in lightest density (1389.6 kg/m3) and the smallest
strength of LWC (11.1 MPa). It was found that, the lower the mass fraction of
pumice in LWC samples, the higher the density values and compressive strength
were obtained. This was caused by the high mas fraction value of pores, which
were both open and closed pores. Scanning electron micorscopy (SEM) images
for the pumice showed that the there are a large number of regular and structured
pores extending deep inside the surface of the sample. It was observed that pores
present with pore size does not vary significantly but with the density of the
relatively large number of pores, indicating pumice has a low mass density. The
XRD pattern of the lightweight concrete samples indicated that the samples were
dominated by crystalline phases in which the quartz (SiO2) is the main phase and
a small fraction of amorphous phase was also obtained.
SEM images of lightweight concrete samples showed that the structure of
Calcium Silicate Hydrates (CSH) started growing at the beginning of hydration
time and continue to evolve into a more solid structure until the age of 28 days,
where the compound has an important role to the mechanical properties such as
compressive strength. The study concluded that the pumice and rice husk ash is
are amorphous silica-based material which has a lower density compared to other
concrete forming material such as cement and sands. Both density and light
weight concrete compressive strength are determined by the ratio between pumice
and rice husk ash, in which the smallest ratio 8 resulted in the largest density and
compressive strength, which are 1890.5 kg/m3 and 23.2 MPa respectively at the
age of 28 days. The study concluded that the best composition for lightweight
concrete samples was the following: PCC (1,00): Sand (1,00): ASP (0,05): BA
(0,50) with a slump value of 8 cm resulted in the largest value of a ratio between
compressive strength and density of 1285.]"
2015
D2054
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dessy Chaterina U.G.
"Beton merupakan salah satu material yang, sangat penting dan banyak dipergunakan pada pelaksanaan keperluan konstmksi di berbagai tempatjmulai dan konstruksi rumah tinggal, gedung bertingkat banyak dan prasarana lainnya. Kuat tarik beton yang rendah, memerlukan material tambahan yang berlimgsi menggantikan posisi baton untuk menahan tegangan tarik yang bekelja pada penampang slruktur. Tulangan baja merupakan material yang sesuai untuk memenuhi kepentingan atas. Adanya lekatan yang baik antarakedua material dengan kecepatan memuai yang hampir sempa, menyebabkan beton dan baja dapat bekerja sama.
Dengan dihasilkannya Semen Cap Rumah oleh PT Indocement, perkembangan teknologi beton diarahkan untuk meneliti kemampuan beton bertulang (reinforced concrele), yang mempergunakan Semen Cap Rumah sebagai bahan dasar pengganti Semen Tipe 1, dalam memenuhi kriteria kekuatan dan Iayan elemen struktural. Berdasarkan penelitian sebelumnya, dinyatakan bahwa konstruksi beton bertulang pada struktur balok dengan bahan dasar Semen Cap Rumah dengan agregat batu pecah normal mempunyai kemampuan yang cukup baik dalam menahan lentur. Terobosan ini sangat sesuai dengan proyek pembangunan mmah sederhana, karena konstruksi rumah sederhana merupakan konstruksi ringan, yang tidak memerlukan mutu beton yang tinggi. Selain itu biaya pembangunan yang dikeluarkan harus rendah.
Untuk itu, pada penelitian ini diuji perilaku dan kemampuan struktur balok bertulang yang mempergunakan Semen Cap Rumah yang dikombinasikan dengan agregat kasar ringan Pumice, dalam menahan beban lentur murni. Pemakaian agregat ringan Pumice pada belon bertujuan agar stmktur yang dihasilkan mempunyai berat sendiri yang lebih ringan, sehingga dimensi tulangan yang dibutuhkan serta beban kumulatif yang disalurkan ke pondasi akan lebih kecil. Selain itu Pumice, sebagai agregat ringan alami yang banyak terdapat pada sekitar daerah gunung berapi, tidak sulit diperoleh meskipun masih belurn tereksploitasi secara merata Dengan demikian biaya pembangunan konstruksi rumah sederhana dapat relalif lebih murah.
Desain yang dilakukan pada balok uji untuk tes lentur murni didasarkan pada kondisi lapangan, khususnya dalam pemilihan kombinasi tulangan. Sedangkan pemilihan dimensi penampang balok berdasarkan persyaratan lendutan. Penelitian mempergunakan sampel balok berdimensi 15 x 25 x 330 cm sebanyak 5 buah, dengan variasi perbandingan tulangan tekan terhadap tulangan tarik sebesar 25%, 39%, 44%, 56%, dan 100%.
Campuran beton terdiri dari Semen Cap Rumah, Pumice, pasir, dan air dengan rasio air semen berkisar 0,441 dan ∫'c sekitar 20 MPa. Sedangkan diameter tulangan utama yang dipergunakan adalah ϕ12 dengan ∫y sebesar 3200 kg/cmz, ϕ16 dengan ∫y sebesar 2400 kg/cm2, dan 11:19 dengan ∫y sebesar 4700 kg/cm2.
Penelitian yang dilakukan meliputi test material, beton segar (Slump Test), kuat tekan silinder, Modulus Elastisitas, dan tes lentur balok. Pada tes lentur, balok dibebani secara bertahap dengan tingkat kenaikan yang sama untuk semua balok. Untuk setiap kenaikan beban diperhatikan perilaku regangan beton yang diukur dengan alat ukur regangan baton manual (D-Max), regangan tulangan berdasarkan pembacaan strain gages, pola penjalaran retak yang terjadi, serta lendutan balok pada areal tengah bentang balok dan sekitarnya.
Berdasarkan analisa hasil pengujian balok terhadap beban lentur dinyatakan bahwa balok beton ringan Pumice struktural temyata mampu menahan beban lentur yang melampaui beban rencana. Selain itu lendutan yang dihasilkan meneapai lendutan ijin ketika beban yang bekerja telah melampaui beban rencana. Hanya saja balok rentan terhadap initial crack dan retak berikutnya yang terjadi secara bertahap. Sehingga demi kesempumaan hasil penelitian, diperlukan pengujian lanjutan terhadap peningkatan kuat tarik belon ringan Pumice struktural."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S35011
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bimasena Heribowo
"ABSTRAK
Penelitian ini difokuskan untuk mempelajari sifat-sifat kuat ikat pada baja polos yang tertanam dalam beton ringan dengan agregat ringan polypropylene sebagai pengganti agregat kasar. Ada dua desain campuran digunakan yang mengikuti ACI 211.2.98 dengan perbedaan pada diameter agregat ringan yang digunakan. Satu mix design akan menggunakan 100% aggregate dengan diameter 25mm dan yang lainnya menggunakan campuran 70% 25mm dan 30% 20mm diameter agregat dengan keduanya menggunakan tambahan aditif superplasticizer sebanyak 0,4%. Metode pengujian mengikuti methode RILEM untuk pull-out test dengan menggunakan frame buatan sendiri untuk 12 sampel dari masing-masing campuran dengan diameter baja yang berbeda yaitu 10,12, dan 16 mm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel dengan nilai kuat tekan yang lebih tinggi menunjukkan nilai kekuatan ikat yang lebih tinggi dengan kenaikan yang tidak linear.

ABSTRACT
This research focused on studying bond properties of plain steel embedded in lightweight concrete with polypropylene lightweight aggregate as the substitute for coarse aggregate. Two mix design are used, one used 100% 25mm diameter aggregate and the other is used 70% 25mm and 30% 20mm diameter aggregate with using additional superplasticizer additive of 0,4%. Testing method is following RILEM for pull out test with self-made frame for 12 sample of each mixture with different steel diameter of 10,12, and 16 mm. The result shows that the sample with higher compressive strength is showing higher bond strength with nonlinear increase."
2017
S66572
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riasdiana Adi Puspita
"ABSTRAK
Limbah plastik salah satunya jenis polypropilene merupakan limbah yang sulit diurai sehingga berdampak buruk bagi lingkungan. Mendaur ulang limbah plastik menjadi agregat ringan merupakan salah satu solusi dan juga inovasi beton ringan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tegangan dan regangan geser beton ringan agregat polypropylene. Dilihat dari hasil eksperimen dan numerik nilai tegangan geser maksimum dan regangan geser maksimum semakin tinggi apabila mutu beton semakin tinggi karena gaya geser nominal yang dapat ditahan beton juga meningkat.

ABSTRACT
Polypropilene is one type of a plastic waste that is difficult to decompose and has bad impact for the environment. Recycling plastic waste into light aggregate is one of a solution and also lightweight concrete innovation. The purpose of this research is to know the stress and shear stretch of lightweight concrete aggregate polypropylene. Judging from the experimental and numerical results the maximum shear stress and maximum shear stress are higher when the quality of the concrete is higher because the nominal shear force that can be retained by the concrete also increases. "
2017
S68293
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>