Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 471 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Vis, W. C.
Nederland: Stuvo, 1987
693.183 VIS pt (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yunian Budhiasto
"Beton adalah bahan yang sangat luas penggunaannya di dalam dunia konstruksi,
mulai dari konstruksi rumah tinggal, bangunan-bangunan tinggi sampai konstruksi-
konstruksi khusus. Dengan penggunaannya yang luas, terdapat bermacam-macam
klasifikasi jenis beton, misalnya beton ringan, beton normal dan beton densitas tinggi.
Beton densitas tinggi digunakan untuk struktur bangunan khusus yang berfungsi
sebagai penahan/pelindung terhadap radiasi. Tetapi data/pengetahuan mengenai sifat-
sifat mekanik dari beton densitas tinggi ini belum banyak kita ketahui. Di samping itu
terdapat bermacam-macam bahan untuk membuat baton densitas tinggi, yang tentunya
setiap bahan tersebut akan mempunyai sifat mekanik yang berbeda pula.
Atas pertimbangan itulah maka Tugas Akhir ini dilakukan untuk meneliti sifat-
sifat mekanik dari beton densitas tinggi, dengan menggunakan Barit ( BaSO4 ) sebagai
agregat. Sifat mekanik yang akan diteliti adalah : kekuatan tekan, kekuatan tarik,
Modulus Elastisitas ( E ) dan Poisson?s Ratio, serta sifat rangkak ( creep ) dari
beton tersebut, serta kemungkinan perubahan sifat mekanik tersebut akibat suatu
pemanasan sampai dengan suhu tertentu, yaitu 200 °C. Penelitian ini dilakukan sebagai
kelanjutan dari penelitian yang telah dilakukan oleh rekan Fritzko M. yang meneliti
mengenai kemampuan beton barit sebagai penahan radiasi (Rancang Campur Beton
dengan Barit sebagai Penahan Radiasi dan Struktur Bangunan).
Metode penelitian akan dilakukan berdasarkan standar ASTM, dengan
memperhatikan peraturan serta standar lain yang ada. Di samping itu akan dilakukan
perbandingan antara antara 3 jenis kombinasi material pembentuk beton, yaitu : barit dan
pasir barit, barit dan pasir Merapi, serta barit dan campuran pasir Merapi
dengan pasir besi. Semen yang digunakan adalah semen tipe I dengan tambahan bahan
aditif berupa senyawa kimia yang dapat meningkatkan densitas beton dan mempunyai
daya tahan terhadap pengaruh sulfat. Sebagai bahan pembanding akan dibuat pula
sampel berupa beton normal/beton biasa.
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat diketahui sifat-sifat mekanik dari beton
densitas tinggi dan perbandingan sifat-sifat mekanik tersebut berdasarkan material
pembentuknya. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan ukuran kekuatan
yang diharapkan dari beton yang didisain pada struktur nyata."
1996
S34509
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maekawa, Koichi
London: Taylor and Francis , 2009
624.183 4 MAE m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nawy, Edward G.
Surabaya: ITS Press, 2010
624.183 41 NAW b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Meyer, Christian
Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall, 1996
624.183 41 MEY d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nielsen, Mogens Peter
Englewood Cliffs, N.J.: Prentice-Hall, 1984
624.183 4 NIE l (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Libby, James R.
New York: Van Nostrand Reinhold, 1977
624.183 4 LIB m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Madia Gunawan
"ABSTRAK
Beton merupakan bahan suatu struktur bangunan yang sekarang ini sangat banyak digunakan, baik dalam pembangunan berbagai macam sarana infrastruktur maupun dalam pembangunan rumah tempat tinggal. Penggunaan beton sebagai bahan bangunan tidak hanya digunakan pada daerah daratan yang kering, namun juga digunakan pada daerah perairan. Hal ini akan menyebabkan besarnya kemungkinan dari beton untuk terekspos secara langsung terhadap air. Air yang akan mengekspos beton tersebut belum tentu dapat ditoleransi oleh beton, karena dapat dalam suatu kondisi tercemar oleh pencemaran lingkungan di sekitarnya, yang akan mengakibatkan turunya mutu beton tersebut. Beton merupakan salah satu bagian penyumbang kekuatan dari suatu struktur beton selain tulangan. Penurunan mutu beton sangat perlu untuk diketahui, karena dengan mengetahui perbandingan penurunan mutu dari masing-masing jenis air tercemar, maka kita dapat memperkirakan bangunan mana saja yang berada dalam keadaan lebih kritis. Skripsi ini hanya akan membahas bagian pemberi kekuatan dari suatu struktur beton dilihat dari bagian betonnya saja, dimana untuk bagian tulangannya akan dibahas oleh anggota team lainnya.
Pencemaran lingkungan merupakan kondisi lingkungan fisik yang meliputi atas air, tanah, dan udara, yang terkontaminasi oleh bahan pencemar yang melebihi batas standar baku yang telah ditetapkan. Sumber dari pencemaran lingkungan ini sebagian besar dikarenakan oleh kegiatan industri, yang banyak mengeluarkan limbah berupa zat-zat kimia hasil buangan dari proses produksinya. Pencemaran yang terjadi ini sudah menyebar ke berbagai tempat, yaitu pencemaran pada air laut, air sungai, air rawa, maupun pencemaran pada air hujan. Unsur-unsur kimia yang terdapat dalam berbagai macam air tercemar tersebut dapat menyerang beton terutama pada bagian produk hidrasi semennya, dimana produk hidrasi semen merupakan suatu senyawa kimia pemberi kekuatan pada beton tersebut.
Percobaan yang dilakukan disini dengan menggunakan suatu standar AWWA untuk bagian kualitas airnya dan dengan standar ACI untuk bagian betonnya. Kualitas air akan diperiksa sebagai kontrol untuk mengetahui besarnya efek yang ditimbulkan pada beton yang akan direpresentatifkan dalam tiga mutu beton yaitu mutu beton renadh (15 MPa), mutu sedang (35 MPa), dan mutu tinggi (50 MPa). Besarnya efek tersebut didapat dengan memodelkan beton yang terekspos air tercemar di dalam suatu pemodelan di laboratorium.
Hasil percobaan yang dilakukan memperlihatkan terdapatnya suatu penurunan mutu beton dalam waktu 56 hari. Pada beton mutu tinggi, berdasarkan besarnya nilai penurunankuat tekan beton secara berurutan, peringkat pertama adalah pada beton rendaman air laut, kedua pada rendaman air rawa, pada rendaman air sungai dan air hhujan belum terdapat suatu penurunan nilaikuat tekan beton. Beton mutu sedang, besarnya nilai penurunan kuat tekan beton pada peringkat pertama oleh rendaman air hujan, kedua pada rendaman air laut, ketiga pada rendaman air rawa, sedangkan pada rendaman air sungai belum terdapat suatu penurunan nilai kuat tekan beton. Beton mutu rendah, urutan penurunan kuat tekan pada peringkat pertama adalah pada beton rendaman air hujan, kedua pada rendaman air sungai, ketiga pada rendaman air laut, dan yang terlahir pada rendaman air rawa.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah faktor yang menyebabkan penurunan kuat tekan beton terhadap rendaman air laut dan air rawa, terutama disebabkan karena adanya unsur klorida yang tinggi, sedangkan pada air sungai dan air hujanunsur yang dominan adalah sulfat. Melihat hal ini, maka sebaiknya struktur beton yang ada pada daerah laut dan rawa diberi suatu perlindungan sebagai contoh digunakan zat additive agar tidak terjadi suatu penurunan mutu beton. Pada daerah air sungai, perlindungan beton disarankan dengan menggunakan beton mutu sedang ke atas, sedangkan pada beton yang terekspos air hujan lebih baik dilindungi secara fisik, seperti pembuatan drainase yang baik sehingga beton tidak akan tergenang oleh air hujan.

"
2001
S34938
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rocky Yanu Mahendra
"Formwork or concrete matrix is one of vltal paris ln physical erection of concrete-based building. As most formwork is prepared manually by hand, the degree of denslty ln each edge varies, resulted ln different quality of concrete. Examination on this matter is required to see the differences in strength and stllfness of beam having different size of crevice.
This work ls conducted by using two types of fonnwork, which were formwork made from wood with different crevice size : 3 mm, 5 mm and 10 mm, and another fonnwork made from fully steel without crevice.
The result suggested that there are considerable effect of crevice within fon'nwork to the strength of structure. Venous tests of the effect of crevice occurring In fonrlwork to the strength of concrete had been performed which were compressive strength, spllttlng tensile, shear strength and flexural strength. It was suggested that the bigger the size of crevice, the bigger the declining of strength of me ooncrete. From this result, lt Is recommended to ellmlnate or prevent crevice formation ln formwork connection In the construction work. Crevlce will only be allowed for 3-5 mm, because this crevice size will glve a strength and stllfness nearly the same with concrete without crevice.
This Investigation will not only to observe the effect of the crevice but also to see the differences of the degree of strength ln every layer (upper, middle and lower layers) of the formwork with crevlces. After conducting test on the different layers, the middle layer performed the most stable tightness, nearly the same as nomdal. Analysis to this middle layer suggested that there was evenness of raw materials, compared to those of other layers.

Beklstlng atau cetakan beton merupakan salah satu baglan yang vltal pada pelaksanaan flslk bangunan beton. Menglngat balok pengaku yang banyak dlpakal dlpasang secara manual dengan tenaga manusia dan tingkal; kerapatan tiap-tiap slsi yang berbeda-beda maka dlrasakan terdapat pengamh ketldakrapalzn beklstlng terhadap mutu beton. Oleh karena Itu perlu dllakukan penelltian dengan tujuan membandingkan kekuatan dan kekakuan balok dengan Iebar celah yang berbeda-beda.
Penelltlan Inl menggunakan 2 tipe beklsting yaltu : belsltlng dengan bahan kayu yang beroelah dengan varlasl Iebar celah 3 mm, 5 mm dan 10 mrn serta beklstlng baja (Mly steel) tanpa celah.
Penelltlan lnl membuktlkan adanya pengaruh celah pada bekistlng balok terhadap kekuatan struktumya. Dan setelah dllakukan pengujlan terhadap perilaku beton yaltu uji tekan (compressive strength), uji tarik (splitting tensile), ui geser (shear strength) dan ujl lentur (flexural strength) maka semakln lebar celah sernakin tumn kekuatan darl suuktur tersebut. Maka sebalknya dlhlndarkan adanya celah-celah pada sambungan beklstlng di lapangan. Toleransl Iebar celah yang dlzlnkan yaltu 3 - 5 mm karena dengan rentang celah ini dldapat kekyatan dan kekakuan yang mendekatl strylctur tanpa celah.
Penelltlan lnl tldak hanya membedakan Iebar celah tetapl juga lngln mellhat perbedaan kekuatannya dari tiap-tlap layer (layer atas, tengah dan bawah) pada rnaslng-maslng beldsdng bercelah. Dan setelah dllakukan pengujlan maka untuk layer tengah nllal tegangannya paling stabil dan kenalkannya hamplr mendekati dengan normalnya. Sehlngga setelah dlanallsa untuk layer tengah material penyusunnya tarnpak hornogen dlbandlng dengan layer Iainnya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35244
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>