Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 74 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nur Asniati Djaali
"Salah satu penyebab utama angka kematian bayi yang tinggi adalah masalah berat badan lahir di bawah 2500 gram (berat badan lahir rendah). Berdasarkan data dari Statistik Rumah Sakit Indonesia tahun 2005, sekitar 40,7% kematian bayi disebabkan oleh berat lahir rendah, pertumbuhan janin yang lambat, malnutrisi janin, dan gangguan yang berhubungan dengan kecukupan masa kehamilan. Angka BBLR di RSUD Pasar Rebo pada tahun 2007 mencapai 8,7%. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui berbagai faktor yang mempengaruhi berat lahir menggunakan data rekam medis RSUD Pasar Rebo. Studi ini menggunakan desain krosseksional dan data retrospektif rekam medis rumah sakit. Populasi penelitian adalah seluruh ibu yang melahirkan di RSUD Pasar Rebo, Sampel diperoleh dengan teknik simple random sampling, dan jumlah sampel dihitung menggunakan rumus sample size uji hipotesis koefisien korelasi dengan variabel kontinyu/ numerik. Hasil analisis dan pengolahan data menunjukkan berat lahir berdistribusi normal dengan rata-rata sebesar 3126,6 gram dan standar deviasi sebesar 453,65 gram. Tingkat pendidikan, usia kehamilan, dan kenaikan berat badan ibu selama hamil berhubungan signifikan dengan berat badan bayi lahir. Berdasarkan hasil analisis regresi linier ganda, didapatkan bahwa ketiga variabel tersebut berkontribusi pada berat lahir dan tingkat pendidikan berkontribusi paling besar.

Of the main causes of high infant mortality rate is birth weight under 2500 gram (low birth weight/LBW). Base on data from Indonesian Hospital Statistic in 2005 =, as much as 40,7% baby?s death was caused by low birth weight, intrauterine growth restriction, fetal malnutrition, and problem related with term of pregnancy. Base on data from sample, LBW in RSUD Pasar Rebo in 2007 reached 8,7%.This study is aimed to know the factors that influence infant birth weight as observed from medical record in Pasar Rebo Public General Hospital, Jakarta, and to identify what factor influence most in predicting infant birth weight. A cross-sectional study was designed using retrospective data of hospital medical record. The population of this study was all mothers who gave birth in this hospital, had complete registration and data containing variables observed, such as infant birth weight, and at least performed antenatal care visit in the first trimester. Simple random sampling was administered. The amount of samples were obtained using correlation coefficient hypothesis testing sample size formula with continuous variable. Data processing and analysis showed that infant birth weight are distributed normally with mean 3126.6 grams and 453.655 grams standard deviation. Further analysis showed that educational level, term of pregnancy, and weight-gained during pregnancy were significantly related with infant birth weight. Using double linear regression analysis, those three variables contributed in predicting infant birth weight, where the educational level contributed most."
Jakarta: Kopertis Wilayah III Jakarta Akademi Kebidanan Suluh Bangsa, 2010
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mamak Zudi
"Penelitian ini bertujuan mendapatkan informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian bayi berat lahir rendah di RSPAD Gatot Subroto, untuk masukan pada program pelayanan medik Departemen Ilmu Kesehatan Anak khususnya, RSPAD Gatot Soebroto umumnya dalam rangka pelayanan terhadap kesehatan ibu dan anak sebaik mungkin.
Dari hasil analisis regresi ganda yang disesuaikan dengan kerangka konsep penelitian tampak : pendidikan ibu, umur kehamilan, berat badan ibu, tinggi badan ibu, parasitas ibu, jenis kelamin dan berat plasenta bayi terbukti berpengaruh pada berat bayi waktu dilahirkan. Sedangkan faktir kadar Hb ibu, umur ibu dan kepangkatan orang tua tidak berhubungan. Faktor penyakit selama kehamilan dan komplikasi kehamilan, kebiasaan merokok selama kehamilan, pengalaman abortus dan pengalaman melahirkan bayi mati tidak dilakukan analisis lebih lanjut karena keadaan responden yang homogen.
Dengan analisis regresi ganda terbukti faktor-faktor yang diteliti berpengaruh pada berat bayi waktu lahir sebesar 36 persen, sedangkan khusus pada kejadian BBLR pengaruhnya sebesar 44 persen. Faktor yang paling berpengaruh pada kejadian BBLR dalam penelitian ini ialah umur kehamilan ibu."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Izza Suraya
"ABSTRAK
Untuk menurunkan kematian balita 30 % dalam Millenium Development Goal tahun 2015,
ketahanan bayi neonatal perlu ditingkatkan . Terutama ketahanan hidup BBLR. Di Indonesia,
terdapat 72,4 % bayi dengan berat < 2500 gram meninggal pada masa neonatal. Salah satu usaha
meningkatkan ketahanan bayi tersebut adalah dengan melakukan intervensi pasca melahirkan,
menyegarakan waktu disusui.
Mengingat pentingnya peningkatan ketahanan hidup BBLR melalui waktu disusui pertama,
penelitian ini dilakukan. Penelitian melihat peranan waktu disusui pertama kali terhadap
ketahanan hidup BBLR pada masa 28 hari setelah kelahiran. Jika meninggal dalam kurun waktu
tersebut, maka bayi dianggap gagal bertahan. Penelitian menggunakan data SDKI 2002-2003 dan
2007. Desain studi yang digunakan adalah kohort retrospektif. Analisis hubungan tersebut
menggunakan teknik analisis survival .
Setelah dikontrol, hasil penelitian menunjukkan bahwa BBLR yang disusui pertama kali < 1
hari tidak memiliki hubungan signifikan dengan ketahanan hidup BBLR, melalui pvalue = 0.114
(HR : 2,69 95 % CI : 0,78 ? 9,18). Dengan demikian, waktu disusui pertama kali perlu
disesuaikan dengan kesiapan BBLR sehingga mendapatkan hasil yang optimal.

Abstract
To reduce child under five mortality until 30 % in Millenium Development Goal 2015,
newborn survival must be increased, especially low birth weight newborn survival. There is 72,4
% low birth weight died around 28 days after their birth. And early breastfeeding is one of many
intervention after birth.
Based on that reason, we conduct this study to know effect early breastfeeding on
newborn survival. Study will use Indonesia Demographic Health Survey 2002-2003 and 2007
with retrospective kohort as design study. This study will use survival analysis technique and
control other variabels come from baby (gender and preterm birth) , mother (parity, birth
interval, age, abortion, and complication) , health facility (ante natal care, assitance delivery,
palce of birth, delivery mode, exclusive breastfeeding, and post natal care visit), and their social
economic (wealth, mother?s education, and residence).
This study show early breastfeeding doesnt have association with low birth weight
newborn survival with pvalue = 0.114 (HR : 2,69 95 % CI : 0,78 ? 9,18). Therefore, early
breastfeeding must be well prepared to get an optimal outcome."
2012
T31744
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Irlina Raswanti Irawan
"Perkembangan kognitif merupakan kunci utama yang memberikan sumbangan pada kemampuan belajar di masa depan, kualitas sumber daya tenaga kerja, dan kemampuan seseorang secara keseluruhan. Umumnya anak dengan BBLR (berat badan lahir rendah) memiliki tingkat perkembangan yang lebih rendah dibandingkan anak dengan berat lahir normal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara berat lahir dengan perkembangan kognitif pada anak usia dibawah dua tahun (3-23 bulan).
Penelitian ini menggunakan desain studi kohor prospektif. Populasi penelitian ini adalah anak baduta beserta ibunya yang menjadi sampel penelitian kohor tumbuh kembang anak. Pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil keseluruhan sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sehingga didapatkan 278 responden. Sebagian besar baduta (51,8%) memiliki perkembangan kognitif yang optimal dan sebagian besar juga memiliki berat lahir ≥ 3100 gram (58,6%).
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara berat lahir dengan perkembangan kognitif pada baduta 3-23 bulan dengan nilai p= 0,01 (RR 1,36; 95% CI: 1,06-1,73). Berdasarkan hasil analisis stratifikasi, variabel lain yang diduga turut memberikan pengaruh dalam hubungan antara berat lahir dengan perkembangan kognitif adalah pertumbuhan baduta berdasarkan kurva PB/U dengan nilai p=0,05 (RR 1,36; 95% CI: 1,05-1,75) dan status gizi ibu sebelum hamil p<0,05 (RR 1,42; 95% CI: 1,1-1,83).
Berdasarkan hal ini, disarankan kepada para orangtua terutama ibu untuk memperhatikan tumbuh kembang anak antara lain dengan cara mengunjungi posyandu atau fasilitas kesehatan agar dapat mendeteksi adanya gangguan pada tumbuh kembang anak secara dini. Selain itu juga, dengan mempersiapkan kondisi tubuh dengan baik terutama bila merencanakan kehamilan dengan berkonsultasi tenaga kesehatan yang berkompeten.

Cognitive development is a key factor contributing to the ability to learn in the future, the quality of labor resources, and the ability of a person as a whole. Generally, children with low birth weight (LBW) have a lower level of development than children with normal birth weight. The purpose of this study was to determine the relationship between birth weight with cognitive development in children under two years of age (3-23 months).
This study used a prospective cohort study design. The study population was under two years old children and their mother which is the sample of child development cohort study. Sampling was done by taking the overall sample who meet the inclusion and exclusion criteria to obtain 278 respondents. Most under two year child (51.8%) had optimal cognitive development, and most also have a birth weight ≥ 3100 g (58.6%).
The results showed a significant relationship between birth weight with cognitive development in under two years child (3-23 months) with a value of p = 0.01 (RR 1.36; 95% CI: 1.06 to 1.73). Based on the analysis of stratification, another variable that is thought to contribute to give effect in the relationship between birth weight with cognitive development is the growth curve of under two years child based on length/age with p = 0.05 (RR 1.36; 95% CI: 1.05 to 1 , 75) and the nutritional status of the mother before pregnancy p <0.05 (RR 1.42; 95% CI: 1.1 to 1.83).
Based on this, it is suggested to parents, especially mothers to pay attention to child growth and development, among others by visiting the neighborhood health center or health facilities in order to detect any disturbance in early child development. In addition, by preparing with good body condition, especially when planning a pregnancy to consult a competent health personnel.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T44781
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marpaung, Dhorkas Dhonna Ruth
"Pendahuluan. Indonesia merupakan negara yang masih banyak layanan kesehatannya terletak di daerah perifer dengan fasilitas minim dan jarang memiliki tenaga ahli untuk memprediksi berat bayi saat dilahirkan.
Metode. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional. Kriteria inklusi ibu melahirkan anak terakhir, bayi lahir hidup, dan bayi tunggal, didapatkan sampel sebanyak 23.689.
Hasil. Variabel yang menjadi faktor risiko kejadian BBLR adalah usia kehamilan (POR 2,01), umur (POR 1,28), paritas (POR 1,56), tinggi ibu (POR 1,48), komplikasi (POR 1,46). Analisis ROC didapatkan area under curve untuk mengidentifikasi kejadian BBLR sebesar 0,602. Nilai titik potong untuk skoring prediksi 4 dan sensitivitas 59,8%.
Kesimpulan. Usia kehamilan, umur, paritas, tinggi ibu, dan komplikasi merupakan faktor risiko dan dapat digunakan untuk memprediksi bayi yang akan dilahirkan berisiko BBLR.

Introduction. Indonesia is a country that still many health services located in peripheral areas with minimal facilities and rarely have experts to predict the weight of the baby at birth.
Methods. This study using cross sectional study design. The inclusion criteria maternal last child, a baby was born alive, and a single baby, obtained a sample of 23.689.
Results. Variables are a risk factor for LBW is gestational age (POR 2,01), age (POR 1,28), parity (POR 1,56), maternal height (POR 1,48) and complications (POR 1,46). ROC analysis obtained an area under the curve to identify the LBW of 0,602. Value cut-off point for scoring 4 prediction and sensitivity of 59,8%.
Conclusion. Gestational age, age, parity, height, and complications are risk factors and can be used to predict the baby to be born at risk of LBW
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46700
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Alifatus Sajida
"Kecamatan Pancoran Mas merupakan kecamatan di Kota Depok yang angka BBLRnya paling tinggi pada tahun 2014. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran dan determinan BBLR di Kecamatan Pancoran Mas pada tahun 2016. Penelitian ini menggunakan desain studi kohort retrospektif dengan sumber data register kohort ibu yang dikumpulkan oleh Puskesmas Pancoran Mas, Puskesmas Depok Jaya, dan Puskesmas Rangkapan Jaya Baru sepanjang tahun 2016 serta data BPS Kota Depok tahun 2016. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa prevalensi BBLR di kecamatan ini adalah sebesar 8,08 . Nilai RR terbesar didapatkan dari variabel usia kurang dari 20 tahun RR: 4,864, 95 CI: 1,72-13,654 , tinggal di Kelurahan Rangkapan Jaya dan Rangkapan Jaya Baru RR: 11,892, 95 CI: 1,552-91,157 , akses terhadap bidan rendah RR: 3,2602, 95 CI: 0,12-0,784 dan melakukan kunjungan antenatal kurang dari empat kali RR: 6,521, 95 CI: 0,401-106,025.

Pancoran Mas sub district has the highest number of low birth weight LBW babies in Depok city on 2014. This research aims to see the distribution and determinant of LBW babies in Pancoran Mas sub district on 2016. This research used retrospective cohort study design using mother rsquo s cohort register collected by Puskesmas Pancoran Mas, Depok Jaya, and Rangkapan Jaya Baru during 2016, and Depok rsquo s Central Bureau of Statistics BPS data on 2016. This research found that the prevalence of LBW in this district is 8,08 . The highest RR values are on mother being pregnant before 20 years old RR 4,864, 95 CI 1,72 13,654 , living in Kelurahan Rangkapan Jaya and Rangkapan Jaya Baru RR 11,892, 95 CI 1,552 91,157 , low access to midwives RR 3,2602, 95 CI 0,12 0,784 , and having antenatal visits less than four times RR 6,521, 95 CI 0,401 106,025."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S68607
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri
"Stunting merupakan keadaan tubuh yang pendek dan sangat pendek hingga melampaui defisit -2 SD dibawah median panjang atau tinggi badan. Stunting merupakan masalah kesehatan masyarakat karena berhubungan dengan meningkatnya risiko terjadinya kesakitan dan kematian, perkembangan motorik terlambat, dan terhambatnya pertumbuhan mental. Tujuan umum dari penelitian adalah diketahuinya faktor yang paling dominan berhubungan dengan stunting pada balita (12 ? 59 Bulan) di Sumatera tahun 2010. Penelitian ini bersifat kuantitatif menggunakan desain penelitian cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 3126 balita.
Penelitian ini dilakukan dengan mengolah data Riskesdas 2010 pada bulan September ? Desember 2011, sedangkan Riskesdas 2010 dilaksanakan pada bulan Mei ? Agustus 2010. Variabel yang digunakan antara lain stunting, berat lahir, asupan energi, asupan protein, umur, jenis kelamin balita, pendidikan ibu, jumlah anggota rumah tangga, wilayah tempat tinggal dan status ekonomi keluarga yang telah dikumpulkan oleh tim Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010. Pengolahan dan analisis data menggunakan uji chi square (bivariat) dan regresi logistik ganda (multivariat).
Hasil analisis menunjukkan bahwa berdasarkan indeks TB/U maka balita yang stunting sebanyak 37.5% dan normal sebanyak 62.5%. Hasil uji chi square menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara stunting dengan berat lahir, asupan energi, asupan protein, jenis kelamin, pendidikan ibu, wilayah tempat tinggal dan status ekonomi keluarga. Hasil analisis multivariat menunjukkan variabel berat lahir merupakan faktor dominan berhubungan dengan stunting setelah dikontrol variabel jenis kelamin, wilayah tempat tinggal dan status ekonomi keluarga.

Stunting is very short state of body so that the deficit exceeded -2 SD below the median length or height. Stunting is a public health issue because it deals with an increased risk of morbidity and mortality, delayed motor development, and mental growth retardation. The general objective of research is to know the dominant factor related with stunting in infants (12-59 months) in Sumatra in 2010. This study uses cross sectional research design and quantitative method with 3126 toddlers sample.
The research was carried out by processing the Riskesdas 2010 data in September - December 2011, while Riskesdas 2010 was held in May-August 2010. Variables are used i.e. stunting, birth weight, energy intake, protein intake, age, sex toddler, maternal education, number of household members, area residence and economic status of families that have been collected by a team of Basic Health Research (Riskesdas) in 2010. Processing and analyzing data using chi square test (bivariate) and multiple logistic regression (multivariate). The analysis showed that based on the index TB/U, stunting toddlers as much as 37.5% and 62.5% of normal.
The results of chi square test showed significant relationship between stunting with birth weight, energy intake, protein intake, sex, maternal education, area of residence and economic status of families. The results of multivariate analysis showed the birth weight variable is the most dominant factor associated with stunting after being controlled with sex, area of residence and economic status of families variables.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T30071
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
I Wayan Gede Artawan Eka Putra
"Peningkatan prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) di Kabupaten Temanggung merupakan masalah yang penting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perawatan metode kanguru (PMK) terhadap pencapaian berat normal pada BBLR. Desain penelitian ini adalah hohort retrospektif dengan survival analysis. Populasi adalah BBLR yang lahir periode 1 Januari sampai 31 Desember 2011. Jumlah sampel sebanyak 192, terbagi menjadi kelompok terpajan dan tidak terpajan PMK.
Penelitian ini mendapatkan bahwa median waktu pencapaian berat normal pada BBLR terjadi pada minggu ke-8. BBLR yang mendapat PMK, median waktu tercapai pada minggu ke-6 sedangkan yang tidak setelah minggu ke-8 (nilai p=0,006). Risiko pencapaian berat normal pada BBLR yang mendapat PMK 2,1 kali dari pada yang tidak (95%CI: 1,3-3,5). Untuk itu penerapan PMK sangat penting dilakukan dalam merawat BBLR.

The Increased of LBW (low birth weight) prevalence in Temanggung was an important problem. The study aimed to determine the influence of kangaroo mother care KMC at LBW to achieve the normal weight. The design was a retrospective cohort with survival analysis. The population was LBW that born at January 1 ? December 31, 2011.
This study found that median time of LBW to achieve normal weight at week 8. LBW who received KMC, median time achieved at week 6, while who did not, median time achieved after week 8 (p value = 0.006). The risk of LBW with KMC to achieve the normal weight 2.1 times than LBW without KMC. (95%CI: 1.3 to 3.5). In addition the KMC is very important conducted to care LBW.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T30494
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Ningsih
"Sepertiga kasus kegemukan pada orang dewasa telah dimulai sejak masa anak-anak. Kegemukan pada anak-anak dapat menyebabkan timbulnya risiko penyakit degeneratif seperti penyakit kardiovaskuler, diabetes mellitus, dan lain-lain pada saat mereka dewasa nanti. Proporsi kegemukan pada balita dilaporkan semakin meningkat dari tahun ke tahun. Riskesdas menunjukkan peningkatan proporsi kegemukan pada Balita yaitu 12,2% pada 2007 menjadi 14,0% pada 2010 atau meningkat sekitar 1,8% dari hasil Riskesdas pada tahun 2007. Dua belas Provinsi memiliki masalah kegemukan pada Balita di atas angka nasional, DKI Jakarta merupakan provinsi dengan proporsi teratas yang memiliki masalah tersebut. Berdasarkan data tersebut, penulis melakukan penelitian untuk menganalisis hubungan berat lahir dan faktor lainnya dengan kejadian kegemukan pada balita usia 6-59 bulan di Provinsi DKI Jakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data sekunder Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010. Desain penelitian Riskesdas 2010 adalah potong lintang. Variabel dependen yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah status kegemukan pada balita 6-59 bulan berdasarkan IMT/U. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian didapatkan proporsi kegemukan pada anak usia 6-59 bulan adalah 24,3% dan proporsi Berat Lahir Rendah sebesar 4,9%. Hasil uji chi-square diketahui tidak ada hubungan bermakna antara berat lahir dan variabel independen lainnya dengan kegemukan, namun didapatkan status pekerjaan ibu merupakan faktor paling berisiko terhadap kejadian kegemukan di Provinsi DKI Jakarta.

One third of adult overweight cases has begun since children period. Overweight on children can cause a degenerative risk diseases such as cardiovaskuler, diabetes mellitus,etc when they grow up later. The overweight proportion has increase by the year. From health research data was found that overweight on children under five years has increase about 1,8% which on 2007 the proportion was 12,2% become 14,0% on 2010. DKI Jakarta was the first Province from 12 Provinces who has the overweight problem which the proportion more than national rate. Based on that data, the writer want to analyze the association between birth weight and other factors with overweight on children ages 6-59 months in DKI Jakarta Province.
This research is a quantitative research using a secondary data from health research 2010 (Riskesdas 2010). Riskesdas 2010 design is a cross sectional. The dependent variable is an overweight status based on Basal Metabolism Index per Age (BMI/Age). Data analysis are univariat, bivariat and multivariat. The research has found that overweight proportion is 24,3% while the low birth weight proportion is 4,9%. Chi-Square test has found that there is no relationship between birth weight and other independent factors with overweight, which mother occupation has the most risk factor to overweight in DKI Jakarta Province.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31809
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Claudia Debtarsie Kliranayungie
"Berat dan panjang lahir bayi merupakan kondisi bayi yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor risiko ibu dan bayi itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status gizi ibu, karakteristik ibu dan karakteristik bayi dengan berat dan panjang lahir bayi dengan desain penelitian cross-sectional. Hasil penelitian menunjukkan 65% bayi lahir dengan berat baik dan 73,6% bayi lahir dengan panjang normal. IMT prahamil, paritas dan tingkat pendidikan ibu serta jenis kelamin bayi merupakan faktor risiko yang memiliki hubungan bermakna dengan berat lahir bayi.
Model prediksi berat bayi lahir mengikutsertakan faktor IMT prahamil, tinggi badan, pertambahan berat badan dan umur ibu. IMT prahamil dan status pekerjaan ibu serta jenis kelamin bayi merupakan faktor risiko yang memiliki hubungan bermakna dengan panjang lahir bayi. Model prediksi panjang lahir bayi mengikutsertakan tinggi badan ibu dan jenis kelamin bayi. Staus gizi ibu sebelum memasuki kehamilan merupakan faktor penting dalam keberhasilan kehamilan dan kualitas bayi yang dilahirkan.

Birth weight and birth length are babies condition which influenced by many factors from mothers and babies itself. The purpose of this study is to determine the relation between maternal nutritional status, maternal characteristic and baby characteristic with birth baby birth weight and birth length by crosssectional design study. The result show that 65% of babies have favorable birth weight and 73,6% of babies have normal birth length. Pre-pregnancy BMI, parity,maternal education and newborn sex are significantly related to birth weight.
Prediction model of birth weight includes pre-pregnancy BMI, maternal height, weight gain during pregnancy and maternal age. Pre-pregnancy BMI, maternal working status and newborn sex are significantly related to birth length. Prediction model of birth length includes only maternal height and newborn sex. Maternal nutritional status before pregnancy is important to pregnancy outcomes.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>