Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 76 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Abstrak Estimasi nbialai kualitas batuan (Q) dilakukan dengan beberapa langkah; pertama-tama, koefisien refleksi dari model blok Q dihitung berdasarkan log sonic dan densitas serta model interpretasi bawah permukaan . sinyal terisolasi kemudian dilpilih diatas daerah interest sebagai wavelet referensi..."
Universitas Indonesia, 2006
S28847
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Allysha Sekararum
"ABSTRACT
Reservoir basement yang retak adalah reservoir yang terletak di lapisan basement, terdiri batu kristal baik batuan metamorf atau batuan beku. Waduk ini biasanya ada fraktur sebagai porositas sekundernya mengandung hidrokarbon. Indonesia memiliki potensi
sumber daya reservoir basement fraktur, termasuk Subbasin Jambi di bagian utara dari Cekungan Sumatra Selatan. Dalam penelitian ini, atribut pelacakan semut dijalankan menggunakan semut triple run
melacak dan menghasilkan gambar fraktur pada data seismik 3D yang didominasi oleh NE-SW orientasi dan orientasi NW-SE kecil. Orientasi fraktur dikonfirmasi dengan FMI gambar "POME-1" berarah baik NE-SW. Resistivitas tinggi pada log resistivitas menunjukkan kandungan hidrokarbon dalam fraktur yang diidentifikasi.

ABSTRACT
A cracked basement reservoir is a reservoir located in the basement layer, composed Crystal stones are either metamorphic or igneous rocks. This reservoir usually exists fracture as a secondary porosity containing hydrocarbons. Indonesia has potential fracture basement reservoir resources, including the Jambi Subbasin in the north
from the South Sumatra Basin. In this study, the ant tracking attributes were run using triple run ants track and produce fracture images on 3D seismic data dominated by NE-SW orientation and orientation of the NW-SE is small. Fracture orientation is confirmed by FMI the image "POME-1" is trending both NE-SW. High resistivity in the resistivity log shows the hydrocarbon content in the identified fracture."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Hanifa Sekar Ulima
"ABSTRAK
Gunung Endut merupakan salah satu wilayah kerja panas bumi prospektif di Provinsi Banten, Indonesia. Namun, karakteristik batuan vulkanik di daerah ini relatif masih jarang diketahui, terutama untuk batuan piroklastiknya, karena minimnya kegiatan eksplorasi. Karakteristik batuan piroklastik yang telah diidentifikasi, seperti jenis dan ukuran material, distribusi ukuran butir, tekstur, dan tekstur mikro dalam plagioklas, dapat digunakan sebagai data tambahan untuk kegiatan eksplorasi di daerah ini. Dari penelitian ini, ada dua puluh tujuh sampel batuan piroklastik, dengan lima sampel dari Formasi Bojongmanik, sembilan sampel dari Formasi Genteng, dan tiga belas sampel dari Satuan Batuan Gunung Endut. Semua sampel telah dianalisis dengan pendekatan petrologi dan petrografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik utama yang secara efektif membedakan batuan piroklastik dari tiga formasi yang berbeda adalah jenis material batuan piroklastik dan tekstur mikro dalam plagioklas. Distribusi tuf vitrik, tuf litik, dan tuf kristal di area penelitian meluas dengan orientasi barat-timur. Diperkirakan bahwa batuan piroklastik di tiap formasi memiliki proses magmatik yang berbeda berdasarkan analisis tekstur mikro dalam plagioklas.

ABSTRACT
Endut Mountain is one of the prospective geothermal working areas in Banten Province, Indonesia. However, the characteristic of volcanic rocks in this area are still less known, particularly for its pyroclastic rocks, due to its low exposure and minimum exploration activities. The characteristics of pyroclastic rocks that have been identified, such as type and size of material, grain-size distribution, texture, and micro-texture in plagioclase, can be used as an additional data for the exploration activities in this area. From this study, there are twenty seven samples of pyroclastic rocks, with five samples from Bojongmanik formation, nine samples from Genteng formation, and thirteen samples from Endut Mountain formation. All samples have been analyzed by petrology and petrography approaches. The results show that the main characteristics that effectively distinguish the pyroclastic rocks from the three different formations are the type of pyroclastic rocks material and micro-texture in plagioclase. The distribution of vitric tuff, lithic tuff, and crystal tuff in the research area extends by running west-east. It is predicted that pyroclastic rocks in each formation have different magmatic processes based on micro-textures analysis in plagioclase."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica Adeline
"ABSTRACT
Pada studi ini telah dilakukan analisis hubungan antara pola kompaksi batuan dengan porositas batuan pada Lapangan X khususnya formasi berumur Miosen Akhir Cekungan Kutai, Kalimantan Timur. Analisis tersebut berfokus pada 3 marker yaitu marker MF6, MF7, dan MF8 yang setara dengan umur geologi Miosen Akhir. Hubungan antara kompaksi dan porositas batuan dihasilkan dari korelasi data crossplot antara nilai porositas dan kedalaman dengan Burial History Chart dari setiap marker penelitian. Selain untuk mengetahui keterkaitan antara kompaksi dan porositas batuan, hasil lain yang didapatkan dari penelitian ini adalah sebagai salah satu metode mitigasi bencana, penurunan muka tanah, maupun evaluasi mitigasi dan strategi pemboran.

ABSTRACT
This study has analysed the relations between sandstone compaction and sandstone porosity in X Field which focused on Late Miocene Formation of Kutai Basin, East Kalimantan. This analysis is specific to 3 Late Miocene regional markers, they are MF8, MF7 and MF6. The relations between compaction and porosity are obtained from the correlation of both porosity vs depth crossplot and Burial History Charts from each regionan marker. Not only knowing the relationship between those 2 aspects, this research can be used as one of the methods for disaster mitigation, subsidence analysis, as well as evaluation for drilling mitigation and strategy.
"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Basori Adi Hindarsin
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2002
T39968
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dody Apriadi
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
T39719
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elfina Nurul Octaviani
"Informasi mengenai kondisi bawah permukaan sangat penting diketahui sebelum melakukan pembangunan suatu proyek. Seismik refraksi dipilih karena dapat mengukur variasi spasial parameter petrofisika, seperti kecepatan dan absorpsi seismik melalui analisis sinyal seismik buatan. Adapun penelitian ini mengintegrasikan penggunaan metode seismik refraksi untuk mengamati parameter fisis gelombang pada tiap lapisan batuan yang dikorelasikan dengan data hasil uji bor di daerah penelitian. Hasil pengolahan data dipetakan tingkat kekerasan di tiap lintasan seismik berdasarkan nilai kecepatan rata-rata gelombang P yang dihasilkan. Pada lapisan pertama di ketiga lintasan diketahui memiliki tingkat kekerasan tanah padat tanpa kohesi dengan nilai rata-rata Vp berturut-turut 631,13 m/s; 488,66 m/s; 750,51 m/s. Lapisan kedua pada ketiga lintasan merupakan bahan keras seperti batu dengan nilai rata-rata Vp berturut-turut 1229,69 m/s; 1087,21 m/s; 928,06 m/s. Kemudian lapisan ketiga pada lintasan 23 dan 25 merupakan batuan separuh lunak dengan nilai rata-rata Vp berturut-turut 1688,18 m/s dan 2492,36 m/s. Sedangkan pada lintasan 24 memiliki tingkat kekerasan batuan sangat keras dengan nilai rata-rata Vp 1312,69 m/s.

Information about subsurface conditions is very important to know before carrying out the construction of a project. Seismic refraction was chosen because it can measure the spatial variation of petrophysical parameters, such as seismic velocity and absorption through artificial seismic signal analysis. This research integrates the use of the seismic refraction method to observe the physical parameters of the waves in each rock layer which is correlated with the data from the drill test results in the research area. The results of data processing mapped the level of hardness in each seismic lines based on the value of the average velocity of the resulting P wave. The first layer in the three line seismic is known to dense cohesionless soil with an average Vp value of 631.13 m/s; 488.66 m/s; 750.51 m/s. The second layer on the three lines is a hard rock – like material with an average Vp value of 1229.69 m/s; 1087.21 m/s; 928.06 m/s. Then the third layer on lines 23 and 25 is semi-soft rock with an average Vp value of 1688.18 m/s and 2492.36 m/s, respectively. While on track 24 it has a very hard rock hardness with an average value of Vp 1312.69 m/s."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frederikus Dian Indrastomo
"Daerah Mamuju dan sekitarnya umumnya disusun oleh batuan gunung api. Batuan sedimen vulkanoklastik dan batugamping berada di atas batuan gunung api. Aktivitas gunung api membentuk beberapa morfologi unik seperti kawah, kubah lava, dan jalur hembusan piroklastika sebagai produknya. Produk tersebut diidentifikasi berdasarkan karakter bentuk-bentuk melingkar di citra Landsat-8. Hasil koreksi geometrik dan atmosferik, interpretasi visual pada citra Landsat-8 dilakukan untuk mengidentifikasi struktur, geomorfologi, dan kondisi geologi daerah tersebut. Struktur geologi regional menunjukkan kecenderungan arah tenggara ? baratlaut yang mempengaruhi pembentukan gunung api Adang. Geomorfologi daerah tersebut diklasifikasikan menjadi 16 satuan geomorfologi berdasarkan aspek genetisnya, yaitu punggungan blok sesar Sumare, punggungan kuesta Mamuju, kawah erupsi Adang, kawah erupsi Labuhan Ranau, kawah erupsi Sumare, kerucut gunung api Ampalas, kubah lava Adang, bukit intrusi Labuhan Ranau, punggungan aliran piroklastik Adang, punggungan aliran piroklastik Sumare, perbukitan sisa gunung api Adang, perbukitan sisa gunung api Malunda, perbukitan sisa gunung api Talaya, perbukitan karst Tapalang, dan dataran aluvial Mamuju, dataran teras terumbu Karampuang. Berdasarkan hasil interpretasi citra Landsat-8 dan konfirmasi lapangan, geologi daerah Mamuju dibagi menjadi batuan gunung api dan batuan sedimen. Batuan gunung api terbagi menjadi dua kelompok, yaitu Kompleks Talaya dan Kompleks Mamuju. Kompleks Talaya terdiri atas batuan gunung api Mambi, Malunda, dan Kalukku berkomposisi andesit, sementara Kompleks Mamuju terdiri atas batuan gunung api Botteng, Ahu, Tapalang, Adang, Ampalas, Sumare, dan Labuhan Ranau berkomposisi andesit sampai basal leusit. Vulkanostratigrafi daerah ini disusun berdasarkan analisis struktur, geomorfologi, dan distribusi litologi. Vulkanostratigrafi daerah Mamuju diklasifikasikan ke dalam Khuluk Talaya dan Khuluk Adang. Khuluk Talaya terdiri atas Gumuk Mambi, Gumuk Malunda, dan Gumuk Kalukku. Khuluk Mamuju terdiri atas Gumuk Botteng, Gumuk Ahu, Gumuk Tapalang, Gumuk Adang, Gumuk Ampalas, Gumuk Sumare, dan Gumuk Labuhan Ranau.
"
Badan atenaga Nuklir Nasional, 2015
660 EKSPLOR 36:2 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Khalisha Shafa Yumnanisa
"Formasi Ngimbang memiliki reservoir berupa batuan karbonat. Batuan karbonat memiliki kesulitan yang lebih khususnya pada reservoir hidrokarbon. Untuk mendukung kegiatan hal tersebut dibutuhkan pemahaman kondisi geologi di wilayah Cekungan Jawa Timur, salah satunya adalah studi mengenai fasies dan lingkungan pengendapan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskripsi batuan inti, deskripsi petrografi, dan interpretasi log sumur. Data yang digunakan berupa 3 sumur dengan 30 sampel sayatan tipis. Dari analisis tersebut, didapatkan 6 fasies, yaitu mudstone, large foram wackestone, skeletal wackestone, large foram packstone, skeletal packstone-grainstone, dan shale dengan 3 asosiasi fasies, yaitu platform interior – open marine, platform-margin sand shoals, dan platform interior – restricted

The Ngimbang Formation has a reservoir of carbonate rocks. Carbonate rocks have more difficulties, especially in hydrocarbon reservoirs. To support these activities, it is necessary to understand the geological conditions in the East Java Basin area, one of which is the study of facies and depositional environments. The methods used in this study are core rock description, petrographic description, and well log interpretation. The data used were 3 wells with 30 thin section samples. From the analysis, 6 facies were obtained, namely mudstone, large foram wackestone, skeletal wackestone, large foram packstone, skeletal packstone-grainstone, and shale with 3 facies associations, namely platform interior - open marine, platform-margin sand shoals, and platform interior - restricted."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>