Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hutapea, Misfa
"Pondasi tiang bor merupakan salah satu alternatif pondasi dalam yang banyak dan umum digunakan untuk menyokong bangunan bertingkat tinggi terutama di daerah yang telah padat dengan bangunan. Kelebihan tiang bor dibandingkan tiang lainnya adalah penurunan pada permukaan tanah sangat kecil, metoda konstruksi tidak mengganggu telinga, amat mungkin menembus lapisan batuan atau gravel dan tidak mengganggu lingkungan sekitarnya.
Penggunaan tiang bor lebih dari satu tiang pada satu pile cap dikarenakan beban yang dipikul oleh pondasi Iebih dari daya dukung satu tiang bor. Beberapa tiang diatur berjajar membentuk grup tiang dengan memperhatikan faktor eiisiensi yang sangat mempengaruhi daya dul-mug ijin grup tiang bor, yang nilainya didapat dari daya dukung grup tiang dibandingkan dengan jumlah daya dukung tiang tunggal.
Dalam melakukan analisis kelompok tiang bor pada proyek ini pertama-tama dilakukan pengumpulan data dan permasalahazmya. Setelah pennasalahannya dideiinisikan dengan jelas, dikembangkan dengan tinjauan kepustakaau dilakukan analisis kasus terhadap daya dukung dan penurunan tiang. Dari analisis kasus yang ada dibandingkan dengan hasil loading test dan desain yang ada disiapkan saran-saran sebagai bahan pertimbangan dan diajukan sebagai rekomendasi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S35656
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tjipta Lesmana
"Konflik pemilik dan pengelola di. Rumah Sakit Husada dianalisis untuk mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan (a) mengapa terjadi konflik, (b) bagaimana konflik meningkat, (c) apa dampak konflik dan (d) bagaimana konflik diselesaikan.
Dengan menggunakan metoda penelitian kualitatif, 17 informan di rumah sakit diwawancarai secara mendalam. Informan dibagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama mewakili pelaku utama dalam konflik, yaitu Perkumpulan sebagai pemilik rumah sakit, Direktur sebagai pengelola dan Badan Pembina. Kelompok kedua mewakili masyarakat rumah sakit, yaitu dokter, perawat dan staf-manajemen. Hal ini untuk memenuhi prinsip triangulasi sumber. Kedua kelompok informan dibagi lagi dalam dua subkelompok, masing-masing mewakili pihak pro-Perkumpulan dan pro-Direktur. Keberpihakan informan didasarkan atas observasi peneliti, kemudian dibandingkan dengan pendapat atasannya langsung. Semua data dianalisis dengan menggunakan teknik constant comparative analysis.
Direktur melihat konflik sebagai akibat dari intervensi Perkumpulan terhadap manajemen rumah sakit serta perilaku oknum-oknum Perkumpulan yang didorong oleh motivasi untuk mencari keuntungan di rumah sakt. Perkumpulan melihat konflik disebabkan oleh ambisi Direktur untuk berkuasa terus. Konflik meningkat sejak kehadiran Badan Pembina yang dituduh telah diperalat Direktur untuk mewujudkan ambisinya, kemudian memuncak karena Direktur melalui Badan Pembina hendak membubarkan Perkumpulan dan membentuk perkumpulan baru. Serta, konflik hanya bisa diakhiri dengan pemberhentian Direktur.
Pendapat dominan informan kelompok kedua mendukung pendapat Perkumpulan, termasuk mereka yang pro-Direktur.
Mengenai dampak konflik, informan umumnya percaya bahwa konflik telah menurunkan BOR dan kualitas pelayanan kesehatan. Namun, dari sisi positif konflik telah menimbulkan kesadaran pentingnya menciptakan sistem hubungan kerja yang transparan antara Perkumpulan dan Direktur, suatu faktor yang diyakini ikut melahirkan situasi konflik oleh informan kedua kelompok.

Analysis of Owner and Management Conflict at Husada HospitalThis research was designed to determine cause and effect on conflict of owner and management at Husada hospital. Four research questions were formulated: (a) why conflict, (b) how conflict is escalated, (c) how conflict affects hospital performance and (d) how conflict is resolved. Conflict is defined as incompatible behavior between parties whose interests differ. Specifically, the parties involved in the conflict under study were Husada Foundation (Perkumpulan Husada) and hospital Director.
A qualitative research design was set-up. Using in-depth interviews technique, seventeen hospital informants were asked to answer the four basic questions. They were divided into two groups, representing respectively those directly involved in the conflict and hospital society consisting of medical doctors, nurses and management staff. Each group, for purpose of validating data, was again sub-divided into two units, each representing pro-owner and pro-management side. Data was analyzed using constant comparative analysis technique.
Persistent intervention by the Foundation on hospital management and self-interest oriented behavior by some Foundation members were seen by the Director as the prune causes of conflict. On the other hand the Foundation Was of the opinion that conflict was inevitable due to Director's obsession to grip his power longer. The set-up of Board of Trustees (Badan Pembina/Dewan Penyantun) had contributed to conflict escalation. The Board, established in compliance with the decree of Director General of Medical Services of the Ministry of Health issued in 1996, was misused as a mere vehicle of the Director to substantiate his ambition. Manifest conflict was erupted when the Board of Trustees was heading to dissolve the Foundation and replaced it by a new similar one. Dismissing the Director was seen as the only alternative to end the conflict.
The view was overwhelmingly supported by the majority of the informants in the second group.
Decrease on BOR (bed occupancy rate) and quality of health services provided by the hospital were regarded as the prime effects resulted from the conflict. On the positive side, however, conflict had raised commitment by some members of the Foundation to design a clear job description for the hospital Director.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nikolas
"Pada Skripsi ini dibuat simulasi sistim mesin bor otomatis dengan memanfaatkan teknik pemrograman visual sehingga simulasi tesebut dapat ditampilkan secara dinamis pada layar pemantau. Simulasi ini dimaksudkan untuk mewakilkan Mesin Bor Otomatis di Industri yang sebenamya. Sebagai Pengendali digunakan suatu PLC merek Telemecanique TSX 17-20. Operasi Mesin Bor Otomatis terlebih dahulu dinyatakan dengan deskripsi verbal, kemudian diprogramkan dengan diagram ladder pada PLC. Untuk dapat menghubungkan PLC dengan Simulator dibuat suatu rangkaian antarmuka yang rnenggunakan PPI 8255 yang dilengkapi dengan Optoisolator."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S38779
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Guna memenuhi kebutuhan material untuk pengurugan (reklamasi) khususnya di wilayah pantai, selain menggunakan material berupa pasir yang diambil dari daratan ,juga bisa menggunakan pasir yang diambil dari dasar perairan terutama daerah perairan dangkal...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Anis Ahmad Cash
1994
S29900
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pinem, Nalsali
"Bentonit yang diteliti disini adalah bentonit yang dipakai sebagai bahan dasar dari lumpur pemboran sumur-sumur minyak, gas atau geothermal. Bentonit yang selama ini digunakan pada kegiatan pemboran adalah Na-Bentonit yang diimpor dari Wyoming, Amerika Serikat.
Program penelitian ini mencoba merubah Ca-Bentonit lokal menjadi Na-Bentonit dengan Proses Ion Exchange, sehingga Bentonit lokal dapat mendekati sifat-sifat Bentonit impor, dan dapat dipakai disetiap operasi pemboran sumur-sumur minyak dan gas bumi di Indonesia. Hasil yang dicapai dari penelitian ini cukup menggembirakan dari metode yang dipakai, yakni dengan metode menghisap atau menekan larutan melewati filter dari hasil proses ion exchange pada pencampuran bentonit-air-Na2 EDTA dan Na OH. Ternyata kandungan Ca yang dapat dikeluarkan sangat menggembirakan, yakni rata-rata hampir 90 %. Akan tetapi unsur Na juga ikut keluar dari endapan Bentonitnya yakni rata-rata 42 %.
Untuk mengatasi hal ini Campuran Bentonit dengan Na-EDTA tersebut dijenuhi dengan Na dengan menambahkan Na-OH. Dari hasil pemeriksaan analisa kimia dengan AAS (Atomic Absorption Spectroscopy) ternyata unsur Ca-nya telah terusir sedang unsur Na nyapun telah masuk kedalam Bentonit.
Banyaknya kandungan Ca yang dapat dikeluarkan dari basal plane bentonit lokal rata-rata diatas 90% dan unsur Na yang dapat dimasukkan kedalam basal plane bentonit lokal berkisar antara 120% sampai 1367% dari banyaknya kandungan Na di basal plane mula-mula. Dengan demikian yang tadinya berupa Ca-Bentonit telah berubah menjadi Na-Bentonit.
Untuk lebih menyakinkan apakah unsur Ca-nya telah keluar dari Bentonit dan telah berubah menjadi Na-Bentonit dilakukan pengukuran dengan XRD (X Ray Difractometer) dan DTA (Differential Thermal Analysis). Jarak antara basal plane (d) hasil pengukuran XRD Bentonit Boyolali ialah sebesar 15A° sebelum mengalami perlakuan dan sebesar 12,9A° setelah mengalami perlakuan. Hal ini sesuai dengan d dari Ca-bentonit sebesar 15,2A° dan d dari Na-bentonit sebesar 12,8A°. Demikian juga ternyata sebagian Bentonit lokal setelah mengalami perlakuan dapat memenuhi performance yang diingini sebagai lumpur bor, yakni besar viskositas semu (Appearant Viscocity) sekitar 16 Cps (syarat minimum =15 Cps), swellingnya sekitar 7 (syarat minimum = 5), plastis viscosity sekitar 8 (syarat minimum = 8) dan tapisan sekitar 13,5 (syarat maksimum = 15)."
Depok: Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Yulianti Adam
"BOR sebagai salah satu indikator pelayanan Rumah Sakit jika mengalami peningkatan, maka akan diikuti dengan peningkatan pendapatan Rumah Sakit. Oleh karena itu, tidak jarang Rumah Sakit terus berupaya meningkatkan kunjungan, dalam hal ini pemanfaatan layanan Rawat Inap (BOR) agar pendapatan juga mengalami peningkatan.
Rasio Lancar sebagai salah satu indikator penilaian keuangan Rumah Sakit, dalam hal ini Likuiditas Rumah Sakit merupakan indikator penilaian yang sering digunakan untuk menggambarkan kondisi likuiditas suatu perusahaan (Newmann, 1988). Melalui Rasio Lancar inilah suatu perusahaan, dalam hal ini Rumah Sakit dapat menilai seberapa jauh Rumah Sakit mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Jika Rasio Lancar berada di atas nilai 2 (dua), maka perusahaan memiliki kemampuan yang baik untuk memenuhi kewajiban lancarnya, dan begitu pula sebaliknya, jika Rumah Sakit memiliki nilai Rasio Lancar di bawah 2 (dua), maka Rumah Sakit akan mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajiban lancarnya. Untuk itu, Rasio Lancar dalam suatu perusahaan (Rumah Sakit) sangat dibutuhkan oleh pihak internal Rumah Sakit untuk menilai kondisi likuiditas Rumah Sakit, mengambil keputusan dan kebijakan. Sementara, oleh pihak eksternal Rumah Sakit, Rasio Lancar dibutuhkan untuk menilai kondisi likuiditas Rumah Sakit dan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil sikap terhadap Rumah Sakit seperti apakah akan memberikan pinjaman, dan sebagainya. Bila BOR dikaitkan dengan Rasio Lancar, maka keduanya adalah sebuah ?nilai? yang dapat digunakan untuk menilai dan mengevaluasi kinerja Rumah Sakit.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di Rumah Sakit B, diperoleh hasil BOR Rumah Sakit B dari tahun 2003 sampai tahun 2004 mengalami penurunan, yaitu dari 59,07% tahun 2003 menjadi 53,75% tahun 2004. Penurunan nilai BOR ini juga diikuti dengan penurunan Rasio Lancar, yaitu 3,93 kali tahun 2003 menjadi 2,21 kali tahun 2004. Sementara itu, pada tahun 2005 BOR mengalami peningkatan menjadi 56,60% bila dibandingkan dengan BOR tahun 2004, yaitu 53,75%. Peningkatan ini juga diikuti dengan peningkatan Rasio Lancar, yaitu dari 2,21 kali pada tahun 2004 menjadi 2,28 kali pada tahun 2005.
Berdasarkan data yang diperoleh tersebut, seolah-olah mengindikasikan bahwa ada hubungan antara BOR dengan Rasio Lancar. Namun, sejauh ini belum diketahui secara pasti apakah BOR berhubungan dengan Rasio Lancar dan sejauhmana hubungan di antara keduanya, seberapa jauh BOR mempengaruhi Rasio Lancar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah BOR berhubungan dengan Rasio Lancar dan mengatahui sejauhmana hubungan di antara keduanya, berapa persen BOR berpengaruh terhadap Rasio Lancar. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain crosssectional dan menggabungkan teknik analisis kuantitaif dan kualitatif.
Penelitian ini dilakukan selama bulan Oktober sampai November dengan mengambil data sekunder 24 Rumah Sakit yang ada di Indonesia dan melakukan wawancara mendalam terhadap dua Rumah Sakit sebagai sampel dari 24 Rumah Sakit yang diteliti. Kemudian di lakukan analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan korelasi dan regresi linier untuk mengetahui apakah ada hubungan antara BOR dengan Rasio Lancar dan untuk mengetahui sejauhmana hubungan BOR dengan Rasio Lancar.
Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa hubungan BOR dengan Rasio Lancar tidak terbukti secara statistik. Tidak ada jaminan jika terjadi peningkatan BOR sebagai indikator penilaian kinerja layanan akan meningkatkan Rasio Lancar sebagai indikator penilaian likuiditas. Pengaruh BOR terhadap Rasio Lancar hanya sebesar 4,8%, dan sisanya 95,2% Rasio Lancar dipengaruhi oleh variabel lain. Dari hasil penelitian yang dilakukan (dalam hal ini dari hasil wawancara yang dilakukan), peningkatan BOR tidak serta merta mengakibatkan terjadinya peningkatan Rasio Lancar karena banyaknya variabel yang mempengaruhi rasio lancar, seperti waktu pengembalian piutang, dan pemanfaatan kas yang kurang maksimal.
Karena hubungan BOR dengan Rasio Lancar tidak terbukti secara statistik, maka diharapkan Rumah Sakit dan pihak-pihak yang berkepentingan seperti kreditur, tidak hanya memperhatikan indikator penilaian kinerja, dalam hal ini BOR untuk menilai likuiditas Rumah Sakit, tetapi memperhatikan Rasio Lancar sebagai indikator penilaian likuiditas dan aspek-aspek lain yang mempengaruhinya seperti waktu pengembalian piutang, dan pemanfaatan kas pada Rumah Sakit."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Azzah Balqis Sabbah
"ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian mengenai analisis pengaruh modulus
elastisitas tanah terhadap kondisi non-linier hasil pengujian pembebanan statik
dan hasil metode numerik di pondasi tiang bor. Enam pondasi dengan lokasi
berdekatan dianalisis balik untuk mendapat modulus yang tepat dengan model
hardening soil. Variasi modulus yang dilakukan adalah secant modulus,
oedomoeter modulus, dan unloading modulus.
Penelitian ini menghasilkan pengaruh modulus variasi terhadap hasil
load-displacement cylic terbesar pada secant modulus, kemudian unloading
modulus, dan terakhir oedometer modulus berdasarkan perubahan displacement tiap variasi modulus. Kemudian hasil analisis balik seluruh pondasi meghasilkan statistik nilai modulus terhadap Nspt untuk menjadi salah satu referensi korelasi pemilihan nilai modulus terhadap Nspt.

ABSTRACT
This research is the analysis of the effects of the condition of the soil
modulus of elasticity of the non-linear static loading test results and the results of numerical methods in foundation pile. Six foundation with adjacent locations were back analyzed to get the right model modulus hardening soil. Variations modulus are secant modulus, oedomoeter modulus, and unloading modulus.
This research resulted that the biggest influence of modulus variations on
outcome cyclic load-displacement is secant modulus, then unloading modulus,
and last oedometer modulus. Then the results of the back analysis produced the statistics of value of modulus with Nspt to become one of the reference
correlation modulus value and Nspt."
2016
T46046
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rifqy Irfanto
"Cadangan nikel laterit di nusantara tersebar pada wilayah Indonesia bagian tengah karena berasosiasi dengan jalur ultramafik. Pulau Pakal yang berada di Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara menjadi salah satu daerah dengan prospek nikel laterit yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi batas antar zona laterit Pulau Pakal menggunakan korelasi metode resistivitas dengan konfigurasi Wenner dan data bor. Metode resistivitas digunakan untuk mengukur nilai tahanan jenis batuan laterit yang kemudian akan dikorelasikan dengan data bor untuk meningkatkan akurasi analisis yang akan dilakukan. Pengolahan data resistivitas dilakukan menggunakan perhitungan matematika inversi 2-D untuk menghasilkan penampang true resistivity 2-D. Selain itu dilakukan pengolahan data bor yang kemudian akan menghasilkan model penampang bor pada lintasan pengukuran. Hasil penelitian ini adalah integrasi penampang dari batasan antar zona laterit yang ditentukan berdasarkan respon resistivitas lintasan dan informasi litologi yang dihasilkan dari analisis unsur kimia pada data bor. Penampang integrasi lintasan 19 menunjukkan adanya perbedaan dalam menentukan batasan zona limonit dan saprolit berdasarkan nilai resistivitas dan data bor. Terdapat asosiasi air yang cukup signifikan pada zona limonit lintasan 19 yang membuat respon resistivitasnya menjadi lebih rendah daripada zona saprolit. Sebaliknya, penentuan batasan zona saprolit dan bedrock pada lintasan tersebut justru menunjukkan korelasi yang cukup baik. Penampang integrasi lintasan 20 menunjukkan korelasi yang baik antar respon resistivitas dan data bor di mana penentuan batasan zona laterit keduanya berada di kedalaman yang relatif sama.

The lateritic nickel reserves in the archipelago are distributed in the central part of Indonesia due to their association with ultramafic belts. Pulau Pakal, located in North Halmahera Regency, North Maluku Province, is one of the areas with good lateritic nickel prospects. This study aims to identify the boundaries between lateritic zones in Pulau Pakal using the correlation of resistivity methods with the Wenner configuration and borehole data. The resistivity method is used to measure the resistivity values of laterite rocks, which are then correlated with the borehole data to improve the accuracy of the analysis. The processing of resistivity data is done using 2-D inversion mathematical calculations to generate 2-D true resistivity sections. Additionally, the borehole data is processed to create a borehole cross-sectional model along the measurement path. The result of this study is the integration of cross-sections indicating the boundaries between lateritic zones, which are determined based on the resistivity response along the profile and lithological information obtained from the chemical analysis of the borehole data. The integration cross-section of profile 19 shows differences in determining the boundaries between the limonite and saprolite zones based on resistivity values and borehole data. There is a significant water association in the limonite zone of profile 19, which causes its resistivity response to be lower than that of the saprolite zone. Conversely, the determination of the saprolite and bedrock boundaries in that profile shows a fairly good correlation. The integration cross-section of profile 20 shows a relatively good correlation between resistivity response and borehole data, where the boundaries of both lateritic zones are at a similar depth."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maurivi Putri Islamey
"Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi geologi bawah permukaan pada lokasi penelitian serta memanfaatkan informasi geologi tersebut untuk mendukung rencana pembangunan Tol Trans Sumatera, seperti melihat adanya stuktur patahan, lapisan batuan lunak dan keras, dan air tanah pada lokasi penelitian. Penelitian ini menggunakan metode resistivitas. Data yang digunakan adalah data resistivitas. Data ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Pengukuran dilakukan di 2 segmen yang masing-masing segmen terdapat 4 lintasan. Menggunakan Konfigurasi Wenner-Schlumberger. Hasil pengolahan data resistivitas dikorelasikan dengan peta geologi regional, klasifikasi nilai resistivitas batuan (Telford, 1990), dan data bor. Pengolahan dilakukan dengan metode inversi dua dimensi dan pemodelan tiga dimensi. Dari hasil pengolahan dan analisis terdapat beberapa jenis litologi dengan distibusi resistivitas yaitu litologi batu pasir dengan nilai resistivitas sebesar 80-200 Ωm dan nilai SPT 30. Litologi kedua yaitu lapisan lempung dengan nilai resistivitas sebesar 0-80 Ωm dan nilai SPT 20. Litologi ketiga yaitu lapisan Andesit dengan nilai resistivitas lebih dari 200 Ωm dan nilai SPT 50. Ditemukan juga adanya struktur patahan pada lintasan 5, serta potensi air tanah yang menyebar pada litologi batuan pasir yang ada pada setiap lintasan.

This research was conducted to identify subsurface geological at the research location and utilize this geological information to support the Sumatra Highway development plan, such as looking at fault structures, soft and hard rock layers, and groundwater at the research location. This study uses the resistivity method. The data used is resistivity data. This data is secondary data obtained from the Agency for the Assessment and Application of Technology (BPPT). Measurements were carried out in 2 segments where each segment has 4 tracks. Using the Wenner-Schlumberger Configuration. The results of resistivity data processing are correlated with regional geological maps, rock resistivity value classification (Telford, 1990), and drill data. Processing is done by two dimensional inversion method and three-dimensional modeling. From the processing and analysis results, there are several types of lithology with resistivity distribution, namely sandstone lithology with a resistivity value of 80-200 Ωm and an SPT value of 30. The second lithology is a layer of clay with a resistivity value of 0-80 Ωm and an SPT value of 20. The third lithology is andesite layer with a resistivity value of more than 200 Ωm and an SPT value of 50. There was also a fault structure on track 5, as well as the potential for groundwater spreading in the sandstone lithology on each track."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>