Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yasmina Kusumoprojo
"ABSTRAK
Tanaman akar wangi (Chrysopogon zizanioides) merupakan tanaman rumput yang berasal dari India. Dari tanaman akar wangi dapat diperoleh minyak akar wangi dengan cara distilasi uap. Minyak akar wangi merupakan salah satu minyak asiri yang banyak digunakan dalam bidang parfum, kosmetik, kecantikan, kesehatan, sebagai insektisida, dan sebagai herbisida. Di Indonesia, produsen minyak akar wangi terbesar adalah kabupaten Garut, Jawa Barat. Minyak akar wangi Indonesia dulunya merupakan salah satu minyak akar wangi yang paling disukai. Namun, sekarang tidak dapat bersaing dengan minyak akar wangi dari negara-negara lain karena kualitasnya yang buruk. Penelitian ini membahas metode distilasi uap tanaman akar wangi dengan menggunakan variasi tinggi kolom fraksionasi untuk meningkatkan mutu minyak akar wangi. Mutu minyak akar wangi yang optimal dihasilkan pada distilasi uap akar wangi dengan kolom fraksionasi Vigreux 25 cm selama 7 jam. Rendemen yang dihasilkan adalah sebanyak 0,7431% dengan vetiverol total sebesar 3,41%.

ABSTRACT
Vetiver (Chrysopogon zizanioides) is a grass plant originated from India. From vetiver, vetiver oil can be obtained through steam distillation. Vetiver oil is an essential oil widely used in perfumery, cosmetics, beauty, and health industry, and as insecticides as well as herbicides. In Indonesia, the biggest producer of vetiver oil is in Garut, West Java. Indonesian vetiver oil used to be one of the most sought-after vetiver oil. However, recently it could not compete with vetiver oils from other countries because of its poor quality. This research studied steam distillation methods of vetiver using height variations of fractionating column to improve the quality of vetiver oil. The optimum quality of vetiver oil was achieved using steam distillation with a 25 cm Vigreux fractionating column for 7 hours. Vetiver oil rendement was 0,7431% with 3,41% total vetiverol.
"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azzahra Ayu Gigantia
"Kasus kanker yang terjadi terutama kanker serviks menempati urutan kedua dengan pengidap terbesar di dunia. Peningkatan kasus tersebut diikuti dengan perkembangan berbagai pengobatan baik secara kimia maupun alami. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan senyawa yang terdapat pada ekstrak tanaman akar wangi (Chrysopogon zizanioides (L.) Roberty) sebagai alternatif pengobatan antikanker. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh variasi konsentrasi ekstrak akar wangi. Konsentrasi yang digunakan terdiri dari 5, 10, 15, dan 20 μg/mL. Variasi konsentrasi tersebut diuji terhadap viabilitas sel HeLa menggunakan metode trypan blue dan ultrastruktur sel HeLa menggunakan SEM. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan nilai viabilitas antara sampel kontrol dan perlakuan. Namun, ekstrak akar wangi konsentrasi 20 μg/mL terlihat lebih mampu menurunkan viabilitas sel HeLa dibandingkan dengan variasi konsentrasi lainnya. Salah satu pengaruh ekstrak terhadap viabilitas dapat diamati ultrastrukturnya dan diukur diameter selnya. Pengamatan ultastruktur menunjukkan bahwa konsentrasi 20 μg/mL menghasilkan lebih banyak blebbing dan memiliki diameter sel lebih besar dibandingkan konsentrasi lainnya. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa ekstrak akar wangi memiliki pengaruh terhadap viabilitas dan ultrastruktur sel HeLa.

Cancer cases that occur, especially cervical cancer, ranks second with the largest sufferers in the world. The increase in cases was followed by the development of various treatments, both chemical and natural. One way is to utilize the compounds contained in vetiver plant extracts (Chrysopogon zizanioides (L.) Roberty) as an alternative to cancer treament. This research was conducted to see the effect of variations in the concentration of vetiver extract.. The concentration used consist of 5, 10, 15, and 20 μg/mL. These concentration variations were tested on HeLa cell viability using the trypan blue method and HeLa cell ultrastructure using SEM. The statistical test results showed that there was no significant difference in the viability values between the control and treatment samples. However, vetiver extract concentration of 20 μg/mL was more able to reduce HeLa cell viability compared to other concentration variations. One of the effects of extract on viability can be observed for its ultrastructure and measured cell diameter. Ultrastructural observations showed that the concentration of 20 μg/mL produced more blebbing and had a larger cell diameter than the other concentrations. Based on the results obtained, it can be concluded that vetiver extract has an influence on the viability and ultrastructure of HeLa cells."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahratul Aliifah Saumi
"Kanker serviks merupakan kanker dengan jumlah kasus tertinggi kedua di Indonesia. Banyaknya jumlah kasus kanker di Indonesia serta kasus kematian akibat kanker menyebabkan diperlukannya pengembangan obat-obatan untuk menyembuhkan kanker. Pengobatan yang ada dinilai cukup efektif tetapi memiliki beberapa efek samping yang berbahaya, sehingga diperlukan juga pengembangan obat antikanker dari bahan-bahan alami seperti ekstrak tumbuhan. Minyak esensial akar wangi memiliki potensi antikanker, akan tetapi pengaruh konsentrasi minyak esensial akar wangi perlu diteliti. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi minyak esensial akar wangi terhadap sel HeLa. Sel HeLa diberikan empat perlakuan dengan variasi konsentrasi (5 µg/mL, 10 µg/mL, 15 µg/mL, dan 20 µg/mL) minyak esensial akar wangi dan dilakukan pengulangan sebanyak lima kali. Viabilitas sel diuji menggunakan WST-1 dan Scepter cell counter. Nilai viabilitas pada metode WST-1 dihitung berdasarkan nilai absorbansi, sedangkan nilai viabilitas pada metode Scepter cell counter dihitung berdasarkan ukuran diameter sel. Semakin tinggi nilai absorbansi, maka semakin tinggi juga nilai viabilitasnya. Untuk ukuran diameter, sel HeLa yang viable memiliki rentang diameter 12—14 µm. Hasil penelitian menunjukkan tiap variasi konsentrasi minyak esensial akar wangi memiliki efek yang tidak signifikan terhadap viabilitas sel HeLa. Namun, minyak esensial akar wangi 15 µg/mL dan 20 µg/mL memiliki kecenderungan paling besar dalam menurunkan viabilitas sel HeLa berdasarkan hasil uji viabilitas dengan WST-1 dan Scepter cell counter. Kesimpulan dari penelitian adalah minyak esensial akar wangi tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap viabilitas sel HeLa, akan tetapi terdapat konsentrasi tertentu yang memiliki kecenderungan dalam menurunkan viabilitas sel HeLa, yaitu konsentrasi 15 µg/mL dan 20 µg/mL.

Cervical cancer is the cancer with the second highest number of cases in Indonesia. The large number of cancer cases in Indonesia as well as cases of death due to cancer make it necessary to develop drugs to cure cancer. Existing treatments are considered quite effective but have several dangerous side effects, so it is also necessary to develop anticancer drugs from natural ingredients such as plant extracts. Vetiver essential oil has anticancer potential, but the effect of vetiver essential oil concentration needs to be studied. The aim of the research was to determine the effect of varying concentrations of vetiver essential oil on HeLa cells. HeLa cells were given four treatments with varying concentrations (5 µg/mL, 10 µg/mL, 15 µg/mL, and 20 µg/mL) of vetiver essential oil and repeated five times. Cell viability was tested using WST-1 and Scepter cell counter. The viability value in the WST-1 method is calculated based on the absorbance value, while the viability value in the Scepter cell counter method is calculated based on the size of the cell diameter. The higher the absorbance value, the higher the viability value. In terms of diameter, viable HeLa cells have a diameter range of 12—14 µm. The results showed that each variation in vetiver essential oil concentration had an insignificant effect on HeLa cell viability. However, 15 µg/mL and 20 µg/mL vetiver essential oil had the greatest tendency to reduce HeLa cell viability based on the results of viability tests with WST-1 and Scepter cell counter. The conclusion of the research is that vetiver essential oil does not have a significant effect on HeLa cell viability, but there are certain concentrations that have a tendency to reduce HeLa cell viability, namely concentrations of 15 µg/mL and 20 µg/mL.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library