Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 278 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Thomson, Godfrey
Boston: Houghton Miffiln, 1956
150.724 THO f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Super, Donald E.
New York: Harper, 1962
151.223 SUP a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Bittel, Lester Robert
New York, NY: Alexander Hamilton Institute, 1986
658.4 BIT e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
London: MacDonald and Jane's , 1977
629.227 5 ADV
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Boston: Harvard Business School Press, 1999
658.406 HAR
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Mujibudda`wah
"Pemerintah pada hakekatnya mengemban tiga fungsi utama yakni fungsi distribusi, fungsi stabilisasi dan fungsi alokasi. Berkaitan dengan fungsi alokasi khususnya alokasi sumber dana, dalam pelaksanaan pemerintah daerah di Indonesia selama ini, pembiayaan pembangunan daerah, pada umumnya masih sangat mengandalkan sumber pembiayaan pembangunan yang berasal dari pemerintah pusat. Sumber penerimaan daerah sendiri yang berupa Pendapatan Asli Daerah (PAD) seperti pajak daerah, retribusi daerah, bagian laba BUMD, dan penerimaan lain-lainnya yang sah masih jauh untuk mencukupi.
Apabila kebutuhan pembangunan pelayanan dasar masyarakat, seperti sarana dan prasarana pendidikan, kesehatan, serta fasilitas-fasilitas umum, terus meningkat, sedangkan, penerimaan daerah tidak mencukupi untuk menutup kebutuhan dasar tersebut, maka yang akan terjadi adalah ketidakseimbangan antara kebutuhan masyarakat dengan ketersediaan fasilitas umum yang ada. Oleh sebab itu, salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah meminjam kepada pihak ketiga.
Berdasarkan penghitungan kemampuan meminjam pemerintah kota dengan model analisa Debt Service Coverage Ratio (DSCR) ternyata sebagian besar pemerintah kota di Indonesia mampu untuk melakukan peminjaman. Terbukti hampir semua pemkot nilai DSCR lebih dari 2,5. Akan tetapi harus diakui bahwa untuk menilai kemampuan meminjam tidak hanya menggunakan analisa DSCR.
Dapat terjadi tingginya nilai DSCR suatu pemkot, disebabkan dana DAU yang diperoleh suatu pemkot tinggi, demikian juga nilai DSCR suatu pemkot rendah, karena pada saat itu, kewajiban utang yang jatuh tempo tinggi, yang menyebabkan nilai DSCR suatu pemkot rendah.
Hasil analisis yang lain, ternyata dalam melakukan pinjaman pemkot belum banyak melibatkan jumlah penduduk dan kepadatannya. Terbukti hubungannya masih negatif. Area yang banyak ditemui nilai DSCR tinggi, dan jumlah penduduk rendah.
Hubungan nilai DSCR dengan DAU relative positif, dalam arti sebagian besar pemkot pada area DSCR tinggi, DAU nya tinggi. Kondisi ini tidak baik, mengingat tingginya DSCR banyak diakibatkan karena tingginya nilai DAU.
Untuk pemkot besar dipulau Jawa, nilai DSCR dengan pendapatan asli daerah hubungannya positif, dalam arti kota-kota besar tersebut banyak ditemukan dalam area DSCR tinggi dengan PAD tinggi. Untuk daerah-daerah kecil di luar pulau Jawa, kebanyak pada area DSCR tinggi, PAD rendah.
Demikian juga korelasi antara nilai DSCR dengan penerimaan APBD. Hampir sebagian besar kota-kota besar di Jawa, ditambah dengan Medan dan Makasar, berada pada area DSCR tinggi, penerimaan APBD tinggi. Sedangkan kota-kota di luar pulau Jawa hamper sebagian besar berada pada area atau matriks DSCR tinggi, penerimaan APBD rendah.
Dari hasil penghitungan DSCR dapat disimpulkan bahwa pada umumnya pemkot mampu untuk meminjam, sedangkan korelasi antara nilai DSCR dengan penduduk, kepadatan penduduk, pendapatan asli daerah, DAU dan Penerimaan APBD pada umumnya belum menunjukan korelasi yang diharapkan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17125
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Siti Marliah
"ABSTRAK
Penelitian ini adalah mengenai Variabel-variabel Lingkungan yang berperan terhadap Perkembangan Kemampuan Spasial. Lingkungan tersebut terdiri dari lingkungan fisik dan sosial, dan perkembangan kemampuan spasial ditinjau berdasarkan hubungan spasial topologi, proyektif, euclidis. Perkembangan kemampuan spasial ini diawali dengan mengenal objek, mengenal hubungan objek dengan objek berdasarkan persepsi terhadap lingkungan dan melalui aktivitas sensori-motor serta melakukan eksplorasi dan manipulasi terhadap objek di lingkungannya. Ini berarti bahwa tata letak fisik adalah merupakan sarana bagi anak untuk melakukan aktivitasnya tersebut. Selain lingkungan fisik, lingkungan sosial juga tidak kalah pentingnya dalam memberikan kesempatan bagi anak melakukan eksplorasi terhadap lingkungannya. Dalam hal ini orang tua merupakan unsur yang berperan dalam memberikan kesempatan tersebut.
Terbatasnya kesempatan, balk yang berasal dari tata Ietak fisik maupun dari orang tua dapat berakibat terhadap perkembangan kemampuan anak, khususnya kemampuan spasial.
Penulis ingin mengetahui, sejauh manakah ada hubungan antara variabel-variabel lingkungan fisik dan lingkungan sosial terhadap perkembangan kemampuan spasial? Apakah ada perbedaan antara kemampuan spasial anak yang tinggal di pemukiman Padat dan Tidak Padat? Seberapa besarkah peranan masing-masing variabel lingkungan dalam menemukan perkembangan kemampuan spasial? Apakah ada hubungan antara kemampuan spasial dengan prestasi belajar matematika? Apakah ada perbedaan antara kemampuan spasial anak laki dan anak perempuan? Untuk memperoleh jawaban terhadap pertanyaan di atas, dilakukan penelitian ex post facto. Variabel yang diteliti adalah variabel lingkungan fisik: variabel kepadatan sosial yaitu luas bangunan/jumlah orang, luas jumlah penduduk, variabel struktur fisik yang berupa restriksi fisik yaitu luas bangunanljumlah orang, luas R.T.Ijumlah bangunan dan kepadatan perabot, variabel organisasi fisik. Variabel lingkungan sosial: variabel restriksi orang tua terhadap tingkah laku eksplorasi dan mobilitas fisik, variabel status sosial ekonomi.
Sampel penelitian ini adalah anak usia sekolah, berusia 7-11 tahun dan duduk di kelas 3 dan 4 sekolah dasar. Berasal dari daerah pemukiman Padat dan Tidak Padat. Jumlah sampel adalah 220 anak, yaitu 110 dari daerah pemukiman Padat yang terdiri dari 55 anak laki-laki, dan 55 anak perempuan, dan 110 anak dari daerah pemukiman Tidak Padat yang terdiri dari 55 anak laki-laki dan 55 anak perempuan.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur, tes kemampuan spasial, observasi terstuktur, kuesioner restriksi orang tua, kuesioner mobilitas fisik, dan Stanford Diagnostic Mathematics Test.
Lokasi penelitian adalah Kelurahan Kalianyar, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat dan Kelurahan Ciganjur, Kecamatan jagakarsa, Jakarta Selatan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1993
D389
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>