Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Marissa Anggraeni
"Latar belakang: Perkembangan seorang anak harus dinilai secara berkala dan rutin dikerjakan, sehingga dapat dilakukan intervensi sedini mungkin bila terjadi keterlambatan perkembangan. Pada tahun 2021, di Indonesia telah dibuat instrumen baru kuesioner penapisan perkembangan ilmu kesehatan anak (PPIKA) usia 12 bulan, tetapi hingga saat ini belum dilakukan penelitian yang menilai kesetaraan kuesioner penapisan tersebut dibandingkan dengan instrumen lain.
Tujuan: Menilai kesetaraan antara PPIKA dengan ASQ-3 dalam mendeteksi kecurigaan keterlambatan perkembangan anak usia 12 bulan.
Metode: Penelitian ini merupakan rancangan potong lintang di dilakukan pada anak berusia 11 bulan 0 hari hingga 12 bulan 30 hari dari Posyandu di wilayah Puskesmas Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, Indonesia pada bulan September 2023. Kuesioner PPIKA dan ASQ-3 diiisi oleh orangtua dengan panduan petugas. Hasil kedua pemeriksaan dilakukan analisis kesetaraan dengan menghitung koefisien Cohen Kappa.
Hasil: Seratus delapan puluh subjek penelitian diperiksa dan didapatkan prevalens kecurigaan keterlambatan perkembangan menurut PPIKA dan ASQ-3 masing masing sebesar 13,33% dan 25%. Nilai koefisien Cohen Kappa antara PPIKA dan ASQ-3 sebesar 0,456.
Kesimpulan: Kuesioner PPIKA memiliki kesetaraan yang cukup baik dibandingkan dengan kuesioner ASQ-3 dalam penapisan perkembangan anak usia 12 bulan

Background: Child development must be assessed periodically and routinely, in order to prevent delayed intervention and subsequent developmental delays. In 2021, a new instrument development screening for the 12-month-old child called Penapisan Perkembangan Ilmu Kesehatan Anak (PPIKA) was created in Indonesia, however until now no research has been conducted to assess the agreement of this screening questionnaire compared to other instruments.
Aim: To evaluate agreement between PPIKA and ASQ-3 in detecting suspected developmental delays in children aged 12 months.
Methods: This research was a cross-sectional design conducted on children aged 11 months 0 days to 12 months 30 days from Posyandu in the Jatinegara District Health Center area, East Jakarta, Indonesia in September 2023. The PPIKA and ASQ-3 questionnaires were filled in by parents with guidance from health workers. The results of the two questionnaires were subjected to agreement analyzed by calculating the Cohen Kappa coefficient.
Results: One hundred and eighty research subjects were examined. We found that the prevalence of suspected developmental delay according to PPIKA and ASQ- 3 was 13.33% and 25% respectively. The Cohen Kappa coefficient between PPIKA and ASQ-3 is 0.456.
Conclusion: The PPIKA questionnaire has moderate agreement equivalence compared to the ASQ-3 questionnaire in developmental screening of children aged 12 months.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ririhena, Jackquline Ruth Annet
"

Latar belakang : Deteksi dini keterlambatan perkembangan anak merupakan hal yang penting untuk membangun anak Indonesia yang cerdas dan berkualitas. Ages and Stages Questionnaires-Third Edition (ASQ-3) merupakan kuesioner berdasarkan laporan orangtua atau pengasuh untuk mendeteksi keterlambatan perkembangan anak usia 1 bulan sampai 66 bulan yang terstandarisasi dan mudah digunakan diseluruh dunia, namun belum pernah dilakukan uji kesahihan dan keandalan terhadap kuesioner ini dalam Bahasa Indonesia. Tujuan : Mengetahui kesahihan interna dan keandalan kuesioner ASQ-3 bahasa Indonesia sebagai alat penapisan keterlambatan perkembangan anak usia 42-48-54-60 bulan Metode : Penelitian potong lintang uji kesahihan interna dan keandalan kuesioner ASQ3 kelompok umur 42 bulan, 48 bulan, 54 bulan, dan 60 bulan, dilakukan pada orangtua yang memiliki anak usia 42-48-54-60 bulan baik yang sehat maupun berisiko keterlambatan perkembangan, di Kelurahan Kampung Melayu dan Kelurahan Cipinang Muara, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur. Penelitian dibagi 2 tahap. Tahap pertama merupakan tahapan adaptasi transkultural kuesioner ASQ-3 dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Tahap kedua merupakan uji kesahihan dan keandalan kuesioner ASQ-3 bahasa Indonesia, 35 anak setiap kelompok umur, menggunakan metode cluster sampling. Uji kesahihan konstruksi dianalisis menggunakan Pearson Correlation (cut off rho (r) ≥ 0.3).. Uji keandalan dinilai uji konsistensi internal yang dianalisis dengan menggunakan Alpha Cronbach’s coefficient (minimum cut off ≥ 0.6). Universitas Indonesia Hasil : Keandalan kuesioner ASQ-3 bahasa Indonesia pada keempat kelompok umur menunjukkan keandalan baik hingga sangat baik (0,60 – 0,80). Untuk korelasi tiap butir pertanyaan per-domain umumnya menunjukkan kesahihan baik pada kuesioner ASQ-3 usia 48-54 bulan dan tidak sahih pada kuesioner ASQ-3 usia 42 bulan (terdapat 3 bulir) dan usia 60 bulan (terdapat 1 bulir) Kesimpulan : Kuesioner ASQ-3 usia 48-54 bulan dalam bahasa Indonesia terbukti sahih dan andal dipergunakan. Kuesioner ASQ-3 usia 42 dan 60 bulan dalam bahasa Indonesia tidak sahih untuk domain komunikasi, tetapi sahih untuk domain lain, dan andal untuk digunakan sebagai alat deteksi dini keterlambatan perkembangan anak

Kata kunci : Uji kesahihan interna, uji keandalan, kuesioner ASQ-3 dalam bahasa Indonesia, uji tapis perkembangan anak, keterlambatan perkembangan.


Background: Early detection of development delayed is essential, Ages and Stages Questionnaires-Third Edition (ASQ-3) is a parent completed questionnaire, a comprehensive developmental screening tool in 42-48-54-60 months old. The problem is ASQ-3 has never been a validity and reliability test in Indonesian language. Aim: provide the internal validity and reliability of the Indonesian ASQ-3 questionnaires as a screening tool for identification developmental delayed in 42-48-54-60 months old children. Methods: Cross-sectional study of internal validity test and reliability of ASQ-3 questionnaires in the age group of 42-48-54-60 months, either healthy or high risk for developmental delays, in Kampung Melayu and Cipinang Muara, East Jakarta. The study is divided into 2 phases (transcultural adaptation phase and validity-reliability test of Indonesian ASQ-3 questionnaires), with 35 children in each age group by consecutive sampling methods. The internal validity test was analyzed using Pearson Correlation (cut off rho (r) ≥ 0.3). Reliability tests were analyzed using Alpha Cronbach coefficient (minimum cut off ≥ 0.6). Results: The reliability of the four age groups of the Indonesian ASQ-3 questionnaires showed good reliability (0,60 – 0,80). The correlation of each item per-domain questions generally showed validity both on ASQ-3 questionnaire aged 48-54 months and invalid on ASQ-3 questionnaire aged 42 months (3 questions) and 60 months (1 question) Universitas Indonesia Conclusion: ASQ-3 questionnaire aged 48-54 months in Indonesian valid and reliably used. ASQ-3 questionnaire aged 42-60 months in Indonesian is not valid for communication domain but valid for other domain and reliable the early detection tool for delays in child development

Keywords : Internal validity, reliability, Indonesian ASQ-3 questionnaires, developmental screening, developmental delay.

"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marpaung, Marlisye
"Latar belakang: Deteksi dini keterlambatan perkembangan anak merupakan hal yang penting untuk membangun anak Indonesia yang cerdas dan berkualitas. Ages and Stages Questionnaires-Third Edition (ASQ-3) merupakan kuesioner berdasarkan laporan orangtua atau pengasuh untuk mendeteksi keterlambatan perkembangan anak usia 1 bulan sampai 66 bulan yang terstandarisasi dan mudah digunakan, namun belum pernah dilakukan uji kesahihan dan keandalan terhadap kuesioner ini dalam bahasa Indonesia.
Tujuan: Mengetahui kesahihan interna dan keandalan kuesioner ASQ-3 bahasa Indonesia sebagai alat penapisan keterlambatan perkembangan anak usia kurang dari 1 tahun.
Metode: Penelitian potong lintang uji kesahihan interna dan keandalan kuesioner ASQ-3 kelompok umur 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, 8 bulan, 9 bulan, 10 bulan dan 12 bulan, dilakukan pada orangtua yang memiliki anak usia 1-12 bulan baik yang sehat maupun berisiko keterlambatan perkembangan, di Kelurahan Kampung Melayu dan Kelurahan Cipinang Muara, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur. Penelitian dibagi 2 tahap. Tahap pertama (April-Juni 2018) merupakan tahapan adaptasi transkultural kuesioner ASQ-3 dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Tahap kedua (Juli-September 2018) merupakan uji kesahihan dan keandalan kuesioner ASQ-3 bahasa Indonesia, 35 anak setiap kelompok umur, menggunakan metode cluster sampling. Uji kesahihan konstruksi dianalisis menggunakan Pearson Correlation dan sahih jika nilai rho (r)> 0,3. Uji keandalan dinilai uji konsistensi internal yang dianalisis dengan menggunakan Alpha Cronbach's coefficient dan keandalan baik jika Cronbach's α minimum 0,6.
Hasil: Keandalan kuesioner ASQ-3 bahasa Indonesia pada ketujuh kelompok umur menunjukkan keandalan baik hingga sangat baik (0,60-0,80). Untuk korelasi tiap butir pertanyaan per-domain umumnya menunjukkan kesahihan baik dengan nilai r > 0,3.
Kesimpulan: Kuesioner ASQ-3 bahasa Indonesia terbukti sahih dan andal dipergunakan sebagai alat uji tapis keterlambatan perkembangan anak usia 1-12 bulan.

Background: Early detection of development delayed is essential to the welfare an Indonesian children. Ages and Stages Questionnaires-Third Edition (ASQ-3) is a parentcompleted questionnaire, a general developmental screeening tool in 1 to 66 months old children, that are standardized and ease-to-use, but there has never been a validity and reliability test for these questionnaires in Indonesian language.
Aim: To provide the internal validity and reliability of the Indonesian ASQ-3 questionnaires as a screening tool for identifcation developmental delayed of children less than 1 year old.
Methods: Cross sectional study of internal validity test and reliability of ASQ-3 questionnaires in the age group of 2 months, 4 months, 6 months, 8 months, 9 months, 10 months and 12 months, conducted on parents who have children aged 1-12 months, either healthy or high risk for developmental delays, in Kampung Melayu and Cipinang Muara, Jatinegara, East Jakarta. Study is divided into 2 phases. The first phase (April-June 2018) is the stage of transcultural adaptation of the ASQ-3 questionnaires from English to Indonesian language. The second phase (July-September 2018) is the validity and reliability test of Indonesian ASQ-3 questionnaires, with 35 children in each age group by cluster sampling methods. The validity test of the construction was analyzed using Pearson Correlation and valid if the value of rho (r) > 0.3. Reliability tests were assessed as internal consistency tests analyzed using Alpha Cronbach's coefficient and reliability is good if Cronbach's α minimum was 0.6.
Results: The reliability of the seven age groups of the Indonesian ASQ-3 questionnaires showed good to very good reliability (0,60-0,80). Correlation of each question perdomain generally showed good validity with a value of r > 0.3.
Conclusion: The Indonesian ASQ-3 questionnaires proven to be valid and reliable tool as a screening test for developmental delayed of children aged 1-12 months."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Sulastri
"Latar belakang: Bayi moderate to late preterm menempati 80% populasi kelompok usia bayi prematur. Banyaknya komplikasi dan komorbiditas yang dapat terjadi pada bayi prematur menuntut adanya pemantauan perkembangan yang konsisten, praktis, efisien, dan sedini mungkin. Hal tersebut ditujukan untuk mencegah, mendeteksi, dan memberikan penanganan awal yang optimal. Instrumen uji tapis yang baik harus memiliki validitas, reliabilitas, sensitivitas dan spesifitas yang baik, serta lengkap meliputi semua aspek ranah perkembangan. Tujuan: Membandingkan sensitivitas dan spesifisitas uji tapis ASQ-3 dan Denver II terhadap baku emas Bayley-III dalam deteksi gangguan perkembangan pada bayi prematur usia koreksi 6–12 bulan.
Metode: Penelitian potong lintang pada bayi prematur usia koreksi 6-12 bulan di Klinik Tumbuh Kembang RSCM pada bulan Oktober-Desember 2023. Kuesioner ASQ-3 diisi oleh orang tua dengan panduan petugas. Pemeriksaan Denver II dan Bayley III dinilai oleh dokter residen anak dan psikolog klinis anak yang terlatih pemeriksaan Bayley III. Hasil pemeriksaan dianalisis statistik dengan SPSS 25.
Hasil: Enam puluh dua subjek penelitian diperiksa dan didapatkan sensitivitas ASQ-3 dan Denver II dibandingkan dengan Bayley-III pada bayi prematur usia koreksi 6-12 bulan masing- masing adalah 89,66% dan 79,31% sedangkan spesifisitasnya sebesar 93,94% dan 87,88%. Selain itu, ASQ-3 memiliki nilai PPV, NPV, PLR, NLR dan akurasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan Denver II.
Kesimpulan: Uji tapis ASQ-3 memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang lebih baik dibandingkan dengan Denver II untuk deteksi gangguan perkembangan pada bayi prematur usia koreksi 6-12 bulan. Kuesioner ASQ-3 dapat digunakan untuk uji tapis gangguan perkembangan bayi prematur yang efektif dan mudah digunakan.

Background: Moderate to late preterm baby occupies 80% age group of preterm babies. The complications and comorbidities occur in preterm require consistent, practical, and efficient early developmental monitoring to aim optimal initial intervention. The developmental screening test instrument must have good validity, reliability, sensitivity and specificity, and covering all aspect developmental domain.
Objective: This study aims to investigate the sensitivity and specificity of two brief developmental screening, the Ages and Stages Questionnaires, 3rd Edition, Indonesian-version (ASQ-3) with the Denver Developmental Screening test II (Denver II).
Method: A cross-sectional design conducted in corrected aged 6 to 12 months preterm infants from Growth and Developmental Social Paediatric Clinic in Cipto Mangunkusumo Hospital in October to December 2023. The ASQ-3 questionnaires was filled in by parents with guidance from health workers. Denver II and Bayley III was assessed by paediatric resident and trained paediatric clinical psychologist. Results: A total of 62 preterm infant was recruited. Sensitivity of ASQ-3 and Denver II compared to Bayley-III were 89,66% and 79,31%, respectively with specificity 93,94% and 87,88%, respectively. Furthermore, ASQ-3 showed higher PPV, NPV, PLR, NLR, and accuracy compared to Denver II.
Conclusion: The ASQ-3 questionnaires had significantly higher sensitivity and specificity compared to Denver II for developmental delay screening. This tool was appropriate for consistent screening due to its effectiveness and simplicity.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica Ferdi
"Latar belakang: Perkembangan anak yang optimal diperlukan untuk mendukung proses belajar di kemudian hari. Zat besi merupakan salah satu nutrisi yang dibutuhkan dalam perkembangan otak untuk mendukung perkembangan anak, yang masih sangat diperlukan hingga usia 3 tahun. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara status zat besi dengan status perkembangan anak usia 24-36 bulan.
Metode: Penelitian dengan desain potong lintang eksplorasi dilakukan di Kampung Melayu, Jakarta pada bulan September sampai Oktober 2020. Subjek yang memenuhi kriteria penelitian didapatkan dengan teknik total population sampling. Data didapatkan dari wawancara karakteristik dan asupan zat besi menggunakan semi quantitative-food frequency questionnaire (SQ-FFQ), pemeriksaan antropometri, status perkembangan berdasarkan Ages and Stages Questionnaire-3 (ASQ-3), dan status zat besi dari pemeriksaan feritin, hemoglobin, dan high sensitivity C-reactive protein(hs-CRP). Analisis data menggunakan uji Chi square/Fisher, Mann-Whitney, dan regresi logistik.
Hasil: Dari 80 subjek yang berhasil diperoleh, terdapat status gangguan perkembangan pada 17,5% subjek dan status zat besi kurang pada 41,3% subjek. Tidak terdapat hubungan bermakna antara status zat besi dengan status perkembangan. Dari analisis multivariat regresi logistik didapatkan status zat besi (p = 0,019) dan status gizi (p = 0,018) berkontribusi terhadap gangguan perkembangan, yaitu masing-masing sebesar 7,5 (95% CI 1,397-40,635) dan 11,45 (95% CI 1,518-86,371).
Kesimpulan: Status zat besi berkontribusi dalam perkembangan anak usia 24–36 bulan, sehingga dibutuhkan upaya untuk menjaga status zat besi selain juga status gizi anak.

Background: Optimal child development is needed to support the learning process at a later date. Iron is one of the nutrients needed in brain development to support child development, which is still very needed until the age of 3 years. This study aims to determine the association between iron status and developmental status in children aged 24-36 months.
Methods: An explorative cross-sectional study was conducted in Kampung Melayu, Jakarta, from September to October 2020. Subjects who met the research criteria were obtained using the total population sampling method. Data were obtained from interviews on characteristics and iron intake using semi quantitative-food frequency questionnaire (SQ-FFQ), anthropometric examinations, developmental status based on Ages and Stages Questionnaire-3 (ASQ-3), and iron status from ferritin, hemoglobin, and high sensitivity C-reactive protein (hs-CRP) tests. Data analysis used Chi square/Fisher, Mann-Whitney test, and logistic regression.
Results: Of the 80 subjects that were obtained, there was developmental disorder in 17.5% of subjects and deficient iron status in 41.3% of subjects. There was no significant relationship between iron status and developmental status. From the multivariate logistic regression analysis, it was found that iron status (p = 0.019) and nutritional status (p = 0.018) contributed to developmental disorder, namely 7.5 (95% CI 1.397-40.635) and 11.45 (95% CI 1.518-86.371), respectively.
Conclusion: Iron status contributed to the development of children aged 24–36 months, so efforts are needed to maintain iron status as well as children’s nutritional status.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erva Yunilda
"

Latar belakang: Identifikasi dan deteksi dini keterlambatan perkembangan anak sampai usia 3 tahun membutuhkan alat uji penapisan yang sahih dan andal serta mudah diaplikasikan orangtua. Kesahihan eksterna Ages and Stages Questionnaires-Third Edition (ASQ-3) belum teruji di Indonesia sehingga ASQ-3 belum dapat digunakan secara luas sebagai alat uji penapisan perkembangan anak.

Tujuan: Mengetahui kesahihan eksterna ASQ-3 bahasa Indonesia kelompok usia 24, 30, dan 36 bulan sebagai alat uji penapisan keterlambatan perkembangan anak.

Metode: Uji diagnostik ASQ-3 bahasa Indonesia kelompok usia 24, 30, dan 36 bulan dibandingkan dengan Bayley Scales of Infant Development-III (BSID-III) pada populasi anak sehat maupun yang berisiko keterlambatan perkembangan. Untuk menentukan nilai kesahihan eksterna, dihitung: sensitivitas, spesifisitas, nilai duga positif dan nilai duga negatif.

Hasil: ASQ-3 bahasa Indonesia kelompok umur 24 bulan: sensitivitas dan NDN baik (83,3% dan 91,3%), tetapi spesifisitas dan  NDP kurang baik (65,6% dan 47,6%). ASQ-3 bahasa Indonesia kelompok umur 30 bulan: sensitivitas dan NDN baik (84,6% dan 90,9%), tetapi spesifisitas dan  NDP kurang baik (69% dan 55%). ASQ-3 bahasa Indonesia kelompok umur 36 bulan: spesifisitas cukup baik (78,8%) dan NDN baik (86,7%), tetapi sensitivitas dan  NDP kurang baik (66,6% dan 53,3%).

Kesimpulan: Kesahihan eksterna ASQ-3 bahasa Indonesia kelompok usia usia 24, 30, dan 36 bulan pada penelitian ini cukup sahih sebagai alat uji penapisan keterlambatan perkembangan anak.

 


Background: Identification of children with developmental disabilities is critical step in providing early intervention services. Ages and Stages Questionnaires third edition (ASQ-3), a parent-report questionnaires has been proven to be a valid and reliable screening test and good psychometric properties. This test has not been external validated before in Indonesia.

Aim: Providing the external validated form of the Indonesian version of the Ages and Stages Questionnaires third edition as an appropriate developmental screening tool for evaluation of 24, 30, and 36 months Indonesian children’s development.

Method: The Indonesian ASQ-3 diagnostic test for the age groups of 24, 30, and 36 months compared with Bayley Scales of Infant Development-III (BSID-III) in the population of healthy children and at risk of developmental delays. To determine the value of external validity, calculated: sensitivity, specificity, positive predictive value and negative predictive value.

Results: ASQ-3 Indonesian 24 month: sensitivity and NDN are good (83.3% and 91.3%), but specificity and NDP are poor (65.6% and 47.6%). ASQ-3 Indonesian 30 months: sensitivity and NDN are good (84.6% and 90.9%), but specificity and NDP are poor (69% and 55%). ASQ-3 Indonesian 36 months: specificity is quite good (78.8%) and NDN is good (86.7%), but sensitivity and NDP are poor (66.6% and 53.3%).

Conclusion: The external validity of ASQ-3 Indonesian 24, 30, and 36 months in this study is quite valid as a screening test for children's development delays.

 

"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library