Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Safira Rizky Fidiana
"Anggaran pengadaan persediaan obat membutuhkan biaya yang besar dan dapat mencapai 40% dari total anggaran Rumah Sakit. Persediaan obat di Rumah Sakit Kanker " Dharmais" perIu dikendalikan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan anggaran dengan memperhatikan pelayanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemakaian obat berdasarkan formularium rumah sakit dan merencanakan pengendalian persediaan obat dengan menggunakan analisis matriks ABC-YEN. Penelitian ini dilakukan digunakan metode deskriptif observasional dengan desain penelitian crosssectional. Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Laporan Pemakaian Obat 2019 berupa data pemakaian obat beserta harganya pada bulan Januari-Desember 2019. Hasil penelitian menunjukkan persentase pemakaian obat berdasarkan formularium rumah sakit adalah 44,03% dan pemakaian obat diluar forn1Ularium rumah sakit adalah 10,69%. Perencanaan pengendalian persediaan terhadap 9 kelompok obat berdasarkan nilai kritis dan nilai investasi adalah memprioritaskan pengendalian persediaan berupa perencanaan kebutuhan dan penyimpanan terhadap kelompok AY (87 item); kelompok BV (76 item); dan kelompok CV (459 item). Obat esensial pada kelompok AE (26 item); kelompok BE (90 item); dan kelompok CE (1069 item) barus dibeli semua. Bila diperlukan penyesuaian rencana pengadaan, maka pengurangan obat nonesensial dapat dilakukan dengan pengurangan berturut-turut pada kelompok AN (4 item); kelompok BN (19 item); dan kelompok CN (237 item).

The drug procurement budget required a large budget and could reach 40% of the total Hospital budget. Drug inventory in the "Dharmais" Cancer Hospital needed to be controlled to improve the efficient usage of the budget by also paying attention to health services. This study aimed to determine drug usage based on hospital formulary and to plan drug inventory control using ABC-VEN matrix analysis. This research was conducted using an observational descriptive method with cross-sectional study design. Data were collected retrospectively using secondary data obtained from the 2019 Drug Usage Report in the form of drug usage data and prices in January-December 2019. The results showed the percentage of drug usage based on hospital formulary was 44.03% and the usage of drugs outside the hospital formulary is 10.69%. Inventory control planning for 9 groups of drugs based on the critical value and investment value is to prioritize inventory control for the AV group (87 items); BV group (76 items); and CV group (459 items). essential drugs in the AE group (26 items); BE group (90 items), and the CE group (1069 items) must be purchased. if there were adjustments in the procurement plan, nonessential drugs can be reduced successively in the AN group (4 items); BN group (19 items); and CN group (237 items).
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia , 2020
S70476
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Kartika Sari
"Klinik Insani memiliki permasalahan mengenai pengelolaan obat yaitu kekosongan stok obat, stok obat yang berlebih, dan obat yang kedaluwarsa. Hal ini menyebabkan pengeluaran klinik untuk pembelian obat cito menjadi lebih tinggi. Untuk itu, perlu dilakukan metode pengendalian persediaan obat di Klinik Insani dengan metode analisis matriks ABC-VEN, economic order quantity (EOQ), dan reorder point (ROP) untuk memastikan jumlah stok yang cukup dan menentukan prioritas pengawasan terhadap obat. Pengumpulan data menggunakan data sekunder dilakukan retrospektif diperoleh dari data pemakaian obat selama satu tahun dan data lainnya di Instalasi Farmasi Klinik Insani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 9 kelompok obat berdasarkan analisis nilai kritis dan nilai investasi (analisis matriks ABC -VEN) yaitu kelompok AV (3 item); kelompok BV (11 item); kelompok CV (43 item); kelompok AE (79 item); kelompok BE (73 item); kelompok CE (195 item); kelompok AN (12 item); kelompok BN (13 item); dan kelompok CN (46 item). Perhitungan EOQ pada penelitia memiliki nilai bervariasi, nilai EOQ terendah berada pada satuan pembelian 1 box/botol dan nilai EOQ tertinggi berada pada satuan pembelian 258 tube. Perhitungan ROP menghasilkan titik pemesanan kembali yang memiliki nilai bervariasi, titik terkecil ROP berada pada nilai 0 dari berbagai macam bentuk sediaan dan titik tertinggi ROP berada pada nilai 4216 tablet (43 box). Klinik Insani perlu menerapkan suatu sistem informasi manajemen dengan metode pengendalian analisis matriks ABC-VEN, EOQ dan ROP untuk prioritas pengawasan, menghindari terjadinya permasalahan seperti stockout dan overstock dengan biaya anggaran pengadaan yang minimal.

Insani Clinic has problems regarding drug management, the problem of drug stock vacancies, excess drug stocks, and expired drugs. This causes clinic expenses to purchase drugs by cito to be. For this reason, it is necessary to apply the method of controlling drug inventory at the Insani Clinic with the ABC-VEN matrix analysis method, economic order quantity (EOQ), and reorder point (ROP) ) to ensure sufficient stock quantities and determine drug control priorities. Data collection using secondary data was carried out retrospectively, obtained from data on drug use for one year and other data at the Insani Clinical Pharmacy Installation. The results showed that there were 9 groups of drugs based on critical value and investment value (ABC-VEN matrix analysis), namely AV group (3 items); BV group (11 items); CV group (43 items); AE group (79 items); BE group (73 items); CE group (195 items); group AN (12 items); BN group (13 items); and the CN group (46 items). The EOQ calculation in the study resulted in the number of economical orders that had varied values, the lowest EOQ value was in the purchase unit of 1 box/bottle and the highest EOQ value was in the purchase unit of 258 tubes. The reorder point (ROP) based on calculations has varying values, the smallest point of ROP is at a value of 0 from various dosage forms and the highest point of ROP is at a value of 4216 tablets (43 boxes). The Clinic needs to implement a management information system with the ABC-VEN, EOQ and ROP matrix analysis control methods for monitoring priorities, avoiding problems such as stockouts and overstocks with minimal procurement budget costs. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Aminah Kherid
"Anggaran belanja rumah sakit (RS) berhubungan erat dengan pengelolaan obat karena menghabiskan 40% dari total dana kesehatan. Persediaan obat di RS “Universitas Indonesia” memiliki permasalahan seperti stockout yang menyebabkan pemesanan secara cito dan overstock menyebabkan persediaan yang berlebih sehingga mengalami kedaluwarsa. Oleh karena itu, dilakukan studi perencanaan pengendalian persediaan obat dengan analisis matriks ABC-VEN dan MMSL untuk menentukan prioritas obat per kelompok, serta jumlah persediaan obat. Penelitian ini dilakukan secara deskriptif observasional dengan desain cross-sectional yang pengumpulan datanya diambil secara retrospektif. Hasil dari penelitian menunjukkan, analisis di RSUI menggunakan ABC-VEN dari 1207 obat dapat diprioritaskan pemesanan dan pengawasan pada kategori I (320 item), kategori II (757 item), dan kategori III (130 item). Kemudian, dari perhitungan MMSL didapatkan stok minimal, yaitu pada rentang 1-21.329 item dan stok maksimal rentang 1-58.460 item yang terdiri dari berbagai jenis sediaan. Selain itu, menggunakan metode MMSL dapat menurunkan stok akhir tahun hingga 75%, sehingga potensi terjadinya overstock berkurang. Hal ini menunjukkan bahwa dua analisis tersebut membantu RS untuk menentukan prioritas dan melakukan pemesanan sesuai perhitungan, sehingga dapat mencegah terjadinya kelebihan dan kekosongan persediaan.

Hospital spending budget is closely related to drug management because it is 40% of the total health fund. There are some issues related to drugs supply in RSUI, such as stockout and overstock which cause orders to be made in “cito” and a lot of excessive inventory leads to expiration. Therefore, a drug supply control study using matrices ABC-VEN and MMSL was conducted to determine drug priorities per group, and the number of drug supplies. This research performed using an observational descriptive method with a cross-sectional design by collecting data retrospectively. The results of the study showed that the analysis of drug items in hospitals using ABC-VEN of 1207 items can be prioritized for ordering and monitoring in category I (320 items), category II (757 items), and category III (130 items). Then, from the MMSL calculation, the minimum stock was obtained, which ranged of 1-21,329 items and the maximum stock was in the range of 1-58,460 items consisting of various types of medicine. In addition, MMSL method can reduce year-end stock up to 75%, so that the potential for overstock is minimized. This shows that the two matrices can help hospitals to determine priorities and place orders according to calculations, so as to prevent excess and inventory.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
S70496
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library