Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Da, Chen
New York: Random House, 1999
920 DAC c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lumintang, Onnie Mentang
"Penelitian yang berjudul "Dampak Industri Pariwisata terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Kabupaten Daerah Tingkat II Jayapura (1962--1994)" menggunakan teknik wawancara untuk mengumpulkan data. Wawancara tersebut dilakukan dengan berbagai pihak, baik masyarakat maupun Para pejabat di instansi yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa pada dasarnya kebijaksanaan pemerintah ternyata belum cukup untuk mengembangkan kepariwisataan di Kabupaten Daerah Tingkat II Jayapura. Walaupun pada saat itu Pemerintah Daerah mampu mengumpulkan pendapatan dari kegiatan wisatawan, sebenarnya prestasi itu pada dasarnya belum merupakan prestasi yang optimum, mengingat objek wisata di daerah Jayapura saat ini belum tertata dengan baik, di samping sifat usahanya masih seasonal. Akibatnya adalah tujuan mengumpulkan devisa sebanyak mungkin belum mampu terlaksana sesuai dengan apa yang diharapkan.
Demikian pula kegiatan industri pariwisata telah menimbulkan dampak sosial ekonomi masyarakat di Kabupaten Daerah Tingkat II Jayapura. Dampak sosial berupa meningkatnya pendapatan masyarakat setempat dan menambah lapangan kerja. Sebaliknya, ada dampak negatif yang terjadi, seperti sengketa tanah sehubungan dengan pengembangan objek wisata dan menimbulkan demonstration effect. Karena itu, dalam penelitian ini antara lain direkomendasikan agar pemerintah dalam menangani pengembangan industri pariwisata hendaknya dilakukan secara terpadu dan sungguh-sungguh sehingga akhirnya pengembangan kepariwisataan dapat berjalan dengan optimal.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Yuanda Zara
"ABSTRAK
Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games keIV pada tahun 1962. Beberapa kajian telah mengungkapkan tentang upaya Indonesia untuk mengampanyekan ke dunia luar bahwa Asian Games 1962 adalah bukti Indonesia sebagai kekuatan besar baru di dunia. Namun, belum banyak dibahas soal bagaimana representasi Asian Games 1962 sendiri di dalam negeri, khususnya di ruang publik lokal. Di dalam tulisan ini dibahas bagaimana sebuah surat kabar di Yogyakarta, Kedaulatan Rakjat, selama sekitar sebulan (1 Agustus hingga 5 September 1962) menggambarkan perhelatan Asian Games 1962 kepada pembacanya. Representasi Indonesia dan Asian Games di Kedaulatan Rakjat
ada di berbagai halaman dan kolom, mulai dari berita utama (headline), tajuk rencana, halaman olahraga, hingga halaman advertensi. Ditemukan bahwa laporan dan pandangan yang disajikan Kedaulatan Rakjat setidaknya fokus pada dua aspek. Pertama, Indonesia adalah tuan rumah yang baik karena telah berusaha keras mempersiapkan Asian Games 1962 dengan serius, cermat, dan menyeluruh. Kedua, Indonesia adalah peserta Asian Games yang
penuh prestasi, berlawanan dengan pandangan umum bahwa Indonesia adalah anak bawang. Temuan lain adalah bahwa berbeda dari kampanye resmi negara yang senantiasa menekankan keberhasilan Indonesia di Asian Games, Kedaulatan Rakjat melalui kritiknya memperlihatkan bahwa sebagai tuan rumah Indonesia sebenarnya masih banyak memiliki kekurangan. "
Yogyakarta: Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Yogyakarta, 2018
959 PATRA 19:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh konsentrasi NAA
(Naphthaleneaceticacid) dan Kinetin (6-furfurylaminopurine) terhadap
pertumbuhan akar adventif pada kultur in vitro daun Centella asiatica (L.) Urban
(pegagan) pada bulan Mei--Oktober 2007. Eksplan daun pegagan urutan ke-1
dengan ukuran 1 cm2 ditanam pada medium Murashige & Skoog (1962)
modifikasi, dengan penambahan empat macam kombinasi NAA dan Kinetin.
Ke empat macam kombinasi tersebut adalah NAA 4 mgl-1 + Kinetin 2 mgl-1 (M0),
NAA 3 mgl-1 + Kinetin 2 mgl-1 (M1), NAA 5 mgl-1 + Kinetin 2 mgl-1 (M2), dan NAA
6 mgl-1 + Kinetin 2 mgl-1 (M3). Kultur daun diinkubasi pada fotoperiodisitas 16
jam selama 40 hari. Akar adventif dibentuk secara tidak langsung dari kalus
yang bertekstur kompak. Pembentukan akar adventif terjadi pada minggu ke-3
hingga akhir pengamatan. Medium M0, M1, M2, dan M3 mampu mendukung
pembentukan akar adventif. Medium M1 merupakan medium yang lebih baik
dibandingkan medium kontrol (M0) berdasarkan persentase eksplan yang
membentuk akar adventif per perlakuan (58,3%) dan rata-rata hari inisiasi akar
adventif (hari ke-24). Medium M3 merupakan medium yang lebih baik
dibandingkan medium kontrol (M0) berdasarkan rata-rata berat basah akar
adventif (359,2 mg) dan rata-rata berat kering akar adventif (11,7 mg).
Hasil pengamatan mikroskopis terhadap akar adventif pegagan yang
tumbuh secara in vitro maupun akar pegagan yang tumbuh secara in vivo
menunjukkan kesamaan. Secara morfologi terdapat tudung akar, primordia
8
akar lateral, dan akar lateral. Secara anatomi terdapat epidermis, korteks, dan
jaringan pembuluh. Analisis kualitatif terhadap senyawa terpenoid, steroid,
saponin, dan fenolik menunjukkan bahwa akar adventif pegagan yang tumbuh
secara in vitro mengandung senyawa terpenoid dan steroid."
Universitas Indonesia, 2007
S31475
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rianigustin Mozar
"Tempuyung (Shoncus arvensis L.) merupakan salah satu anggota famili Compositae yang berkhasiat sebagai bahan obat-obatan. Kalus diketahui mempunyai potensi untuk diekstraksi senyawa metabolit sekundernya. Pada medium Murashige & Skoog (1962) yang diperkaya dengan 0,2 mg/l ?yeast extract? dan 15 % (v/v) air kelapa, dan mengandung gula 0,05-0,25 ppm 2,4-D, IAA, NAA, dan 0,05-0,5 ppm kinetin, eksplan daun dapat membentuk kalus. Kalus yang terbentuk disubkultur untuk meningkatkan berat basah dan dirangsang untuk membentuk organ seperti tunas dan akar. Pengukuran pertambahan berat basah kalus dilakukan setiap minggu selama 2 bulan, dan pembentukan organ diamati setiap 5 hari sekali selama 40 hari. Warna dan jenis kalus yang terbentuk pada perlakuan IAA & kinetin dan NAA & kinetin putih kehijauan da kompak, sedangkan perlakuan 2,4-D & kinetin kuning kecoklatan dan meremah (friable) ?loose?. Pembentukan organ terjadi secara tidak langsung dan uji statistik menunujukkan tidak ada perbedaan antara IAA & kinetin dengan NAA & kinetin. Zat pengatur tumbuh 0,25 ppm 2,4-D & 0,1 ppm kinetin, 0,1 ppm 2,4-D & 0,5 ppm kinetin, dan 0,25 ppm 2,4-D & 0,5 ppm kinetin dapat meningkatkan berat basah kalus rata-rata dari 1,205 g menjadi 3,334 g (176,68 %), 4,854 g (302,82 %), dan 4,357 g (261,58 %)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galatea Rosa Marcelyna Mendelevia
"ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah faktor lain di luar elektabilitas Jean-Marie Le Pen, yaitu sistem parrainagedanfenomena abstain, turut berpengaruh terhadap keberhasilan Le Pen dalam putaran pertama Pemilihan Presiden Prancis 2002. Pada masa Republik Kelima, President de la Republiqueatau presiden Prancis dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilihan presiden. Pemilihan presiden di Prancis dilaksanakan berdasarkan konstitusi Prancis pasal 3, pasal 6, pasal 7, dan loi organique 6 Novembre 1962. Prosedur utama dalam proses pencalonan presiden adalah pengumpulan parrainageatau dukunganyang berjumlah 500 parrainages. Pemilihan Presiden Prancis 2002 ditandai dengan banyaknya jumlah calon presiden, yaitu 16 calon, dan tingginya jumlah suara abstain pada putaran pertama. Le Pen,seorang politikus Prancis yang berasal dari partai ekstrem kanan Front National,dikenal dengan kebijakannya yang bersifat antiimigran. Le Pen telah mencalonkan diri sebanyak lima kali dalampemilihan presiden, yaitu pada 1974, 1988, 1995, 2002, dan 2007. Pada Pemilihan Presiden 2002, Le Pen berhasil maju ke putaran kedua meskipun kebijakannya dikenal kontroversial. Untuk melihat apakah sistem parrainagedan fenomena abstain berpengaruh pada keberhasilan LePen, maka penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teori ilmu politik. Melalui penelitian ini ditemukan bahwa sistem parrainagedan kurangnya partisipasi politik warga Prancis, meskipun secara tidak langsung, merupakan faktor pendukung keberhasilan Le Pen dalam putaran pertama Pemilihan Presiden Prancis 2002."
2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library