Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 29 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Akhmad Syakhroza
"Pertanyaan paling umum yang muncul di dalam praktik adalah; apa manfaat yang dapat terlihat (tangible benefits) dari penerapan corporate governance di sebuah perusahaan? Apakah dengan diterapkannya konsepsi corporate governance secara "baik" akan dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Jika esensi dari governance adalah untuk meyakinkan seluruh pihak yang berkepentingan bahwa aktivitas organisasi dijalankan secara profesional serta "bebas" dari berbagai konflik kepentingan, maka seharusnya kinerja perusahaan meningkat, minimal kinerja keuangan. Lebih lanjut jika governance memberikan penekanan pada unsur pengendalian atas pihak yang membuat keputusan di dalam sebuah organisasi; apakah penerapan governance juga diharapkan dapat mengurangi terjadinya penyalahgunaan wewenang (kekuasaan)?"
2005
EBAR-I-Nov2005-37
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Situmorang, Warsaing
"Kualitas pelayanan mempunyai dua bagian penting yaitu kualitas dalam pengertian yang nyata (tangible quality) dimana kualitas dapat diukur berdasarkan kegunaan produk / jasa yang dihasilkan perusahaan, dan kualitas harapan (expected quality) yaitu kualitas yang diukur berdasarkan harapan pelanggan dalam menggunakan suatu produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan. SERVQUAL merupakan suatu metode untuk mengidentifikasikan tingkat atau level kualitas pelayanan suatu industri jasa yang terdiri dari lima dimensi kualitas pelayanan yaitu kehandalan (reliability), jaminan (assurance), bentuk fisik (tangible), empati (empathy) dan daya tanggap (responsiveness) dengan menganalisa kesenjangan (gap) yang terjadi akibat ketidaksesuaian antara harapan dan persepsi konsumen terhadap kualitas pelayanan yang diterimanya.

Service quality has two important parts i.e. tangible quality, which can measure by product /service's function produce by company, and expected quality which measured by customer's expectation on product / service output. SERVQUAL is a method for level identifying of a service quality held by service company, which has five dimensions, i.e. reliability, assurance, tangible, empathy and responsiveness, by analyzing gap happen caused by unmatch situation between customer's expectation and perception to service quality they received."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S51839
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Achdyat Premedi
"Tesis ini membahas hubungan antara kepuasan pasien terhadap mutu layanan kesehatan dengan minat berkunjung kembali di unit rawat inap RSIA Selaras Cikupa tahun 2009, setelah diadakan penelitian yang dilakukan dari bulan Januari - Juni 2009. Penelitian ini dilakukan karena peneliti melihat adanya penurunan jurnlah pasien rawat inap di RSIA Selaras pada tahun 2008. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bersifat analitik untuk melihat apakah ada hubungan antara tingkat kepuasan pelanggan terhadap mutu pelayanan kesehatan dengan minat berkunjung kembali. Metode yang digunakan untuk mengukur kepuasan pasien yaitu metode Servqual (Service Quality) yang terdiri dari 5 dimensi yaitu TangibIes,ReaIibiIity,Responsiveness,Assurance dan Emphaty.
Hasil penelitian menyarankan dimensi mutu Tangibles harus diperhatikan karena merupakan indikator yang paling berpengaruh terhadap kepuasan dan minat berkunjung kembali. Dan pihak RSIA secara berkala memberikan kuesioner mengenai kepuasan pasien terhadap layanan kesehatan sebagai masukan dari pasien sehingga bisa menjadi koreksi bagi RSIA Selaras untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.

This thesis studies the relation between patient satisfaction of the healthy Quality service to visiting interest in RSIA Selaras Cikupa,year 2009.This study was held to kind out if there is relation between patient satisfaction of the health quality service to visiting interest.This study is quantitative study and uses service quality method. Which is content of five dimention Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance and Emphaty.
The result of study ,suggest that the dimention of Tangible quality must be concerned, because this indicator is the most effected to the patient satisfaction and revisiting interest RSIA Selaras is also suggested to publish the patient satisfaction of the health service quality questioner periodically to the patient,to know their pation satisfaction and RSIA Selaras can increase the quality of the health service.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T33868
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Miko Rahayu Widjayanti
"Strategi peningkatan konsumsi ikan di Indonesia pada program "Gemar ikan" yang dicetuskan oleh Departemen Kelautan dan Perikanan, dan dicanangkan sebagai program Nasional, bertujuan merubah perilaku masyarakat Indonesia dalam mengkonsumsi ikan. Program "Gemarikan" mengedepankan informasi utama manfaat makan ikan bagi kesehatan dan kecerdasan.
Departemen Kelautan dan Perikanan membagi strategi Peningkatan Konsumsi Ikan di Indonesia menjadi 3 bagian yaitu sisi permintaan, sisi penawaran, dan sisi kelembagaan. Pada sisi permintaan ditetapkan pendekatan komunikasi informasi dan edukasi yang menggarap tersosialisasikannya (produk sosial) ide manfaat makan ikan bagi kesehatan dan kecerdasan. Pemasyarakatan produk sosial tersebut didukung oleh strategi distribusi (produk tangible) dan harga yang terdapat pada sisi penawaran serta didukung pula oleh personel yang terdapat pada sisi kelembagaan. Hal-hal tersebut menunjukkan bahwa pererapan komunikasi informasi edukasi dilaksanakan melalui pemasaran sosial produk tangible.
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan upaya-upaya yang telah dilakukan Departemen Kelautan dan Perikanan dalam rangka merancang strategi peningkatan konsumsi ikan di Indonesia sekaligus juga mendeskripsikan dan menganalisis penerapan KIE (komunikasi informasi edukasi) melalui pemasaran sosial produk tangible. Beberapa teori dan konsep yang digunakan di sini adalah konsep dasar komunikasi, komunikasi kampanye publik, kampanye sosial untuk merubah perilaku publik, pemasaran sosial, dan komunikasi informasi dan edukasi.
Pendekatan penelitian adalah secara kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara mendalam dan observasi sedangkan pengumpulan data sekunder diperoleh dengan mengacu pada data-data tertulis berupa dokumen-dokumen dari Departemen Kelautan dan Perikanan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa DKP melakukan berbagai kegiatan mengumpulkan data ; mengembangkan, mengujicoba, dan memproduksi bahan-¬bahan komunikasi; serta mengembangkan strategi dan membuat rencana pelaksanaan. Kegiatan-kegiatan ini berada pada tahap perencanaan dalam pengelolaan KIE.
Selain itu, penelitian juga menunjukkan bahwa pada strategi peningkatan konsumsi ikan di Indonesia, penererapan KIE-nya dilakukan melalui pemasaran sosial produk tangible. Strategi peningkatan konsumsi ikan di Indonesia masih membutuhkan berbagai masukan guna menyempurnakan pelaksanaan kampanye "Gemarikan". Untuk itulah maka peneliti mengkemukakan rekomendasi pada segi promosi dan positioning produk sosial. Selain itu, peneliti juga memberikan rekomendasi dari segi akademik agar studi yang sama di rasa yang akan datang dapat lebih baik lagi."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T22364
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis Bagamaimana kualitas pelayanan di UPTD Koperasi dan Pasar Guntur dan Pasar Guntur Ciawitali Garut serta Bagaimana pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pemakai kios pasar di UPTD Koperasi dan pasar Guntur Ciawitali Kabupaten Garut."
330 JMM 5:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Diantina Novianti
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kualitas Pelayanan kepada Nasabah Bank BTN khususnya Bank BTN Bekasi. Selain itu, penelitian ini difokuskan pada analisis Kualitas Pelayanan Bank BTN kepada konsumen dengan tujuan untuk mengidentifikasi dimensi kualitas pelayanan yang paling kuat memberikan kepuasan pada nasabahnya. Sampling dalam penelitian ini adalah nasabah-nasabah Bank BTN Bekasi baik nasabah simpanan dana maupun nasabah kredit. Bank BTN merupakan salah satu Bank milik pemerintah yang dikenal orang sebagai Bank penyalur kredit perumahan. Namun disisi lain, produk-produk simpanan Bank BTN juga menyajikan berbagai promo dan layanan yang bersaing dengan bank lain. Bank BTN Bekasi merupakan salah satu cabang terbesar yang dimiliki Bank BTN dengan asset ketiga terbesar diantara cabang yang lainnya. Penelitian ini mengambil sampling Bank BTN Bekasi dan melibatkan 100 orang nasabah sebagai subyek penelitian yang diambil secara random. Data hasil persepsi dan harapan dari para nasabah dikumpulkan melalui kuisioner. Selanjutnya, data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis model SERVQUAL dan dimensi model CARTER yang digagas oleh Othman. Adapun pengukuran Kualitas Pelayanan menggunakan dimensi: Compliance, Assurance, Responsiveness, Tangible, emphaty, dan Reliability. Gap (kesenjangan) yang terjadi dianalisis berdasarkan perceived expected dan perceived experience responden terhadap kualitas pelayanan Bank BTN Bekasi.

This study aims to determine the Quality of Service to the Customer in particular BTN BTN Bekasi. In addition, this study focused on the analysis of service quality BTN to consumers with the goal of identifying the dimensions of service quality are the most powerful to give satisfaction to the customers. Sampling in this study were clients of Bank BTN Bekasi both customers and customer deposits with credit. BTN is a government-owned bank known as the Bank's housing loan portfolio. On the other hand, savings products BTN also provides various promos and services that compete with other banks. Bekasi BTN is one of the largest branches of Bank BTN owned the third-largest by assets among other branches. This study took a sampling of Bank BTN Bekasi and involves 100 customers as test subjects taken at random. Data resulting from the perception and expectations of the customers collected through a questionnaire. Furthermore, the data were analyzed by using the SERVQUAL model analysis and model dimensions CARTER initiated by Othman. The measurement of service quality using the dimensions: Compliance, Assurance, Responsiveness, Tangible, empathy, and Reliability. Gap (gap) that occur are analyzed based on perceived expected and perceived service quality experience of respondents to BTN Bekasi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T42438
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Afifah
"Bentuk pelestarian pada kawasan arsitektur heritage memiliki kaidah-kaidah dan prinsip tertentu, melihat akan ketahanan dan keberlanjutannya yang semestinya dilestarikan bertujuan untuk melihat lebih dalam mengenai pengetahuan yang terkandung di dalam kemurnian pada arsitektur tradisional. Revitalisasi merupakan salah satu bentuk upaya pelestarian arsitektur tradisional, bentuknya dapat berupa pelestarian di aspek tangible dan intangible. Kedua aspek tersebut memiliki respon yang berbeda setelah dilakukan revitalisasi. Oleh karena itu, pada penulisan skripsi ini dilakukan analisis dan pengamatan terhadap kawasan arsitektur tradisional yang telah mengalami revitalisasi. Pendalaman pengamatan dan analisis berpacu pada perbedaan kedua aspek tersebut serta pemahaman mengenai proses revitalisasi, dengan kajian teori dan analisis kawasan fisik penulis harap tulisan ini dapat dikembangkan dan dilengkapi mengingat banyaknya kekurangan waktu pengamatan yang tidak bisa dilakukan secara langsung
The form of preservation in the area of heritage architecture has certain rules and principles, looking at its durability and sustainability which should be preserved aiming to look deeper into the knowledge contained in the purity of traditional architecture. Revitalization is one form of efforts to preserve traditional architecture, the form can be in the form of preservation in tangible and intangible aspects. These two aspects have different responses after revitalization. Therefore, in this thesis writing analysis and observation of traditional architectural areas that have undergone a revitalization. The deepening of observation and analysis is based on the difference between the two aspects and the understanding of the revitalization process, with the study of theory and analysis of the physical area of the author, I hope this thesis writing can be developed and completed given the many shortcomings of observation that cannot be done directly"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyo Darminto
"Menurut regulasi yang ada ( UU No.28 Tahun 2002 Tentang BANGUNAN GEDUNG ) bangunan gedung bertingkat harus memenuhi persyaratan keandalan yang meliputi : keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan. Salah satu faktor keselamatan adalah masalah antisipasi dari adanya bahaya kebakaran, oleh sebab itu disamping masalah sistem proteksi aktif & sistem proteksi pasif masalah fire safety management harus pula diimplementasikan secara baik di gedung bertingkat.
Fire safety management menekankan pada pengelolaan aktivitas pengelola beserta penghuni gedung untuk mengantisipasi adanya bahaya kebakaran sehingga bisa dicegah / diminimalkan timbulnya kebakaran dengan jalan mengoptimalkan semua fasilitas proteksi kebakaran yang ada serta memberdayakan seluruh penghuni untuk aktif berperilaku yang aman terhadap bahaya api.
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran hubungan antara Fire Safety Management dengan tingkat Keandalan Bangunan Gedung Tinggi Perkantoran, sampel diambil dari Bangunan Gedung Tinggi Perkantoran di DKI Jakarta.
Hasi1 yang diperoleh dari penelilian ini adalah adanya hubungan yang positif antara lmplementasi Fire Safety Management yang baik dengan tingkat Keandalan Bangunan terhadap bahaya kebakaran Gedung Tinggi Perkantoran, dengan variabel yang dominan adalah Inspection & Maintenance Kondisi Sistem Pompa & Persediaan Air Setelah Beroperasi, System Komunikasi dan Control facilities, & Sosialisasi Pentingnya Latihan Kebakaran Gedung.

Regarding to High Rise Building regulation ( UU No.28 Tahun 2002 Tentang BANGUNAN GEDUNG ), high rise building shall fulfill reliability requirement, which consist of safety, health, conformability, and simplicity. One of safety factor is anticipation of fire, beside quality of active protection system and passive protection system, fire safety management shall he well implemented on high rise building.
Fire Safely Management is focusing on management of occupant and building operator activities against fire risks to avoid fire or minimize fire accident through optimization of active and passive protection system and also occupant fire safe works activity.
This research was done to explore correlation between Fire Safety Management and High Rise Building reliability on fire , sample was taken from High Rise Building (for office ) at DKI Jakarta.
The result from this research is the positive correlation between well implementation of Fire Safety Management and High Rise Building reliability on fire, dominant variables are Inspection & Maintenance of Pumping System and Water Storage after operation, Communication System and Control Facilities, and Socialization of Fire Drill.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14658
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
H. Sampurno
"Dalam duapuluhlima tahun terakhir ini telah terjadi revolusi korporasi yang bersifat mendasar. Industri yang sebelumnya bertumpu pada aset wujud (tangible assets) telah mengalami transisi menjadi tergantung pada aset nirwujud (intangible assets). Dalam berbagai literatur dan studi empirik, aset nirwujud yang terdiri dari human capital, structural capital, customer capital dan partner capital disebutkan mempunyai kontribusi yang besar pada keunggulan daya saing dan kinerja perusahaan.
Studi ini meneliti peran aset nirwujud pada kinerja perusahaan dalam lingkup industri farmasi Indonesia. Penelitian dilakukan melalui studi lapangan dengan menggunakan kuesioner yang dikirimkan kepada responden. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan SEM (Structural Equation Modeling) menggunakan program Lisrel 8.72. Penelitian ini bertujuan mengetahui komponen aset nirwujud apa yang mempunyai pengaruh signifikan pada kinerja perusahaan farmasi Indonesia serta bagaimana hubungan di antara komponen aset nirwujud tersebut. Hasil studi ini diharapkan dapat memberikan input panting untuk perumusan dan implementasi strategi peningkatan keunggulan kompetitif industri farmasi Indonesia.
Mengingat adanya dominasi kelompok perusahaan pangsa pasar kecil dalam popnlasi responden maka dalam penelitian ini dipilih antara total responden dan kelompok perusahaan pangsa pasar kecil. Penelitian ini menghasilkan terobosan teoritik penting yang menegaskan bahwa pada industri farmasi aset nirwujud adalah sumberdaya (resources) yang menciptakan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan (sustainable). Perusahaan yang memiliki aset nirwujud besar/kuat, memiliki kinerja pangsa pasar jauh lebih besar (superior) dibandingkan dengan rata-rata industri. Untuk memperkuat aset nirwujud, perusahaan memerlukan basis pengetahuan (knowledge-based) yang kuat termasuk pembelajaran dan organizational knowledge. Dengan basis pengetahuan yang kuat perusahaan dapat melakukan inovasi secara terus menerus untuk mengantisipasi lingkungan yang berubah cepat.
Penelitian pada total responden menemukan antara lain human capital berpengaruh positif terhadap structural capital maupun terhadap customer capital. Customer capital dan partner capital berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Sedangkan structural capital tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan (meskipun arahnya positif). Pada total responden diketemukan partner capital berpengaruh tidak signifikan terhadap structural capital.
Penelitian pada kelompok perusahaan farmasi pangsa pasar kecil menemukan: 1) pengaruh structural capital terhadap kinerja perusahaan tidak signifikan; 2) pengaruh customer capital terhadap structural capital tidak signifikan; 3) pengaruh partner capital terhadap structural capital negatif dan signifikan dan 4) pengaruh partner capital terhadap kinerja perusahaan tidak signifikan.
Penemuan yang penting dalam studi ini adalah pengaruh structural capital yang tidak signifikan terhadap kinerja perusahaan, baik pada total responden maupun kelompok perusahaan farmasi pangsa pasar kecil. Structural capital adalah critical link yang mengkonversikan aset nirwujud menjadi intellectual capital yang menciptakan nilai (value) bagi perusahaan. Untuk itu ke depan perlu ada upaya penguatan structural capital terutama pada perusahaan farmasi pangsa pasar kecil, yang selaras dan sinergi dengan penguatan aset nirwujud lainnya.
Implikasi manajerial dari studi ini mencakup penyelarasan aset nirwujud, investasi aset nirwujud dan kelembagaan knowledge. Aset nirwujud perlu dikelola dengan baik agar terjadi keselarasan dan sinergi serta perlu dilakukan investasi agar perusahaan memiliki sumber daya dan keunggulan daya saing yang berkelanjutan. Sejalan dengan itu, dipandang penting adanya Chief Knowledge Officer (CIAO) yang bertanggung jawab dalam knowledge management di perusahaan.
Penelitian ini mempunyai implikasi pada kebijakan pemerintah mencakup tiga aspek penting yaitu: 1) penguatan human capital terutarna melalui standarisasi kompetensi, pendidikan dan pelatihan; 2) penguatan structural capital dengan regulasi yang dinamis dan atraktif serta layanan prima kepada industri dan 3) kontribusi pernerintah dalam penelitian dan pengembangan.

There has been a fundamental corporate revolution for the last twenty five years, encouraged by more significant roles of intangible assets for firms in industry that long ago relied dominantly on tangible assets. In many literatures and empirical studies, intangible assets such as human capital, structural capital, customer capital, and partner capital have been identified to have significant contribution to the competitive advantages and the performance of firms.
This study examines the roles of intangible assets in improving firm performances within the scope of Indonesian pharmaceutical industry. The research was organized through field study by using questionnaires sent to the respondents, and collected data were processed and analyzed by using Lisrel 8.72. The research aims at determining and identifying the intangible assets components which have significant influences on the performance of Indonesian pharmaceutical firms. The research findings are expected to provide imperative input on the formulation and implementation of strategy to improve the competitive advantages of Indonesian pharmaceutical industry.
Due to group dominancy of firms with small market share in the respondent population, the total respondent and group of firms with small market share were purposely separated in this research. The relationship among intangible asset components and firm performance is determined in this study. This research highlights essential theoretical breakthrough that intangible assets are the key resources creating sustainable competitive advantages. Firms with strong intangible assets achieve superior performance of market share, as compared to the performance of industry average. Firms need strong knowledge-base in order to strengthen their intangible assets, including learning and organizational knowledge. Strong knowledge-base can ensure firms to conclude continuous innovation to cope with the dynamic of speedy environment changes.
The research upon total respondents has found that human capital positively influences structural capital as well as customer capital. Customer capital and partner capital positively affects firm performances. While the influence of structural capital to firm performance is not significant (even though the direction is positive). Within total respondent it is found that the partner capital insignificantly influences structural capital.
The research upon `small market share' pharmaceutical firms have concluded that: 1) the influence of structural capital to firms performance is not significant; 2) the influence of customer capital to structural capital is also not significant; 3) the influence of partner capital to structural capital is negative and significant; 4) the influence of partner capital to firm performance is not significant.
Key finding in this study is the insignificant influence of structural capital to firm performance on both total respondent and group of firms with small market share. Structural capital is the critical link that converting intangible assets into intellectual capital which creates value for the firm. Therefore, in the future it is urgently needed to strengthen the structural capital of pharmaceutical industry in Indonesia, in integration and synergy with the efforts to strengthen other intangible assets.
The managerial implication of this study includes the integration of intangible assets, investment on intangible assets, and institutionalization of knowledge. In order to establish sustainable competitive advantages, intangible assets must be well managed for the integration and synergy, and investment on intangible assets must also be done. In this regards, it is considerably important for a firm to have a Chief Knowledge Officer (CKO) who is responsible and accountable for knowledge management in the firm.
This research has some implications to government policies on three major aspects: 1) the strengthening of human capital through standardization of competency, education, and training; 2) the strengthening of structural capital through dynamic and attractive regulation, as well as service excellence to the industry; and 3) government contribution to research and development.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18059
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sofyan Rizal
"Zakat sesungguhnya adalah potensi besar bagi ummat Islam khususnya di Indonesia dalam rangka menanggulangi permasalahan sosial. Penelitian ini menunjukkan Pengelolaan zakat yang efektif dan efisien serta professional akan membuat dana zakat yang terkumpul lebih optimal dalam pemanfaatan maupun pengumpulannya. Pengelolaan zakat yang optimal membutuhkan lembaga yang professional. Lembaga amil zakat yang dikelola dengan professional akan menumbuhkan kepercayaan masyarakat dan memberikan pelayanan yang memuaskan. Kepercayaan muzakki terhadap lembaga amil zakat dan kepuasan muzakki terhadap lembaga amil zakat merupakan faktor yang panting agar pengumpulan dana zakat dari masyarakat atau muzakki lebih optimal. Kepuasan muzakki terhadap lembaga amil zakat melibatkan faktor-faktor reliability, emphaty, tampilan fisik (tangible), kredibilitas dan sikap moral dari amil zakat. Kepuasan terhadap pelayanan lembaga amil zakat akan mendorong perilaku muzakki dalam berzakat berupa komitmen terhadap lembaga amil zakat tersebut, menjadikan lembaga amil zakat tersebut sebagai pilihan utama dalam berzakat dan mengajak orang lain untuk berzakat.

In term of alleviating social-economic problem, zakah intrinsically has a great potential for ummah particularly in Indonesia. The effective, efficient, and professional management of zakah would make either its collection or its distribution more optimum. To achieve successful management of zakah requires professional zakah institution. Such institution is believed not only raise the public trust but also may provide satisfied service. The believe of muzakki to the institution will become primary factor in order to have optimal result either in collecting or distributing funds or the object of zakah. The satisfactions of muzakki involve such factors as reliability, emphatic, courtesy, credibility, and tangible. The satisfaction come through the services of amil zakah will drive the muzakki to have a reliable commitment to the zakah institution and he or she will consider the institution as his or her foremost representative in fulfilling the zakah obligation. In addition, he or she will appeal others for distributing the zakah through that institution."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T18120
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>