Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 604 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bandung: Patma, 1984
371.8 MAH
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Silvia Septi
"Ada asumsi yang mengatakan bahwa mahasiswa yang memilih fakultas yang saat ini menjadi tempat belajarnya sebagai pilihan pertama pada SPMB berarti motivasi belajar mahasiswa tersebut juga tinggi, yang dibuktikan dengan prestasi yang tinggi. Sebaliknya mahasiswa yang memilih fakultas yang saat ini menjadi tempat belajarnya sebagai pilihan kedua pada SPMB berani motivasi belajamya rendah yang dibuktikan dengan prestasi yang rendah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Tujuan dari penelitian adalah apakah ada perbedaan motivasi belajar mahasiswa FIK UI reguler 2007 dengan pilihan pertama dan kedua pada SPMB. Penelitian ini dilakukan dilingkugan FIK UI dengan responden 54 orang dengan kriteria mahasiswa reguler 2007 yang mengikuti SPMB. Desain penelitian yang digunakan deskriptif komparatif dengan pengumpulan data menggunakan kuisioner. Hasil penelitian ini bahwa tidak ada perbedaan motivasi belajar mahasiswa reguler 2007 FIK UI dengan pilihan pertarna dan kedua pada SPMB. Artinya penelitian ini direkomendasikan agar penelitian selanjutnya meneliti lebih banyak sampel dan meninjau faktor-faktor lain yang mempengaruhi motivasi seperti faktor instrinsik dan faktor ekstrinsik."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5647
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rio Sofwanhadi
"In 2000 a cephalometric survey has been done on both genders of Javanese, Bataks and Chinese students at the University of Indonesia (UI), the Indonesian Christian University (UKI) and the Christian University of Jakarta (UKRIDA) with the aim to detect their cephalometric characteristics patterns and the degree of their secular changes with their ancestors. Cephalometric parameters were measured as follows: the maximal head length (glabellaopisthocranion), the maximal head breadth (euryon-euryon), the minimal forehead breadth (frontotemporalefrontotemporale), the morphological facial height (suborbitale-gnathion), the bizygomatic breadth (zygion-zygion) and the bi-gonion breadth (gonion gonion). In addition measurements were done on facial soft tissue factors such as the nasal height (suborbitale-subnasale) the nasal breadth (alare-alare), the ear length (superaurale-subaurale) and the ear breadth (preaurale-postaurale). The results were treated statistically using t test to obtain the degree of significance. It was determined that some cephalometric characteristics have undergone secular changes but both genders of Bataks, Javanese and Chinese students seemed to depict their retainment of their respective ancestors cephalometric characteristics, consequently their cephalometric characteristic differences were still detectable."
Depok: Faculty of Medicine University of Indonesia, 2001
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
San Francisco: Jossey-Bass , 1991
371.8 EVA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Titisania Rimadewi
1989
S2939
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
London: Overseas Students Trust , 1987
371.82 OVE n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sugiarto
"Tenaga keperawatan adalah seseorang yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan dibidang keperawatan yang didapat melalui pendidikan dibidang keperawatan (Undang-Undang No 23 Tahun 1992). Akademi Keperawatan merupakan institusi yang mendidik tenaga keperawatan. Di Provinsi Banten terdapat lima institusi Akademi Keperawatan. Jumlah tenaga keperawatan sebagaimana di Indonesia secara keseluruhan masih kurang dan distribusinya tidak merata, demikian pula di Provinsi Banten. Adapun yang menjadi masalah ialah kendati tenaga keperawatan masih dibutuhkan baik untuk konsumsi dalam maupun luar negeri, peminat untuk mengikuti pendidikan di bidang ini relatif masih rendah.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan hubungan antara faktor-faktor yang sudah diprediksi seperti umur, jenis kelamin, minat terhadap profesi perawat, persepsi lapangan kerja, persepsi pendidikan lanjut, pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, pengaruh keluarga, informasi pendidikan, prestasi belajar di sekolah asal dan asal sekolah dari mahasiswa Akademi Keperawatan dengan keputusannya-untuk memilih mengikuti pendidikan Akademi Keperawatan. Penelitian ini dilakukan di seluruh Akademi Keperawatan di Provinsi Banten tahun 2002. Penelitian ini non eksperimental dimana datanya bersifat primair dan dikumpulkan secara potong lintang (cross sectional). Sedangkan sampel penelitian diambil dari populasi mahasiswa tingkat satu dari lima institusi Akademi Keperawatan di Provinsi Banten berjumlah 170 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan menggunakan kuesioner. Data diolah dengan bantuan komputer.
Analisis univariat dari hasil penelitian menunjukan bahwa dari semua responden, lebih dari setengah memiliki minat tinggi untuk masuk Akademi Keperawatan (53,5%).
Dari analisis bivariat, didapatkan 3 variabel yaitu variabel umur (p value=0,017), variabel pendidikan orang tua (p value=0,014) dan variabel pengaruh keluarga (p value= 0,031), yang mempunyai hubungan secara statistik bermakna untuk mengikuti pendidikan di Akademi Keperawatan. Sedangkan variabel jenis kelamin, persepsi lapangan kerja, persepsi pendidikan lanjut, pekerjaan orang tua, informasi pendidikan, prestasi belajar dan anak sekolah tidak memiliki hubungan yang bermakna secara statistik dengan keputusan mengikuti pendidikan Akper.
Analisis multivariat dengan menggunakan regresi logistik menemukan 6 variabel yang memiliki p value <0,25 yaitu variabel umur (p=0,010), minat (p=0,142), persepsi kerja (p=0,104), pekerjaan orang tua (p O,149), pengaruh keluarga (p-0,025) dan prestasi belajar/NEM (p=0,169). Setelah dilakukan analisis ternyata ada 3 variabel (umur, persepsi kerja dan pengaruh keluarga) secara statistik signifikan dengan keputusan untuk mengilkuti pendidikan Akademi Keperawatan.
Dengan diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan keputusan seseorang untuk mengikuti pendidikan di Akademi Keperawatan, maka penelitian ini juga dapat memberi saran terutama kepada Pusdiknakes dalam membuat kebijakan penerimaan mahasiswa baru perlu persyaratan yang lebih luas tidak hanya STTS dan tinggi badan. Perlu dilakukan pemeriksaan psikologis dan membuat buku panduan/informasi tentang pendidikan kesehatan, bahkan melakukan promosi melalui media cetak maupun elektronik masih dibutuhkan. Untuk institusi pendidikan Akper agar dalam penerimaan mahasiswa baru memberikan informasi yang memadai sedini dan seluas mungkin dan melakukan pemeriksaan psikologis. Untuk mensosialisasikan profesi keperawatan perlu menyebarluaskan buku panduanlinformasi pendidikan perawat dengan bekerja sama dengan asosiasi profesi perawat.
Untuk menghasilkan kesimpulan yang lebih representatif perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan desain yang berbeda sehingga dapat diperoleh informasi yang lebih lengkap tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan keputusan seseorang memilih mengikuti pendidikan Akademi Keperawatan.
Daftar pustaka : 36 (1976-2001)

Background Factors of Decision at Nursing Academy in Banten Province Year 2002 Nursing personnel is someone equipped with knowledge and skills in nursing field obtained through education in nursing discipline (Government Regulation No. 23 1992). Nursing Academy is an institution which educate nursing personnel, there are five Nursing Academy in Banten Province. In general, there is a lack of nursing personnel and the distribution is unequal. That problem also occurred in Banten Province. One cause of this problem is lack of willingness to attend nursing education despite its high demand both nationally and internationally.
The aim of this study is to understand the relationship between predictable factors such as age, sex, aspiration toward nurse profession, perception toward job, perception toward higher education, parents' education, parents' job, family influence, educational information, previous educational achievements, and previous school and the decision to attend the education in nursing academy. This study was conducted in five nursing academies in Banten Province in the year 2002. Design of this study is non experimental with primary data collected cross-sectionally. Sample was 170 first year students from five nursing academies in Banten Province. Data collected by questionnaires and analyzed by using computer.
Univariate analysis showed that more than half (54.1%) of respondents had relevant decision to attend nursing academy.
Bivariate analysis shows that there are 3 variables, that are age (p value-0.007) pwnts' education (p value=0.075), Arid family influence (p value=0.031), associated with aspiration td attend the educaaidh at nursing academy. On the other hand, the variables of sex, work field perception, advance education perception, parents' occupation, educational information, school achievements, and school graduating had no significant statistic relationship on decision to attend nursing academy.
Multivariate analysis using logistic regression resulted in 6 variables with p value 0.25, that are age (p value= 0.075), interest (p value=0.142), working perception (p value=0.104), parents' occupation (p value-0.149), family influence (p value=0.025), and educational achievements (p value-0.169). Further analysis shows there are 3 variables (age, working perception, and family influence) that are statistically significant with aspiration to attend education in nursing academy. This was in accordance to fact that nursing profession was widely perceived as females profession, thus it is heavily biased by gender.
The results of this study lead to suggestions, especially for Pusdiknakes as to extend the conditions of entry for nursing academy, not just limited to previous school certificate and predetermined height as usually applied. There is a need to conduct a psychological testing and providing guide and information book on health education even promoting using mass media and electronics still needed. In the field of nursing education, nursing academics should provide early information, conduct psychological test, and socializing information on nursing profession by distributing guide/information book on nursing education. To draw a more representative conclusion, further research using different design is necessary. Thus more information about factors that influence decisions to attend nursery academy could be collected."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T8232
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Efy Afifah
"ABSTRAK
Kebutuhan terhadap tenaga sumber daya manusia yang berkualifikasi baik yang diimbangi dengan sikap percaya diri yang baik akan semakin bertambah dengan semakin meningkatnya peradaban manusia, perkembangan teknologi pada berbagai bidang ilmu termasuk bidang kesehatan. Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan menuntut adanya tenaga kerja di bidang kesehatan yang berkualifikasi baik disertai dengan sikap percaya diri yang baik.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara sikap percaya diri dengan nilai ujian praktek laboratorium yang diperoleh.
Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap mahasiswa KDM program angkatan 1999 diperoleh bahwa tingkat percaya diri mahasiswa dengan kualifikasi baik adalah sebesar 47%, sedangkan 50% cukup dan 3%. Untuk itu perlu diadakan upaya-upaya untuk meningkatkan sikap percaya diri mahasiswa selain meningkatkan kemampuan akademiknya baik teori maupun praktek.
Hasil uji korelasi Pearson memperlihatkan bahwa nilai korelasi yang diperoleh adalah sebesar r = - 0,125. Hal ini menunjukkan bahwa antara sikap percaya diri dengan nilai hasil ujian praktek di laboratorium adalah kecil sekali, dengan ketentuan bahwa hubungan antara kedua variabel tersebut adalah linear. Dengan Hipotesa tidak dapat diterima.
Dari hasil tersebut terlihat bahwa nilai hasil ujian tidak berpengaruh terhadap sikap percaya diri mahasiswa. Untuk itu perlu diidentifikasi faktor-faktor lain yang secara bersama-sama mempengaruhi sikap percaya diri mahasiswa.
Hal tersebut perlu dilakukan agar pada tahap selanjutnya bisa diketahui factor-faktor apa-apa saja yang perlu mendapat perhatian yang lebih besar yang pada akhirnya bisa memenuhi tujuan menghasilkan serta meningkatkan produktivitas SDM yang memenuhi kualifikasi baik dan mempunyai sikap percaya diri yang baik."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Mochamad Anwar Is
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pencapaian prestasi belajar siswa BLK Surabaya tahun anggaran 1997/1998 dan untuk mengetahui intensitas hubungan antara pola asuh orang tua, teman sebaya dan respon siswa path media pendidikan dengan prestasi belajar siswa.
Dalam menjawab tujuan penelitian tersebut pendekatan ex-post facto merupakan metode yang digunakan, 72 peserta pelatihan BLK Surabaya angkatan terakhir program pelatihan untuk tahun anggaran 1997/1998 diambil sebagai responder. Angket digunakan sebagai metode pengumpulan data sedang jenis data yang dikumpulkan berkenaan dengan pola asuh orang tua peserta, intensitas interaksi peserta dengan teman sebaya dan respon siswa terhadap media pendidikan. Sedang data tentang prestasi belajar siswa diambil dan hasil nilai ujian akhir antara ujian praktek dan teori.
Analisa data pada studi ini adalah korelasi. Metode ini digunakan untuk mengukur hubungan secara individual dan bersama-sama antara ketiga variabel tersebut dengan prestasi belajar siswa pelatihan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa prestasi belajar yang dicapai siswa BLK Surabaya tahun anggaran 1997/1998 pada katagori cukup (sebanyak 45 orang siswa = 62,5 %). Selanjutnva hasil analisis korelasi menunjukkan ; (1) Terdapat hubungan berbanding lurus dan signifikan antara Pola asuh orang tua dengan Prestasi belajar siswa = 0,4423 (p < 0,05) (2) Terdapat hubungan antara Teman sebaya dengan Prestasi belajar siswa, r = 0,2734 (p < 0,05); (3). Hasil analisa korelasi juga menunjukkan adanya hubungan antara Respon siswa pads media pendidikan dengan prestasi belajar siswa, r = 0,2837 (p < 0,05).
Analisa korelasi ganda menunjukkan bahwa ketiga variabel (pola asuh orang tua, interaksi teman sebaya dan tingkat respon siswa pada media pendidikan) secara bersama-sama menjelaskan sekitar 25 % variasi pada skor prestasi belajar siswa. Namun demikian secara individual variabel pola asuh orang merupakan variabel yang mempunyai hubungan dengan prestasi belajar yang paling kuat.
Implikasi dari temuan ini adalah bahwa rekruitmen calon peserta perlu untuk mempertimbangkan faktor pola asuh orang tua jika keberhasilan dalam mengikuti program pelatihan BLK Surabaya menjadi prioritas. Hasil reviu literatur menunjukkan bahwa pada pola asuh orang tua yang deinokrasi cenderung memberikan kebebasan anak untuk berkreasi.
Pada saat belajar mengajar kelangsungan, intensitas interaksi dengan teman sebaya dan perhatian peserta pelatihan terhadap media pendidikan menjadi faktor berikut yang mempunyai sumbangan terhadap keberhasilan peserta pelatihan di BLK Surabaya. Dengan kata lain penelitian ini menganjurkan bahwa peserta pelatihan BLK Surabaya perlu untuk diberi kesempatan untuk saling berinteraksi dengan teman sebayanya dan lebih intensif dalam memanfaatkan media pendidikan yang ada di BLKJ Surabaya. "
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muchlis Riza
"Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Palembang sebagai salah satu lembaga pendidikan keperawatan di Palembang, memiliki peran dan tanggung jawab dalam mengantarkan peserta didiknya menjadi tenaga perawat profesional melalui proses belajar mengajar. Keberhasilan peserta didik dalam proses belajar yang dinyatakan dalam Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) akan menggambarkan kemampuan profesional mereka di bidang keperawatan.
Dalam penelitian awal melalui data sekunder didapatkan 67 % lulusan tahun 2003 memiliki IPK < 2,75. Kesenjangan IPK diantara peserta didik terutama antara peserta didik kelas khusus dengan peserta didik kelas regular. Hal tersebut mendorong peneliti untuk menganalisis faktor psikologis yang berhubungan dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) mahasiswa di Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Palembang.
Desain penelitian yang digunakan dalam studi ini adalah cross sectional, karena peneliti hanya ingin melihat faktor psikologis yang berhubungan dengan IPK, dan tidak bermaksud untuk melihat hubungan sebab akibat. Populasi dan sampel penelitian ini adalah mahasiswa tingkat III (semester VI kelas regular dan semester IV kelas khusus) di Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Palembang tahun 2004 sebanyak 110 orang mahasiswa.
Data kuantitatif diperoleh melalui kuesioner yang berisi 7 variabel karakteristik psikologis mahasiswa. Jumlah kuesioner sebanyak 70 butir yang terdiri dari 20 butir variabel motivasi belajar, 10 butir variabel minat pada bidang keperawatan, 5 butir variabel sikap terhadap profesi perawat, 10 butir variabel persepsi terhadap dosen, 5 butir variabel persepsi terhadap mata ajaran, 10 butir variabel persepsi terhadap fasilitas pendidikan, dan 10 butir variabel persepsi terhadap profesi perawat. Pengolahan dan analisis data disajikan dalam bentuk analisis univariat, analisis bivariat, dan analisis multivariat.
Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa IPK responden <2,75 masih cukup tinggi, terutama pads kelas regular dengan ciri-cirinya umur muda, belum bekerja, sehingga sangat membutuhkan IPK>2,75 untuk mendapatkan pekeijaan atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Hasil analisis bivariat menunjukkan ada 3 variabel yang memiliki hubungan yang bermakna dengan IPK yaitu : variabel motivasi, variabel jenis kelamin, dan variabel jenis kelas. Hasil analisis multivariat menunjukkan variabel motivasi merupakan variabel paling dominan dibandingkan variabel lainnya.
Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini terutama pada institusi pendidikan tempat peneliti melakukan penelitian yaitu untuk memperhatikan faktor-faktor yang dapat membangkitkan motivasi belajar peserta didik, antara lain menganjurkan pada staf pengajarnya untuk mendorong semangat belajar dengan sering memberikan kuis setiap selesai pokok bahasan, membahas hasil kuis sebelum dimulai pokok bahasan yang baru. Juga agar dapat menciptakan suasana kondusif bagi peserta didik untuk bersaing secara sehat dalam mengejar prestasi belajar, misalnya berupa pemberian reward atau penghargaan bagi peserta didik yang mendapat prestasi terbaik setiap semester, mendorong dibentuknya kelompok belajar yang efektif berupa sering memberi penugasan terstruktur baik secara individu maupun kelompok pada peserta didik.
Kepustakaan : 34 (1967 - 2002)

Psychological Characteristics Related to Cumulative GPA among Students in the Department of Nursing Palembang Health Polytechnic Year 2004 Department of Nursing, Palembang Health Polytechnic as nursing education institution in Palembang plays important role and is responsible in educating its students to be professional nurse through learning process. The success of students in the learning process is manifested in cumulative Grade Point Average (GPA} that also reflects the professional skill in nursing.
Preliminary study using secondary data showed that 67% graduates of 2003 had GPA < 2.75. There was gap of GPA among those attend special and regular classes. These motivate researcher to analyze further the psychological factors related to GPA among students in the Department of Nursing, Palembang Health Polytechnic.
Design used in the study was a cross sectional one since the researcher intended to examine the association and not causality. Population and sample of this study were 110 Grade 3 students (semester 6 of regular class and semester 4 of special class) in the Department of Nursing, Palembang Health Polytechnic year 2004.
Quantitative data was obtained through questionnaire contained 8 psychological characteristics variables. Questionnaire consisted of 70 items, 20 items of study motivation variable, 10 items of interest in nursing variables, 5 items of attitude toward nurse profession variables, 10 items of perception toward lecturer, 5 items of perception toward study subject variables, 10 items of perception toward education facility, and 10 items of perception toward nurse profession. Data analyses were presented in form of univariate, bivariate, and multivariate analyses.
Result of univariate analysis indicate that < 2,75 responder GPA still be high enough, especially at regular class with its young age characteristics, not yet worked, so that require > 2,75 GPA to get work or continue education to higher level. Analysis result of bivariate show there are 3 variables own a relation with GPA those are : motivation variable, gender variable, and class type variable. An analysis result of multivariate show motivation variable is the most dominant compared to other variable.
Suggestion which can be given from this research result is especially at institution of education where researcher researching which is to pay attention to factors which can awaken education competitor study motivation , for example suggesting instructor staff to keep up the study spirits by oftenly giving quis every time the fundamental study finished, discuss the quis result before starting new fundamental study. Also in order to create conducive atmosphere for educative competitor to compete healthyly in pursuing study achievement, for example in the form of giving reward or appreciation for educative competitor who get best achievement each semester, support the forming of effective study group by oftenly give structured assignation either by individual or educative competitor.
References: 34 (1967-2002)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T 12908
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>