Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 30 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Vanili (Vanilla planifolia andrews) merupakan salah satu komoditas ekspor yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Vanili terutama digunakan sebagai bahan pengharum makanan dan minuman serta obat-obatan...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Purwantomo
"ABSTRAK
Pentingnya penyimpanan biji telah dikenal manusia semenjak manusia mulai mendomestikasi tumbuhan. Telah diketahui bentuk hubungan antara kadar air dan viabilitas pada biji utuh dan potongan biji yang mengandung embrio Artocarpus heterophyllus Lam. Viabilitas diukur dengan nilai daya hantar listrik (DHL atau konduktivitas). Setiap 1,5 jam sekali dilakukan pengamatan terhadap kadar air biji dan nilai DHL yang dilakukan sampai waktu pengeringan 6 jam melalui 3 macam metode pengeringan (silica gel, matahari, dan oven suhu 40°C).
Hasil uji statistik menunjukkan terdapat perbedaan nyata antara kadar air awal biji utuh dan kadar air awal dan potongan biji yang mengandung embrio. Dari ketiga metode pengeringan, silica gel mengeringkan material paling cepat, diikuti pengeringan dengan matahari, dan oven. Bentuk potongan biji yang mengandung embrio lebih cepat mengering daripada biji utuh. Kerentanan biji Artocarpus heterophyllus Lam. terhadap pengeringan memperlihatkan bentuk model regresi yang berbeda antara biji utuh dan potongan biji yang mengandung embrio. Kadar air diduga melalui perhitungan berat kering. Diperoleh hasil bahwa bentuk hubungan yang terjadi pads biji utuh adalah sesuai dengan model Y = 1339,544 - 22,1332X dengan koefisien determinasi sebesar 0,978, sedangkan pada potongan biji yang mengandung embrio adalah mengikuti model Y=965,575 - 14,772X dengan koefisien determinasi sebesar 0,948. Ada pun X adalah peubah kadar air (peubah bebas) dengan Y sebagai peubah viabilitas dengan nilai DHL (peubah).
Biji nangka mampu bertahan pada suhu 14°C dengan viabilitas 100% dalam kondisi kadar air tanpa pengeringan dan kadar air 50% selama dua bulan atau lebih. Walau pun demikian kadar air kondisi tanpa pengeringan masih tetap mampu bertahan pada suhu 26°C selama dua bulan. Kadar air awal biji berpengaruh nyata dalam menentukan viabilitas biji selama disimpan.

ABSTRACT
Seed is the most convenient part of the plant to store and have been known to survive for many weeks. The basic principles of a seed bank are to collect, conserve and provide or exchange germplasm. Seed can be deposited for different periods - short, mid, and long term for different purposes. The longevity of seed is considerable.
Seed can be classified into two groups, orthodox and recalcitrant. Many of seed of tropical tree is recalcitrant. Because many tree species in tropic have the economic value, so study of recalcitrant seed is needed. The aim of this study was to find out the relationship between the seed moisture content decreased with the viability decreased. Therefore, the results can be used as a basic information for the further research.
The research was conducted on two kind of material, the excised embryo and whole seed. Each of those materials was desiccated with three kind of desiccation methods - silica gel, sun, and oven_ The viability is known by a conductivity value.
The effect of desiccation on storability of recalcitrant seed of Artocarpus heterophyllus was studied. As the seed moisture of A. heterophyllus decreased, viability decreased while conductivity value increased. The excised embryo could be desiccated more rapidly rather than whole seed. The silica gel seem to be efective method for seed drying than that of the sun and the oven.
Whole seeds were stored in sealed thin plastic container. Seed with seed coat could germinate on 26°C in one month. In sealed container there were no significantly different of moisture content during eight weeks storage or more. Seed without desiccation is best for maintaining their viability especially at 14°C in sealed container.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agriana Ali
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui kualitas biji belimbing (Averrhoa carambola L.). Kadar air awal biji berdasarkan berat basah adalah 40% dan persentase perkecambahan awal adalah 92%. Biji dikeringkan hingga mencapai kadar air 32%, 25%, 18%, 11%, 4% dan disimpan dalam masing-masing suhu penyimpanan, yaitu, suhu ruang (27--30 °C), suhu dingin (5 °C), dan suhu beku (-15 °C) selama 4 minggu. Hasil pengamatan menunjukkan biji masih dapat bertahan hingga kadar air 4% pada masing-masing suhu penyimpanan. Suhu penyimpanan biji yang paling baik terhadap viabilitas biji adalah pada suhu dingin (5 °C) dengan kadar air 40% dan suhu ruang (27--30 °C) dengan kadar air 25%.

ABSTRACT
This research is aimed to determine the quality of carambola seed (Averrhoa carambola L.). The initial moisture content of seed was 40% on fresh weigh basis with 92% initial germination. The seeds were dessicated to 32%, 25%, 18%, 11%, 4%, and stored at ambient (27--30 °C), cold (5 °C), and freezing temperature (-15 °C) for 4 weeks. The seeds were found to be tolerant to dessication up to 4% moisture content in any storage temperature. The favourable storage temperature was cold (5 °C) with 40% moisture content and ambient (27--30 °C) with 25% moisture content."
Universitas Indonesia, 2011
S961
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lita Sutopo
Jakarta: Rajawali, 2012
631.521 LIT t (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini bertujuan mendapatkan dosis pupuk Multicore yang paling efektif dalam meningkatkan pertumbuhan bibit Acacia mangium di pembibitan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan bulan Juli 2012, di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Jakarta. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak kelompok (RAK), dengan enam perlakuan dosis pupuk Multicore yaitu : 0 g/tanaman (kontrol), 2 g/tanaman, 4 g/tanaman, 6 g/tanaman, 8 g/tanaman, dan 10 g/tanaman, persentase tumbuh, bobot basah tanaman dan bobot kering tanaman. Hasil penelitian menunjukkan pada petumbuhan awal (4 MST, 6 MST, dan 8 MST), perlakukan yang diberikan tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap tinggi tanaman. Namun di akhir pengamatan (10 MST dan 12 MST), perlakuan yang diberikan memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap tinggi tanaman. Penggunaan pupuk Multicote dengan dosis 10 g/tanaman memberikan pengaruh yang paling baik terhadap tinggi tanaman, bobot basah dan bobot kering tanaman Akasia. Tanpa pupuk Multicote tinggi tanaman, bobot basah, bobot kering tanaman Akasia adalah yang paling rendah."
JMSTUT 14:2 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Benih yang sehat diperlukan dalam budidaya tanaman. Benih tidak sehat dapat menurunkan kualitas dan kuantitas produksi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan beberapa kelompok bakteri pantogen benih padi dan kedelai yang berasal dari kebun percobaan jurusan Teknologi Benih IPB-Darmaga. Penelitian dilaksanakan pada tahun 2004 di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi FMIPA, Institut Pertanian Bogor. Penelitian diawali dengan kegiatan isolasi, dilanjutkan dengan karakterisasi morfologi dan fisiologi berdasarkan Bergey's Manual of Determinative Bakteriology. Karakterisasi morfologi meliputi pengamatan terhadap: bentuk dan warna koloni, uji pewarnaan Gram, dan uji motilitas. Karakterisasi fisiologi meliputi uji katalase, uji oksidase, uji xanthomonadin, dan uji poly hidroksi butirat. Hasil isolasi pada masing-masing sampep benih padi dan kedelai ditemukan satu jenis bakteri pantogen, yang selanjutnya dikarakterisasi secara morfologi dan fisiologi. Hasil uji morfologi dan fisiologi. Hasil uji morfologi dan fisiologi menunjukkan bahwa bentuk koloni bulat, cembung, warna putih-kuning, Gram negatif, bersifat motilm, sel berbentuk batang, katalase positif, oksidase negatif, xanthomonadin negatif, dan PHB negatif. Kedua bakteri patogen benih padi dan kedelai memperlihatkan ciri yang sama dengan kelompok Pseudomonas sp., sehingga diduga kuat kedua bakteri trersebut dikelompokkan ke dalam genus Pseudomonas sp."
JMSTUT 14:2 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Pijl, Leendert van der
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1990
581.5 PIJ pt
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bewley, J. Derek
New York: New York Plenum Press , 1985
582.046 7 BEW s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Pijl, Leendert van der
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press , 1990
581.5 PIJ a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Ikramina
"Dalam penelitian ini dilakukan sintesis oleozon dari minyak zaitun dan kedelai dengan cara ozonasi secara semi-kontinu selama 42 - 84 jam. Ozonasi dilakukan dengan ozonator rancangan sendiri dengan laju alir udara masukan sebesar 200 L/jam dan konsentrasi ozon keluaran sebesar 0,04 - 0,1 g/jam. Kondisi reaksi dijaga pada suhu 15 - 22°C. Kedua jenis oleozon telah dianggap memiliki efikasi sebagai disinfektan bakteri. Pengujian kualitas hasil ozonasi dilakukan dengan metode bilangan iod, bilangan asam, FT-IR, dan pengukuran pH. Staphylococcus aureus digunakan sebagai sampel pengujian kemampuan disinfektan oleozon. Berdasarkan hasil penelitian, minyak kedelai terbukti dapat menjadi alternatif oleozon pengganti minyak zaitun.

In this study, synthesis oleozon was made from olive oil and soybean oil with semi-continue ozonation for 42 - 84 hours. Ozonation done with self-designated ozonator with input air flow rate of 200 L/h and ozone concentration output 0.04 - 0.1 g/hr. The reaction conditions maintained at a temperature of 15-22°C. Both oleozon types has been considered to have efficacy as a disinfectant. Ozonation quality testing results conducted using iodine number, acid number, FT-IR, and pH measurements. Staphylococcus aureus is used as a disinfectant characteristic test sample. Based on this research, soybean oil is proven to be an alternative oleozon to substitute olive oil.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54767
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>