Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tedy Kurniawan
"Pembangunan kesehatan menjadi salah satu program prioritas pemerintah yang dituangkan pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional periode tahun 2005 – 2025. Keberhasilannya ditandai dengan peningkatan derajat Kesehatan masyarakat, penurunan AKI, AKB, serta perilaku hidup bersih dan sehat. Hal tersebut sejalan dengan tujuan pemerintah dalam pengalokasian Dana Alokasi Khusus Bidang Kesehatan.

Penelitian ini mencoba untuk menguji pengaruh Dana Alokasi Khusus Bidang Kesehatan dengan indikator pembangunan Kesehatan berupa persalinan dengan bantuan tenaga keseahtan dan cakupan imunisasi dasar lengkap.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa DAK Fisik Bidang Kesehatan berpengaruh negatif terhadap indikator cakupan persalinan dengan bantuan tenaga Kesehatan namun tidak berpengaruh terhadap cakupan imunisasi dasar lengkap, sedangkan DAK Non Fisik Bidang Kesehatan Kesehatan berpengaruh negatif terhadap indikator cakupan persalinan dengan bantuan tenaga kesehatan maupun terhadap cakupan imunisasi dasar lengkap.

Berdasarkan hasil tersebut, direkomendasikan agar alokasi DAK Bidang Kesehatan diarahkan untuk pencapaian tujuan pemerintah di bidang kesehatan. Memperhatikan terdapat indikasi inefisiensi pada pengelolaan DAK Bidang Kesehatan direkomendasikan juga agar ke depannya alokasi DAK Bidang Kesehatan disesuaikan dengan kebutuhan dan dilakukan peningkatan monitoring, evaluasi, serta pemeriksaan pada pengelolaan DAK Bidang Kesehatan.


Health development is one of the government’s major programs as outlined in the National Long-Term Development Plan for the period 2005 – 2025. Its success is marked by an increase in public health status, a decrease in MMR, IMR, and clean and healthy living behavior. This is in line with the government's goals in allocating the Specific Allocation Fund for the Health Sector.

This study tries to examine the effect of the Specific Allocation Fund for Health with Health development indicators in the form of childbirth with the assistance of health professionals and complete basic immunization coverage.

The results showed that the infrastructure Specific Allocation Fund in the Health Sector had a negative effect on the indicators of delivery coverage with the assistance of health professionals but did not affect the complete basic immunization coverage, while the Non-Physical that the Specific Allocation Fund in the Health Sector had a negative effect on the coverage indicators of deliveries with the assistance of health professionals as well as on the complete basic immunization coverage. 

Based on these results, it is recommended that the allocation of DAK in the Health Sector is directed towards achieving the government's goals in the health sector. Taking into account that there are indications of inefficiency in the management of DAK in the Health Sector, it is also recommended that in the future the allocation of DAK in the Health Sector be adjusted to the needs followed by increased monitoring, evaluation, and examination of the DAK management in the Health Sector."

Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Laila Fitri Ibbibah
"ABSTRAK
Latar belakang. Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah program yang bertujuan membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang optimal sesuai tingkat peerkembangannya, dengan sasaran anak usia 0-6 tahun. Data pemerintah tahun 2012 menunjukkan keikutsertaan pada PAUD baru mencapai 54%, dan setengahnya merupakan jalur non formal. Salah satu PAUD non formal yang populer adalah di Pos PAUD.
Tujuan. Mengetahui perbandingan perkembangan anak usia 2-6 tahun antara kelompok yang mengikuti PAUD pada Pos PAUD dan yang tidak mengikuti PAUD.
Metode. Studi potong lintang dilakukan selama 01 Oktober 2015 sampai 31 Januari 2016. Subyek dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok PAUD adalah anak usia 2-6 tahun yang mengikuti PAUD di Pos PAUD dan kelompok non-PAUD adalah anak usia 2-6 tahun yang tidak mengikuti PAUD jalur formal dan nonformal di wilayah kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Data diambil dari anamnesis terhadap orangtua, pemeriksaan fisis, penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan, serta dilakukan uji tapis perkembangan Denver II.
Hasil penelitian. Didapatkan total subyek sebesar 134 subyek dengan 67 anak pada tiap kelompok. Pada kelompok PAUD didapatkan 66 anak normal dan 1 anak suspek mengalami keterlambatan, sedangkan pada kelompok anak non PAUD didapatkan 49 anak memiliki perkembangan normal dan 18 anak suspek. Perbedaan jumlah suspek pada kedua kelompok bermakna secara statistik dengan nilai p < 0,001 (dengan PR 0,056; IK 95% 0,014-0,622). Dalam hal ranah perkembangan yang gagal dicapai berdasarkan Denver II, didapatkan perbedaan bermakna secara statistik pada 2 ranah perkembangan yang gagal dicapai oleh subyek, yaitu bahasa (p=0,04) dan motor halus (p= 0,01). Faktor keikutsertaan pada PAUD dan pendidikan ibu memiliki hubungan yang bermakna secara statistik dengan perkembangan anak.
Simpulan. Terdapat perbedaan bermakna secara statistik pada kedua kelompok anak yang mengikuti PAUD dan yang tidak mengikuti PAUD. Keterlambatan perkembangan terutama pada ranah bahasa dan motorik halus.

ABSTRACT
Background. Early Cgildhood Education (ECE) program is held to optimize child potential and development, for 0-6 years old children. In Indonesia, participation in ECE only reach 54%, which consist mostly of nonformally form. One that is most popular is called Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) community center.
Objective. To compare child development between October 2015 to January 2016. Subjects divided into 2 groups, those who attend PAUD an not, from Tanah Abang District in Central Jakarta. Data were taken based on parents interview, basic physical examination and developmental screening based on Denver II.
Results. A total of 134 subjects participated, 67 children in each group. In PAUD group there is one child with suspected developmental delay, and there are 9 child with suspected developmental delay in non-PAUD group. This is statistically significant with p < 0,001 (PR 0,056; CI 95% 0,014-0,622). Delay is mostly in language development (p=0,04) and fine motor skills (p=0,01).
Conclusion. There is statistically significant difference of suspected developmental delay in children who attend early childhood education and those who not attend any early childhood education. The delay mostly on language development and fine motor skills domain.
"
2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Rasyid
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
P-Pdf
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Erik Noverdian Suryadi
"ABSTRAK
Jarak kelahiran yang optimal merupakan faktor penting dalam peningkatan kesehatan ibu dan bayi. Jarak kelahiran yang optimal dapat dicapai dengan menggunakan kontrasepsi. Persentase penggunaan kontrasepsi di Indonesia mencapai 59,7%, namun di Papua hanya mencapai persentase 19,8% dan merupakan provinsi dengan prevalensi penggunaan kontrasepsi yang terendah. Bahkan, persentase penggunaan kontrasepsi di Papua menurun pada tahun 2013 jika dibandingkan dengan tahun 2010. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penggunaan kontrasepsi dengan jarak kelahiran di Pegunungan Jayawijaya, Papua. Penelitian ini dilakukan dengan metode cross sectional dan data penelitian diperoleh melalui wawancara terhadap 96 subjek penelitian secara langsung yang didapatkan melalui metode consecutive sampling. Analisis dilakukan dengan metode chi square dan didapatkan nilai p = 0,988, dengan interpretasi berdasarkan hasil tersebut ditemukan hubungan yang tidak berbeda bermakna antara penggunaan kontrasepsi dengan jarak kelahiran di Pegunungan Jayawijaya, Papua.

ABSTRACT
Optimal birth spacing is an important factor in improving maternal and infant health. Optimal birth spacing can be achieved by using contraception. Percentage of contraceptive use in Indonesia reached 59.7%, but in Papua only reached 19.8% and Papua is the province with the lowest prevalence of contraceptive use. In fact, the percentage of contraceptive use in Papua decreased in 2013 when compared to 2010. This study aims to determine the relationship of contraceptive use by spacing births at Jayawijaya Mountains, Papua. This research was conducted by cross sectional method and research data obtained through interviews with 96 subjects research directly obtained through consecutive sampling method. The analysis was conducted using chi-square and p value = 0.988, with interpretations based on these results was found relationships did not differ significantly between contraceptive use by spacing births at Jayawijaya Mountains, Papua"
2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Departemen Kesehatan, 1992
613 IND p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Background: West Manggarai district in period January until 2012. infant mortality rate were 34 cases, stillbirths were 33 cases and maternal mortality rate was 9 cases. Methods: This research is qualitative study using Focus Group Discussion (FGD desain, cooperation with head of publick helth center, midwife, nutrition program manager and publick health at health department. Results: Maternal and infant mortality in Labuan Bajo publict healh center caused by maternal nutrional deficiency, infectious diseases such as malaria and typhoid fever, mother less attentin to the baby when the baby's ill and difficult access to health services. the problem solution is pregnant womanshould be regulary having antenathal care, using of mosquito nets. need to be provided cheaper sea transport.Causes of malnutrition and undernourishment is knowledge, parenting skill and infectious diseases such as diarrhea and malaria. To overcome this problem midwife should be proactive giving counseling to families with manutrition children under five. Maternal and infact mortality in `winekang publick health center caused by not availability of hospital at district, pregnant woment still seeking treatment to traditional healers, the implementtation of goverment regulation are less strict and families often late in taking decision to be referred. the solution is health officers must a;ways giving couseling to pregnant woman and cross-sector approach to monitoring. Whereas the main cause nutrional problems is parenting behavior, infectious diseases, and not enaought health food. Conclusion: maternal and infact mortality caused by difficult access to health service, there are pregnant womens who go to traditional healers, not available of hospitals in thr district, also infectious diseases like malaria and diarrhea. the solution is the midwife must active involving the village and subdistrict heads in minitoring pregnant womant, need to provide a boat and build district hospital."
BULHSR 17:3 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Diar Siti Hazar Sukandi
"Suku Dinas Kesehatan merupakan perangkat pada tingkat Kota Administrasi/Kabupaten Administrasi di Provinsi DKI Jakarta. Suku Dinas Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Suku Dinas yang secara teknis dan administrasi bertanggung jawab kepada Kepala Dinas serta secara operasional berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota. Suku Dinas Kesehatan memiliki berbagai bidang yang bergerak di pelayanan kesehatan untuk masyarakat antara lain bidang sumber daya kesehatan yang merupakan unit kerja lini Dinas Kesehatan dalam pelaksanaan pembinaan, pengembangan, dan pengendaliaan sumber daya kesehatan. Salah satu seksi yang diberi tanggung jawab kepada seorang apoteker yaitu Bidang Farmasi, Makanan dan Minuman yang merupakan satuan kerja Seksi Sumber Daya Kesehatan dalam pelaksanaan pembinaan, pengawasan dan pengendalian farmasi, makanan dan minuman. Apoteker memiliki peranan, tugas, dan tanggung jawab di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat sebagai koordinator farmasi, makanan, dan minuman.

Department of health is one of the City Administration or District Administration in Jakarta. Department of health headed by a Head Office which technically and administration shall be responsible to Head of Deaprtment and operationally under the Mayor. Department of Health has various fields of health services for the communitysuch as field of health resources is a business unit lines Health Department in the implementation of coaching, development, and controling health resources. One of section is responsible to a pharmacist namely Pharmaceutical, Food and Beverage section which is working unit of the Health Resources in the implementation of the guidance, supervision, and controling of pharmaceuticals, food and beverages. Pharmacists have a role, duties, and responsibilities in Department of Health West Jakarta as coordinator for the pharmaceutical, food, and beverages.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Depkes. RI, 1991
612.654 IND b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>