Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 74 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siswati Setiasih
"Onggok merupakan limbah padat tapioka yang masih mengandung kadar pati tinggi sehingga berpotensi sebagai pakan. Namun alternatif tersebut mempunyai kendala karena onggok mempunyai kandungan protein rendah, dan serat kasarnya tinggi serta adanya sianida yang dapat menyebabkan keracunan. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan perbaikan, misalnya melalui proses fermentasi menggunakan kapang Aspergillus niger UICC159 yang mampu memecah pati menjadi glukosa sebagai sumber karbonnya. Sedangkan sebagai sumber nitrogennya dapat digunakan campuran amonium sulfat dengan urea. Untuk mendapatkan produk fermentasi (biomassa) dengan kadar protein tinggi dilakukan variasi ketebalan media (1, 2, dan 3 cm), kadar air (30, 40, dan 50%), serta perbandingan amonium sulfat dengan urea (1:4; 2:3; 3:2; dan 4:1). Kondisi optimum diperoleh pada ketebalan media 2 cm, kadar air 30% dan perbandingan amonium sulfat dan urea 1:4. Biomasa yang dihasilkan memiliki kandungan protein 10,05%, lemak kasar 3,60%, serat kasar 19,00%, dan energi metabolis kimiawi 2806,10 kkal/kg serta energi metabolis biologis 3140,00 kkal/kg."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2000
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
"Di wilayah Sumpiah ,itik dipelihara dengan diberi pakan yang terdiri dari dedak dan sisa dapur seadanya atau nasi aking, akibatnya pertumbuhan lambat.Padahal pertumbuhan itik jantan lebih cepat dibandingkan itik betina dengan kondisi pemeliharaan yang relatif sama...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Proses fermentasi merupakan salah satu tahap yang penting dalam penanganan pasca panen coklat. Penolahan biji coklat basah menjadi biji coklat kering diperlukan untuk membentuk aroma coklat, selama pengolahan biji coklat basah menjadi biji coklat kering aroma coklat yang akan terbentuk apabila fermentasi dan pengeringan dilakukan dengan sempurna...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Niezha Eka Putri
"Xilitol merupakan pemanis yang secara alami terdapat dalam sayuran dan buah-buahan serta memiliki beberapa keunggulan, salah satunya adalah bersifat nonkariogenik. Xilitol dapat diproduksi dari xilosa, baik melalui proses fermentasi maupun secara kimiawi. Xilosa dihasilkan melalui proses hidrolisis hemiselulosa yang banyak terdapat dalam limbah lignoselulosa seperti tongkol jagung. Dalam penelitian ini dilakukan hidrolisis terhadap tongkol jagung untuk menghasilkan xilosa yang akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan xilitol melalui proses fermentasi. Hidrolisis dilakukan pada konsentrasi asam 0,3 M, waktu hidrolisis 25 menit, serta suhu 121 °C.
Berdasarkan hasil pengukuran, didapatkan kadar xilosa sebesar 34,34% (w/w) dengan persen hidrolisis 95,39 % (w/w). Xilosa yang dihasilkan kemudian difermentasikan oleh khamir penghasil enzim xylose reductase (XR), yaitu Candida fukuyamaensis dan Candida boidinii. Dihasilkan kadar xilitol sebesar 0,23 g/L dengan persen konversi 3,59 % (w/w) dan persen yield 0,68% dari fermentasi menggunakan C. fukuyamaensis, sedangkan untuk fermentasi menggunakan C. boidinii didapatkan kadar xilitol sebesar 0,084 g/L dengan persen konversi 1,38% (w/w) dan persen yield 0,25%."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S30479
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Riki
"Indonesia merupakan negara agraris sehingga bidang pertanian dan perkebunan merupakan industri yang berkembang di Indonesia. Hasil pertanian dan perkebunan jumlahnya berlimpah di seluruh pelosok negeri. Sehingga berdampak pada jumlah limbah yang berasal dari produk pertanian dan perkebunan. Oleh karenanya perlu dilakukan penanganan limbah yang benar agar dikemudian hari tidak menjadi masalah yang serius bagi lingkungan. Solusi yang diberikan adalah memanfaatkan limbah tersebut sebagai bahan baku pembuatan xilitol, suatu gula alkohol non kariogenik dan merupakan pemanis rendah kalori. Sepuluh khamir yang dapat menggunakan D ? xilosa sebagai sumber karbon dilakukan seleksi dalam hal kemampuan memproduksi xilitol. Fermentasi dilakukan selama dua hari menggunakan 20 g/L xilosa. Didapatkan empat isolat yang dianggap potensial dalam menghasilkan xilitol. Dari keempat isolat tersebut Candida fukuyamaensis UICC Y-247 menghasilkan xilitol sebesar 7,135 g/L dengan yield 38,13%. Keempat isolat potensial selanjutnya dianalisa kurva pertumbuhan dan kurva produknya."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S30478
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Basic of cocoa bean preparation process is fermentation . Fermentation is done espicially to improve and build specific chocolate flavour of cocoa bean and its products,i.e cocoa liquor, butter, and powder and also to decrease this disliked flavors like better and acid...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Atikah Ashriyani
"Dalam kondisi krisis energi seperti saat ini, pemanfaatan sumber daya
yang dapat diperbarui diharapkan dapat membantu pemenuhan kebutuhan
energi. Makroalga merupakan salan satu sumber daya yang dapat
dimanfaatkan sebagai penghasil energi alternatif dalam bentuk bioetanol.
Pada penelitian ini, dipilih makroalga genus Eucheuma dan Gracilaria karena
memiliki kandungan selulosa serta mudan dan cepat pembudidayaannya.
Eucheuma dan Gracilaria dinidrolisis olen jamur Thchoderma viride yang
mengnasilkan enzim selulase. Konsentrasi senyawa gula pereduksi yang
dinasilkan dari proses nidrolisis ditentukan dengan metode Somogyi Nelson.
Gula pereduksi paling tinggi yang dihasilkan dari nidrolisis Eucheuma adalan
0,090 mg/mL pada konsentrasi 7,5% dan waktu inkubasi 48 jam, sedangkan
pada Gracilaha, gula pereduksi yang dinasilkan sebesar 0,089 mg/mL pada
konsentrasi 5% dan waktu inkubasi yang sama. Hidrolisat Eucheuma dan
Gracilaria difermentasi olen sel Saccharomyces cerevisiae yang terimobilisasi
dalam Ca alginat. Kondisi optimum proses fermentasi diperolen pada pH 4
dan waktu inkubasi 24 jam yang mengnasilkan kadar etanol sebesar 0,698%
dari nidrolisat Eucheuma dan 0,530% dari Gracilada. Kadar etanol ditentukan
dengan Gas Chromatography."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S30507
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Endah Wahyuningsih
"ABSTRAK
Ampas tahu di Indonesia cukup besar untuk dimanfaatkan,
yaitu 6.387,188 ton pada tahun 1982. Salah satu cara memanfaatkan ampas tahu menjadi bahan pangan adalah dengan cara fermentasi. Mikroorganisrae yang berperan adalah kapang dari genus Rhizopus dan Neurospora. Pada pembuatan tempe gembus dengan campuran bekatul, sejauh ini belum diketahui manfaat terhadap nilai gizinya; mengingat bekatul merupakan sumber thiamin akan tetapi Rhizopus membutuhkan thiamin untuk pertumbuhannya. Analisis thiamin dalam tempe gembus ini dilakukan dengan memberikan enzim taka diastase dan larutan para-amino-asetofenon.
Selama proses fermentasi, pola kenaikan dan penurunan thiamin pada tempe gembus campuran bekatul 0% dan 5% sama, yaitu kadar thiamin naik sampai inkubasi 24 jam, kemudian turun pada inkubasi 30 jam dan naik lagi pada 48 jam inkubasi, Uji Tukey pada .kedua campuran bekatul ini, untuk tempe dengan waktu inkubasi 24 dan 30 jam tidak berbeda nyata. Hasil itu adalah: 1353,1895∂ (0%bekatul, 24 jam), 1249,834 3∂ (0% bekatul, 30 jam), 1098,227 ∂ (5% bekatul, 24 jam), dan 865,396∂ (5% bekatul, 30 jam). Pada tempe campuran bekatul 10% polanya berbeda, yaitu terjadi penurunan pada inkubasi 24 jam, kemudian naik pada 30 jam dan 48 jam inkubasi.
Uji Tukey antara tempe inkubasi 24 jam (1141,648∂) berbeda nyata dengan tempe inkubasi 30 jam (1363,461 ∂). "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1985
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The whole cell immobilization in ethanol fermentation can be done by using natural carriers or through synthetic carriers. All of these methods have the same purpose of retaining high cell concentrations within a certain defined region of space which leads to higher ethanol productivity. Lignocellulosic plant substance represents one of highly
potential sources in ethanol production. Some studies have found that cellulosic substances substances can also be used as a natural carrier in cell immobilization by re-circulating pre-culture medium into a reactor. In this experiment, rice hulls without any treatment were used to immobilize Saccharomyces cerevisiae through semi solid state incubation combined with re-circulating pre-culture medium. The scanning electron microscopy (SEM) pictures of the carrier show
that the yeast cells are absorbed and embedded to the rice
hull pore. In liquid batch fermentation system with an initial
sugar concentration of 50 g/L, nearly 100% total sugar was consumed after 48 hours. This resulted in an ethanol yield of 0.32 g ethanol/g glucose, which is 62.7% of the theoretical value. Ethanol productivity of 0.59 g/(L.h) is 2.3 fold higher than that of free cells which is 0.26 g/(L.h). An effort to reuse the immobilized cells in liquid fermentation
system showed poor results due to cell desorption in the first batch which led to high sugar concentration inhibitory effect in the second batch fermentation. This might be solved by using semi solid fermentation process in the future work. "
[Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, Chonnam National University], 2010
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
R. Muljono Judoamidjojo
Jakarta: Rajawali, 1992
660.284 49 MUL t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>