Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 197 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Faizah
"Luas Pemakaian dialek Jakarta, secara geografis, melebihi daerah administratif Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Walaupun hubungan kebahasaan antarpenduduk di daerah ini berlangsung lancar, namun sebenarnya dialek itu secara garis besar terbagi ke dalam dua subdialek geografis, yaitu subdialek Dalam Kota atau Tengahan dan subdialek Pinggiran (Muhadjir, 1984: 1 - 6). Secara singkat dapat dijelaskan di sini bahwa yang memisahkan kedua jenis subdialek tersebut antara lainadalah perbedaan ciri fonologisnya, yaitu sebagian besar vokal akhir yang dalam bahasa Indonesia diucapkan _a_ dalam subdialek Dalam Kota Diucapkan ? seperti pa_da kata man?. 'mana', ap? 'apa', dan dalam subdialek Pinggiran vokal yang sama itu diucapkan ah atau d? seperti mana, apa, kaga? 'tidak'. (Kahler, 196: 8). Namun, ada sebagian kampung yang terdapat di daerah Kebon Jeruk ini memiliki ciri fonetis yang berbeda, baik dengan subdialek Dalam Kota maupun subdialek Pinggiran seperti tersebut di atas. Misalnya, vokal a akhir dalam bahasa Indonesia itu, diucapkan dengan ?? seperti du?, _dua' , kaga? 'tidak', raw? 'rawa'. Karena itulah, maka daerah Kebon Jeruk ini menarik untuk diteliti dari segi penampilan lafalnya. Di lain pihak, seperti sudah dijelaskan pada 1.1.1, daerah ini berbatasan langsung dengan daerah Tangerang yang merupakan daerah penutur dialek Jakarta Pinggiran, dan juga berbatasan dengan Slipi, yang menggunakan dialek Jakarta Tengahan serta dari segi geografis dikatakan sebagai daerah suburban. 'Selain itu, di daerah ini juga telah terjadi pembangunan secara besar-besaran, seperti dengan berdirinya perumahan-perumahan mewah, misalnya perumahan Tomang City Garden, Green Ville, Taman Ratu, Putri Indah dan perumahan Taman Kebon Jeruk. Juga dengan dibangunnya jalan tol yang menghubungkan Jakarta dengan Merak yang akhirnya memisahkan kecamatan ini menjadi dua bagian. Dalam situasi yang demikian, akan memungkinkan adanya anggapan bahwa dialek yang digunakan oleh para penduduk setempat akan cepat berbaur dengan dialek pendatang, bahkan mungkin akan hilang keasliannya sama sekali. Dan, karena letak geografisnya itu, juga menimbulkan pertanyaan, subdialek Jakarta apakah yang dipakai disini"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S11250
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chairitha Rahmasani
"ABSTRAK
Kaur sebagai salah satu kabupaten di Bengkulu memiliki variasi bahasa yang tinggi karena terdapat banyak variasi dialek. Untuk memperjelas gambaran mengenai batas dan persebaran variasi yang dimaksud, dilakukan penarikan garis isogloss berdasarkan perhitungan dialektometris yang kemudian di generalisasi dengan batas fisik berupa sungai, jurang, gunung atau bukit, dan hutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan penyebutan kata dalam budaya pertanian, Bahasa Pasemah di Kabupaten Kaur memiliki empat variasi, yaitu Dialek Besemah, Semende, Kaur, dan Nasal. Batas fisik yang memiliki pengaruh paling dominan membentuk isogloss dialek Bahasa Pasemah dalam budaya pertanian di Kabupaten Kaur adalah sungai.

ABSTRACT
Kaur as one of the districts in Bengkulu has a high variation of the language because there are many variations of dialect. To clarify the idea of the boundary and the distribution of variation in question, the line of withdrawal isogloss based on dialectometric calculations than generalize it with physical limits of the area, that is river, slope, mountains or hills and forest. The results of this study indicate that in the naming based of agricultural, Pasemah Language at Kaur Regency has four variations, that is Besemah, Semende, Kaur, and Nasal Dialect. Physical boundary that has the most dominant influence of the isogloss dialect in Pasemah Language forms based of agricultural naming is river."
2014
S53883
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lalitia Apsari
"ABSTRAK
Dua kata yang memiliki relasi semantik dalam kalimat terhubung oleh tautan
dependensi. Jarak dan panjang tautan dependensi tersebut dapat digunakan untuk
mengkaji efisiensi kalimat terkait memori kerja manusia, terutama untuk bahasa dengan
urutan kata bebas seperti bahasa Indonesia. Penelitian ini meninjau pengaruh panjang
kalimat, arah tautan dependensi, dan valensi kata terhadap efisiensi kalimat dari segi
dependensi pada bahasa Indonesia ragam tulis dan lisan. Tinjauan ini memanfaatkan dasar
teori dan luaran penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa manusia akan mendekatkan
kata-kata yang memiliki relasi semantik. Dengan memanfaatkan korpus jurnalistik bahasa
Indonesia berskala besar, temuan penelitian ini memperlihatkan perbedaan kedua ragam
dalam mengkonstruksikan kalimat secara efisien. Kalimat pendek ragam lisan cenderung
mengalami pengurangan sintaktis seperti pengurangan kata karena ada keterbatasan
memori kerja dalam mengkonstruksikan kalimat lisan yang panjang. Sebaliknya,
ketersediaan waktu untuk memproduksi kalimat tulis dan penerapan tata bahasa yang
lebih baik tercermin pada struktur sintaktis yang lebih efisien. Perbedaan ini dapat
menjadi keunikan masing-masing ragam dan berkaitan dengan pengembangan ilmu
sintaksis yang lebih deskriptif terhadap ujaran nyata. Luaran penelitian ini menjadi bekal
untuk penelitian lanjutan yang berupaya untuk memahami tuntutan keterbatasan memori
kerja manusia dan hubungannya dengan tata bahasa.

ABSTRACT
Dependency distance, the distance between semantically related words in a
dependency relation, has been a key measure of interest in the studies of syntax and
transdisciplinary linguistics. This concept can be utilized to study the relation of
language efficiency and human working memory, particularly for languages with free
word order such as Indonesian. This thesis investigates the possible influence sentence
length, dependency direction, and word valency may have on language efficiency and
dependency relations in written and spoken Indonesian language. This study supports the
long standing idea that human language tends to organize word orders so semantically
related words can be close in the linear order of a sentence. By analyzing a large-scale
corpus of formal texts in Indonesian, the outcomes show significant differences between
both speech modes. Syntactic reduction are commonly found in shorter sentences in
the spoken language as a manifestation of working memory limitations in constructing
longer sentences verbally. On the other hand, written language exhibits a more efficient
syntactic pattern that might be motivated by longer production time, allowing speakers to
better apply grammar rules in its utterance. The findings pose further research questions
for future studies of dependency relations in order to better understand the correlation
between syntactic complexity and cognitive demands."
2018
T50374
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suwaji
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1981
419.222 SUW s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mahsun
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press , 1995
417.2 MAH d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tarigan, Henry Guntur
Bandung: Angkasa, 1990
418 TAR m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tarigan, Henry Guntur
Jakarta: Angkasa, 1986
418 TAR m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1979
499.2 FUN (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini memuat tulisan peserta no. 14 dalam lomba dialek KBG yang diadakan tahun 1912-1913. Penulis adalah ?X?, yaitu nama samaran atau kode yang dipakai supaya nama penulis tidak diketahui juri lomba. Naskah ini berisi kajian tentang dialek Bojanagara. Rincian isinya sebagai berikut: 1. Paramasastra, berisi tentang sistem vokal, konsonan dan akhiran ?mu. 2. Daftar kata khas Bojanagara beserta contoh penggunaannya dalam kalimat. 3. Percakapan yang memperlihatkan sopan santun berbahasa dalam dialek Bojanagara. Percakapan terjadi antara anak dan ibu, yang tua dan yang muda, dan sesama teman. 4. Permainan anak-anak, berisi jenis permainan, cara melakukannya dan lagu anak-anak yang dinyanyikan. 5. Daftar nama anak lelaki dan perempuan yang sering dipergunakan di daerah Bojanagara dan susunan tidak alfabetis. Untuk keterangan umum lomba dialek KBG, lihat BA.128; lihat pula BA.129, h.835-855 untuk salinan ketikan naskah ini."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
BA.166-Bau 109
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1990
499.221 7 GEO (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>