Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Helen Pricilia
"Kejadian resistensi antimikroba telah menyebabkan berkurangnya efektivitas agen antimikroba yang sudah beredar. Bakteriosin adalah peptida antimikroba (PAM) yang dihasilkan oleh bakteri. Penelitian sebelumnya telah mengidentifikasi bakteriosin jenis lantibiotik Salivaricin 9 dan nonlantibiotik Sm1 dan Sm2 yang dihasilkan oleh Streptococcus macedonicus MBF10-2. Upaya pengembangan agen antimikroba baru dikendalai oleh masalah seperti jumlah produksi bakteriosin alami yang terbatas dan harga bakteriosin sintetik yang tinggi. Ekspresi peptida bakteriosin secara heterolog dapat menjadi metode alternatif produksi bakteriosin. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh fragmen gen bakteriosin secara in vitro dan perancangannya untuk kloning secara in silico. Fragmen gen penyandi bakteriosin matur diperoleh dengan metode polymerase chain reaction (PCR) dengan primer hasil rancangan. Fragmen gen bakteriosin kemudian dilakukan kloning secara in vitro pada vektor pTA2 untuk menghasilkan plasmid rekombinan pTA2_Sal9, pTA2_Sm1 dan pTA2_Sm2. Seluruh plasmid rekombinan dikonfirmasi dengan PCR dan Sanger sekuensing. Seluruh plasmid rekombinan yang telah dikonfirmasi digunakan untuk mengamplifikasi fragmen gen bakteriosin dengan primer modifikasi yang mengandung situs enzim restriksi untuk dielongasi pada setiap ujung fragmen gen secara in silico. Fragmen gen bakteriosin yang telah dimodifikasi kemudian dikloning secara in silico pada vektor pNZ8148 dan pET-28a(+) untuk produksi pada Lactococcus lactis dan Escherichia coli secara berturut-turut dengan restriksi-insersi. Primer dan plasmid rekombinan hasil perancangan yang dihasilkan perlu dilanjutkan ke tahap uji coba in vitro.

The emergence of antimicrobial resistance has resulted in the decrease of efficiency of the current available antimicrobial agents. Bacteriocins are antimicrobial peptides (AMP) that are produced by bacteria. Bacteriocins produced by Streptococcus macedonicus MBF10-2 have been previously identified as the lantibiotic salivaricin 9 and the nonlantibiotics Sm1 and Sm2. The development of bacteriocins as new antimicrobial agents is challenged by the limited natural production of bacteriocins and the high costs of synthetic bacteriocins. Heterologous expression of bacteriocin peptides can be an alternative method. This study aims to isolate the bacteriocin gene fragment of Sal9, Sm1 and Sm2, followed by in vitro and in silico cloning. Specific primers were designed to obtain the gene fragments by polymerase chain reaction (PCR). The gene fragments were then cloned in vitro into pTA2 vector, generating pTA2_Sal9, pTA2_Sm1 dan pTA2_Sm2 recombinant plasmids. The recombinant plasmids were then confirmed by PCR and Sanger sequencing. In silico studies were carried out by using all recombinant plasmids and the gene fragments were amplified by employing modified oligonucleotide primers containing enzyme restriction sites to flank the gene fragment. The modified bacteriocin gene fragments are then cloned in silico into expression vectors pNZ8148 and pET-28a(+) for the production in Lactococcus lactis and Escherichia coli respectively by restriction-insertion. The designed primers and plasmid constructs serve as reference for further in-vitro study.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angelina Wening Widiyanti
"Bakteriosin telah dikenal sebagai polipeptida kecil yang memiliki aktivitas antimikroba dan disintesis oleh banyak bakteri. Pada penelitian sebelumnya, ditemukan adanya tiga peptida dengan motif glisin ganda yang diduga bakteriosin dalam Weissella confusa MBF8-1. Ketiga bakteriosin tersebut telah berhasil diklon pada Bacillus subtilis DB403. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ekspresi dan karakterisasi peptida rekombinan bakteriosin, khususnya Bac1 menggunakan metode elektroforesis Sodium Dodecyl Sulphate Polyacrilamide Gel (SDS - PAGE). Bacillus subtilis DB403 dibiakkan dan diinduksi dengan Xylosa untuk melihat ekspresi peptida rekombinan. Kemudian sel diresupensi dan dipurifikasi dengan Kolom Afinitas HisTrap FF 5 mL yang diikuti dengan liofilisasi. Karakterisasi diamati menggunakan SDS - PAGE dan dikonfirmasi menggunakan uji aktivitas antimikroba yang menunjukkan konsentrasi hambat minimal (KHM). Bakteri indikator yang digunakan adalah Leuconstoc mesenteroides TISTR120. Adanya gen bac1 dibuktikan dengan Polymerase Chain Reaction menggunakan plasmid sebagai template dan pasangan primer spesifik. Berdasarkan terjadinya misfolding dan agregasi yang disebabkan adanya penambahan Histidin tag pada bac1, peptida Bac1 tidak berhasil dikarakterisasi menggunakan SDS - PAGE. Fraksi elution buffer Bac1 menunjukkan adanya pita tunggal pada ukuran 96 kDa. Sedangkan prediksi kalkulasi berat molekul menggunakan sekuens asam amino menunjukkan bobot molekul Bac1 adalah 4,9 kDa. Hasil Uji KHM tidak menunjukkan aktivitas potensial Bac1 sebagai bakteriosin tunggal.

Bacteriocin is a well-known ribosommally synthesized polypeptide by many bacteria, which has antimicrobial effect. In a previous study, three putative double glycine motive peptide encoded in Weissella confusa MBF8-1. These putative bacteriocins were cloned in Bacillus subtilis DB403. This study aims to observe expression and characterization recombinant bacteriocin, in particular Bac1 using Sodium Dodecyl Sulphate Polyacrilamide Gel (SDS - PAGE) method. B.subtilis DB403 was cultivated and induced with xyllose to observe the expression of recombinant peptide. Then, cell was resuspended and purified with HisTrap FF Affinity Column 5 mL, followed by lyophilization. Characterization was done by SDS ? PAGE and was confirmed by antimicrobial activity assay performing Minimum Inhibitory Concentration (MIC). Indicator bacteria used was Leuconostoc mesenteroides TISTR120. The existence of bac1 gene has been proved by Polymerase Chain Reaction (PCR) using plasmid as template and specific primer pairs. It is assumed that due to malfolding and aggreggation caused by Histidin tag added to bac1 gene, Bac1 peptide cannot be succesfully characterized by SDS - PAGE. Analysis of Bac1 fraction from elution buffer step resulted a single band at 96 kDa. While, predictive calculation of molecular weight by Bac1 amino acid sequence is 4.9 kDa. MIC assay result did not show potential activity of Bac1 as a single bacteriocin.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S65678
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library