Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ike Dwi Maharti
"Daging buah Avokad mengandung senyawa fenol (flavonoid, tannin), dan alkaloid yang secara teoritis dikatakan memiliki efek antibakteri.
Tujuan: Mengetahui efek antibakteri ekstrak daging buah Avokad terhadap Streptococcus mutans.
Metode: Ekstrak daging buah Avokad diekstraksi dengan metode infundasi, kemudian dibuat menjadi 4 konsentrasi yaitu 80%, 90%, 95%, dan 100%. Ekstrak tersebut lalu diujicobakan kepada Streptococcus mutans yang diisolasi dari saliva 20 mahasiswa FKG UI. Efek antibakteri diuji dengan menggunakan metode difusi dan pengenceran, yang ditujukan untuk menentukan diameter zona hambatan, kadar hambat minimum (KHM) dan kadar bunuh minimum (KBM).
Hasil: Nilai mean diameter zona hambatan yang dihasilkan ekstrak daging buah Avokad, yaitu: konsentrasi 80%: 1,368 mm; 90%: 1,391 mm; 95%: 1,171 mm; 100%: 1,800 mm. Ekstrak daging buah Avokad tidak memberikan nilai KHM dan KBM.
Kesimpulan: Pada penelitian ini, efek antibakteri ekstrak daging buah Avokad belum terbukti efektif terhadap Streptococcus mutans.
Saran: Dilakukan penelitian lebih lanjut tentang efek antibakteri ekstrak daging buah Avokad menggunakan metode ekstraksi berbeda.

Nowadays, traditional plants are becoming more often to be used as an
alternative choice for healing mouth diseases, including tootache. One of them is Persea americana, which is known as Avocado, that is used to heal tootache. Avocado fruit contains phenol, flavonoid, alkaloid, and tannin which are studied having an antibacterial effect.
Objective: To determine the antibacterial effect of Avocado fruit extract on Streptococcus mutans.
Method: The bacteria used in this experiment was identified from 20 dental students in University of Indonesia. The experiment used infundasion method to extract the fruit. The extract concentration tested were 80%, 90%, 95%, 100%. The test method of the antibacterial effect were diffusion and dillution method, which were used to determine the inhibition zone, minimum inhibition concentration (MIC) and minimum bactericidal oncentration (MBC).
Result: The inhibition zone of Avocado fruit extract were 80% concentration: 1,368 mm, 90%: 1,391 mm, 95%: 1,171 mm, 100%: 1,800 mm. Avocado fruit extract did not have MIC and MBC values.
Conclusion: On this research, Avocado fruit extract (infundasion method) had not been proven effective to give an antibacterial effect on Streptococcus mutans.
Suggestion: The next research will be about the antibacterial effect of Avocado fruit extract using a different extraction method.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tara Prathita
"Aloe vera memiliki sifat antibakteri karena kandungan senyawa fenolnya. Porphyromonas gingivalis merupakan agen penyebab dominan pada penyakit periodontal. Tujuan penelitian ini untuk menguji efek antibakteri infusum daging Aloe vera terhadap Porphyromonas gingivalis (in vitro). Dilakukan ekstraksi dengan metode maserasi dan infundasi untuk menarik senyawa aktif antibakteri dalam Aloe vera. Uji antibakteri dilakukan melalui metode dilusi (KHM dan KBM) dan difusi (zona hambat). Infusum daging Aloe vera terbukti mengandung senyawa fenol dan tanin. Hasil metode dilusi menunjukkan nilai KHM sebesar 80% dan nilai KBM tidak dapat ditentukan. Hasil metode difusi menunjukkan zona hambat tertinggi sebesar 1,75 mm pada konsentrasi 50% dan 90%. Kesimpulan, infusum daging lidah buaya hanya memiliki sifat bakteriostatik terhadap Porphyromonas gingivalis strain standar ATCC 33277, in vitro.

Aloe vera has been known to possess antibacterial properties because of its phenolic compound. Porphyromonas gingivalis is a dominant etiological agent of periodontal disease. The aim of this study was to examine the antibacterial effect of Aloe vera leaf pulp on rphyromonas gingivalis (in vitro). Extraction of Aloe vera was performed using maceration and infusion method to attract antibacterial active compounds in Aloe vera. The antibacterial test was carried out by applying dilution technique (MIC and MBC values) and diffusion technique (inhibitory zones). Aloe vera leaf pulp infuse revealed the presence of phenol and tannin. The result of dilution method showed that MIC value was at 80% concentration and MBC value could not be determined. The largest inhibitory zone resulting from diffusion method was 1,75 mm at 50% and 90% concentrations. Conclusion, Aloe vera leaf pulp infuse has only bacteriostatic effect on Porphyromonas gingivalis standard strain ATCC 33277, invitro."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Efek antibakteria ekstrak kulit buah delima (Granati fructus cortex) pada Streptococcus mutans in vitro. Granati fructus cortex mengandung senyawa-senyawa antibakteri seperti alkaloid, flavonoid, dan tannin. Tujuan: Mengevaluasi efek antibakteri Granati fructus cortex dalam menghambat pertumbuhan Streptococcus mutans. Metode: Penelitian ini merupakan eksperimental laboratoris yang menguji daya hambat antibakteri menggunakan metode difusi agar dengan media MHA. Hasil: Ekstrak kulit buah delima dalam berbagai konsentrasi memiliki efek antibakteri, ekstrak kulit buah delima dengan konsentrasi 30% memiliki rata-rata zona hambat paling besar (15,4mm). Semakin tinggi konsentrasi ekstrak kulit buah delima maka semakin besar zona hambat yang terbentuk. Hasil uji ini juga menunjukkan adanya perbedaan rata-rata zona hambat dalam berbagai konsentrasi ekstrak kulit buah delima. Simpulan: Granati fructus cortex memiliki efek antibakteri terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans.

The rind of pomegranate fruit (Granati fructus cortex) composed of antibacterial compounds such as alkaloid, flavonoid and tannin. Objective: To evaluate the bacterial effect of Granati fructus cortex extract against Streptococcus mutans. Methods: To study was laboratory experimental. The inhibition test was performed by agar diffusion method on MHA medium. Results: It showed the bacterial property of Granati fructus cortex on various concentration. The highest extract concentration of 30% extract has the largest of inhibition zones (15.4mm). The result showed a difference in the size of inhibition zones related to different extract concentrations. Coclusion: This study confirmed the antibacteria effect of Granati Fructus cortex on the growth of Streptococcus mutants."
Dentistry Study Program, Faculty of Medicine, University of Syiah Kuala, Banda Aceh, 2013
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library