Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 44 dokumen yang sesuai dengan query
cover
H. Atang Tachyat A.R
"ABSTRAK
Angka kematian ibu dan angka kematian bayi di masih tinggi yaitu 4,21 dan 60 per 1000
kelahiran hidup pada-tahun 1992. Berbagai faktor risiko telah diketahui sebagai penyebab
langsung dan tidak langsung dari kematian ibu dan bayi. Pelayanan antenatal atau
Antenatal Care yang baik diyakini merupakan salah satu upaya yang mempunyai daya
ungkit besar dalam usaha menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
Secara kuantitas cakupan pemeriksaan kehamilan di Puskesmas menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Sampai tahun 1991 sebanyak 81.9 % ibu hamil telah tercakup peiayanan antenatal Puskesmas, namun bam 55 % ibu hamil yang memperoleh pelayanan antenatal 4 kali atau lebih (Depkes,1992).
Suatu peneUtian cosas-sect tonal dilaksanakan di Kabupaten Cianjur pada bulan Mei -
# Juni 1995, bertujuan unluk mengetahui faktor-faktor risiko kehamilan yang berhubungan
dengan kualilas (adekuasi) pemanfaatan pelayanan antenatal serta faktor lain yang mempengaruhi hubungan tersebut, dilihal dari sudut pengguna pelayanan yaitu ibu hamil pengunjung Puskesmas. Data diperoleh dari hasil wavvancara, pemeriksaan fisik umum, pemeriksaan kebidanan dan 1 fb ( mctoda Sahli) terhadap 210 orang rcsponden- Pemanfaatan pelayanan dikatakan adckuat bifa ibu memeriksakan kehamilannya kepada pclugas kesehatan pada umur kehamilan trimester pcrtama, paling scdtkil satu kali pada trimcsler-2 dan 2 kali pada trimcster-3.
Hasit penelitian menunjukkan sebanyak 68.1 % responden memeriksakan kehamilannya
pada umur kehamilan trimester pertama, namun hanya 45.2 % ibu yang tergolong memanfaatkan pelayanan secara adekuat. Dari 17 variabel yang diteliti rata-rata tiap ibu memiliki 3 jenis variabel risiko, 17.3 % ibu termasuk kelompok risiko tinggi. Anemia (Hb
Analisis label silang dan regresi logistik menyimpulkan adanya hubungan asosiasi bermakna antara risiko tinggi dengan adekuasi pemanfaatan antenatal (Rasio Odds = 3.06, nilai p = 0-0264). Tujuh variabel penting berhubungan secara bermakna dengan adekuasi
pemanfaatan pelayanan antenatal. Variabel risiko umur, jarak kehamilan, pengetahuan dan pendidikan berhubungan negatif dengan adekuasi pemanfaatan petayanan antenatal ( Rasio Odds = 0.34 - 0.44, nilai p = 0.0003 - 0.0230 ), sedangkan hubungan antara variabel persepsi kesehatan, Hb dan riwayat obstetrik jelek dengan adekuasi pemanfaatan antenatal merupakan hubungan asosiasi Rasio Odds berturut-turut = 2.52, 3.14, dan 3.49; nilai p = 0.0323, 0.0355, dan 0.0309). Diantara empat variabe! kontrol, variabel jarak tidak terbukti secara bermakna
mempengaruhi hubungan variabel risiko kehamilan dengan adekuasi pemanfaatan pelayanan antenatal, sedang variabel jenis peiayanan, ongkos pelayanan serta rencana persalinan secara bermakna mempengaruhi hubungan tersebut terutama terhadap hubungan variabel pengetahuan dengan adekuasi pemanfaatan pelayanan antenatal.
Guna meningkatkan kualitas pemanfaatan oleh ibu hamil, upaya-upaya yang perlu dilaksanakan anrata lain : inlensifikasi penyuluhan mengenai pelayanan antenatal dan risiko kehamilan, meningkatkan kemampuan tenaga bidan, dukun bayi dan kader dalam menentukan faktor risiko ibu pada ibu hamil yang berhubungan secara negatif dengan adekuasi pemanfaatan pelayanan antenatal. Pemantauan terhadap dislribusi tablet Fe, dan K.IE tentang manfaat Fe perlu lebih ditingkatkan dengan melibatkan pelugas gizi, bidan dan dukun serta kadcr. Penelitian ini mendukung upaya-upaya program KIA dalam meningkatkan cakupan persalinan oleh bidan, supervisi terhadap pertoiongan persalinan olch dukun serta pengcmbangan dana sehat untuk ibu hamil.

Abstract
Maternal and infant mortality rates are still high in Indonesia, i.e. 4.21 and 60 per 1000 livebirths respectively in 1992. Various risk factors are known as direct and indirect causes of maternal and infant deaths. A good antenatal care (ANC) is believed as one of the effort that has great impact in lowering both maternal and infant mortality rates. The coverage of ANC at the health centres in Indonesia tends to increase quantitatively. Until 1992 it was reported that 81.9 % of expecting mothers were covered by health centres, but only 55 % had had four times or more visits ( Ministry of Health, 1992 ).
A cross sectional study has been conducted in Cianjur Regency in May-June 1995, identifying the pregnancy risk factors which were related to the quality (adequacy) of
utilization of ANC from the view of users, i.e. expecting mothers attending health centres,
* and to find oui other factors which influence the relationship. Utilization of ANC is difined
as adequate if the expecting mother had her first ANC visit to health personnel during the first trimester, at least once in the second trimester and two consecitive visits in the third trimester of her gestational age. The data were collected from 210 respondent through direct interviews, general physical and obstetric examinations, and Sahli's method for determination oi'hemogobin concentration.
The study revealed that 68.1 % of expecting mothers visited health personnel for the first ANC during the first trimester of gestational age, but only 45 % of them had utilized ANC adequately. Among the 17 variables of the risk factors included in this study, averagely every expecting mother possesed 3 kinds of risk variables and 17.3 % of the mothers were high risk group. Anemia (Hb
Cross-tables and logistic regresion analysis concluded that there was a significant association between high risk factors and the adequacy of ANC utilization ( Odds ratio = 3.06, p value = 0.0264 ). Seven important variables had been identified were significantly related to the adequacy of utilization of ANC. Age, length of spacing, knowledge and education variables were negatively related to utilization of ANC ( Odds ratios = 0.34-0.44 , p values = 0.0003-0.0230 ). In the other hands the variables of health perception, hemoglobin and history of previous delivery were proved having positive association with the adequacy of ANC ( Odds ratios = 2.52, 3.14 and 3.49 respectively, p values = 0.0323, 0.0355 and 0.0309 ). Amongs the four control variables, the distance between mother's homes and the location of ANC facilities was statistically not significant influencing the relationship between the risk factors and utilization of ANC, while the variables of antenatal service (known as 45T), service cost and planning of safe delivery were found affecting the relationship significantly, especially to the relationship between knowledge variable and the adequacy of ANC utilization.
To improve the quality of ANC utilization, health education dealings with ANC and risk factors of pregnancy should be intensified. Knowledge and capability of midwives, traditional midwives and voluntary cadres should be improved in identifying pregnancy risk factors especially those which arc related negatively lo the adequacy ofANC utilization. Monitoring of distribution of Ferrous tablets as well as its communication -information & educational aspects should be more intensified, involving the nutririon staff, midwives, traditional midwives and cadres. The study supports the efforts of MCH program in increasing the coverage of home-deliveries by midwives, supervision of high risk home-deliveries attended by traditional midwives and development of health insurance for expecting mothers."
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Husniyati Bastary
"Angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi yaitu 390 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1994. Penjaringan ibu hamil dengan risiko oleh tenaga kesehatan merupakan indikator untuk memperkirakan besarnya masalah yang dihadapi oleh Program Pembinaan Kesehatan Keluarga dan diharapkan ibu hamil dengan risiko pendapat perhatian khusus, meskipun ibu hamil yang tidak termasuk risiko tidak boleh diabaikan Puskesmas se Kabupaten Ogan Komering Ulu.
Penelitian yang dilakukan dengan metode Cross sectional pada bulan Desember 2000 Januari 2001 bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor risiko kehamilan yang berhubungan dengan kualitas Pemanfaatan Pelayanan Antenatal serta faktor yang mempengaruhi tersebut, dilihat dari sudut pengguna yaitu ibu hamil pengunjung Puskesmas.
Data yang diperoleh dari hasil wawancara, pemeriksaan fisik umum, pemeriksaan kebidanan dan kadar Haemoglobin (metode Sahli) terhadap 210 Responden. Pemanfaatan dikatakan adequat bila ibu memeriksakan kehamilannya kepada petugas Kesehatan, trimester pertama, paling sedikit satu kali, trimester kedua satu kali, dan pada trimester III dua kali.
Dari 17 variabel yang ditegakkan, ada 4 variabel yang terbukti bermakna secara statistik yaitu variabel Tekanan Darah, Kadar Haemoglobine, Hamil kembar dan jarak ke fasilitas kesehatan.
Dari keempat variabel tersebut, variabel hamil kembar dan jarak tak terbukti secara bermakna mempengaruhi hubungan variabel risiko kehamilan dengan Pemanfaatan Pelayanan Antenatal, sedangkan variabel Tekanan darah dan Kadar Haemoglobin secara bermakna mempengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Antenatal.
Untuk meningkatkan kualitas pemanfaatan oleh ibu hamil, upaya-upaya yang perlu dilaksanakan antara lain, Intensifikasi Penyuluhan, mengenai Pelayanan Antenatal dan risiko kehamilan. Meningkatkan kemampuan bidan, dukun bayi dan leader dalam menentukan faktor risiko pada ibu hamil yang berhubungan secara negatif dengan adekuasi Pemanfaatan Pelayanan Antenatal.
Penelitian ini mendukung upaya-upaya Program Kesehatan ibu dan anak dalam meningkatkan Cakupan Persalinan oleh bidan, Superoisi terhadap persalinan oleh dukun serta pengembangan dana sehat untuk ibu hamil

Maternal Mortality rates are still high in Indonesia, i.e. 390 per 100.000,- live births respectively in 1994 one aspects of Antenatal care the Health Centers in indentifying at risk woman and refer them to the district hospital for further Treatment.
The Methodology of the study is cross sectional in Desember - Januari 2001, Health Centered in Regency of OKU. Identifying the pregnancy risk factors which were related to the quality (adequacy) of utilization of ANC from the view of users. i, e. expecting mothers attending health centres, and to fine out other factors which influence the relationship. Utilization of ANC is defined is adequate if the expecting mother had her first ANC visit to health personnel during the first trimester, at least once in the second and two consecitive visits in the third trimester of her gestational age. The data were collected from 210 respondents thought direct intervienes, general pyisical and obstetric examinations, and Sahli's method for determination of Hemoglobin concentration.
From 17 variable only the first four variables were found statistical sigmicant (Blood pressure, Content Hemoglobin, Double Pregnancy, Distance between house to Health facilities).
Among the four variable the Distance between mother's homes and Double Pregnancy was Statistically not significant influencing the relationship between the risk factor and utilization of ANC, while Hemoglobin of content were found affecting the relationship significantly of ANC utilization.
For Improve the quality of ANC utilization, health education dealing with ANC and risk factors of Pregnancy Should be intensified. Knowledge and capability of midwives, traditional midwives and voluntary cadres Should be inproved in identifying pregnancy risk factors especially those which are related negatively to the adequacy of ANC utilization.
The study support the efforts of MCH program in increasing the coverage of home deliveries by midwives, supervision of high risk home deliveries attended by traditional midwives and development of health insurance for expecting mothers."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T1078
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sugeng Fadjar Harijanto
"Untuk dapat mencapai visi Indonesia sehat 2010, telah ditetapkan empat misi pembangunan kesehatan. Salah satu misi tersebut adalah memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat. Strategi yang ditetapkan adalah melalui upaya-upaya promotif dan preventif sebagai kegiatan umum, tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif.
Pada dasa warsa terakhir ini Angka Kematian Ibu (AKI) berdasarkan hasil survei kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun l995, masih relatif tinggi yaitu sebesar 373/100.000 kelahiran hidup (KH), dan berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 1997 AKI di Indonesia sebesar 334/100.000 KH. AKI ini termasuk angka tertinggi sekitar 3-6 kali bila dibanding negara ASEAN lainnya. Upaya untuk menurunkan Angka Kematian Ibu salah satunya adalah dengan meningkatkan pengelolaan pelayanan antenatal sebagai bagian dari upaya promotif dan preventif sesuai dengan pedoman pelayanan antenatal di Tingkat Dasar (Depkes RI, 1998).
Penelitian bertujuan untuk memperoleh informasi secara mendalam tentang proses pengelolaan program pelayanan antenatal di Puskesmas Gladag dan Genteng Kulon meliputi proses pengkajian, perencanaan, penggerakan dan pelaksanaan, serta pemantauan dan penilaiannya. Di samping itu ingin diketahui juga tentang komitmen pimpinan pada kedua Puskesmas terhadap pengelolaan pelayanan antenatal.
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Gladag dan Genteng Kulon Kabupaten Banyuwangi mulai 19 April sampai dengan 22 Mei 2002. Informan penelitian adalah 2 orang Kepala Puskesmas dan peserta diskusi kelompok terarah (DKT) sebanyak 13 orang bidan dan bidan di desa yang bertugas di Puskesmas tersebut. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif.
Dari basil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa proses pengelolaan program pelayanan antenatal di kedua Puskesmas sudah dilakukan dengan baik, tetapi belum dilakukan dengan optimal karena pengelolaannya tidak dilakukan secara menyeluruh dan hanya bersifat insidental yaitu hanya dilakukan pada tahun-tahun tertentu kalau mereka sedang ada kesempatan atau apabila ada instruksi khusus dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi.
Pengelolaan pelayanan antenatal yang dilakukan secara teratur pada kedua Puskesmas tersebut baru pada tahap pengkajian dan pelaksanaan peIayanan antenatal yang bersifat rutinitas. Dalam pelaksanaannya pelayanan antenatal sudah mencakup pelayanan utama "5T" tetapi untuk pelayanan yang bersifat komprehensif belum dilaksanakan secara optimal, terutama dalam melakukan anamnesa, pemeriksaan umum (fisik dan psikologis), dan penyuluhan kesehatan kepada ibu hamil.
Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan agar pengelolaan pelayanan antenatal dilaksanakan menyeluruh dan terpadu yang dilakukan secara teratur setiap tahun. Pelaksanaan pelayanan antenatal sedapat mungkin dilakukan secara komprehensif sehingga deteksi dini ibu hamil resiko tinggi dapat dicapai.

Qualitative Study on Management Process of Antenatal Service Program at Gladag and Genteng Kulon Health Centers of Banyuwangi District, 2002To achieve the vision of healthy Indonesia in 2010 it has been decided four missions in health building. One of those missions is to maintain and improve the quality of health service and the coverage to commumcy at all levels. The strategy that decided was through promotive and preventive efforts as general activity, without put aside the curative and rehabilitative efforts.
On the recent years the Maternal Mortality Rate (MMR) based on the Household Health Survey, 1995 it was still high as 3731100.000 live births, and based on Indonesia Health Demographic Survey, I997 the MMR in Indonesia was 334/100.000 live births. It is the highest rate if compared with the ASEAN countries. One of the efforts in reducing the MNIR is by increasing the antenatal service management at he primary health care (MOH RI, 1998).
The objective of this study is to obtain the information on the process of management program on antenatal service at Gladag and Genteng KuIon Health Centers, it coverings the review process, planning, motivating and implementation, and also controlling and its assessment. Besides that, it also to know the commitments of those leaders of the Health Centers.
This study was conducted at Gladad and Genteng Kulon Health Centers of Banyuwangi District since April 19 - May 22, 2002. The informants of this study are two heads of those Health Centers and 13 midwives as the participant of the Focus Group Discussion, and the Village Midwives whose are giving service at those Health Centers. The type of study used qualitative.
Based on the result of this study, it can be concluded that the process of management program on antenatal service at two Health Centers has been conducted in good order, however it has not conducted in optimal yet, since their management are not conducted in entirely. It only conducted on the certain years, if there were opportunities or if there was special instruction from the Local Health Service, Banyuwangi District.
The management program on antenatal service that conducted regularly at those Health Centers, it only on the reviewing phases and implementation of antenatal service. On their implementation of antenatal service it covering the main service in "5T", however on service that comprehensively it has not conducted yet in optimal, especially in doing anarnnesa and general check-up (physic and psychology), and also education to the pregnant mothers.
Based on the result of this study, It is recommended that the management of antenatal service should be conducted in entirely and integrated in regularly and in each year. The implementation of antenatal service as could as possibly comprehensively, so early detection for pregnant mothers with high risk can be achieved.
References: 63 (1968-2001)."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T2527
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dien Emawati
"Unicef ( 1996 ) menyatakan bahwa angka kematian ibu ( AKI ) di Indonesia tertinggi di negara Asean sebesar 450 per 100.00 kelahiran hidup.Upaya untuk menurunkan AKI adalah dengan melalui layanan antenatal terhadap ibu hamil yang sesuai dengan standard Iayanan antenatal Depkes RI yaitu 5 T ( timbang BB , ukur TB, ukur tekanan darah, ukur TF, vaksinasi TT dan pemberian tablet Fe ).
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran kepatuhan Bidan terhadap SOP layanan antenatal di KIA Puskesmas Jakarta Pusat tahun 1998 dan faktor faktor yang mempengaruhinya. Desain penelitian adalah pendekatan kuantitatif dengan rancangan Cross Sectional. Pengamatan dilakukan di seluruh Puskesmas Jakarta Pusat sebesar 37 dengan 53 tenaga bidan yang berinteraksi dengan ibu hamil sebanyak 159 yang mempunyai kriteria hamil pertama dengan kunjungan pertama.Pengumpulan data dilaksanakan dengan menggunakan daftar isian terhadap pengamatan interaksi antara bidan dengan ibu hamil berikut sarana yang ada di Puskesmas kemudian wawancara terhadap bidan yang dilaksanakan setelah pengamatan.
Hasil analisis univariat terhadap 8 komponen kegiatan layanan antenatal , kepatuhan bidan terhadap SOP yang baik dengan nilai skoring 100 menunjukkan sebagai berikut , pelaksanaan cara anamnesis 37.7 % , penimbangan berat badan 37.7 % , pengukuran tinggi badan 30.2 % , pemeriksaan tekanan darah 60.4 % , pemeriksaan tinggi fundus 88.7 %, vaksinasi tetanus toxoid 52.8 % , pemberian tablet besi 49.1 % dan pemberian penyuluhan 22.6 %. Dan dari penjumlahan ke 8 kegiatan tersebut yang merupakan hasil kepatuhan Bidan terhadap SOP layanan antenatal dengan nilai skoring 800, menunjukkan kepatuhan baik sebesar L89 % sedangkan sisanya 98.11 % merupakan kepatuhan tidak baik. Pada struktur menunjukkan hasil sebagai berikut, jumlah Bidan dengan jenis pendidikan Perawat Bidan ( PPB - A) lebih banyak daripada jumlah Bidan dengan jenis pendidikan Bidan ( PPB - C ) , jumlah Bidan yang mempunyai masa kerja > 10 tahun lebih banyak daripada Bidan yang mempunyai masa kerja 5 10 tahun , Bidan yang mempunyai sarana tidak lengkap lebih banyak daripada Bidan yang mempunyai sarana lengkap , dan Bidan yang tidak pernah mendapatkan penghargaan lebih banyak daripada Bidan yang pernah mendapatkan penghargaan.
Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara masa kerja , pelatihan dan kelengkapan sarana dengan nilai p < 0.05 dengan kepatuhan Bidan terhadap SOP layanan antenatal. Nilai rata rata kepatuhan Bidan yang mempunyai masa kerja > 10 tahun ( 643.0415 ) lebih tinggi dibanding Bidan yang mempunyai masa kerja10 tahun ( 565.7233 ) , nilai rata rata kepatuhan Bidan yang mempunyai sarana lengkap ( 662.3225 ) lebih tinggi dibanding dengan nilai rata rata Bidan yang tidak mempunyai sarana lengkap ( 598.0596 ). Dan sernakin lama pelatihan semakin tinggi nilai kepatuhan bidan terhadap SOP layanan antenatal (r = 0.321 ).
Dari analisis multivariat menunjukkan adanya hubungan antara kepatuhan Bidan dengan masa kerja ( nilai B = 65.954) dan sarana ( nilai B = 79.182 ) dengan keeratan antara kepatuhan Bidan dengan keduanya yang tertinggi adalah sarana (ß = 0.385 ), kemudian masa kerja (ß = 0.321 ).

In 1996 'UNICEF stipulated that maternal mortality rate has the highest among Asean Countries which is 450 per 100.000 of live birth. Efforts to reduce the maternal mortality rate are done through antenatal services toward expected mothers according to standard of antenatal services of the Health Department of the Republic Indonesia such body weight measurement , height measurement , blood tension measurement , fundus height measurement , TT vaccination and administration of Fe tablets.
The purpose of this research is to examine the obedient of midwives in antenatal services SOP in KIA Puskesmas in central Jakarta 1998 and factors which affect them. The research design is a quantitative approach with Cross Sectional Method. The observation were done in 37 Puskesmas with 53 Midwives in interaction with pregnant Women as many as 159 which criteria of first pregnancy during their first visit. Data collection was done by using questioner on the observations of interaction between the midwives and pregnant women, Also the data about facilities available in the Puskesmas and followed by interview data towards the midwives that conducted the observation.
The proceeds of univariate analysis of 8 activity of the midwives components with the best score 100 points, shows as follows : anamnesis method implementation 37,7 %, weight measurements 37,7 %, blood pressure measurements 60,4 %, fundus height measurements 88,7 %, toxoid tetanus vaccination 52,8 %, feerum tablets administration 49,1 %, and consoling 22,6 %. Total score of the 8 activity is the obedient of midwives with 800 score which indicates good obedient 1,89 % , while the rest 98,11 % is not good obedient. The results show as follows : the number of midwives that have midwives nurse education is larger than the number of midwives education , the number of midwives that have worked > 10 years is larger than the those that have worked < 10 years , midwives that do not have complete facilities is larger than those that have complete facilities , and midwives never obtained certificates is larger than those that have obtained certificates.
Bivariate analysis indicates that there is significant correlation between years of work, training and facilities with p < 0,05 and the obedient of midwives. Average value of obedient of midwives that have worked > 10 years ( 643.0415 ) is higher compared to that have work 5 10 years ( 565.7233 ), average value of obedient of midwives that have complete facilities ( 662.3225 ),is higher compared to average value of obedient of midwives that do not have complete facilities ( 598.0596 ). The longer the midwives receive training the higher their obedient score (r= 0.321 ).
From the multivariate analysis it can be seen that there is a correlation between the obedient of midwives and the length of work ( B=65.954 ) and facilities ( B=79,1182) and closeness between the obedient of midwives with both factors : the highest one is with facilities (ß = 0.385), and then with length of work (ß = 0.321 ).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulastini
"ABSTRAK
Untuk dapat mewujudkan Visi Indonesia Sehat 2010 maka diterapkan empat
misi pembangunan kesehatan dan salah satunya adalah memelihara dan meningkatkan
pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau. Dalam rangka meningkatkan
mutu pelayanan di Rumah Sakit telah dikembangkan akreditasi dan di Puskesmas
dikembangkan Jaminan Mutu Pelayanan Kesehatan Dasar atau Quality Assurance
(QA).Dalam QA pelayan kesehatan dasar mengukur penampilan terhadap standarstandar
, yang dapat dipantau dengan menggunakan daftar tilik yang dapat digunakan
untuk mengukur tingkat kepatuhan petugas dc;.lam menerapkan standar yang telah
ditetapkan.
Rendahnya kepatuhan bidan terhadap standar pelayanan antenatal di 9
puskesmas Kabupeten Musi Banyuasin yang telah mendapat pelatihan QA mendorong
peneliti untuk mencari faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan bidan
terhadap standar pelayanan antenatal.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang kepatuhan bidan
terhadap standar pelayanan antenatal di 9 puskesmas Kabupaten Musi Banyuasin
Propinsi Sumatera Selatan tahun 2001 dan faktor internal dan ekstemal yang
berhubungan dengan kepatuhan bidan terhadap standar pelayanan antenatal.
Penelitian ini dilakukan di 9 puskesmas Kalmpaten Musi Bayuasin Propinsi
Sumatera Selatan pada bulan April s/d Juni 2001. Sam pel penelitian adalah semua bidan
yang bertugas di unit KIA puskesmas sejumlah 50 orang. Jenis penelitian adalah cross
sectional.
Analisis yang digunakan adalah analisis univariat untuk melihat distribusi
frekuensi, bivariat dengan chi squere dan multivariat dengan uji regresi logistik. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kepatuhan bidan di 9 puskesmas masih rendah yaitu
54%.
Dari analisis bivariat didapatkan faktor internal yang berhubungan dengan
kepatuhan bidan adalah sikap, motivasi, sedangkan faktor ekstemal adalah beban kerja
dan supervisi. Dari hasil analisis multivariat didapatkan faktor yang paling dominan
adalah supervisi.
Disarankan terutama kepada kepala puskesmas agar melakukan supervisi internal
kepada bidan secara terus menerus dalam rangka bimbingan teknis dan meningkatkan
pengetahuan serta keterampilan sehingga dapat memberikan pelayanan antenatal yang
Iebih bermutu. Disamping itu juga agar sistem reward and punishment dilaksanakan
dengan konsisten serta uraian tugas para bidan ditinjau kembali, sehingga tidak terjadi
bidan mempunyai tugas rangkap. ~epada Dinas Kesehatan Kabupaten agar merubah
cara pendekatan supervisi lebih kearah menasehati dan membimbing serta membantu
pemecahan masalah."
2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nolan, Mary
London: Bailliere Tindall, 1998
618.24 NOL a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Rachmawati Ismaya
"

Fasilitas pelayanan kesehatan merupakan tempat persalinan ideal untuk mendapatkan kesehatan optimal bagi ibu maupun bayi. Hampir seluruh ibu di Indonesia telah memiliki akses ke pelayanan kesehatan namun 20% persalinan tidak dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan (Balitbangkes, 2019). Studi ini membahas tentang pengaruh performa dan jenis pelayanan kesehatan ibu terhadap perilaku pemilihan tempat bersalin berdasarkan data SIRKESNAS 2016 dengan analisa regresi logistik. Beberapa temuan diantaranya adalah antenatal care (ANC), program perencanaan persalinan dan asuransi kesehatan memiliki pengaruh signifikan dalam pilihan tempat bersalin. Lebih dalam lagi, pelayanan ANC yang memiliki pengaruh signifikan pada pemilihan fasilitas pelayanan kesehatan sebagai tempat bersalin adalah tenaga kesehatan yang melakukan pemeriksaan ANC, pemeriksaan tekanan darah dan ultrasonografi (USG) maternal. Edukasi kesehatan maternal selama ANC juga memiliki pengaruh pada pemilihan tempat bersalin namun tidak signifikan. Oleh karena itu, peningkatan kualitas pelayanan ANC terutama penyediaan tenaga kesehatan yang tepat dan pelayanan pemeriksaan maternal terutama pemeriksaan tekanan darah dan USG serta pelaksanaan program perencanaan persalinan dan peningkatan cakupan asuransi kesehatan hendaknya menjadi konsen utama dalam kebijakan program kesehatan maternal terutama untuk mendorong persalinan di fasilitas kesehatan.

 


Health facility is an ideal place for child birth to obtain optimum outcomes for maternal and neonatal health. Most of mothers in Indonesia have access to healthcare but 20% of them do not give birth in a healthcare facility (Balitbangkes, 2019). This study discusses the influence of the maternal health services on choosing a healthcare facility for birth. This research utilized the SIRKESNAS 2016 data and analyzed it using logistic regression. Some findings shown that antenatal care (ANC), birth planning, and health insurance have a significant influence on the decision of a healthcare-facility birth, and the service of ANC particularly the health professional provider and maternal examination such as in the form of blood pressure test and ultrasonography (USG) substantially affect the decision regarding the place of birth. Although maternal education during ANC also influences it, but it statistically has weak significance. Thus, to encourage mother to deliver in a healthcare facility, improving the quality of ANC services including the availability health professional as an ANCs provider, providing blood pressure tests and USG maternal examination, and expanding the coverage of delivery insurance are the prominent concerns for healthcare policy

"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prem Bhandari
"This paper investigates caste /ethnicity based inequity in women's health service utilization, particularly focusing on antenatal care (ANC) in the socioculturally complex patriarchal context of Nepal. Numerous studies worldwide have examined the effects of various factors contributing to antenatal care. However, much less is known about the influence of caste/ ethnicity on women's health-care utilization in Nepal. Using the nationally representative Nepal Demographic Health Survey (NDHS) Data 2011, a multilevel logistic regression was run with results suggesting that both non-economic (caste/ethnicity) and economic (household wealth) factors influence women's health-care utilization. First, women who belong to a disadvantaged caste/ethnicity such as the Hill Janajafi, Hill and Terai Dalit and Muslims are significantly less likely to make four plus antenatal care visits compared to the advantaged Bahun/Chhetri mothers. Second, mothers who belong to the wealthier category are significantly advantaged in terms of using antenatal care services compared to the poorest category of mothers. Third, contrary to the common assumption, mothers from the advantaged caste/ethnicity (Bahun/Chhetri and Newar) do not always fare better in all aspects of life; when from the poorest households, they are not significantly different in terms of antenatal care compared the poorest mothers who are from a disadvantaged caste/ethnicity. Tliese findings offer evidence against the misassumption that individuals of advantaged caste/ ethnicities are always privileged, suggesting that health policies should take into account the intertwining effects of both caste/ethnicity and economic status in order to improve women's health and well-being."
United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific, 2016
300 APPJ 31:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Schott, Judith
Edinburgh: Books for Midwives , 2003
618.24 SCH l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yayuk Sri Rahayu
"Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator kesejahteraan suatu bangsa. Upaya yang dilakukan di bidang kesehatan adalah dengan meningkatkan umur harapan hidup, dengan cam menurunkan Angka Kcmatian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Dibanding ncgara- negara ASEAN, AKI dan AKB di Indonesia masih tinggi, demikian juga kondisi AKI dan AKB di Jawa Barat, termasuk di Kabupatcn Karawang.
Pelayanan antenatal merupakan salah satu intervensi kesehatan yang paling cfektif untuk pencegahan kesakitan dan kematian ibu. Kematian ibu dapat dicegah bila komplikasi dan keadaan resiko tinggi kehamilan dapat dideteksi sejak dini melalui pemeriksaan antenatal sedini' mungkin. Hasil kegiatan yang dilakukan oleh bidan di desa Kabupaten Karawang dalam pelayanan antenatal (cakupan ANC KI dan K4}, menunjukkan adanya kesenjangan yang tinggi. Hal ini merupakan indikator bahwa kincda bidan di desa masih belum baik.
Tujuan peneiitian ini untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, pengalaman, tempat tinggal, motivasi, kelengl-:apan alat, supervisi dan klasiiikasi desa dengan kinerja bidan di desa dalam pelayanan antenatal. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional, dengan populasi semua bidan di desa sebanyak 305 respondcn. Sampel penelitian semua populasi, yang berhasil didata sebanyak 289 responden. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Maret-April 2008, di Kabupatcn Karawang, dengan wawancara dan menggunakan kuesioner. Analisis univariat dengan mcmbuat distribusi frekuensi masing-masing variabel, analisis bivariat dengan uji kai kuadrat dan analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda dengan kriteria kemaknaan p<0,0S.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi bidan di desa yang mempunyai kinerja kurang (49,8%),. sedikit Iebih rendah dibanding bidan di desa yang mempunyai kinerja baik (50,2%). Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa variabel pengetahuan tentang umur kehamilan dan fokus supervisi berhubungan signifikan dengan kinerja bidan di desa. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa variabel fokus supervisi bcrhubungan signifikan dengan kinerja bidan di desa. Bidan di desa dengan fokus supervisi kurang akan berpeluang mempunyai kineqja kurang, 1,7 kali lcbih besar dibanding bidan di desa dengan fokus supervisi baik.
Berdasarkan basil pcnelitian, penulis merekomendasikan saran sebagai berikut: Bagi Puskesmas dan Dinas Kesehatan perlu meningkatkan supervisi dengan cara mcmbuat jndnval supervisi, cek list, kemudian didiskusikan, sampai terbentuk formulasi tentang masalah yang ada, menentukan penycbab masalah, prioritas dan membuat langkah- langkah perbaikan, membuat komitmen bersama untuk pcrbaikan, melakukan pelatihan bagi pctugas supervisi, kemudian melakukan uji coba, menilai hasi I yang dicapai dan menentukan tindak Ianj ut bcrikutnya.
Bagi bidan di desa perlu memahami kembali tentang tujuan, wewenang, lugas pokok dan fungsi sebagai bidan di desa, meningkatkan kerjasama, lebih proaktif dan meningkatkan .sq/T skiil. Bagi masyarakat perlu kexjasama dan partisipasinya dalam pelayanan antenatal. Bagi peneliti lain perlu dilakukan penelitian tentang fokus supervisi untuk meninkatkan kinerja bidan di desa dalam pelayanan antenatal dengan wawancara independen dan tentang kinerja bidan di desa secam komprehensif.

The level of public health is one of the indicators related to the wealth of society. One of the efforts being done in the health subject is to increase the age life expectancy by reducing the matemal mortality rate (MMR) and neonatal mortality rate (NMR). Comparing to the other ASEAN countries, Indonesia’s MMR and NMR are still high, and so docs for of West .lava’s MMR and NMR, including Karawang regcncy.
Antenatal care is one of the most effective health interver' veventing the matemal morbidity and mortality. Matemal mortality ca- vented, if complication and high risk conditions are detected early by anten. are. Activity result of village midwives on antenatal care in Karawang rcgency (including ANC KI dan K4) shows high discrepancy; which indicates that village midwives performances is not yet good.
The research objective is to tind out the link between knowledge, experience, residence, motivation, full-equipments, supervision and village classification with village midwives' performances in the antenatal care. This research of cross sectional program, uses a population of all the village midwives which are 305 respondents. The sample is using all ofthe population, 289 are successiiilly recorded as data. The data collection is started from March until April 2008, in Karawang regency, through interview and questionnaire fonns. Univariate analysis by making frequency distribution of such variable, bivariate analysis by chi square test and multivariate analysis by multiregression logistic test with p va1ue<0,05.
The research result shows that the proportion of the village midwives with low performance (49,8%) is almost the same as the village midwives with good performance (50,2%). The bivariate analysis shows variable knowledge of the age of pregnancy and supervision focus has significant relationship with the village midwives’ performance. The village midwives with less supervision focus have an opportunity to perfonn less by 1.7 times greater than the village midwives with good supervision focus.
According to research results, writer recommends advises as the following: For the Public Health Center and Official Health needs an improvement on supervision by making supervision schedule, check list and continued with discussions, in order to find the formulation ofthe existing problem, the cause of the problem, priorities and developing solving steps, making commitment together to improve, conducting training for supervision officers, then conducting testing which evaluate the result and decide the next steps.
For the village midwives, they need to understand the objectives, authority, the main function and responsibilities as village midwives, to improve teamwork, be more proactive and to improve soft skill. For the surrounding society, its teamwork and participation are importantly needed in the antenatal care. For other researchers, it is needed to carry on further researches about supervision focus to improve the village midwives performance in the antenatal care with independent interview and about comprehensive of the village midwives performance.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T34360
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>