Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Foley, Sallie
New York: Guilford Press, c2012.
613.95 FOL s (1);613.95 FOL s (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Individu yang mengalami masa klimakterium akan merasakan tanda dan gejala berupa
rasa panas pada wajah, berkeringat berlebihan, hal tersebut mengakibatkan perasaan
tidak nyaman , serta adanya rasa sakit saat berhubungan intim dengan pasangannya
mengakibatkan perasaan tertekan sehingga perlu dicarikan jalan keluar untuk
mengatasinya. Semua hal tersebut melatar belakangi peneliti untuk melihat lebih jauh
tentang "pengaruh masa klimaktarium terhadap pemenuhan kebutuhan seksual pada
wanita. Tujuan penelitian adalah untuk mendapat gambaran yang Iebih jelas tentang
pengaruh masa klimakterium terhadap pemenuhan kebutuhan seksual pada wanita.
Penelitian ini melibatkan 30 responden sesuai dengan kriteria yaitu : wanita, umur 40 -
60 tahun, sedang melakukan konseling / pengobatan di poliklinik RSPAD Gatot soebroto,
dapat membaca dan menulis. Penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal 2/1-2002 - 18/1-
2002.Pengolahan data dengan uji statistik tedensi sentral untuk data demografi dan
korelasi untuk mencari hubungan antara masa klimakterium dengan pemenuhan kebutuhan
seksual wanita. Adapun hasil yang didapat adalah umum responden terbanyak yang
melakukan konseling / pengobatan di poliklinik menopause RSPAD Gatot Soebroto
antara 46 - 55 tahun, pendidikan terbanyak yang melakukan koseling / pengobatan
adalah akademik (perguruan tinggi), sedangkan pengaruh masa klimakterium trhadap
pemenuhan kebutuhan seksual wanita didapat nilai “ r “ sebesar 0,603 dan uji
kemaknaan ( “t”) sebesar 3,98, sehingga dapat peneliti simpulkan bahwa ada korelasi
kuat/ atau hubungan yang signifikan antara masak klimakterium dengan kebutuhan
pemenuhan seksual wanita. Harapan peneliti dapat memeberi masukan dalam hal
memberikan pendidikan yang sedang menglami masa klimakteirum, karena dengan
pemahamam yang baik tentu klin akan lebih mudah untuk menjalani kehidupan
selanjutnya."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5187
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nurul Aini
"ABSTRAK
Menopause merupakan periode normal pada perempuan ditandai dengan berhentinya siklus menstruasi selama 12 bulan. Menopause mengakibatkan organ reproduksi secara anatomi dan fungsi berubahsehingga mempengaruhi fungsi seksual perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengambarkan fungsi seksual perempuan menopause di Kelurahan Depok dan Pancoran Mas,menggunakan metode survei deskriptif, cross-sectional,dengan sampel sebanyak 106 responden, dipilih secara consecutive sampling. Instrumen yang digunakan adalah Female Sexual Function Index. Hasil penelitian dengan analisis univariat menunjukkan bahwa 90,6 % memiliki resiko disfungsi seksual, sedangkan 9,4% memiliki fungsi seksual normal. Penyuluhan dan konseling masalah seksualitas penting dilakukan sebagai upaya memberikan pendidikan kesehatan bagi perempuan usia menopause.

ABSTRACT
Menopause is a normal period when menstrual cycle was absent for twelve monthsconsecutively. Menopause causes reproduction organs to change anatomically and functionally thus affects female sexual function. In response, this research was conducted to describe the characteristics and sexual function of menopausal woman in Depok and Pancoran Mas sub-districts.It uses descriptive survey design with cross-sectional approach on 106 respondents chosen by consecutive sampling technique. The respondents were interviewed usingFemale Sexual Function Index. Findings, with univariat analysis, demonstrates that 90,6 % respondents have risk for sexual dysfunction while only 9,4 % repondents have normal sexual function. This research suggests it is important to conduct seminar and counseling activitiesregarding sexuality issues as an effort to educate menopausal woman.
"
2015
S61064
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desti Anggraeni
"Fungsi seksual ibu hamil dapat mengalami perubahan. Hal tersebut dapat berdampak terhadap keharmonisan rumah tangga. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan fungsi seksual selama kehamilan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain deskirptif analitik pendekatan cross sectional. Hasil penelitian memaparkan bahwa dari 201 ibu hamil dengan mayoritas rerata usia 27,76 tahun SD=5,46 bahwa 46,8 94 orang mengalami resiko tinggi disfungsi seksual. Hal ini berhubungan dengan usia kehamilan yang semakin meningkat, tingkat pendidikan lebih rendah, tidak bekerja, dan kehamilan yang tidak direncanakan. Hasil penelitian ini memperkuat bahwa pengkajian mengenai faktor-faktor fungsi seksual dan pemberian edukasi seksualitas penting digencarkan, baik secara keilmuan atau pelayanan kesehatan untuk meningkatkan nilai fungsi seksual ibu hamil.

Sexual function in pregnant women perceived change and has a significant impact in a families tranquility. The purpose of this study to overview sexual function of pregnant women and the related factors. 201 pregnant women participated in the study. The study use quantitative methods to design descriptive analytic approach of cross sectional study. Results of study from 201 pregnant women participated in the study that mean age of participants was 27,76 years SD 5,46 . Over all 94 women 46,8 scored less than mean on sexual functioning. The results obtained from chi square model demonstrated that older age of women and husband, longer duration of marriage, older stageof pregnancy, lower education, house wife, and unwanted pregnancy were related factors contributing to disturbed sexual functioning among couples. Results of study reinforce assessment between related factors of sexual function and sexual education is important to be encouraged both in study and health service to improve the quality of sexual function.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Aulia Brilianti
"Fokus penelitian tesis ini adalah permasalahan seksualitas perempuan. Dalam masyarakat yang berideologi patriarki perempuan selalu diposisikan sebagai objek. Begitu pula dalam hal seksualitas. Nilai-nilai seksualitas yang diadopsi masyarakat mengandung karakter objektitikasi terhadap perempuan. Sebagai individu yang bebas, perempuan memiliki keinginan dan kapasitas untuk menjadi subjek. Narasi 10 orang perempuan informan dalam penelitian ini memperlihatkan perjuangan untuk menjadi subjek dalarn konteks relasi perempuan dengan Dasangannya. Sebagai subjek, perempuan ingin hasrat dan keinginan pribadinya dikenali, dihormati, mendapat prioritas yang sama penting dengan laki-laki. Akan tetapi, ideologi patriarki yang tertanam kuat masih memerangkap perempuan dalam posisi dan sudut pandang sebagai objek.

The focus of this study is the problem of women sexuality. Women are always positioned as the object in the society which hold the ideologyof patriarchy. Similarly, in terms of sexuality. The values of sexuality adopted by the society contains the character of objectitication of women. As free individuals, women have the will and capacity to become the subject. The naration of ten women in this study showed the struggle to become subjects in the context of -women`s relationships with their partners. As a subject women wants their own passion and desire recognized, respected, and become a priority that is as important as men. However, the ideology of patriarchy is still lirmly believed and adopted, so women are still trapped in the positions and point of view as an object. "
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2010
T33846
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hanny Fadiah
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas faktor yang berhubungan dengan konsistensi penggunaan kondom pada Wanita Pekerja Seksual (WPS) di 10 kota di Indonesia menggunakan data sekunder Survei Cepat Perilaku WPS tahun 2010 dan 2011. Desain studi yang digunakan adalah cross sectional. Pada model multivariat uji regresi, menawarkan kondom, penggunaan kondom seks terakhir, dan tempat mendapatkan kondom memiliki hubungan dengan konsistensi penggunaan kondom. Oleh karena itu, disarankan penguatan kapasitas pendidik sebaya, sosialisasi kondom melalui media, dan pemberian KIE dengan diskusi kelompok atau bermain peran pada waktu sore hari sebagai upaya menggunakan kondom secara konsisten untuk mencegah dan mengurangi kasus IMS dan HIV.

ABSTRACT
This thesis examined the association factors about consisteny of condom use among female sex worker (FSW) in 10 cities in Indonesia using secondary data behavioral rapid survey among FSW in 2010 and 2011. The study used crosssectional study design. In a logistic multiple regression model, negotiation condom, condom use at last sex, and place to get condom were associated with consisteny of condom use. Therefore, it recommended to make the affirmation of peer educator capacity, condom socialization, and give communication, information, and education with focus group discussion or role play to FSW in the evening as one of effort to condom use consistently to prevent and decrease the cases of STDs and HIV."
2014
S56126
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fanny Riana Ridwan
"Pendahuluan dan Tujuan: Pada penelitian ini, peneliti ingin mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan gangguan seksual pada wanita menikah yang bekerja pada bidang pelayanan kesehatan.
Metode: Fungsi seksual dinilai dengan kuesioner Female Sexual Function Index (FSFI). Analisis data dilakukan dengan chi-square test or Fisher Exact Test
Hasil: Semua subjek yang mengalami overweight atau obesitas memiliki masalah nyeri terbanyak (p value 0.034). Wanita dengan diabetes mellitus memiliki masalah kepuasan yang lebih tinggi (p=0.002, OR 13.13, CI 1.73-99.91). Wanita yang menggunakan kontrasepsi memiliki masalah orgasme yang lebih rendah dibandingkan wanita yang tidak menggunakannya (p<0.004, OR 0.33, CI 0.15-0.72). Subjek yang bekerja sebagai staf medis seperti perawat/bidan, farmasi, radiografer memiliki masalah nyeri yang lebih tinggi (71.43%) dibandingkan dengan staf non medis (petugas administrasi) (OR 27.47, CI 3.73-202).
Kesimpulan: IMT yang berlebih (overweight/obesitas), diabetes mellitus, penggunaan kontrasepsi, dan tenaga kesehatan adalah faktor risiko yang signifikan yang mempengaruhi munculnya gangguan seksual pada wanita yang bekerja di rumah sakit.

Introduction & Objectives: In this study, we want to evaluate the risk factors associated with sexual dysfunction in married women working in health care system.
Material & Methods: The sexual function was assessed in the questionnaire using Female Sexual Function Index (FSFI). The analysis was conducted using chi-square test or Fisher Exact Test.
Result: All participants who were overweight/obese had highest pain problem (p value 0.034). Women with diabetes mellitus had higher satisfaction problems (p=0.002, OR 13.13, CI 1.73-99.91). The females who used contraception had significantly lower orgasm problems (p<0.004, OR 0.33, CI 0.15-0.72. Participants who worked as medical staff such as nurse/midwife, pharmacist, radiographer had higher pain problems (71.43%) compared to medical staff (administration staff) (OR 27.47, CI 3.73-202).
Conclusion: The BMI (overweight/obesity), diabetes mellitus, the use of contraception, and the medical occupation were the significant risk factors to sexual dysunction problem in women working in the hospital.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahmi Kasmanely
"Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana konstruksi seksualitas perempuan terutama pada pengalaman ibu saat dirinya baru menjadi ibu melalui praktik digital di komunitas virtual. Studi-studi terdahulu menyatakan bahwa perempuan yang baru menjadi ibu mengalami sejumlah perubahan besar dalam memposisikan identitas dirinya yang berdampak pada pemaknaan kehidupan seksual perempuan. Definisi yang sempit mengenai seksualitas perempuan telah membatasi perempuan mengakses informasi dan mencari dukungan mengenai masalah seksual yang dihadapi. Namun, terdapat studi yang menunjukkan bahwa komunitas virtual yang terbentuk dalam ruang digital mampu memberikan wadah untuk mendiskusikan hal-hal yang tabu, seperti seksualitas perempuan. Dengan demikian, peneliti berargumen bahwa komunitas virtual dapat menjadi ruang baru untuk mendiskusikan dan mencari informasi seputar isu perempuan yang tabu dibicarakan, seperti seksualitas, sehingga memungkinkan terjadinya proses konstruksi seksualitas perempuan pada perempuan saat mereka baru menjadi ibu. Pengumpulan data dilakukan secara kualitatif yang mencakup proses wawancara mendalam dan observasi terhadap interaksi yang ada di dalam media sosial dan grup Whatsapp komunitas Halo Ibu. Informan dalam penelitian ini adalah (1) informan merupakan perempuan yang memiliki anak untuk pertama kalinya dalam kurun waktu 1-2 tahun setelah menikah; (2) informan merupakan perempuan yang termasuk ke dalam anggota Komunitas Halo Ibu; (3) informan merupakan perempuan yang memiliki pengalaman melahirkan sebelumnya yang menunjukkan adanya pengalaman seksual berbeda dari satu anak ke anak lainnya; (4) informan merupakan perempuan yang memiliki anak berusia 0-5 tahun; (5) informan merupakan perempuan yang bertempat tinggal di Indonesia. Temuan dalam penelitian ini memperlihatkan bahwa karakteristik komunitas virtual telah menyediakan ruang terbuka dan aman untuk membahas isu-isu tabu mampu mengintervensi perempuan dalam memaknai seksualitas mereka. Pemaknaan seksualitas perempuan ditinjau dari pengalaman kehidupan seksual yang meliputi pola hubungan dengan pasangan, perilaku seksual, praktik seksual, yang sejalan dengan konsep sexuality in gender framework Dixon Mueller.

This study aims to understand how the construction of women's sexuality, especially in the experience of new mothers through digital practices in virtual communities. Previous studies suggest that women who have just become mothers experience a number of major changes in the positioning of their identity, which has an impact on the meaning of women's sexual lives. Narrow definitions of women's sexuality have restricted women from accessing information and seeking support about their sexual problems. However, there are studies that show that virtual communities formed in digital spaces are able to provide a platform to discuss taboo subjects, such as women's sexuality. Thus, the researcher argues that virtual communities can be a new space to discuss and seek information about taboo women's issues, such as sexuality, thus enabling the process of constructing women's sexuality in women when they are new mothers. Data collection was conducted qualitatively, including in-depth interviews and observations of interactions within the social media and Whatsapp groups of the Halo Ibu community. The informants in this study are (1) women who have children for the first time within 1-2 years after marriage; (2) informants are women who are members of the Halo Ibu Community; (3) informants are women who have previous childbirth experiences that show different sexual experiences from one child to another; (4) informants are women who have children aged 0-5 years; (5) informants are women who live in Indonesia. The findings in this study show that the characteristics of virtual communities have provided an open and safe space to discuss taboo issues that can intervene women in interpreting their sexuality. The meaning of women's sexuality is reviewed from the experience of sexual life which includes patterns of relationships with partners, sexual behavior, sexual practices, which are in line with the concept of sexuality in gender framework Dixon Mueller."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhalimah
"Persepsi ibu hamil primpipara trisemester l tentang hubungan seksual dipengaruhi oleh perubahan fisiologis, respon psikologis dan faktor yang mempengaruhi persepsi ibu tentang hubungan seksual yaitu pengetahuan, pendidikan, pengalaman, kultur, kepercayaan, keyakinan religi, dan sires akibat interaksi sosial. Persepsi yang positif tentang hubungan seksual selama kehamilan akan berdampak pada respon psikologis dan perilaku. Ibu hamil dikatakan memiliki persepsi yang positif bila ibu hamil tidak akan menolak melakukan hubungan seksual, sedangkan ibu hamil dikatakan memiliki persepsi yang negatif maka ibu hamil akan menolak melakukan hubungan seksual.
Tujuan penelitian untuk mengetahui persepsi ibu hamil primipara trisemester I tentang hubungan seksual, dan faktor yang berhubungan dengan persepsi tersebut. Meode penelitian ini adalah deskriptif dengan desain cross sectional . Tehnik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah non probability sampling jenis concecutive sampling.
Pengolahan hasil penelitian ini menggunakan uji statistik beda proporsi chi kuadrat dengan menggunakan 2 analisis : analisis univariat dengan menggunakan distribusi frekuensi untuk karakteristik ibu hamil yang terdiri dari perubahan fisiologis dan psikologis , faktor yang mempengaruhi persepsi yang terdiri dari pengetahuan, kultur/adat istiadat dan keyakinan yang dianut, serta persepsi ibu hamil tentang hubungan seksual. Analisis bivariat untulc mencari hubungan antara karakteristik, faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dengan persepsi itu sendiri tidak peneliti lakukan karena hasil analisis univariat telah dapat menjelaskan bahwa tidak ada hubungan antara karakteristik ibu hamil, faktor-faktor yang mempengaruhi dengan timbulnya persepsi itu sendiri."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5081
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Darin Nisrina
"ABSTRAK
Industri Hollywood memiliki sejarah panjang yang tidak luput dari keberadaan seksisme dan perlakuan tidak adil terhadap wanita. Untuk mengkritik hal ini, Laura Mulvey mempublikasikan essai pada tahun 1975 yang berjudul ldquo;Visual Pleasure and Narrative Cinema rdquo;, dimana Ia menuangkan teorinya tentang keberadaan lsquo;tatapan pria rsquo; atau yang disebut sebagai Male Gaze. Melalui essai ini, Mulvey menyampaikan prespektifnya mengenai perlakuan kurang menyenangkan yang harus dihadapi wanita baik dibelakang maupun dihadapan layar dan mengkritik bagaimana mereka seringkali dianggap: sebagai tidak lebih dari objek pemuas tatapan laki-laki. Walaupun peran wanita dalam film-film kontemporer telah berkembang sejak zaman itu, Hollywood masih belum sepenuhnya bebas dari Male Gaze. Lebih dari dua dekade sejak essai Mulvey terbit, John McNaughton merilis thriller-erotikanya yang berjudul Will Things 1998 . Walaupun film tersebut mengandung banyak unsur Male Gaze, Para kritik memuji cara alur ceritanya yang inovatif dan karakter-karakter perempuannya yang kuat. Walaupun begitu, analisa lebih dalam akan film ini mungkin akan membuktikan kebalikannya. Paper ini akan mencoba untuk mengidentifikasi dan mencari alasan dibalik penggunaan Male Gaze dalam film ini. Paper ini juga akan mendiskusikan pesan-pesan subliminal yang disampaikan film ini dan bagaimana pesan tersebut dapat terlihat mendukung pemberdayaan wanita namun sebenarnya justru melestarikan ide-ide tertentu yang merendahkan mereka. Selanjutnya, paper ini akan membuktikan bahwa salah satu dari ide yang disampaikan oleh film tersebut adalah seksualitas wanita, yaitu bagaimana hal tersebut digambarkan sebagai sesuatu yang positif dan pada ujungnya sebagai sesuatu negatif. Paper ini akan mencoba melakukannya dengan menelaah teks film dengan menggunakan mise-en-sc ne, teori perfilman, dan teori Male Gaze karya Laura Mulvey.

ABSTRACT
Hollywood has had a long history of sexism and wrongful treatment of its women. To critic this, Laura Mulvey published her widely renowned 1975 essay ldquo;Visual Pleasure and Narrative Cinema rdquo;, in which she conceived her theory of the Male Gaze. Through it, Mulvey disclosed her perspective regarding the treatment of women behind and in front of the screen, criticizing the way they are often regarded inside of the film industry: as mere objects for male viewing pleasure. Although the role of women in contemporary movies has matured significantly since then, Hollywood is not yet free from the male gaze. More than two decades after Mulvey rsquo;s essay was published, John McNaughton released his erotic-thriller Wild Things 1998 . Although the picture contains a heavy dose of male gaze, it is excused for doing so on the grounds of using it innovatively. While it is sexual, the movie was still applauded for having strong female leads and endorsing female empowerment. Even so, a thorough look might point out why that might not be the case. The paper intends to not only identify and seek meaning behind the film rsquo;s brazen use of Male Gaze. The paper also tries to discuss the subliminal messages used in the movie that perpetuates certain ideas that demean and objectify women under the guise of, or while simultaneously, praising them. This paper further argues that one such idea is the ambivalence of female sexuality or how the movie at one time celebrates yet ultimately condemns it. This paper will attempt to do this by analyzing the text and the scenes of this film using mise-en-sc ne, film theory, and Laura Mulvey rsquo;s theory of Male Gaze."
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>