Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 29 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Oshana, Maryann
New York ; London: Garland Publishing, 1985
R 016.791 43 OSH w
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Kim, Seotbyeol
"Ocean s 8 (2018) adalah film sempalan dengan karakter yang dapat diperbandingkan dengan karakter di film Ocean s 11 (2001). Film ini bercerita tentang perjalanan, Debbie dan Lou dua sahabat, yang bekerja sama dengan sekelompok perempuan lainnya yang memiliki keahlian di bidangnya masing- masing untuk mengerjakan perampokan besar. Fokus Artikel adalah representasi pemberdayaan wanita dengan menganalisis fashion, persahabatan wanita antara dua karakter utama, dan male gaze dalam film ini dengan mempertimbangkan bahwa film ini adalah film yang dibuat ulang dari film yang didominasi karakter laki-laki. Menggunakan kerangka konsep yang ditawarkan Marcangeli tentang gender dan mode, negosiasi epistemik dari Code, dan male gaze oleh Laura Mulvey, artikel ini melihat bagaimana film merepresentasikan pemberdayaan perempuan. Analisis tekstual digunakan untuk menganalisis naratif dalam film. Artikel ini menyimpulkan bahwa media mainstream seperti Hollywood dapat merepresentasikan perempuan.

Ocean s 8 (2018) is a spin-off film with similar characters from the previously made film, Ocean s 11 (2001), and the characters are male-dominated. It tells a story about a journey of two best friends, Debbie and Lou, who come together to team up with other women who are experts in their field to work together in robbing jewelry. This article is focusing on female representation by analyzing the fashion, female friendship between the two main characters, and male gaze. Using Marcangeli's concepts on gender and fashion, Code s epistemic negotiation, and Mulvey's male gaze, this article analyzes things that actually contribute to female empowerment from the film. Textual analysis is used to analyze the narratives in the film. This article explains that through right representation of female in media, female empowerment is attainable."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Michelle Tiscilla
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Nisrina
"Penelitian ini bertujuan menggambarkan karakter wanita di film-film orisinil Netflix. Ada beberapa gerakan perempuan yang telah muncul di industri film, namun masih banyak masalah mengenai peran perempuan di dalam industri ini. Oleh karena itu, penelitian ini menganalisis bagaimana karakter dan peran wanita sesuai jenis kelaminnya dan menggolongkannya ke dalam dua kategori, yaitu sifat maskulin dan feminin. Ppenelitian ini dilakukan menggunakan metode kuantitatif, yaitu analisis konten.

This paper is about the portrayal of women in Netflix Original movies. There have been several movements of women empowerment in the film industry, however some are inapparent as there are still numerous issues rising on women`s roles in the industry. Therefore, this study sheds light on how female characters behave in accordance to their gender and be interpreted into two categories, masculine and feminine traits. Based on Muted-Group Theory, this study was carried out by using a quantitative method on content analysis."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Inda Rizkiyah
"Film sebagai salah satu produk budaya berfungsi tidak hanya sebagai sebuah hiburan tetapi juga cerminan permasalahan yang terjadi dalam suatu lingkungan sosial. Fenomena mengenai isu perempuan kerap kali muncul dan dapat kita lihat melalui sebuah film. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana posisi perempuan digambarkan dalam film La Princesse de Montpensier karya Bertand Tavernier. Melalui film ini, dengan menggunakan latar ruang dan waktu Prancis abad ke-16, perempuan direpresentasikan sebagai sosok yang masih terbelenggu dalam berbagai situasi. Walau tidak lagi menjadi sosok yang pasif sepenuhnya, diskriminasi terhadap perempuan tampak jelas ditampilkan.

Film as one of the cultural products serve not only as an entertainment but also a reflection of the problems that occur in social environment. Phenomenon on woman issues often arise and can be seen through a film. This study aims to uncover how the position of woman portrayed in the film La Princesse de Montpensier by Bertand Tavernier. Through this film, sets in 16th century in France, women are portrayed as someone who is shackled in a variety of situations. Although no longer being entirely passive figure, discrimination over women clearly shown."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fika Marchelita
"[ABSTRAK
Kemunculan karakter perempuan sebagai seorang pahlawan dalam film-film masa kini tidak dapat diabaikan. Kehadiran pahlawan perempuan mulai menjadi penting seperti pahlawan laki-laki pada umumnya. Pentingnya keberadaan pahlawan perempuan, terutama dalam film mengenai abad pertengahan dan film fantasi, membuat beberapa peneliti melakukan beberapa penelitian untuk menganalisa hal ini. Untuk berpatisipasi dalam studi mengenai pahlawan perempuan di dalam film fantasi dan abad pertengahan, tulisan ini ditulis dalam rangka menganalisa salah satu tokoh pahlawan perempuan dalam film seri yang berjudul Game of Throne, terutama pada seri ke-3. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk melihat posisi pahlawan perempuan tersebut terhadap karakter laki-laki dan posisinya dalam lingkungan dengan menggunakan teori female grotesque, teori dekonstrusi oleh Jacques Derrida, teori relasi kuasa oleh Henry, dan teori mengenai karakteristik pahlawan oleh Hourihan. Hasil dari analisis ini menunjukkan bahwan Brienne of Tarth sebagai pahlawan perempuan dalam seri Game of Thrones belum mendapatkan kesetaraan atau bersikap mandiri terhadap karakter laki-laki.

ABSTRACT
The emergence of female character as a Hero, or it is usually called a Heroine, in movies nowadays cannot be neglected. The presence of the Heroine in movies starts to be as important as Hero characters. The significance of Heroines? existence, especially in medieval fantasy movies, makes some researchers do a lot of studies to analyze this. To participate in the study about Heroine?s position in medieval fantasy movies, this paper is written in order to examine a heroine character in Game of Thrones series, especially in season 3. The purpose of this writing is to see the position of that heroine toward other male characters and surroundings by using theories about female grotesque, deconstruction by Jacques Derrida, power relation by Henry, and hero characteristics by Hourihan. The result of this analysis shows that Brienne of Tarth as a heroine in Game of Thrones series has not got the equality and independency toward male characters.;The emergence of female character as a Hero, or it is usually called a Heroine, in movies nowadays cannot be neglected. The presence of the Heroine in movies starts to be as important as Hero characters. The significance of Heroines? existence, especially in medieval fantasy movies, makes some researchers do a lot of studies to analyze this. To participate in the study about Heroine?s position in medieval fantasy movies, this paper is written in order to examine a heroine character in Game of Thrones series, especially in season 3. The purpose of this writing is to see the position of that heroine toward other male characters and surroundings by using theories about female grotesque, deconstruction by Jacques Derrida, power relation by Henry, and hero characteristics by Hourihan. The result of this analysis shows that Brienne of Tarth as a heroine in Game of Thrones series has not got the equality and independency toward male characters., The emergence of female character as a Hero, or it is usually called a Heroine, in movies nowadays cannot be neglected. The presence of the Heroine in movies starts to be as important as Hero characters. The significance of Heroines’ existence, especially in medieval fantasy movies, makes some researchers do a lot of studies to analyze this. To participate in the study about Heroine’s position in medieval fantasy movies, this paper is written in order to examine a heroine character in Game of Thrones series, especially in season 3. The purpose of this writing is to see the position of that heroine toward other male characters and surroundings by using theories about female grotesque, deconstruction by Jacques Derrida, power relation by Henry, and hero characteristics by Hourihan. The result of this analysis shows that Brienne of Tarth as a heroine in Game of Thrones series has not got the equality and independency toward male characters.]"
2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Lenny Hana Hanifah
"Representasi wanita dalam industri perfilman menunjukkan bahwa penggambaran karakter perempuan masih erat kaitannya dengan peran yang kurang signifikan sebagai karakter minor. Sebagai konsekuensi dari karakterisasi gender antara perempuan dan laki-laki, karakter perempuan seringkali digambarkan melalui karakterisasi yang cenderung lemah dan tidak berdaya, yang dalam hal ini berpengaruh terhadap degradasi citra perempuan di industri perfilman. Namun, sebuah serial televisi fiksi ilmiah berjudul Orphan Black, berhasil mewakili perempuan melalui kualitas feminin dan maskulin melalui karakter-karakter perempuan yang tampak mendefinisikan kembali ideologi gender. Akan tetapi, ideologi gender dalam serial televisi tersebut menunjukkan beberapa isu gender yang kontradiktif. Oleh karena itu, melalui konsep gender dan maskulinitas, makalah ini akan menganalisis karakter-karakter dalam serial televisi Orphan Black untuk menelaah aspek pemberdayaan perempuan dengan menggunakan teori gender dan maskulinitas dalam menganalisis karakter-karakter klon wanita, serta narasi film guna menyingkap ideologi gender yang cenderung direpresentasikan ambivalen dalam film Orphan Black.

Women representation in film industry shows that numerous images of women are still associated with less important role as minor characters. As a consequence of gender characterization of women and men, women charachters mostly suffer from weak and powerless characterization, and it contributes to the degradedation of women 39 s image in film industry. A science fiction TV series called Orphan Black, nonetheless, manages to represent women through their feminine as well as masculine qualities that seem to redefine the gender ideology. However, the tv series also shows some contradicly gender issues. Through the concepts of gender and masculinity, this paper will analyze the characters to see the empowerment aspects by using gender and masculinity theory to analyze the female clone characters and the narrative of Orphan Black to expose its ambivalent gender ideology."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Tania Saraswati
"Media memiliki peran penting dalam membentuk persepsi masyarakat terhadap agen penegak hukum. Selama beberapa dekade, mayoritas film bergenre kriminal menggambarkan agen laki-laki sebagai karakter utama dalam film sedangkan karakter perempuan jarang muncul sebagai karakter utama dan peran mereka mayoritas merupakan karakter pendukung yang mengalami stereotip dan diskriminasi di tempat kerja mereka. Namun, The Heat menjadi sebuah terobosan dalam film bergenre kriminal sebab film ini menggambarkan karakter wanita sebagai karakter utama. Artikel ini akan menganalisis resistensi karakter utama wanita terhadap tokoh-tokoh pria menggunakan teori resistensi sehari-hari. Hasil penelitian menunjukan kedua karakter utama melakukan resistensi sepanjang alur film dengan menggunakan berbagai cara seperti menggunakan sarkasme, penerimaan, dan penghindaran. Sebagai hasilnya, resistensi yang dilakukan oleh karakter utama wanita menyebabkan dampak yang berbeda pada masing-masing karakter.

Media has important role of shaping society's perception toward law enforcement agent. For decades, crime movie genre mostly shows male agents as the main character of the movie while women characters rarely appear as the lead character and their role are mostly as supporting characters who suffer some stereotypes and discriminations in their workplace. However, The Heat becomes a breakthrough in crime genre movie since it portrays women characters as the leading characters. This article will explore the main female characters' resistance toward male characters using everyday resistance theory. The result shows that both main characters have done resistance along the movie by using some ways, for example, using sarcasm, acceptance, and avoidance. As the result, the resistance which is done by the main female characters cause different impact to the ending of each character."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Dewi Kinarina Kaban
"American Hustle 2013 merupakan film Hollywood yang mana plot dan karakternya secara umum dibuat berdasarkan pada peristiwa operasi ABSCAM yang dilakukan oleh FBI di akhir tahun 1970. Akan tetapi, terdapat beberapa perubahan dalam penggambaran tokoh Sydney Prosser dan perannya di dalam film ini yang justru menghasilkan penggambaran Sydney Prosser versi modern yang mana sangat berbeda dari karakter tokoh dalam peristiwa sebenarnya. Oleh karena itu, makalah ini mencoba untuk membahas bagaimana penggambaran modern tokoh Sydney Prosser dan interaksinya dengan para tokoh utama pria yang justru menunjukkan adanya bias patriarki pada akhirnya menciptakan ambivalensi terhadap representasi perempuan dalam film ini dengan menggunakan pendekatan analisis kritis dan tekstual dalam kaitannya dengan teori representasi gender dan patriarki.

American Hustle 2013 is a Hollywood film whose plot and characters are generally based on the real story during the FBI ABSCAM operation. Nevertheless, several planned transformations in depicting Sydney Prosser and her role result in promoting modern image of her character which is quite different from the real one. Therefore, this paper attempts to discover how Sydney Prosser's image and her interactions with the male protagonists imply patriarchal biases which actually create ambivalences toward women's representation by using critical and textual analysis and the framework of gender representation and patriarchy. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ikhsan Yandy
"ABSTRAK
Makalah ini membahas bagaimana film tahun 1978, I Spit On Your Grave merepresentasikan pembalikan peran. Dewasa ini, visibilitas wanita sebagai peran utama telah meningkat secara signigikan. Narasi mengenai pemberdayaan wanita terus diproduksi sebagai reaksi dari masyarakat berbudaya patriarki.Film I Spit On Your Grave mengilustrasikan isu kekuasaan wanita melalui narasi rape revenge-nya. Namun, makalah ini lebih berfokus terhadap dinamika dari pembalikan peran dari para karakter. Ada dua poin utama yang dibahas di makalah ini. Pertama, mengenai bagaimana para lelaki menggunakan rdquo; rape rdquo; sebagai alat untuk menunjukkan kekuasaan. Kedua, menganalisis bagaimana karakter Jennifer menggunakan ldquo;revenge rdquo; untuk membalikan peran dari seorang korban ke seorang penguasa. Akhirnya, makalah ini menyimpulkan bahwa rdquo;rape rdquo; dan ldquo;revenge rdquo; yang dilakukan oleh geng laki-laki dan Jennifer mempunyai tujuan yang serupa, untuk mendominasi ldquo;gender rdquo; yang berlawanan.

ABSTRACT
This paper examines how 1978 movie, I Spit On Your Grave represents gender role reversal. Recently, women visibility as a main character has increased significantly. Stories of women empowerment continue being made as a reaction to the current patriarchal society. The film I Spit On Your Grave illustrate the issue of female power through its rape revenge narrative. However, this paper focuses more on the role reversal dynamics of the character. There are two major points that this paper covers. First, it discusses how the men use rape as a tool to show dominance. Second, it analyzes how the character Jennifer uses revenge to reverse her role from victim to dominator. Finally, the paper concludes that both rape and revenge that done by the gang and Jennifer have similar purpose, which is to dominate opposite gender."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>