Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Jakarta sebagai ibukota negara, idealnya merupakan kota yang indah, bersih, tertib, nyaman dan teratur. Tetapi kenyataannya, Jakarta sebagai kota metropolitan yang mempunyai ciri khas kota besar, yaitu: keramaian lalu lintas kendaraan, banyaknya penduduk dan pembangunan gedung dan mall, serta banyak lagi sejumlah aktivitas yang dilakukan yang menyebabkan timbulnya kemacetan. Kemacetan lalu lintas di Jakarta mencerminkan ketidakberdayaan Pemda DKI Jakarta dahlin mengantisipasi perkembangan penduduk dan pembangunan kota Jakarta serta pertumbuhan kendaraan yang semakin pesat sehingga dahlin hal memberikan pelayanan transportasi apapun tidak bisa seeara baik terlak>ana. Padahal transportasi adalah salah satu tolok ukur dari ketahanan ekonomi suatu wi/ayah atau daerah. Program busway ditujukan untuk menjadi solusi atas persoalan transportasi massa di Jakarta, namun jalur busway itu sendiri pun masih dipertanyakan warga, apakah untuk mengatasi kemacetan atau justru menambah kemacetan di wilayah DKI Jakarta.

Jakarta as the capital of the countlY, ideally is a beautiful city, clean, orderly, comfortable and organized. But in reality, Jakarta as a metropolitan city that has typical big city, ie, traffic vehicles, large population and construction of buildings and malls, as well as many more number of activities undertaken that cause congestion. Traffic congestion in Jakarta, reflects helplessness Government of DIG Jakarta to anticipation of population growth and development of the city as well as the rapid growth of vehicle so in terms of providing transportation services of any kind can not be done. In fact, transportation is one of the benchmarks of economic resilience of a region or area. Program busway intended to be a solution to the problem of mass transportation in Jakarta, but the lane busway itself is still questionable residents, whether to tackle congestion or even add to traffic congestion in Jakarta."
Universitas Indonesia, 2012
MK-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Vidya Diantorio Putri
"ABSTRACT
Mass Rapid Transit MRT Jakarta adalah salah satu transportasi kota yang ada di DKI Jakarta. MRT Jakarta muncul sebagai jawaban atas permasalah transportasi di Jakarta yang meliputi kemacetan, keakuratan jadwal, dan kenyamanan. Dari segi kemacetan, MRT Jakarta unggul karena memiliki jalur yang tidak beririsan dengan jalan raya. Proses operasional MRT tidak dipengaruhi kemacetan dan tidak menyebabkan kemacetan. Dari segi keakuratan jadwal, MRT Jakarta telah mengeluarga janji berupa target headway yang cukup singkat. Headway adalah interval kedatangan kereta. Dari segi kenyamanan, MRT Jakarta memiliki kualitas kereta yang cukup tinggi namun hal ini belum dapat memastikan tingkat kenyamanan MRT Jakarta, mengingat banyak faktor yang memengaruhi tingkat kenyamanan. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kenyamanan MRT Jakarta berdasarkan kepadatan penumpang dan keakuratan jadwal kedatangan. Penulis menggunakan perangkat lunak ProModel 7.5 untuk melakukan simulasi atas 12 kebijakan yang telah dirancang berdasarkan tiga variabel kontrol, yaitu jumlah rangkaian kereta, jumlah kereta per rangkaian, dan headway. Dengan mempertimbangkan kepadatan penumpang dan pemenuhan target headway, kebijakan terbaik untuk peak hour adalah menggunakan 14 rangkaian kereta dengan 6 kereta per rangkaian untuk headway 5 menit, dan untuk off-peak hour menggunakan 7 rangkaian kereta dengan 8 kereta per rangkaian untuk headway 10 menit.

ABSTRACT
Mass Rapid Transit MRT Jakarta is one of the new urban transportation in Greater Jakarta area. MRT Jakarta appear as an answer for Jakarta rsquo s transportation problem, such as congestion, schedule accuracy, and level of comfort. MRT Jakarta rsquo s track is separated from highways, so it wouldn rsquo t impacted by congestion nor leads to congestions. MRT Jakarta has publish the headway target to promise the schedule accuracy. Headway is the interval time between train arrivals. MRT Jakarta has a high quality rolling stock, but this couldn rsquo t indicates MRT Jakarta overall level of comfort, since this level of comfort is affected by many factors. Therefore this research goal is to analyze MRT Jakarta level of comfort by considering passenger density and its headway target fulfillment. The researcher uses ProModel 7.5 to simulate 12 optional policies. This 12 optional policies are made of combined three control variable, which are train set, car number, and headway. By considering the passenger density and headway target fulfillment, the best specification for peak hour is 14 train set and 6 cars for each set with 5 minutes headway and for off peak hour is 7 train set and 8 cars for each set with 10 minutes headway."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Rezayana
"Jakarta sebagai ibukota Negara Indonesia memiliki permasalahan transportasi dimana jumlah kendaraan pribadi mendominasi jalanan dibandingkan dengan jumlah transportasi publik. Hingga akhirnya taksi daring hadir dan mendisrupsi sistem transportasi publik konvensional, dengan sistem pelayanan berbasis aplikasi. Hasil perbandingan regulasi taksi daring menunjukan bahwa terdapat 2 poin regulasi yang hanya diatur di Indonesia dan tidak diatur di Negara lain, yaitu pembatasan kuota taksi dan kartu standar pelayanan yang harus dipenuhi oleh setiap kendaraan atau armada taksi daring.
Penelitian ini dilakukan dengan survei pengguna taksi daring di Jakarta, dengan jumlah sampel responden sebanyak 1100 orang yang merupakan penduduk DKI Jakarta. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor waktu tunggu, tariff yang lebih murah, kemudahan sistem pembayaran, kondisi mobil, dan keamanan & kenyamanan berpengaruh signifikan dengan frekuensi penggunaan, belanja, dan kepuasan layanan taksi daring. Pengguna layanan taksi daring di Jakarta mayoritas adalah wanita, dan mereka yang tidak memiliki mobil.

Jakarta as the capital city of Indonesia has a transportation problems where the number of private vehicles dominates the streets compared to the number of public transportation. In 2014 ridesourcing start to rise and disrupt the conventional public transportation systems, with application-based service systems. The comparison of ridesourcing regulations in 5 countries shows that there are 2 regulatory points only exist in Indonesia and not regulated in other countries, such as restrictions on taxi quota and standard service cards that must be fulfilled by each vehicle or taxi fleet.
This research was conducted using survey of online taxi users in Jakarta, with 1100 respondents of sample who are residents of DKI Jakarta. The results showed that the waiting time, cheaper tariffs, ease of payment systems, car conditions, and security & comfort had a significant effect on the frequency of use, spending, and satisfaction of ridesourcing consumer. The majority users of ridesourcing service in Jakarta are women, and those who do not own a car.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T51962
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Hagni Puspito
"Kemacetan yang umum terjadi pada ruas-ruas jalan dalam suatu kawasan dapat dipengaruhi oleh banyak hal, seperti kapasitas jalan yang tidak dapat menampung volume kendaraan yang melalui ruas tersebut, hal seperti ini dikarenakan adanya ketidak seimbangan antara pemenuhan dan permintaan (Supply and Demand).
Dalam suatu sistem transportasi untuk wilayah perkotaan sangat perlu dipikirkan bagaimana sistem tersebut dapat memberikan kenyaman, baik untuk pengguna maupun penyedia. Sistem transportasi tidak lepas dari pergerakan yang timbul akibat adanya kegiatan, pergerakan tersebut dapat berupa kegiatan individu atau kelompok dalam zona atau antar zona dan dalam wilayah atau antar wilayah.
Pergerakan keberangkatan dalam melakukan aktivitas sangat tergantung aktivitas apa yang mereka lakukan dalam satuan waktu (misal 24 jam), seperti sekolah, bekerja dan lain-lain (S,P,L). Pergerakan ini sangat berkaitan dengan banyaknya pergerakan dalam satu ruas jalan, bila dalam satu ruas jalan yang melewati melebihi kapasitas jalan tentu akan mempengaruhi kinerja jalan tersebut, seperti timbulnya kemacetan.
Adapun hipotesis dari gambaran kondisi jaringan tersebut (kenerja jaringan), apakah setelah dilakukan penanganan dengan penjadualan dapat lebih baik kinerjanya atau tidak terjadi perubahan ?
Oleh karena itu perlu dipikirkan bagaimana cara mengatasi kemacetan yang terjadi tersebut. Dalam penulisan tesis ini saya akan melakukan pengaturan terhadap pergerakan pada jam jam tertentu, seperti pada jam sibuk, usaha ini berupa mengatur jadual pemberangkatan (scheduling) untuk setiap aktivitas.
Pengaturan penjadualan tersebut hams sesuai dengan karakteristik individu pelaku juga terhadap zona. Tools yang dapat mengamodasi penjadualan tersebut masih belum dapat memenuhi sehingga perlu membangun program yang dapat mengatur penjadualan tersebut. Mengingat salah satu program yang berhubungan dengan sistem jaringan jalan yakni, Model Stochastic Taxonomy User Equilibrium (STUE) dapat dimanfaatkan ,tetapi belum dapat mengatur penjadualan.
Untuk itu dibangun model yang mengamodasi kebutuhan tersebut dan dapat berinteraksi dengan program STUE, membangun model tersebut dengan memanfaatkan bahasa visual basic.
Dan data-data yang tersedia (data Jabodetabek) dilakukan skenario simulasi untuk dapat mengatur pergerakan (penjadualan) pada jam sibuk pagi (06.00 - 10.00) agar sebaran pergerakan tersebut lebih merata untuk setiap jamnya. Simulasi ini dilakukan berdasarkan skenario yaitu sebarannya dibuat merata pada jaringan jalan di DKI Jakarta dengan data O-D matriknya Jabodetabek.
Dari hasil yang didapat kondisi jaringan jalan di Jakarta setelah dilakukan penjadualan terhadap aktivitas sekolah, bekerja dan lain-lain menjadi lebih baik (tersebar merata pada sekmen waktu yang ditentukan/waktu sibuk), dengan jumlah ruas yang rasio v/c < 0.8 bertambah banyak yang menandakan kemacetan pada ruas jalan di Jakarta berkurang serta terjadi penghematan waktu perjalanan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14700
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rozaan Alexander Mirza Roland
"Jakarta sebagai ibukota negara Indonesia, sekaligus pusat perekonomian negara menyebabkan banyaknya movement atau pergerakan setiap harinya. Pergerakan ini dilakukan dengan bantuan beberapa jenis alat transportasi, namun mayoritas pergerakan di Jakarta masih berketergantungan dengan penggunaan transportasi pribadi seperti mobil, dan sepeda motor. Untuk mengatasi ketergantungan ini pemerintah DKI Jakarta telah berupaya untuk meningkatkan transportasi umum di Jakarta, dengan pengembangan beberapa moda seperti Kereta KRL, MRT, Bus TransJakarta, dan juga Kereta Api Bandara. Untuk mendukung konektivitas antar moda transportasi tersebut, pemerintah DKI Jakarta telah mengembangkan beberapa kawasan TOD, salah satunya terletak di Dukuh Atas. 
Penelitian ini menganalisis keterpaduan jadwal antar masing-masing moda transportasi yang terdapat di Dukuh Atas dengan mengamati jadwal yang tersedia yang disediakan oleh masing-masing operator moda transportasi serta waktu berjalan penumpang antar masing-masing moda serta menganalisis waktu tunggu yang disebabkan oleh jadwal dan membandingkannya dengan preferensi penumpang yang diperoleh melalui survei. 
Hasil analisis menunjukkan bahwa integrasi antara jadwal masing-masing mode tidak terintegrasi sepenuhnya karena beberapa mode lebih terhubung daripada yang lain, perbedaan antara jumlah jadwal yang tersedia serta perbedaan headway memainkan peran penting dalam integrasi dan juga hasil analisis ini.

Jakarta as the capital city of Indonesia, as well as the main economy hub of the country generates a lot of movement every single day. The movement of these people are done with the help of transportation, but most of them are privately own transportation modes such as cars, and motorcycles. To combat the high dependency on privately own transportation modes, the local government has been trying to improve the public transportation sector within the city of Jakarta, with developments of multiple modes of transportation such as the MRT, and KRL Trains, as well as the TransJakarta Buses, and also the Soekarno-Hatta Airport Railink. To support the connectivity between those modes of transportation, the local government has develop several TOD areas, one of it is located in Dukuh Atas.
This study analyzed the integration of schedule between each transportation mode located in Dukuh Atas by observing the available schedule provided by each mode of transports operator as well as the passenger walking time between each mode whilst also analysing the waiting caused by the schedule and comparing it with the passengers preference that is obtained through a survey.
The result of the analysis shows that the integration between schedules of each mode are not fully integrated as some modes are more connected than the other, the difference between the amount of available schedules as well the difference in headway plays a major factor on the integration as well as the result of the analysis.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nunuj Nurdjanah
"Pembangunan angkutan massal berbasis listrik seperti MRT merupakan aksi mitigasi efisiensi energi di bawah skema Clean Development Mechanism (CDM) sektor transportasi. Pembangunan MRT diharapkan berimplikasi positif pada Nationally Detremined Contribution (NDC) dan sosial ekonomi Indonesia, dengan beralihnya (shifting) pengguna angkutan pribadi ke MRT. Masalah dalam penelitian ini adalah belum diketahuinya pengguna angkutan pribadi yang shifting ke MRT serta implikasinya pada NDC. Tujuan penelitian adalah merumuskan strategi peningkatan implikasi MRT pada NDC di bawah skema CDM. Metode yang digunakan metode kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan MRT Jakarta Fase 1 menghasilkan: shifting dari angkutan pribadi 53,8%; efisiensi energi 24,4%; reduksi emisi 2.732,7 Ton CO2 Tahun 2019 dan 1.004,95 Ton CO2 Tahun 2023; nilai ekonomi karbon Rp210.417.900 Tahun 2019 dan Rp77.381.150 Tahun 2023. Kesimpulan penelitian ini adalah pembangunan MRT berimplikasi positif pada NDC dan sosial ekonomi. Strategi yang direkomendasikan: penggunaan sumber energi terbarukan; mengimplementasikan penggunaan metodologi CDM; peningkatan penggunaan MRT dan mode shifting dari angkutan pribadi; pengembangan creative dan green financing

The development of electric mass transit such as the MRT is an energy efficiency mitigation action under the Clean Development Mechanism (CDM) for the transport sector. The development of the MRT is expected to have a positive impact on Indonesia's Nationally Determined Contribution (NDC) and socioeconomics by shifting private transport users to the MRT. The problem in this study is that it is not yet known which private transport users will shift to MRT and its impact on NDC. The research objective is to formulate a strategy to improve the impact of MRT on NDC under the CDM scheme. The method used is quantitative method. The results showed that the Jakarta MRT Phase 1 resulted in: shift from private transport 53.8%; energy efficiency 24.4%; emission reduction of 2,732.7 tons of CO2 in 2019 and 1,004.95 tons of CO2 in 2023; carbon economic value of Rp210,417,900 in 2019 and Rp77,381,150 in 2023. The conclusion of this study is that MRT development has positive impact on NDC and socio-economy. Recommended strategies: use of renewable energy sources; implementation of CDM methodology; increased use of MRT and mode shift from private transport; development of creative and green financing"
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2025
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fariz Panghegar
Jakarta: Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia, 2014
388.095 9822 FAR b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Erni Nora M.
"Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas rute dan kelayakan operasional trayek langsung Transjakarta berdasarkan analisis perbandingan pada kondisi eksisting terhadap standar dari beberapa indikator kinerja angkutan umum dan tinjauan terhadap karakteristik pola perjalanan penumpang. Obyek penelitian ini adalah layanan Transjakarta rute 6H yang melayani rute Lebak Bulus ndash; Senen.
Berdasarkan perbandingan terhadap waktu tempuh, faktor muat, frekuensi, headway, karakteristik pola perjalanan penumpang pada segmen 1, serta uji signifikansi yang dilakukan pada faktor muat dan headway, diketahui bahwa rute Transjakarta 6H tidak efektif sehingga diperlukan suatu tindakan untuk meningkatkan efektivitas rute tersebut. Restrukturisasi dilakukan untuk meningkatkan efektivitas layanan dengan menetapkan 3 skenario rute berdasarkan karakteristik pola perjalanan penumpang dan kemudian dilakukan analisis kelayakan operasional dari masing-masing skenario. Dari 3 skenario, Skenario 2 dan 3 dianggap layak dioperasikan dan kemudian dilakukan perencanaan operasional.
Perencanaan operasional dilakukan dengan menggunakan volume maksimum batas atas dan batas bawah untuk kedua skenario restrukturisasi rute tersebut. Masing-masing skenario memiliki kelebihan dan kekurangan yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam memutuskan skenario terpilih yang akan diterapkan. Skenario resturkturisasi rute dipilih berdasarkan 3 kriteria, yaitu rute tidak boleh dipotong di halte dengan volume terpadat, jarak putar balik bus harus efektif, dan nilai batas atas dipilih sebagai langkah preventif terjadinya kenaikan arus penumpang di kemudian hari.

This research is conducted to evaluate route effectiveness and operational feasibility of TransJakarta based on comparative analysis on the existing condition to the standard of some public transportation performance indicators and characteristics of passanger travel pattern. The object of this study is Transjakarta route 6H which serving Lebak Bulus Senen route.
Based on the comparison of travel time, load factor, frequency, headway, characteristics of passenger travel pattern on segment 1, and significance test on load factor and headway, it is known that TransJakarta route 6H is ineffective and therefore required an action to increase the effectiveness of the route. Restructuring is carried out to improve service effectiveness by defining 3 route scenarios based on characteristics of passenger travel patterns and then analyzing the operational feasibility of each scenario. From 3 scenarios, Scenario 2 and 3 were considered feasible to be operated and then operational planning was performed.
Operational planning is carried out using the maximum volume of upper and lower limits for both scenarios of restructuring of the route. Each scenario has advantages and disadvantages that can be used as consideration in deciding which scenario to choose. The route restructuring scenario is chosen based on 3 main criteria, ie the route should not be cut in the most densely populated stops, the bus reversal spacing should be effective, and the upper limit value is chosen as a preventive step for the increase of passenger flow in the future.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library