Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Levitov, Alexander B.
New York: McGraw-Hill, 2014
616.075 43 LEV c
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Jansen
"Pendekatan diagnostik untuk gangguan tendon supraspinatus melalui tes klinis sering kali gagal mengidentifikasi penyebab patologis spesifik dari nyeri bahu. Tes klinis saja tidak dapat memberikan diagnosis patoanatomi yang akurat, dan mengandalkan pencitraan juga terbatas karena tingginya kejadian patologi tanpa gejala. Penelitian ini mengevaluasi efektivitas pemeriksaan fisik yang dikombinasikan dengan injeksi lidokain untuk mendeteksi robekan penuh pada tendon supraspinatus, dengan MRI sebagai pembanding. Pasien dengan dugaan nyeri bahu yang terkait dengan tendon supraspinatus ikut serta dalam penelitian ini. Data dikumpulkan melalui tes klinis, diikuti dengan injeksi lidokain subakromial dan evaluasi ulang, yang hasilnya dikonfirmasi melalui MRI. Dari 78 pasien, dengan usia rata-rata 58 tahun, sebagian besar adalah wanita normoweight (76,9%) yang melaporkan nyeri sedang, terutama di sisi kanan yang dominan. Tes Hawkins-Kennedy dan empty can memiliki sensitivitas terbaik (0,76), sementara tes drop arm menunjukkan spesifisitas tertinggi (0,82) untuk mendeteksi robekan. Injeksi lidokain menurunkan sensitivitas namun meningkatkan spesifisitas pada semua tes fisik. Injeksi lidokain yang dipandu ultrasound meningkatkan akurasi pemeriksaan fisik dibandingkan dengan MRI dalam mengevaluasi robekan penuh tendon supraspinatus, sehingga meningkatkan ketepatan diagnostik untuk gangguan bahu yang umum ini.
The diagnostic approach for supraspinatus tendon disorders through clinical tests often fails to pinpoint specific pathological causes of shoulder pain. Clinical tests alone cannot provide an accurate pathoanatomic diagnosis, and relying solely on imaging is limited by the high occurrence of asymptomatic pathology. This study evaluates the effectiveness of physical examination combined with lidocaine injection for detecting full-thickness tears in the supraspinatus tendon, using MRI as a comparison. Patients with suspected supraspinatus tendon-related shoulder pain participated. Data was gathered via clinical tests, followed by a subacromial lidocaine injection and subsequent reevaluation, with findings confirmed through MRI. Among the 78 patients, with an average age of 58, most were normoweight women (76.9%) reporting moderate pain, mainly on the right, dominant side. The Hawkins-Kennedy and empty can tests had the best sensitivity (0.76), while the drop arm test showed the highest specificity (0.82) for detecting tears. Lidocaine injection lowered sensitivity but raised specificity in all physical tests. Ultrasound-guided lidocaine injection improved the accuracy of physical examinations compared to MRI in evaluating full-thickness supraspinatus tendon tears, enhancing diagnostic precision for this common shoulder disorder."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership Universitas Indonesia Library
Muh Tri Nugroho Fahrudhin
"Lumbar canal stenosis merupakan penyebab utama disabilitas pasien. Selective Nerve Root Block (SNRB) pada area lumbar adalah salah satu metode terapi untuk mengatasi nyeri akibat radikulopati lumbar yang bertujuan mengurangi kebutuhan operasi. Ultrasonografi (USG) muncul sebagai alternatif dengan kelebihan seperti tanpa radiasi, mobilitas tinggi, kemampuan pencitraan jaringan lunak, dan penetrasi jarum real-time jika dibandinagkan menggunakan Floroskopi. Penelitian ini merupakan studi uji klinis acak non-inferiority tersamar tunggal yang dilakukan di 2 Rumah Sakit. 52 subjek penelitian yang terdiri dari 26 subjek yang dilakukan tindakan SNRB dengan panduan fluoroskopi dan 26 subjek yang dilakukan tindakan SNRB dengan panduan USG. Tidak ada perbedaan karakteristik dasar antara kedua kelompok berdasarkan usia, jenis kelamin, IMT, durasi gejala. level lumbar VAS, maupun ODI pre operasi (p > 0,05). Penelitian ini menunjukkan penurunan signifikan pada nilai VAS di kelompok floroskopi dan USG pada 30 menit, 2 minggu, dan 12 minggu setelah tindakan dibandingkan dengan baseline (p < 0,01). Kendati demikian, tidak ada perbedaan VAS dan ODI yang signifikan antara kedua metode panduan pada setiap titik waktu (p > 0,05). Tidak terdapat perbedaan dalam pengurangan nyeri radikular lumbal, skor ODI, dan kejadian komplikasi antara tindakan SNRB dengan panduan fluoroskopi maupun USG. Penggunaan panduan USG pada SNRB terbukti lebih efisien dengan durasi yang lebih singkat dan sama efektifnya dengan fluoroskopi.
Lumbar canal stenosis is a leading cause of patient disability. Selective Nerve Root Block (SNRB) in the lumbar area is a therapeutic method aimed at alleviating pain from lumbar radiculopathy to reduce disability and surgical needs. SNRB typically employs fluoroscopy but has drawbacks such as radiation exposure. Ultrasonography (USG) has emerged as an alternative offering benefits. This was a randomized single-blind non-inferiority clinical trial conducted at 2 Hospitals. There were 52 subjects, with 26 undergoing SNRB with fluoroscopy guidance and 26 with USG guidance. No baseline characteristic differences were found between the groups in terms of age, gender, BMI, symptom duration, preoperative lumbar level VAS, or ODI (p > 0.05). The study demonstrated significant reductions in VAS scores in both fluoroscopy and USG groups at 30 minutes, 2 weeks, and 12 weeks post-procedure compared to baseline (p < 0.01). However, no significant differences in VAS and ODI were observed between the two guidance methods at any time point (p > 0.05). There was no difference in the reduction of lumbar radicular pain, ODI scores, and complication rates between SNRB procedures guided by fluoroscopy and USG. USG guidance in SNRB proves to be more efficient with shorter duration and equally effective as fluoroscopy."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership Universitas Indonesia Library