Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agrido William
"ABSTRAK
Kebutuhan akan transportasi massal atau publik sangat dibutuhkan oleh masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan untuk mengurangi kemacetan, waktu dan uang, namun hal tersebut masih susah untuk terwujud bila sistem transportasi dan kawasan tempat transportasi itu terletak, tidak berjalan secara baik dan terintegritas, terlebih bila hal tersebut berada di Kota Metropolitan Jakarta serta daerah sekitarnya dan daerah daerah satelitnya seperti Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi untuk penelitian ini. Keberadaan Commuter Line perlu dianggap sebagai salah satu upaya dalam mewujudkan hal tersebut, melalui konsep pembangunan yang berorientasi transit (TOD). Kondisi ini kemudian menjadi pertanyaan penelitian yaitu Bagaimana karakteristik wilayah di setiap stasiun Manggarai sampai dengan Cikarang dengan konsep TOD. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui karakteristik wilayah sekitar di setiap stasiun Manggarai sampai dengan Cikarang dengan konsep TOD. Metode yang digunakan yaitu skoring, pembobotan serta analisis spasial yang dinilai berdasarkan pada prinsip TOD: diversity & destination, density, distance & design, dan demand management yang terbagi atas 10 sub-variabel penilaian. Hasil penelitian yang diharapkan adalah 3 tipologi TOD. Lalu, hasil dari 6 wilayah transit yang dinilai yaitu terdapat 3 wilayah transit sebagai TOD Kota, 2 wilayah transit sebagai TOD Sub Kota, dan 1 wilayah transit sebagai TOD Lingkungan.

ABSTRACT
The need for mass or public transportation is needed by people living in urban areas to reduce congestion, time and money, but this is still difficult to realize if the transportation system and the area where transportation is located, does not work well and has integrity, especially if it is it is located in the Metropolitan City of Jakarta and the surrounding area and its satellite areas such as Bekasi City and Bekasi Regency for this research. The existence of a Commuter Line needs to be considered as one of the efforts to realize this, through the concept of transit oriented development (TOD). This condition later becomes a research question, What are the characteristics of the surrounding region at each Manggarai until Cikarang station with TOD concept?". The aim of the study is to understand the characteristics of the surrounding region at each station from Manggarai to Cikarang with TOD concept. The methods used are scoring, weighting and spatial analysis which are assessed based on the TOD principle: diversity & destination, density, distance & design, and demand management which are divided into 10 sub variables of assessment. The expected research results are 3 typologies of TOD. Then, the results of 6 transit areas are assessed, namely there are 3 transit area as City TOD, 2 transit areas as Sub-City TOD, and 1 transit areas as Environmental TOD."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutagalung, Aaron William
"ABSTRAK
Kota adalah sistem jaringan di mana ada kehidupan yang bisa sosial. Setiap kota memiliki masalah sendiri yang muncul dan berkembang yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti faktor dari alam dan dari manusia itu sendiri. Kota berkembang adalah kota di mana ada sistem pemerintahan yang baik. Selain itu, kota ini juga dapat didirikan sebagai pusat kawasan perumahan, pusat ekonomi dan bisnis, pusat industri, dan juga pusat sosial budaya.
Stasiun jalur komuter dirancang untuk mengakomodasi kebutuhan penumpang pada tingkat maksimum untuk periode proyeksi yang telah ditentukan. Tahap awal pengembangan dirancang untuk dapat mengakomodasi jumlah penumpang dalam periode 5 tahun.
Jalur komuter berarti bahwa orang atau kereta penumpang dioperasikan di jalur utama kereta untuk mengangkut penumpang dari daerah asal ke daerah tujuan. Jalur komuter umumnya terdiri dari lokomotif dan sejumlah gerbong. Dimensi gerbong mirip dengan kereta antarkota, tetapi untuk kereta komuter umumnya lebih pendek dari kereta antarkota dan juga memiliki kecepatan yang relatif lebih lambat.
Data dalam penelitian ini adalah hasil pengamatan dan pengamatan penulis. Data berikut adalah data yang ada yang telah disusun dari proses penghitungan jumlah penumpang dalam antrian keluar di Gerbang Utara dan Selatan, pengukuran waktu dalam proses layanan gerbang otomatis, pengukuran dimensi area antrian (pejalan kaki) jebakan) pada kedua Gates, wawancara dengan penumpang komuter dan juga wawancara dengan PT. KAI dan PT. KCJ di Statiun Tanah Abang dan kantor pusat.

ABSTRACT
City is a network system where there is a life that can be social. Every cities have own problems that arise and develop which are caused by several factors such as factors from nature and from humans themselves. A developing city is a city where there is a good governance system. In addition, the city can also be established as a center of residential areas, economic and business centers, industrial centers, and also socio-cultural centers.
Commuter line stations are designed to accommodate passenger needs at the maximum level for a predetermined projection period. The initial stage of development is designed to be able to accommodate the number of passengers within a 5 year period.
Commuter line mean that peoples or train passangers is operated on the main line of the train to transport passangers from the origin area to destination area. Commuter line generally consist of a locomotive and a number of carriages. The dimension of the carriages are similar to intercity trains, but for commuter trains are generally shorter than intercity trains and also have relatively slower speeds.
The data in this study are the results of observations and observations of the author. The following data is the existing data that has been compiled from the process of counting the number of passengers in the exit queue at the North and South Gate, time measurement in the automatic gate service process, measurement of the dimensions of the queue area (pedestrian trap) on both Gates, interviews with commuter passengers and also interviews with PT. KAI and PT. KCJ located in Tanah Abang Station and at the head office.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miranda Calista
"Transit Oriented Development (TOD) adalah konsep kota yang berorientasi transit yang mendorong masyarakatnya untuk lebih memilih kendaraan umum. Namun pembangunan kawasan TOD di Jakarta saat ini masih berpusat pada pembangunan hunian dekat stasiun. Hal itu menyebabkan peralihan esensi TOD menjadi TAD (Transit Adjacent Development) yaitu kawasan yang berdekatan namun tidak menimbulkan kegiatan transit. Campuran tata guna lahan adalah hal esensial di kawasan TOD karena keanekaragaman fungsi bangunan akan memengaruhi kegiatan transit masyarakatnya. Untuk memaksimalkan fungsi TOD, dibutuhkan informasi ridership per fungsi bangunan terhadap pemilihan moda transportasi. Fungsi bangunan yang ditinjau dalam penelitian ini adalah residensial dan perkantoran dan moda transportasi yang ditinjau adalah kereta, bus, dan kendaraan pribadi. Nilai ridership yang didapat akan berpengaruh terhadap perencanaan kawasan TOD. Kemudian, diperlukan juga strategi pengembangan untuk meningkatkan nilai ridership kereta agar tujuan dari kawasan tersebut tercapai dan memaksimalkan fungsi kawasan TOD. Dibutuhkan teknik pengumpulan data berupa survei dan studi kasus dalam literatur dan benchmarking untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan yang nantinya akan diolah secara matematis dan naratif untuk mencapai tujuan dari penelitian ini. Dari hasil pengolahan data, didapatkan bahwa nilai ridership moda transportasi untuk kawasan residensial adalah 47.1% untuk kereta, 11.8% untuk bus dan 41.2% untuk kendaraan pribadi dan untuk kawasan perkantoran adalah 43.8% untuk kereta, 18.8% untuk bus dan 37.5% untuk transportasi pribadi. Dari hasil survei dan studi literatur didapatkan rekomendasi sistem perkeretaapian untuk meningkatkan ridership kereta yang didasari oleh 3 faktor yaitu ketepatan waktu, kenyamanan dan aksesibilitas dari dan menuju stasiun.Transit Oriented Development (TOD) adalah konsep kota yang berorientasi transit yang mendorong masyarakatnya untuk lebih memilih kendaraan umum. Namun pembangunan kawasan TOD di Jakarta saat ini masih berpusat pada pembangunan hunian dekat stasiun. Hal itu menyebabkan peralihan esensi TOD menjadi TAD (Transit Adjacent Development) yaitu kawasan yang berdekatan namun tidak menimbulkan kegiatan transit. Campuran tata guna lahan adalah hal esensial di kawasan TOD karena keanekaragaman fungsi bangunan akan memengaruhi kegiatan transit masyarakatnya. Untuk memaksimalkan fungsi TOD, dibutuhkan informasi ridership per fungsi bangunan terhadap pemilihan moda transportasi. Fungsi bangunan yang ditinjau dalam penelitian ini adalah residensial dan perkantoran dan moda transportasi yang ditinjau adalah kereta, bus, dan kendaraan pribadi. Nilai ridership yang didapat akan berpengaruh terhadap perencanaan kawasan TOD. Kemudian, diperlukan juga strategi pengembangan untuk meningkatkan nilai ridership kereta agar tujuan dari kawasan tersebut tercapai dan memaksimalkan fungsi kawasan TOD. Dibutuhkan teknik pengumpulan data berupa survei dan studi kasus dalam literatur dan benchmarking untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan yang nantinya akan diolah secara matematis dan naratif untuk mencapai tujuan dari penelitian ini. Dari hasil pengolahan data, didapatkan bahwa nilai ridership moda transportasi untuk kawasan residensial adalah 47.1% untuk kereta, 11.8% untuk bus dan 41.2% untuk kendaraan pribadi dan untuk kawasan perkantoran adalah 43.8% untuk kereta, 18.8% untuk bus dan 37.5% untuk transportasi pribadi. Dari hasil survei dan studi literatur didapatkan rekomendasi sistem perkeretaapian untuk meningkatkan ridership kereta yang didasari oleh 3 faktor yaitu ketepatan waktu, kenyamanan dan aksesibilitas dari dan menuju stasiun.Transit Oriented Development (TOD) adalah konsep kota yang berorientasi transit yang mendorong masyarakatnya untuk lebih memilih kendaraan umum. Namun pembangunan kawasan TOD di Jakarta saat ini masih berpusat pada pembangunan hunian dekat stasiun. Hal itu menyebabkan peralihan esensi TOD menjadi TAD (Transit Adjacent Development) yaitu kawasan yang berdekatan namun tidak menimbulkan kegiatan transit. Campuran tata guna lahan adalah hal esensial di kawasan TOD karena keanekaragaman fungsi bangunan akan memengaruhi kegiatan transit masyarakatnya. Untuk memaksimalkan fungsi TOD, dibutuhkan informasi ridership per fungsi bangunan terhadap pemilihan moda transportasi. Fungsi bangunan yang ditinjau dalam penelitian ini adalah residensial dan perkantoran dan moda transportasi yang ditinjau adalah kereta, bus, dan kendaraan pribadi. Nilai ridership yang didapat akan berpengaruh terhadap perencanaan kawasan TOD. Kemudian, diperlukan juga strategi pengembangan untuk meningkatkan nilai ridership kereta agar tujuan dari kawasan tersebut tercapai dan memaksimalkan fungsi kawasan TOD. Dibutuhkan teknik pengumpulan data berupa survei dan studi kasus dalam literatur dan benchmarking untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan yang nantinya akan diolah secara matematis dan naratif untuk mencapai tujuan dari penelitian ini. Dari hasil pengolahan data, didapatkan bahwa nilai ridership moda transportasi untuk kawasan residensial adalah 47.1% untuk kereta, 11.8% untuk bus dan 41.2% untuk kendaraan pribadi dan untuk kawasan perkantoran adalah 43.8% untuk kereta, 18.8% untuk bus dan 37.5% untuk transportasi pribadi. Dari hasil survei dan studi literatur didapatkan rekomendasi sistem perkeretaapian untuk meningkatkan ridership kereta yang didasari oleh 3 faktor yaitu ketepatan waktu, kenyamanan dan aksesibilitas dari dan menuju stasiun.

Transit Oriented Development (TOD) is a transit-oriented city concept that encourages people to use public transportation. However, the development of the TOD area in Jakarta is currently still centered on the construction of residential buildings near the station. This causes the transition of the essence of TOD to TAD (Transit Adjacent Development), which is an area that is close together but does not cause transit activities. Mixed land use is essential in the TOD area because the diversity of building functions will affect the transit activities of the community. To maximize the TOD function, an information of the transportation mode choice is needed for each building. The building functions reviewed in this study are residential and office buildings and the modes of transportation reviewed are trains, buses and private vehicles. The ridership value obtained will affect the TOD area planning. Then, development strategies are also needed to increase the train ridership value so that the objectives of the area are achieved and maximize the function of the TOD area. Data collection techniques are needed in the form of surveis and case studies in the literature and benchmarking to obtain the required information which will be processed mathematically and narratively to achieve the objectives of this research. From the results of data processing, it was found that the ridership value of the mode of transportation for residential areas is 47.1% for trains, 11.8% for buses and 41.2% for private vehicles and for office areas is 43.8% for trains, 18.8% for buses and 37.5% for private transportation . From the survei results and literature studies, it is found that the railroad system recommendation to improve train ridership is based on 3 factors: punctuality, comfort and accessibility of station access and egress.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library