Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 50 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aditya Suryo Gemilang
"Penelitian ini betujuan untuk melihat bagaimana faktor-faktor penentu seseorang melakukan Coming Out sebagai transgender dari laki-laki menjadi ‘perempuan' melalui tokoh Eriko di dalam novel Kitchen. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Coming out dari Deana F. Morrow (2006) sebagai konsep dasar penelitian. Dalam menganalisis, penulis menyertakan kutipan dari novel Kitchen, juga menyertakan artikel surat kabar dan artikel wawancara sebagai data. Dari hasil analisis ditemukan bahwa tokoh Eriko menentukan identitas gender barunya dengan alasan tekanan internal, tekanan eksternal, terbangunnya kepercayaan dan keterbukaan, untuk menjalani kehidupan yang autentik, dan kesediaan diri dalam menerima konsekuensi sebagai transgender. Selain itu, juga ditemukan kritik terhadap masyarakat Jepang terhadap transgender yang sering kali mendapat perlakuan diskriminatif.

This research aims to see how the determinants of a person's coming out as a transgender from male to "female" through Eriko's character in the novel Kitchen. The theory used in this research is Deana F. Morrow's Coming out Theory (2006) as the basic concept of the research. In the analysis, the author included quotations from the novel Kitchen, also newspaper articles and interview articles as data. The analysis, shows that Eriko's character determines her new gender identity due to internal pressure, external pressure, the establishment of trust and openness, and to live an authentic life, and the self-will to accept the consequences of being transgender. In addition, there is also criticism of Japanese society towards transgender people, who are often discriminated against.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Shara Alviannissa
"Meskipun individu transgender telah berjuang agar diterima dalam masyarakat, kini mereka lebih terlihat di dalam budaya populer terutama dalam film. The Danish Girl 2015 dan Dallas Buyers Club 2013 merupakan film-film Hollywood yang menampilkan peran transgender sebagai pemeran utama. Tujuan dari penelitian ini ialah menganalisa peran transgender, Einar Wegener Lili Elbe di film The Danish Girl dan Rayon dalam film Dallas Buyers Club untuk menemukan cara mereka menemukan jati diri mereka sebagai transgender, dan hubungan kekuasaan antara pasangan transgender dan non-transgender. Analisis ini menggunakan perspektif Gregory G. Bolich's pada transgender serta Lynn 2009 mengenai perilaku sexual, dan Joslin-Roher and Wheeler 2009 pada hubungan dengan pasangan. Artikel ini menjelasakan bahwa kedua film ini memperkuat stereotip gender dan relasi kekuasaan yang seimbang dan tidak seimbang memengaruhi Einar Wegener Lili Elbe and Rayon.

Although transgender individuals have been struggling to be accepted in a society, they are now more visible in popular culture especially movies. The Danish Girl 2015 and Dallas Buyers Club 2013 are Hollywood movies which have transgender individuals as their main characters. The purpose of this study is to analyze the transgender characters, Einar Wegener Lili Elbe in The Danish Girl and Rayon in Dallas Buyers Club in order to find they way to construct themselves as transgender and the power relation between transgender and their non transgender partner. The analysis operates within Gregory G. Bolich's perspective on transgender as well as Lynn 2009 about sexual behavior, and Joslin Roher and Wheeler 2009 on relation with the partner. This article finds that both movies reinforce gender stereotypes and how a balanced and an unbalanced power relation affects Einar Wegener Lili Elbe and Rayon."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Miranti Rosi Utami
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana transgender direpresentasikan di dalam manga berjudul Yuureitou karya Nogizaka Tarou. Representasi transgender dalam manga ini diwakilkan pengarang melalui tokoh bernama Sawamura Tetsuo. Dia merupakan seorang transgender female-to-male. Data-data di dalam penelitian ini dianalisis menggunakan teori semiotika Roland Barthes. Temuan utama dalam penelitian ini adalah transgender direpresentasikan sebagai seseorang yang memiliki refleksi wujud idealnya masing-masing, memiliki keinginan untuk menjalin hubungan romantis, dan berusaha untuk menghilangkan sisi gender yang mereka anggap bukan bagian dari diri mereka. Selain itu, Nogizaka Tarou selaku pencipta manga Yuureitou juga berusaha untuk memberikan edukasi terhadap masyarakat luas mengenai kaum transgender dengan harapan diskriminasi terhadap kaum transgender akan berkurang dan dapat meluruskan beberapa stereotip transgender yang melenceng.

ABSTRACT
This research aims to explain how the concept of transgender is represented in Nogizaka Tarou's Yuureitou manga. The representation of the aforementioned concept in this manga is shown by the author through a character named Sawamura Tetsuo, a female-to-male transgender. The data in this research were analyzed using Roland Barthes's semiotic theory. The main finding in this research is that the transgenders are represented as someone who have their respective ideal reflections, each of whom have the desire to establish a romantic relationship, and are trying to eliminate the gender norms that they consider are not part of themselves. In addition, Nogizaka Tarou as the creator of the Yuureitou manga also supports the education about transgender people to the society, with the hope that opposing movement towards transgender people will come into ease and further realign the misconceptions of the transgender stereotypes.
"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yumna Rafi Fadhlurohman
"Teknologi transgender dapat dipahami sebagai bentuk integrasi teknologi dalam kehidupan transgender, yang menciptakan sebuah entitas baru melampaui “batasan” identitas yang ditetapkan. Istilah transgender merujuk individu yang identitas gendernya berbeda dengan identitas gender yang dilekatkan ketika mereka lahir. Secara sosial, politik, ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan hal-hal keseharian lainnya, individu transgender cenderung mengalami pengalaman yang berbeda, di mana persoalan ini diakibatkan adanya penempatan label yang berbeda dengan pengalaman gender yang dirasakan oleh individu. Pandangan tradisional mengenai gender cenderung mengabaikan eksistensi pengalaman gender queer semacam ini. Penelitian ini dilakukan dengan metode pasca fenomenologi untuk mengkaji bagaimana teknologi mampu mendefinisikan kembali gender bagi manusia dan pengaruhnya terhadap individu transgender, terutama dalam menciptakan kembali diri. Dalam tulisan ini, penelitian dilakukan dengan menganalisis subjek dan objek kajian melalui teori transhumanisme. Menurut teori transhumanisme, teknologi mampu membawa manusia menjadi suatu entitas yang bebas memilih diri yang diinginkan. Teknologi transgender memiliki nilai yang mampu untuk mentransformasi individu transgender melampaui batasan yang dimiliki serta mampu untuk mencapai aktualisasi diri. Dengan demikian, terjadi perwujudan atas imajinasi mengenai diri dengan realitas dan pengalaman nyata yang dijalani.

Transgender technology can be understood as the integration of technology into the lives of transgender individuals, creating a new entity that transcends the "limitations" of assigned identities. The term transgender refers to individuals whose gender identity differs from the gender assigned to them at birth. Socially, politically, economically, in education, health, and in everyday experiences, transgender individuals tend to have different experiences due to the imposition of labels that do not align with their gender experiences. Traditional views on gender tend to overlook the existence of such genderqueer experiences. This research employs a post-phenomenological method to examine how technology can redefine gender for humans and its impact on transgender individuals, particularly in the process of self-recreation. In this paper, research is conducted by analyzing the subject and object of study through the lens of transhumanism theory. According to transhumanism theory, technology has the potential to enable humans to become entities that can freely choose their desired selves. Transgender technology holds value in transforming transgender individuals beyond the limitations they face and enabling self-actualization. Thus, it brings about the realization of self-imagined identities into lived realities and experiences."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Masthuriyah Sa`dan
"Buku “Sejarah Waria Yogyakarta: Kisah Ketahanan Komunitas Terpinggir” karya Masthuriyah Sa’dan adalah sebuah karya yang membuka mata dan hati tentang perjalanan panjang komunitas waria di Yogyakarta. Ditulis dengan gaya yang sederhana namun penuh makna, buku ini menggambarkan perjuangan komunitas waria dalam menghadapi stigma, diskriminasi, dan tantangan hidup, namun tetap mampu bertahan dengan solidaritas dan kekuatan yang luar biasa."
Yogyakarta: Suka Press, 2024
306.768 095 MAS s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Masthuriyah Sa`dan
"[

 Latar Belakang :  Karsinoma sel skuamosa rongga mulut (KSSRM) memiliki insidensi yang cukup tinggi di Indonesia.  KSSRM memiliki faktor risiko yang sangat beragam, di antaranya konsumsi produk tembakau, kebiasaan minum minuman beralkohol, konsumsi areca nut, faktor genetik, lokasi tumor, jenis kelamin, dan usia. Biopsi dan pemeriksaan histopatologis dengan pewarnaan hematoxylin-eosin  masih menjadi gold standard dalam diagnosis definitif KSSRM. Derajat diferensiasi KSSRM umum digunakan sebagai kriteria untuk mengklasifikasi keparahan jaringan kanker. Namun, diperlukan gambaran histopatologis lain yang dapat digunakan untuk menentukan derajat diferensiasi KSSRM. Pleomorfisme nuklear mengacu pada variasi ukuran dan bentuk inti sel. Peningkatan pleomorfisme nuklear telah diasosiasikan dengan peningkatan keganasan dan metastasis kanker. Jumlah mitosis atau jumlah sel yang sedang mengalami pembelahan, telah dihubungkan dengan keganasan, prognosis yang buruk, dan metastasis pada KSSRM. Infiltrasi limfoplasmasitik didefinisikan sebagai fenomena invasi sel-sel inflamasi seperti limfosit dan plasma pada daerah peritumoral sebagai respons imun tubuh terhadap sel kanker. Penurunan infiltrasi limfoplasmasitik telah diamati memiliki hubungan dengan terjadinya metastasis nodus limfa, rekurensi, dan prognosis yang buruk. Analisis hubungan derajat pleomorfisme nuklear, jumlah mitosis, dan tingkat infiltrasi limfoplasmasitik perlu dilakukan untuk menyusun strategi perawatan yang lebih komprehensif sesuai dengan karakteristik derajat pleomorfisme nuklear, jumlah mitosis, dan tingkat infiltrasi limfoplasmasitik pasien. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat keparahan KSSRM berdasarkan derajat pleomorfisme nuklear, jumlah mitosis, dan tingkat infiltrasi limfoplasmasitiknya. Metode : Penelitian deskriptif analitik menggunakan sampel jaringan KSSRM yang diberi pewarnaan hematoxylin-eosin. Sampel tersebut diamati menggunakan mikroskop cahaya. Hasil : Derajat pleomorfisme nuklear dan jumlah mitosis memiliki hubungan yang bermakna (p<0,05) dengan derajat diferensiasi KSSRM. Hasil yang berkorelasi positif terhadap derajat diferensiasi KSSRM juga teramati pada derajat pleomorfisme nuklear (r=0,584) dan jumlah mitosis (r=0,675). Belum ditemukan hubungan bermakna (p>0,05) antara tingkat infiltrasi limfoplasmasitik dan derajat diferensiasi KSSRM. Belum ditemukan pula hubungan yang bermakna antara lokasi tumor, jenis kelamin, dan usia terhadap derajat diferensiasi KSSRM. Kesimpulan : Ditemukan hubungan antara derajat pleomorfisme nuklear dan jumlah mitosis terhadap derajat diferensiasi KSSRM. Sehingga, makin tingginya derajat pleomorfisme nuklear dan jumlah mitosis akan memperburuk derajat diferensiasi KSSRM. Namun, belum ditemukan hubungan antara tingkat infiltrasi limfoplasmasitik dengan derajat diferensiasi KSSRM. Hubungan bermakna juga belum ditemukan antara lokasi tumor, jenis kelamin, dan usia terhadap derajat diferensiasi KSSRM.


Indonesia. OSCC has various risk factors, including tobacco use, alcohol consumption, areca nut use, genetic factor, tumor location, gender, and age. Biopsy and histopathological examination with hematoxylin-eosin staining remain the gold standard for diagnosing OSCC. Thus, the histopathological evaluation of OSCC is critical for determining prognosis and appropriate management. The degree of differentiation of OSCC is commonly used as a criterion for classifying the severity of cancer tissue. However, other histopathological features are needed to determine the degree of differentiation in OSCC. Nuclear pleomorphism refers to variations in the size and shape of cell nuclei. Increased nuclear pleomorphism has been associated with higher malignancy and cancer metastasis. The number of mitoses, reflecting the number of cells undergoing division, has been linked to malignancy, poor prognosis, and metastasis in OSCC cases. Lymphoplasmacytic infiltration is defined as invasion by inflammatory cells such as lymphocytes and plasma cells as part of the body's immune response to cancer cells. A decrease in lymphoplasmacytic infiltration has been observed to correlate with lymph node metastasis, recurrence, and poor prognosis. Analyzing the relationship between the degree of nuclear pleomorphism, the number of mitosis, and the level of lymphoplasmacytic infiltration is necessary to develop more comprehensive treatment strategies tailored to the characteristics of nuclear pleomorphism, mitotic count, and lymphoplasmacytic infiltration in OSCC patients. Objective: This study aims to analyze the severity of OSCC based on the degree of nuclear pleomorphism, number of mitosis, and the level of lymphoplasmacytic infiltration. Methods: A descriptive-analytical study was conducted using OSCC tissue samples stained with hematoxylin-eosin. These samples were observed under a light microscope. Results: The degree of nuclear pleomorphism and mitotic count showed a significant relationship (p<0.05) with the OSCC degree of differentiation. Positive correlations for nuclear pleomorphism (r=0.584) and mitotic count (r=0.675) with OSCC degree of differentiation. No significant relationship was found (p>0,05) between the level of lymphoplasmacytic infiltration and the OSCC degree of differentiation. Additionally, no significant associations were found between tumor location, gender, and age with the OSCC degree of differentiation. Conclusion: An association was found between the degree of nuclear pleomorphism and number of mitosis with the OSCC degree of differentiation. Thus, higher degree of nuclear pleomorphism and number of mitosis worsen the OSCC degree of differentiation. However, no significant relationship was observed between the level of lymphoplasmacytic infiltration and the OSCC degree of differentiation. Similarly, no significant associations were found between tumor location, gender, and age with the OSCC degree of differentiation.

 

;, ]"
Yogyakarta: Suka Press, [;2024, 2024]
306.768 095 MAS s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Afif Rodjaldy
"Berbagai penelitian menunjukkan bahwa transprejudice memiliki dampak negatif terhadap kesejahteraan transgender. Namun, belum banyak studi yang mempelajari faktor-faktor yang melatarbelakangi transprejudice di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara openness to experience, social dominance orientation, dan transprejudice di Indonesia. Dimensi transprejudice yang dianalisis meliputi gender essentialism dan discomfort. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional pada WNI berusia 18-35 tahun (M = 86,89, SD = 37,02, N = 202). Mayoritas partisipan dalam penelitian ini adalah perempuan yaitu sebanyak 71,28%. Hasil analisis multiple regression menunjukkan bahwa model dapat memprediksi transprejudice individu secara signifikan, (F(2,199) = 4,658, p = 0,011). Selain itu, hasil analisis juga menunjukkan bahwa openness to experience tidak memprediksi transprejudice secara signifikan (β = -0,32, p > 0,05) sementara social dominance orientation memprediksi transprejudice (β = 0.57, p < 0,01) secara positif dan signifikan. Untuk penelitian lanjutan disarankan mengeksplorasi aspek-aspek lain seperti gender role belief dan stereotip lain tentang gender/minoritas seksual yang mungkin digunakan orang untuk merasionalisasi diskriminasi dan sikap-sikap merugikan terhadap transgender.

A number of studies have shown that transprejudice has negative effects on transgender’s well-being. However, there are limited studies that explore possible factors which might be contributing to the level of one’s transprejudice. This research was aimed to study the correlation between openness to experience, social dominance orientation, and transprejudice in Indonesia. The dimensions of transprejudice that were analyzed in this research were gender essentialism dan discomfort. The subjects of this research were Indonesian citizens with the age of 18-35 years old (M = 86,89, SD = 37,02, N = 202). The majority of the participants are female (71,28%). The results of multiple regression analysis found that the model could predict one’s transprejudice significantly (F(2,199) = 4,658, p = 0,011). Other than that, the result also showed that openness to experience did not predict transprejudice significantly (β = -0,32, p > 0,05), meanwhile social dominance orientation predicted transprejudice significantly in positive way (β = 0,57, p < 0,01). Future research will benefit from exploring other dimensions of transprejudice that people use to justify discrimination and prejudice against transgender."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adilla Zikrina Zhulfa
"Penelitian ini bertujuan mengungkapkan representasi transgender dalam film Karera ga Honki de Amu Toki Wa (2017)—disingkat KHAT—karya Naoko Ogigami dan implikasinya terhadap penelitian-penelitian terdahulu yang membahas representasi transgender dalam media populer. Penelitian ini menerapkan teori representasi oleh Stuart Hall (1997) sebagai kerangka berpikir dan metode analisis teks serta metode analisis interpretasi komposisi visual. Penelitian ini menemukan bahwa film KHAT merepresentasikan transgender secara positif sebagai wujud ideologi Ogigami yang ingin menggambarkan transgender sebagai manusia yang eksis dalam kehidupan sehari-hari dan memiliki hak setara. Penelitian ini menyimpulkan bahwa meskipun representasi transgender melalui tokoh Rinko—transgender laki-laki ke perempuan—bertentangan dengan representasi transgender pada umumnya dalam media populer, konsekuensi yang diambil film adalah pemangkasan realitas. Penokohan Rinko yang sangat ‘perempuan’ dan mendapat kedamaian setelah menanggalkan kejantanannya memberi kesan bahwa transgender laki-laki ke perempuan yang karakteristiknya mendekati perempuan biologis akan lebih mudah diterima masyarakat.

This study aims to reveal the representation of transgender in Karera ga Honki de Amu Toki Wa (2017)—abbreviated as KHAT—directed by Naoko Ogigami and its implications for previous studies discussing the representation of transgender in popular media. This study applies the representation theory by Stuart Hall (1997) as the theoretical framework, and text analysis method as well as visual composition interpretation analysis method as the analytical tools. This study finds that KHAT represents transgender positively as a form of Ogigami ideology who wants to portray trans community as people who exist in everyday life and have equal rights. This study concludes that although the representation of transgender through Rinko—male-to-female trans character—is contrary to general representations of trans community in popular media, this film takes the risk of reducing reality. Rinko's character who is very 'womanly' and finds peace after leaving her masculinity gives the impression that male-to-female transgender whose characteristics are close to biological women will be more easily accepted by society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Routledge, 2023
306.768 TRA
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yandasadra
Jakarta: Tinta, 2011
899.221 YAN l (1);899.221 YAN l (2);899.221 YAN l (2);899.221 YAN l (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>