Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 195 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ariani, Dorothea Wahyu
Yogyakarta Dikti 2002,
658 Ari m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dahlgaard, Jens J.
London: Chapman & Hall, 1998
658 DAH f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bank, John
New York: Prentice-Hall, 2000
658.5 BAN e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Fandy Tjiptono
Yogyakarta: Andi Offset, 1996
658.5 Tji t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Upper Saddle River: Prentice-Hall, 1995
658.562 TOT
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Upper Saddle River: Prentice-Hall, 2003
658.4 TOT
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
MacDonald, John
Singapore: Toppan Company, 1990
658.562 MAC g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sidiq Wacono
"Era globalisasi telah melahirkan gala kompetisi yang sangat ketat pada berbagai sektor komoditi dunia usaha baik produk maupun jasa, karenanya hanya produk dan jasa yang memiliki daya saing tinggi yang dapat melakukan kompetisi. Begitu pula untuk sektor industri konstruksi, dalam menghadapi era globalisasi maka perusahan industri konstruksi hams mempersiapkan diri, salah satu caranya adalah dengan mendapatkan sertifikat sistem manajemen mutu ISO 9002.
Tuntutan kualitas penerapan sistem manajemen mutu ISO 9002 yang memiliki daya saing sehingga perusahaan industri konstruksi dapat melakukan kompetisi dengan baik menjadi begitu penting. Penelitian mengenai biaya mutu ( quality cost atau cost of quality ) yang dikaitkan dengan kualitas penerapan sistem manajemen mutu ISO 9002 merupakan salah satu cara untuk mendapatkan daya saing tersebut.
Biaya mutu yang terdiri dari tiga kelompok yaitu biaya pencegahan ( prevention cost ), biaya penilaian ( appraisal cost ) dan biaya kegagalan ( failure cost) dalam penilitian ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi biaya mutu.
Penelitian ini mempunyai tujuan untuk melihat adanya hubungan melalui analisa regresi berganda pengaruh kualitas penerapan sistem manajemen mutu ISO 9002 terhadap kinerja biaya mutu pada pekerjaan-pekerjaan proyek di lingkungan PT. Waskita Karya.
Hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan analisa statistik terhadap sampel proyek memperlihatkan hasil yang menyatakan bahwa kualitas penerapan sistem manajemen mutu ISO 9002 dengan variabel-variabel penentu yang mewakili variabel lainnya mempunyai pengaruh 74.1 % terhadap kinerja biaya mutu dengan model regresi linier dengan variabel penentunya adafah bahan yang disuplai oleh pihak pemilik dan persyaratan kerja dalam kontrak yang sesuai dengan keinginan pihak pemilik.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa peningkatan kualitas penerapan sistem manajemen mutu ISO 9002 akan meningkatkan kinerja biaya mutu pekerjaan-pekerjaan proyek di lingkungan PT. Waskita Karya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T10136
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gunawan
"Model manajemen proses adalah sebuah model yang telah dikembangkan oleh Soares, 3., dan Stuart, A., 1997. Model ini merupakan suatu penggabungan antara elemen-elemen manajemen proses : process planning, process? control, dan process improvement dengan konsep TQM : process focus, team work, TOM tools, dan training. Model ini merupakan pendekatan yang sistematis sehingga upaya penerapan TQM dapat tercapai dengan baik. Hasil akhir yang akan didapatkan dalam model ini adalah tercapainya suatu continuous performance improvement.
Tujuan dari penelitian ini adalah : Menguji hubungan antara masing-masing komponen pada elemen-elemen manajemen proses dan konsep-konsep TQM. Penelitian ini menggunakan kuesioner dengan sekala bertingkat sebagai metode pengumpulan data. Sebagai responden adalah perusahaan-perusahaan jasa konsultansi yang telah diidentifkasi kualifikasinya. Metode statistik khususnya analisa faktor dan analisa korelasi digunakan untuk mengolah data setelah data terkumpul.
Hasil analisa menunjukkan bahwa adanya korelasi positif antara masing-masing elemen manajemen proses maupun antara elemen-elemen manajemen proses dengan konsep TQM. Hubungan yang kurang signifikan terjadi antara elemen-elemen manajemen proses dengan TQM tools dan training.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ketiga elemen manajemen proses : process planning, process control, dan improvement dapat lebih mudah untuk diterapkan secara bersama-sama dengan konsep TQM : proces focus dan teamwork. Dan dengan adanya umpan balik ( feedback) pada proses memungkinkan untuk terjadinya perbaikan yang berkelanjutan.

Process management model is a model developed by J. Scares and A. Stuart in 1997. The model combines the process management elements: process planning, process control, and process improvement, and the four TQM concepts: process focus, team work, TQM tools, and training. It is a systematic approach, so the implemention TQM could be done well. The result could be obtained from this model is achieving continuous performance improvement.
The objective of the research is to examine the correlations between the process management elements and the four TQM concepts, respectively. Mail questionnaire is used as the method in collecting data with rating-scale format. Respondents are consultant service companies those have been identified their qualifications. Factor analysis and correlation analysis are conducted as the statistical methods in analyzing data.
There are positive correlations among the elements and between the elements and the four TQM concepts, as appropriate. Less significant correlations are found between the elements and the two TQM concepts: TQM tools and training.
The conclusion that can be drawn from the research is that three process management elements can be simply applied together with the two TQM concepts: process focus and teamwork.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didik Sasongko Widi
"ABSTRAK
Unit Pengolahan 5 (UP5) adalah salah satu Strategic Business Unit PERTAMINA yang mengoperasikan salah satu dari tujuh kilang minyak PERTAMINA. Agar dapat menjadi kilang yang world class dan dapat mengantisipasi AFTA (ASEAN Free Trade Agreement) serta kemungkinan dicabutnya U.U. No.8 1972, maka UP5 perlu melakukan pendekatan manajemen yang lebih baik dari sekarang ini. Dengan demikian UP5 diharapkan dapat survive dalam persaingan dan dapat memberikan nilai yang lebih besar. Akan bijaksana bila UP5 menerapkan suatu pendekatan yang telah banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan World Class, yaitu TQM (Total Quality Management). Tesis ini bertujuan untuk membuat kerangka proses implementasi T. Q. M di UP5.
Untuk mengimplementasikan TQM pada UP5, terlebih dahulu perlu dipahami apakah TQM itu, konsep-konsepnya, standard praktek yang ada, dan proses/metodologi implementasinya. Konsep-konsep dasar yang harus diperhatikan untuk implementasi TQM adalah customer focus, continuous improvement, dan total participation. Standard praktek TQM untuk implementasi di UP5 dapat menggunakan ISO 9000 Series dan Malcolm Baldrige National Quality Award (MBNQA).
Setelah itu perlu diketahui sejauh mana UP5 telah melakukan praktek-praktek manajemen yang sesuai dengan TQM supaya dapat ditentukan dari mana proses implementasi TQM dapat dimulai_ Untuk mengetahui posisi/kondisi UP5 dilakukan tinjauan yang didasarkan pada kerangka sistem mutu ISO 9000, praktek-praktek sumber daya manusia yang total qualify, dan kriteria MBNQA (kriteria 1.0 dan 2.0). Dari basil tinjauan atas UP5, disimpulkan bahwa UP5 telah menerapkan beberapa komponen TQM seperti praktek 5-S, Business Prosess Re-engineering, dan mempunyai sistem GKM. Di samping itu UP5 telah memiliki sistem mutu yang memadai walau quality manual belum ada. Sedangkan praktek-praktek sumber daya manusia masih mencerminkan apa yang disebutkan oleh Blackburn dan Rosen (1993) tradisionil.
Untuk menyusun suatu proses implementasi TQM di UP5, digunakan penggabungan dan customisation dua metodologi yang ada yaitu TQMEX Model dan Five-Phase ApproachT"' yang didasarkan pada kondisilsituasi UP5 saat ini. Metode yang dihasilkan adalah suatu proses implementasi yang terdiri atas 4 fase yaitu; Fase 0 - Persiapan, Fase 1 - Implementasi ISO 9002, Fase 2 - Implementasi TPM, dan Fase 3 - Implementasi TQM Kitemark. Proses bertahap tersebut dapat digunakan sebagai kerangka untuk mengembangkan rencana implementasi TQM di UP5 yang lebih terperinci. Untuk menuntun proses implementasi di UP5 agar dapat berlangsung dengan mulus perlu pedoman strategis sebagai berikut; mengikuti fase-fase implementasi, perhatian pada kepentingan pegawai, pemberian dorongan dan semangat dari para eksekutif, dan focus kepada proses usaha (business process)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>