Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adimas Yosia Prasetiyo
"Threshold space merupakan kunci dari transisi dan hubungan antara 2 wilayah yang memiliki kekuasaan berbeda. Hal ini menjadikan threshold space sebagai kondisi yang menarik untuk melihat hubungan antara ruang interior dengan eksterior. Penelitian ini akan berfokus pada threshold space yang terbentuk diantara bangunan komersial dan jalan pejalan kaki di Jalan Suryo, Kebayoran Baru. Penelitian ini akan menganalisis bagaimana threshold space menghilangkan perbedaan atmosfer yang tajam antara ruang interior bangunan komersial dengan ruang eksterior (jalan pejalan kaki) yang bertujuan untuk menghadirkan pengalaman spasial yang kontinu. Penelitian ini akan menggunakan metode Boettger dan enam elemennya dalam menganalisis threshold space. Penelitian ini menemukan bahwa kelengkapan dan pengaturan elemen fisik yang berbeda pada threshold space akan menghadirkan atmosfer dan pola spasial yang berbeda dan akan mempengaruhi pengalaman manusia didalamnya.

Threshold space provides the key to the transition and connection between areas with divergent territorial claims. This makes the threshold space an interesting condition to see the correlation between interior and exterior spaces. This study will focus on the threshold space formed between commercial buildings and pedestrian paths in Suryo street, Kebayoran Baru. We will analyse how threshold space eliminating the sharp division between interior of commercial buildings and exterior spaces (pedestrian paths) in order to present continuous spatial experience between two different spaces. This research will be conducted using Boettger's method and its six elements to analyse threshold space. This research found that a different arrangement and completeness of elements in threshold space will produce different atmospheres and spatial patterns which will affects human experience in threshold space."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rininta Triaswinanti
"ABSTRAK
Tesis ini telah memaparkan suatu pengembangan terhadap penelitian sebelumnya tentang penentuan threshold kapasitas yang pada penelitian ini dilakukan terhadap utilisasi power resource Node-B. Terjadinya kegagalan aksesibilitas pada jaringan 3G terhadap utilisasi power resource yang telah digunakan saat ini tidak menjamin pencapaian customer experience dalam kualitas secara maksimal. Adapun keputusan yang dilakukan dalam hal ini adalah melalui ekspansi Node-B yang secara ekonomi akan menambah biaya investasi. Penelitian dimulai dengan melakukan identifikasi latar belakang keputusan ekspansi berdasarkan kinerja jaringan melalui pemilihan threshold dari utilisasi power resource. Metode Analisis Probabilitas Risiko Uji Non-Parametrik digunakan dalam pengujian terhadap empat alternatif yang dihitung dengan tujuan mengetahui alternatif mana yang memiliki risiko bisnis investasi minimum. Hasil dari penelitian ini berupa waktu yang tepat dalam keputusan melakukan ekspansi yaitu pada agregasi utilisasi mean dengan threshold sebesar 90%.

ABSTRACT
This thesis has described a development of the previous studies of determining the threshold capacity in this study conducted on a power resource utilization Node-B. Accessibility failure on the 3G network to power resource utilization that have been used at this time does not guarantee the achievement of customer experience in maximum quality. The decisions made in this terms is through the expansion of Node-B that will add cost of the investment in economy side. The study began by identifying a background of expansion decisions based on network performance through the election threshold of power resource utilization. Risk Probability Analysis Method of Non-Parametric Test used in four-alternative test calculation in order to know which alternative that has the minimum investment business risk. Results of this research is the right time in the decision of Node-B expansion that is in mean power utilization with threshold of 90%."
2015
T43820
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Ratnaningtyas
"Seiring dengan berkembang pesatnya perekonomian global, Merger menjadi hal yang sangat umum dilakukan dalam kegiatan bisnis. Transaksi Merger menjadi sangat populer bagi para pelaku usaha yang ingin berlomba mengembangkan usahanya serta berupaya memenangkan persaingan. Agar dalam transaksi Merger ini tidak menimbulkan ketentuan-ketentuan yang dilarang dalam Undang-Undang Persaingan Usaha, maka diatur mengenai ketentuan pemberitahuan Merger dan Batasan Nilai Merger sebagai kriteria suatu transaksi Merger harus diberitahu kepada Komisi. Dalam membahas mengenai kontrol Merger khususnya mengenai sistem notifikasi Merger terdapat perbedaan pengaturan di Indonesia dan jurisdiksi lain seperti di Singapura, Amerika Serikat dan Uni Eropa. Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah yuridis normatif dan dapat disimpulkan bahwa Indonesia sampai saat ini menggunakan sistem notifikasi post-Merger sedangkan pada jurisdiksi lain umumnya sudah menerapkan sistem notifikasi pre-Merger yang dianggap lebih efektif dalam hal pencegahan pelanggaran Undang-Undang Persaingan Usaha. Serta ketentuan Batasan Nilai (threshold) di Indonesia yang didasarkan atas nilai aset atau nilai penjualan serta belum memisahkan ketentuan bagi Merger lokal dan Merger asing.

Along with the global economic growth, Merger has become a very common thing to do in business activities. Merger transaction becomes very popular for a company who want to compete to develop their business and try to win the competition. In order for the merger transaction does not infringe the prohibited rules in the Competition Act, there are rules for a Merger parties to notified their transaction that has reach the jurisdition threshold to the Commission. In discussing the merger control in particular regarding the merger notification system there are different regulations in Indonesia and other jurisdiction such as in Singapore, the United States and the European Union. In this study, the main issues are answered through the normative analysis method, and it can be concluded that Indonesia currently use the post-merger notification system, while other jurisdiction generally has implemented a pre-merger notification system that are considered more effective in preventing infringement of the Competition Act. And also about the threshold regulations in Indonesia that based on the value of the asset or the value of sales (turnover) and not separate the threshold merger regulation for local Merger and foreign Merger.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2017
S66573
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Malya Nadirashanti Salima
"Skripsi ini menyelidiki encounters antara tubuh dan pembatas spasial untuk mengeksplorasi ruang threshold dengan ambiguitasnya sebagai kualitas spasial yang krusial. Skripsi ini akan membahas susunan ambiguitas yang dihadirkan ketika membaca ruang threshold sebagai sebuah bentuk encounter. Meskipun threshold seringkali kurang dipertimbangkan, kualitas ambiguitas menjadi alat dalam memperluas interpretasi sebuah ruang threshold melalui serangkaian diferensiasi. Eksplorasi dilakukan melalui pengamatan sekunder dari studi literatur kasus threshold pada sekolah Herman Hertzberger. Dengan menganalisis aspek: depth dan void, bentuk pembatas, dan pencahayaan, studi ini mengungkapkan mekanisme kerja pembatas ruang yang menggunakan kedalaman dan proksimitas melalui kontras materialitas dan pencahayaan akan meningkatkan sensasi ambiguitas, sehingga secara naluriah mengaktifkan ruang menjadi kaya pengalaman dan beresonansi secara emosional untuk spontaneous occupation, sehingga menjadikan pembatas spasial dalam threshold penting untuk dipertimbangkan.

This undergraduate thesis investigates the encounters between body and spatial delimiters to explore the threshold space with its ambiguity as a crucial spatial quality. This study is going to discuss the arrangement of ambiguity presented when reading threshold space as a form of encounter. Although threshold is often less considered, the ambiguous quality becomes a tool in extending the interpretation of a threshold through a series of differentiation. The exploration is done through a secondary observation from a literature study case of Herman Hertzberger Schools’ threshold. By analysing depth and void, delimiter shapes, and lighting aspects, the study reveals the operation mechanism of spatial delimiters using depth and proximities through contrasts of materialities and lighting would heightened the sense of ambiguity, thus instinctively activating the space to be experientially rich and emotionally resonant therefore seduced for spontaneous occupation, making the spatial delimiters within thresholds highly relevant to be considered."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Novita Hervianti
"Penelitian ini membahas regulasi threshold dalam notifikasi merger dan akuisisi di Indonesia dan Amerika Serikat, dengan fokus pada efektivitasnya dalam mendukung persaingan usaha yang sehat. Threshold notifikasi adalah batas nilai transaksi yang menentukan kewajiban pelaporan kepada otoritas pengawas persaingan usaha. Di Indonesia, threshold ditetapkan melalui PP No. 57 Tahun 2010, dengan nilai aset minimal Rp2,5 triliun dan nilai penjualan minimal Rp5 triliun. Namun, nilai ini belum mengalami perubahan sejak diberlakukan, sehingga relevansinya menurun akibat pertumbuhan ekonomi dan inflasi. Sebaliknya, Amerika Serikat mengatur threshold melalui Hart-Scott-Rodino Act, yang diperbarui setiap tahun berdasarkan Personal Consumption Expenditures (PCE) Price Index untuk mencerminkan perubahan pasar. Penelitian ini menggunakan metode hukum normatif dengan pendekatan deskriptif dan perbandingan. Data sekunder berupa undang-undang, peraturan pemerintah, jurnal ilmiah, serta pandangan ahli dianalisis untuk memahami regulasi threshold di kedua negara dan dampaknya terhadap persaingan usaha. Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa threshold tetap di Indonesia berpotensi menciptakan beban administratif yang tidak perlu dan menghambat efektivitas pengawasan. Oleh karena itu, disarankan agar Indonesia mengadopsi mekanisme penyesuaian threshold secara berkala untuk menjaga relevansi kebijakan dengan kondisi pasar terkini, mendukung persaingan usaha yang sehat, dan meminimalkan beban administratif bagi pelaku usaha kecil dan menengah.

This study examines the regulatory framework for merger and acquisition notification thresholds in Indonesia and the United States, focusing on their effectiveness in promoting healthy market competition. Notification thresholds define the transaction value limits that mandate reporting to competition authorities. In Indonesia, thresholds are stipulated by Government Regulation No. 57 of 2010, with a minimum asset value of Rp2.5 trillion and a minimum sales value of Rp5 trillion. However, these values have remained unchanged since their enactment, reducing their relevance due to economic growth and inflation. Conversely, the United States regulates thresholds through the Hart-Scott-Rodino Act, which is updated annually using the Personal Consumption Expenditures (PCE) Price Index to reflect market changes.This study employs normative legal methods with a descriptive and comparative approach. Secondary data, including laws, government regulations, academic journals, and expert opinions, are analyzed to understand the threshold regulations in both countries and their impact on market competition. The study concludes that static thresholds in Indonesia risk creating unnecessary administrative burdens and hindering effective oversight. It recommends that Indonesia adopt a periodic threshold adjustment mechanism to maintain policy relevance, support healthy competition, and minimize administrative burdens for small and medium enterprises."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2025
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Rahadiani Maheswari
"ABSTRACT
Ruang transit yang ditujukan untuk mengakomodasi banyak orang seringkali dimaknai hanya sebatas fungsi tanpa memikirkan pengalaman ruang dan dampak psikologis terhadap penghuninya, sehingga individu tidak memiliki relasi/memori tertentu terhadap ruang transit tersebut. Padahal, elemen-elemen pembentuk ruang tersebut saling terkoneksi dan membentuk dialog ruang yang berperan menyukseskan penyampaian pesan ruang kepada individu tidak hanya sebagai perantara namun juga pembentuk atmosfer ruang. Sehingga proses transit menjadi humanis. Ruang transit penting sebagai ruang interaksi yang mengakomodasi beragam aktivitas. Untuk memungkinkan hal ini terjadi, masyarakat sebagai subjek aktivitas ini menjadi sakral untuk diperhatikan. Hal ini tidak lain adalah untuk membangun koneksi antara ruang transit dan pengguna ruang transit dengan menciptakan pengalaman menunggu yang akan melekat pada memori mereka. Di dalam lingkup ruang transit, terdapat elemen-elemen transisi yang berperan sebagai pemisah ruang yang menegaskan batas-batas antara ruang yang dialami oleh pejalan kaki dalam konteks jalan dan kota streetscape, dengan interior ruang transit yang melingkupi segala aktivitas di dalamnya. Namun di sisi lain, elemen-elemen transisi ini juga berperan sebagai penguat relasi antara inside dan outside dari ruang transit itu sendiri. Salah satu dari elemen-elemen tersebut, adalah Threshold. Pada fasilitas transit, threshold menjadi elemen utama yang mendukung fungsinya sebagai ruang transisi dan mengkoreografi pegalaman ruang. Namun demikian, ia juga memiliki potensi sebagai pembentuk relasi dengan ruang di sekitarnya, misalnya antara interior-eksterior dan juga dengan ruang kota. Sehingga, pada hubungannya dengan ruang kota, threshold memiliki peran penting sebagai elemen yang menjalin konektivitas antara fasilitas transit dengan konteks kota di sekitarnya yang dapat pembentuk pengalaman manusia dan memicu hadirnya aktivitas publik yang beragam. Riset ini bertujuan untuk menelaah ruang threshold pada konteks ruang transit, melihat sistem hubungan, potensi serta kemungkinan yang tercipta dari relasi antara ruang transit dan ruang kota. Skripsi ini memberikan interpretasi baru pada threshold sebagai ruang antara yang kerap kali tidak terbahas potensinya dalam wacana ruang publik. Penelitian kualitatif dengan menggunakan metode kajian literatur, studi preseden dan observasi lapangan.

ABSTRACT
Transit spaces which are intended to accommodate many people, are often interpreted only as functional without considering the experience of space and its psychological impact on the inhabitants, so that individuals do not have a certain relation memory of the transit space. In fact, the spatial elements that are connected to one another and to its environment of the transit space can form a dialogue of space that plays a major role in the successful delivery of message and meaning to individuals. Hence these element serve not only as an intermediary but also in the creation of the atmosphere within. This is when the transit process becomes humane. The importance of the transit space is to accommodates interaction for the community it surrounds, a place that accommodates diverse activities. To allow this to happen, society as the subject of this activity becomes sacred to be noticed. This is done to establish a connection between that transit space and its users by creating a meaningful waiting experience that will be attached to their memory. Within the sphere of transit space, there are transitional elements that act as space dividers that define the boundaries between the space experienced by pedestrians mdash in the context of the road and the city streetscape mdash and with the interior of the transit spaces encompassing all the activities within them. But on the other hand, these transitional elements also act as a reinforcing relation between the inside and outside of the transit space itself. One of these elements, is Threshold. Threshold is a choreographer of spatial experience, as an element that embodies the transition, because it separates and connects boundaries, and regulates space sequences. Threshold can also be interpreted as the in between condition of interior and exterior and has the characteristics of both, so that there can be ambiguity on the quality of space.in the other hands, it also has the potential to create relation to its surrounding. For example, relation between interior exterior and the urban environment. For that reason, threshold has a key role to create connectivity between transit facilities and urban environment and generate individuals spatial experience and activities. This research aims to examine threshold spaces in the context of transit space, to see the relationship of its system, its potential and possibilities created from the relationship between transit space and cityscape. This study provides a new interpretation of the threshold as the space in between which its potential often not discussed in public space discourse. Qualitative research is conducted through literature review, precedent study and field observation. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"kompensasi karbon untuk proyek proyek kehutanan secara luas dianggap sebagai solusi ideal untuk tiga tantangan pada abad ke-21, yakni: perubahan iklim, konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan sosial ekonomi. namu pada saat yang sama, ada keraguan tentang proposal Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degredasi Hutan (REDD), terutama kekhawatiran terhadap tata kelola yang lemah dan kapasitas kelembagaan di bayak negara berkembang, yang bisa merugikan di tingkat lokal. salah satu masalah utama adalah bahwa kebanyakan orang tahu sedikit tentang penyebab dan konsekuensi dari perubahan iklim, sebagian karena informasi tersebut umumnya tersebar di jurnal ilmiah, dan komplikasi berbagai jargon dan model matematika canggih. akibatnya, REDD+ berada di luar jangkauan banyak orang yang akan terkena dampaknya. tulisan ini membahas upaya pemerintah daerah dan pelaku pembangunan lainnya dalam menjelaskan isu-isu terkait REDD+ dan dampaknya pada masyarakat lokal, terutama komunitas masyarakat adat. penelitian menunjukkan bahwa kurangnya komunikasi kebijakan dan promosi"
Jakarta: Ministry of forestry forestry research and development agency ,
580 JFR
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library