Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 205 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kemas Rama Kifli
"ABSTRAK
Penggunan zat warna pada industri tekstil di satu sisi menimbulkan limbah yang dapat menggangu ekosistem. Zat warna tekstil ada beberapa macam. Pada penelitian ini menggunakan zat warna chloranil. Chloranil merupakan suatu senyawa organohalogen yang cukup bersifat racun. Percobaan ini bertujuan untuk mengurangi limbah zat warna chloranil dengan metode fotokatalitik menggunakan katalis suspensi TiO2. Proses fotokatalisis yang melibatkan partikel ? partikel semikonduktor TiO2 dibawah iluminasi sinar UV-Vis akan menghasilkan radikal hidroksil yang dapat mendegradasi zat warna chloranil. Hasil yang didapat menunjukkan konsentrasi TiO2 optimum untuk mendegradasi zat warna chloranil adalah 60 ppm dan waktu optimum yang didapat 6 jam. Penurunan zat warna chloranil (20 ppm) pada konsentrasi TiO2 optimum dan waktu optimum adalah sebesar 95,2% sedangkan CODnya sebesar 33,3%. Penggunaan jumlah TiO2 optimum (60 ppm) dengan lama waktu radiasi yang optimum (6 jam), pada berbagai konsentrasi masih cukup efektif pada konsentrasi chloranil 40 ppm (absorbansi berkurang sebesar 63,5 % COD berkurang sebesar 15,1%)"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pewarna alami sudah lama dikenal orang tetapi pembahasan ilmiah secara ilmiah
belum banyak diperoleh. Di bawah ini akan diuraikan pembahasan pewarna alami Bixa
orellana dari sudut pandang fisika dan kimia yang terjadi pada kain.
Bixa orellana terdiri dari senyawa utama bbcin dan norbirin. Dalam penelitian ini
tidak dilakukan pemisahan walaupun masing-masing senyawa tersebut menghasilkan
warna yang berbeda. Pada kondisi operasi 32 °C dan tekanan 1 atm kain sutera Thailand
dengan ukuran 4 x 40 cm dipanaskan dalam larutan pewama bixin (Bixa orellana) dengan
variasi berat 1 g, 3 g, 5 g, 10 g, 15 g dan 20 g, variasi waktu pencelupan 30 dan 60 menit,
Serta variasi penggunaan alum (AI2(SO4)3) sebanyak 0.28 g sebagai bahan pengikat
wama.
Pembahan sifat Esika ditandai oleh perubahan kekuatan tarik dan warna kain.
Perubahan sifat kimia ditandai oleh perubahan tahan luntur wama terhadap pencucian dan
dari ikatan ion (pewarnaan tanpa mordant) menjadi ikatan kovalen (pewarnaan dengan
mordant). Hasil penelitian menunjukkan bahwa basil nilai optimum yang diperoleh
adalah pada pewarnaan menggunakan mordant dengan kandungan berat pewarna dalam
larutan 15 g dengan waktu pencelupan 60 menit. Sutera putih (standar) memiliki kekuatan
tarik sebesar 54.699 kg/75 cm2 mengalami perubahan sifat fisika, yaitu kekuatan tarik
menjadi 39.65 kg, warna dalam paramater L*(Iightness) sebesar 79-77 (skala 0-100),
a*(merah) sebesar 20.13, b*(kuning) sebesar 68.31 (skala -100-100) serta ketahanan
luntur warna 4 (balk). Secara umum, dengan pertimbangan kelayakan jual dan pakai,
hasil uji sifat fisika (kuat tarik, ketuaan warna) dan sifat kimia (ketahanan luntur warna)
kain sutera hasil pewarnaan dengan Bira orellana masih memenuhi nilai jual dan pakai."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49440
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erizal Mahatama
"Export plays an important role as one of source of Indonesian economic growth. Textile and textile product is the largest of industrial product that contribute to the economic growth. As one of the main exporter of textile and textile product in the world, removal of the MFA should positively affect the Indonesian textile and textile product export. Therefore, the objectives of this research are to measure the competitiveness of Indonesian textile and textile products export and to compare the competitiveness of another main competitor. One model that used to measure the competitiveness of a country's exports relative to competing countries is a Constant Market Share (CMS) analysis. Both of HS 6205 and 620520, Indonesia was able to enhance its competitiveness post removal of the MFA in the world market and U.S. market. On the other hand, the factor of commodity composition has been negative in the pre MFA period. This may be explained because the textiles and textiles product exports of Indonesia tend to concentrate in product groups (HS 2 digits or 4 digits). The factor of market distribution seems to be the main problem for the growth of Indonesian textiles and textiles product exports. This may be explained because the textile and textile products exports of Indonesia not distributed correctly to the center of demand growth. Both of HS6205 and HS 620520, China and Italy has been main competitor for Indonesia because they able to develop and maintained their competitiveness of textile products both pre and post removal of the MFA.

Ekspor memainkan peranan yang penting sebagai salah satu sumber pendapatan bagi perekonomian Indonesia. Tekstil dan produk tekstil adalah industri yang berkontribusi sangat besar terhadap pertumbuhan ekonomi. Sebagai salah satu eksportir utama tekstil dan produk tekstil di dunia, penghapusan MFA seharusnya member efek positif bagi ekspor tekstil dan produk tekstil Indonesia. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur daya saing ekspor tekstil dan produk tekstil Indonesia dan untuk membandingkan daya saing pesaing utama lainnya. Salah satu model yang digunakan untuk mengukur daya saing ekspor suatu negara relatif terhadap negara-negara bersaing adalah analisis Constant Market Share (CMS). Pada HS 6205 dan 620520, Indonesia mampu meningkatkan daya saingnya di pasar dunia dan pasar AS pasca penghapusan MFA. Di sisi lain, faktor komposisi komoditi negatif pada periode pra MFA. Hal ini karena ekspor tekstil dan produk tekstil Indonesia cenderung terkonsentrasi pada kelompok produk (HS 2 digit atau 4 digit). Faktor distribusi pasar tampaknya menjadi masalah utama bagi pertumbuhan ekspor tekstil dan produk tekstil Indonesia. Hal ini dapat dijelaskan karena ekspor tekstil dan produk tekstil Indonesia tidak terdistribusikan dengan tepat ke pusat pertumbuhan permintaan. Pada HS 6205 dan HS 620520, Cina dan Italia merupakan pesaing utama bagi Indonesia Karena kedua negara tersebut telah mampu mengembangkan dan mempertahankan daya saing produk tekstil, baik pra dan pasca penghapusan MFA."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T28749
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Yulistyawati
"Tekstil dan produk tekstil merupakan salah satu komoditas penting yang memiliki persaingan ketat di pasar global. Indonesia telah menjadi salah satu negara yang kompetitif dan memiliki sektor terpadu dari hulu hingga hilir. Dalam perkembangannya, terbentuknya perjanjian perdagangan regional dapat mempengaruhi kinerja ekspor. Dalam penelitian ini, AFTA menjadi fokus utama karena Indonesia adalah anggota ASEAN yang terikat dalam perjanjian dagang regional (AFTA).
Tesis ini menggunakan model gravity dengan pengolahan data panel. Dari hasil pengolahan diketahui bahwa model ini mampu menjelaskan variasi faktor determinan ekspor tekstil dan produk tekstil Indonesia ke beberapa negara mitra dagang sebesar 80%.
Hasil dari penelitian juga menunjukan bahwa beberapa variabel independen seperti GDP dan populasi dari negara mitra, dummy AFTA dan krisis secara signifikan memberikan pengaruh untuk ekspor tekstil dan produk tekstil Indonesia. Variabel tersebut berpengaruh secara signifikan pada level kepercayaan 99% dan 90%. Sementara itu, jarak dan nilai tukar riil tidak berpengaruh terhadap kinerja ekspor tekstil dan produk tekstil Indonesia.

Textile and textile products is one of important commodity that has thigh competition in global market. Indonesia has been one of the competitive countries that has integrated sector from upstream to downstream industry. In recent development, the creation of regional trade arrangement may influence export performance. In this research, the creation of AFTA becomes the main focus since Indonesia is a member of AFTA.
This thesis uses gravity model with panel data estimation. The model chosen in this thesis is fixed effect model. From the estimation, it is found that the model is able to explain the variation of Indonesian textile and textile product exports to the several trade partner countries for 80 %.
The estimation result of this research also found that some of independent variables such as GDP and population of partner country, AFTA and crisis dummy variable significantly give effect to Indonesian textile and textile products export. It affects significantly at the level of 99% and 90%. On the contrary, distance and real exchange rate has insignificant effect to Indonesian textile and textile products export.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28740
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dody Widodo
"Pembangunan industri Indonesia dititik beratkan pada industri yang berorientasi ekspor dan banyak menyerap tenaga kerja, mengolah hasil pertanian dan industri penghasil mesin-mesin industri. Industri yang berorientasi ekspor adalah industri yang berdaya saing kuat, yaitu industri yang mampu memanfaatkan dan dapat mengembangkan keunggulan komparatif. Selain itu pengembangan industri harus diarahkan pada pengembangan industri yang mampu memanfaatkan peluang yang tersedia, utamanya peluang pasar potensial, balk pasaran ekspor maupun dalam negeri. Dalam pengembangan industri yang berdaya saing kuat salah satunya adalah pengembangan industri tekstil dan produk tekstil (TPT) yang selama ini menjadi andalan ekspor nasional serta penghasil devisa utama.
Industri TPT Indonesia merupakan andalan ekspor bagi industri nasional semenjak tahun 1987 dan mencapai puncaknya pada tahun 1992 dengan nilai ekspor US$ 6,1 milyard. Ekspor industri TPT Nasional juga sangat bergantung pads lingkungan bisnis TPT dunia. Industri TPT dunia selama ini memiliki karakteristik sendiri dalam lingkungan bisnisnya, dimana tata niaganya diatur dalam MFA (Multi Fibre Arrangement).
Produk TPT Indonesia yang meliputi produk serat, benang dan tekstil Iembaran, pakain jadi serfs tekstil lainnya beberapa tahun terakhir ini sedang mengalami penurunan dalam pertumbuhan ekspornya dan proporsinya. Penurunan tersebut dapat disebabkan oleh pennintaan yang menurun dan pertumbuhannya melamban karena krisis ekonomi yang melanda sebagian dunia, tumbuhnya negara-negara pesaing baru yang turut serta mengembangkan industri TPT atau perkembangan teknologi yang pesat sehingga membawa dampak pada proses produksi industri ini dan merubah bentuk persaingan di pasar international karena persaingan international tersebut untuk sebagian besar tidak lagi hanya didasarkan atas persaingan dalam harga, akan tetapi juga atas inovasi dan teknologi.
Selain itu industri TPT Indonesia menghadapi tantangan yang berat dalam persaingannya di pasar dunia antara lain dengan terwujudnya WTO yang menyebabkan perubahan mendasar pada lingkungan bisnis TPT pada tahun 2005. Pada tahun tersebut seluruh produk TPT dunia tidak lagi diatur oleh tata niaga MFA tetapi akan dengan bebas diperdagangkan baik ekspor maupun impornya, sesuai dengan prinsip-prinsip yang ada pada perjanjian didalam WTO. Sehingga hanya kekuatan daya saing internal dimasing-masing negara produsen saja yang akan menentukan keunggulan daya saing komoditinya.
Dalam periode 1991-1998 industri TPT nasional mengalami tingkat daya saing yang cenderung terus menurun. Penurunan ini terlihat setelah dianalisa menggunakan alat analisis RCA, ISP dan CMSA. Dari hasil analisa ini dapat dilihat bahwa industri TPT yang selama ini anya mengandalkan endowment factor tidak dapat bersaing di pasar dunia. Kecenderungan ini dapat juga dilihat sebagai akibat tidak efektifnya kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah. Untuk mengantisipasi hal tersebut di atas, pemerintah harus mampu membuat kebijakan yang menyangkut industri TPT nasional dengan tidak hanya mempertimbangkan kelebihan dari endowment factor saja tapi juga harus mempertimbangkan competitive factor sehingga kebijakan yang dihasilkan akan mampu mengangkat industri TPT Indonesia untuk bersaing di pasar dunia.
Selain itu kebijakan yang dihasilkan harus bersifat menyeluruh dan tidak bersifat sementara/hanya peredam. Kebijakan-kebijakan tersebut juga diharapkan mampu mendorong pengembangan industri TPT nasional dari hulu hingga hilirnya menjadi sebuah industri yang modem yang efektif dan effisien dengan tidak melupakan peningkatan sumber daya manusia, teknologi , R&D dan juga mampu mendorong pengusaha industri ini membuka pasar baru selain pasar tradisonal bagi produk industri TPT selama ini.
Dengan kebijakan yang komprehensif seperti telah diungkapkan di atas, industri TPT Indonesia diharapkan akan mampu meningkatkan daya saingnya di pasar dunia utamanya pada tahun 2005 disaat MFA terintegrasi dengan WTO."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T9815
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafiardhi Ikhsan
"Tesis ini merupakan hasil penelitian tentang pelaksanaan kebijakan pembinaan dan pengembangan industri kerajinan tenun lejo di Kecamatan Bengkalis yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Bengkalis pada tahun 2002. Penelitian ini penting mengingat bahwa industri kecil mempunyai peran yang sangat penting dalam pembangunan. Industri kecil yang dalam hal ini kerajinan tenun lejo dalam perkembangannya menghadapi masalah-masalah seperti rendahnya kualitas hasil tenunan yang disebabkan oleh keterbatasan modal serta teknologi alat produksi sehingga berpengaruh kepada tingkat pendapatan pengrajin, disamping itu rendahnya sumberdaya manusia pengrajin yang juga menjadi permasalahan sangat mendasar dalam pengembangan industri kerajinan tenun lejo.
Mengingat strategisnya kebijakan PPIKT ini dalam upaya pemberdayaan industri kerajinan tenun lejo yang sekaligus merupakan strategi pemberdayaan usaha kecil/industri kecil yang dilakukan dengan suatu proses penyadaran akan potensi dan masalah, memotivasi dan menggerakkan partisipasi, serta pembentukkan kelembagaan dalam meningkatkan akses terhadap sumber daya, modal, pasar dan fasilitas non-ekonomi maka proses pelaksanaan kebijakan merupakan kunci keberhasilan dalam pencapaian tujuan dari kebijakan tersebut.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang menghasilkan data deskriptif. Data diperoleh melalui studi pustaka, observasi dan wawancara dengan para informan penelitian. Pemilihan informan dilakukan dengan dengan menggunakan teknik purposive sampling (penarikan sampel secara sengaja), dimana informan dipilih berdasarkan informasi yang dibutuhkan. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan dan menganalisis tahapan pelaksanaan kebijakan dan untuk mengetahui pencapaian tujuan setelah dilaksanakannya Kebijakan Pembinaan dan Pengembangan lndustri Kerajinan Tenun lejo yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten Bengkalis
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan kebijakan pembinaan dan pengembangan industri kerajinan tenun lejo dilakukan dengan beberapa tahapan yang dimulai melalui pembentukan tim pelaksana, pengenalan dan sosialisasi kemudian untuk lebih memfokuskan dan lebih memudahkan pelaksanaan program maka dibentuk kelompok usaha pengrajin. Tahapan selanjutnya adalah pembinaan teknis dan manajemen usaha yang merupakan kegiatan pembinaan dengan proses pembelajaran dengan mengabungkan teori dan praktek, tahapan lainnya adalah proses penyusunan permohonan bantuan dan pengisian blangko proposal kelayakan usaha Kemudian permohonan bantuan proposal kelayakan usaha diseleksi dengan tujuan untuk menentukan usulan bantuan yang memang layak untuk mendapat bantuan balk secara teknis maupun kemampuan pengelolaan bantuan yang berupa modal dan peralatan produksi (ATBM). Tahapan terakhir dan pelaksanaan kebijakan adalah kegiatan pemantauan dan pelaporan yang bertujuan untuk mengetahui perkembangan program terutama dalam pemanfaatan bantuan pinjaman modal bergulir.
Namun dalam pelaksanaan kebijakan PPIKT dengan tahapan tahapan tersebut mengalami beberapa hambatan dan kendala seperti kurangnya pemahaman pengrajin terhadap proses pelaksanaan kebijakan, deviasi dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan teknis dan manajemen usaha seperti kehadiran petugas yang akan memberikan materi pembinaan serta perubahan format dan tempat pembinaan, rumit dan sulitnya pengisian format usulan bantuan serta banyaknya persyaratan serta tidak seimbangnya jumlah petugas dibandingkan dengan luasnya cakupan wilayah yang akan dipantau mengakibatkan pemantauan tidak dapat dilakukan secara optimal.
Pencapaian tujuan dari pelaksanaan kebijakan PPIKT terlihat dari kebijakan ini dapat membantu para pengrajin tenun lejo yang pada umumnya menghadapi kondisi keterbatasan modal usaha. Sedangkan dari segi peningkatan kualitas dan kuantitas menenun terjadi peningkatan terhadap kuantitas dan kualitas kain tenun sehingga nilai jualnya pun lebih tingggi. Dengan meningkatnya kuantitas dan kualitas hasil tenunan akan berpengaruh terhadap peningkatan pendapat pengrajin. Dan pelaksanaan program pembinaan teknis dan manajemen usaha terlihat bahwa pengrajin mulai memahami bagaimana pentingnya pemasaran, promosi, manajemen usaha walaupun belum dapat melaksanakannya dengan baik namun setidaknya pengrajin sudah mulai berpikir dan memahami bahwa untuk mengembangkan usaha kerajinannya diperlukan suatu rangkaian kegiatan produksi yang saling mendukung yang selama ini tidak pernah terperhatikan oleh pengrajin serta diversifikasi produk sehingga pengrajin mampu menciptakan kreasikreasi terhadap kain lejo."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T11577
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silalahi, P. Remedy
"Tujuan penelitian ini untuk mengetahui potensi/peluang pemberdayaan industri TPT, mengingat kelangsungan industri TPT terkait erat dengan lingkungan strategis global, faktor eksternal dan internal pemerintahan serta manajemen TPT nasional. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor pengaruh pilihan konsumen, kebijakan pemerintah, besarnya devisa yang hilang dan relevansi industri TPT terhadap ketahanan ekonomi nasional. Teori untuk mengidentifikasi permasalahan, konsepsi ketahanan nasional, tugas pokok dan fungsi leading sector sebagai pengendali kebijakan dan instansi terkait lainnya.
Metode analisis, digunakan AHP dengan melibatkan 30 (tigapuluh) orang expert (responder). Adapun hasil temuan menunjukkan, faktor dominan dalam preferensi konsumen adalah desain, harga, motif, merek dan kualitas. Besarnya konsumsi masyarakat terhadap produk TPT impor (baru, illegal dan bekas), sangat merugikan. Upaya pemerintah untuk mengamankan industri TPT belum optimal, mengingat hadirnya pesaing baru didukung pemerintahnya untuk mendapatkan devisa. Relevansi industri TPT dengan ketahanan ekonomi nasional sangat signifikan mengingat besarnya angkatan kerja dan devisa yang dihasilkan, peran produktivitas dan konsumsi di dalam negeri.
Solusi bersama untuk menumbuhkembangkan industri TPT sebagai perkuatan ketahanan ekonomi nasional, adalah kesadaran berbangsa dan bernegara dalam membentuk nasionalisme baru. Kebijaksanaan yang sinkron dengan dinamika usaha, dan diikuti pendekatan dengan multi disiplin ilmu pengetahuan. Transparansi, kepastian hukum dan berusaha, dapat menstimuli lapangan usaha dan pekerjaan, sebagai dasar lahirnya produktivitas dan kreativitas dengan memfasilitasi bidang perbankan dan Iptek guna meningkatkan kemampuan industri lokal dalam penyediaan bahan baku, restrukturisasi mesin guna memenangkan persaingan.

Development Policy of Textile and Product Textile Industry with Domestic Customer Preferences Toward Its (A Study of Economic National Tenacity Point of View)This research purpose is to know opportunities of TPT industry empowerment, consider with TPT's industry persistence tight-related by global strategic environment, internal and external factors have governmental and national's TPT management. Also to know influence of customer preference, government policy, amounts have Foreign exchange and relevancy of TPT industry toward national tenacity. The theory to identify problems, national tenacity conception, and other agencies related. Analytical methods use of AI-IP involved 30 (thirty) respondent (who expert). There coming out shown, dominant factor in customer preference is design, price, motive, merk and quality. Have a lot of public refreshment toward import textile-product (newest, illegal and former), quiet suffer financial lost. Government efforts' to safe TPT industry not optimal yet, remain arose of new competitor that support by government to gain the foreign exchange. Significance between TPT industry and national economic tenacity is interrelated, consider with field of endeavor and foreign exchange outcome, productivity role and domestic consumption.
A collective solution to flourish TPT industry as strengthen of national economic tenacity is awareness of new nationalism in sense of having a nationality and state-owned. Policy that synchronized with business in dynamic, follow by multidiscipline of science approaches. Transparency, law enforcement and good business condition, can stimulate business field and job opportunities as ground of increase productivity and creativity by facilitate it banking sector and technology in order to extent local industrial capability to provide raw material, machine restructurization to win competition.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11848
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Tutie Rahayu
"ABSTRAK
Dengan merambahnya globalisasi keseluruh penjuru dunia akan terjadi persaingan ketat dalam perekonomian yang menuntut adanya perubahan disemua bidang , demikian juga untuk usaha kecil batik di Kabupaten Pekalongan, karena batik mempunyai peluang ekspor. Untuk meningkatkan kemampuan bersaingnya digunakan "Knowledge Creation". Adapun yang dimaksud dengan "knowledge creation" adalah : "Suatu kapabilitas organisasi dalam menciptakan pengetahuan baru untuk organisasi yang diwujudkan pada produk, jasa dan sistem", lebih lanjut dapat dikatakan bahwa "knowledge creation" merupakan kondisi dan kapabilitas berpikir yang interaktif, baik secara individual maupun kelompok, bahkan intra dan antar organisasi.
Wilayah penelitian meliputi 3 (tiga) desa yang ada di Kabupaten Pekalongan yaitu : desa Buaran, desa Jenggot dan desa Tirto, responden yang perusahaan sebagai informan, metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, adapun pengambilan data digunakan kuesioner untuk para responden dan wawancara mendalam (indepth interview) untuk informan.
Dari hasil analisis diperoleh gambaran bahwa pengusaha batik di Kabupaten Pekalongan belum sepenuhnya menggunakan "Knowledge Creation" dalam usaha meningkatkan kemampuan bersaingnya, disamping itu sebagian besar pengusaha masih menggunakan manajemen tradisionil karena pengetahuan manajemennya sangat minim.
Rekomendasi yang disarankan dalam kondisi ekonomi yang buruk agar tetap bertahan yaitu mengadakan perubahan di sektor internal terutama untuk lebih memperhatikan "knowledge creation" dengan mengadakan pelatihan maupun penataran untuk menghadapi perubahan yang terjadi di lingkungan eksternal. "
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panggabean, Hamonangan
"Persaingan pada industri pakaian jadi di pasar global semakin ketat ditengah-tengah peluang pasar yang masih tetap menarik untuk diperebutkan. PT. XYZ salah satu perusahaan industri pakaian jadi diduga belum optimal dalam melakukan pemasaran ekspornya, karena itu perlu diadakan penelitian terhadap strategi pemasaran global PT. XYZ.
Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor lingkungan dan keunggulan bersaing serta strategi dan upaya-upaya yang akan dilakukan untuk pengembangan ekspor PT. XYZ. Dalam penelitian ini digunakan kerangka teori : lingkungan pemasaran global termasuk lingkungan industri, daur hidup produk, rantai nilai, teori berlian, kompetensi inti, dan strategi mengekspor dan perluasan pasar. Metode penelitian merupakan studi kasus dan metode pengumpulan data dengan menggunakan studi dokumen (kepustakaan), wawancara dan pengamatan kegiatan PT. XYZ.
PT. XYZ, salah sate perusahaan industri pakaian jadi berorientasi ekspor masih belum optimal dalam memanfaatkan kapasitas produksi yang di milikinya, meskipun posisi perusahaan ini berada pada tahap pertumbuhan (growth) sesuai hasil analisa daur hidup produk (product life cycle). Berdasarkan analisa rantai nilai diketahui bahwa PT. XYZ telah melakukan berbagai aktivitas, baik aktivitas primer maupun aktivitas pendukung sebagai suatu sistem, yang .memberikan keuntungan bagi perusahaan. Analisa terhadap faktor penentu keunggulan bersaing berdasarkan teori berlian, memberikan isyarat bahwa PT. XYZ hares melakukan berbagai perbaikan dan inovasi serta akan lebih efektif apabila didukung pemberian kemudahan (insentif) oleh pemerintah.
PT. XYZ masih belum menemukan bentuk kompetensi inti yang sesungguhnya mereka miliki. Strategi memasuki pasar dengan ,mengekspor di lakukan dengan dua cara yaitu " occasional exporting " dan " active exporting ", dan segmen pasar PT. XYZ masih terbatas pada negara-negara tertentu yang pendapatan per kapitanya tinggi terutama ke Amerika Serikat. Strategi perluasan pasar perlu ditempuh terutama ke negara-negara non kuota seperti Jepang, Australia, Timur Tengah dan lain-lain.
Untuk efektifnya strategi pemasaran global dan persiapan integrasi MFA ke dalam WTO, maka PT. XYZ memerlukan kerjasama (aliansi strategis). Aliansi diperlukan untuk memperkuat kemampuan manufaktur dan untuk peningkatan keterampilan tenaga kerja serta inovasi teknologi terutama dalam hal disain. Disamping itu juga perlu aliansi untuk pemasaran sehingga dapat mendukung penetrasi pasar global atau untuk mengurangi ketidakpastian permintaan pasar."
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sar Sardy
"In this research it is applied a pattern recognition system by using an artificial neural networks to recognize several samples on weaving products, such as plain weave, twill weave, and sateen weave. In order to extract textural characteristics or features from sample images, it is used the Neighboring Grey Level Dependence Matrix (NGLDM)-method as proposed by Sun, which is invariant under rotation and linear grey level transformation. Five textural features i.e. Small Number Emphasis, Large Number Emphasis, Number Non uniformity, Second Moment, and Entropy will be used as the representative features of sample images. Those features are used as input to the neural networks, which have learned by the back propagation method. Baths methods (continuous and periodic) for changing the interconnection weights, and the performances of the two types of neuron transfer functions are also observed and investigated, in order to obtain an optimal network configurations. The results of experiment will be very useful for the next stage of research in designing an integrated vision system for the recognition of weaving product's quality in textile industry."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>