Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 46 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tarigan, Rifka
"Skipsi yang saya tulis ini tentang Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Perilaku Seksual remaja di SMAN 1 Way Pengubuan Kabupaten Lampung Tengah tahun 2011, Banyaknya Sempel dari Penelitian ini adalah 107 Responden. Jenis Penelitian kuantitatif dengan desain Cross Secsional. Dengan Variabel Dependen (Perilaku Seks Remaja) dan Variabel Independen (Pengatahuan, Sikap, Keterpaparan Informasi Masa, Pengaruh Teman Sebaya dan Peran Orang Tua). Penelitian ini menggunakan Analisis Univarian dan Analisis Bivariat. Hasil Penelitian diketahui proporsi remaja SMA terdapat 30,8% beresiko dan 69,2% dengan perilaku tidak beresiko.
Hasil analisis bivariat variabel yang berhubungan pengetahuan dan pengaruh taman sebaya. Mengatasi masalah permasalahan pada Remaja salah satunya adalah meningkatkan pengetahuan pendidikan seksual, yang bertujuan untuk mengatasi sikap emosiamal yang sehat terhadap masalah seksual dan mengarakan remaja kearah hidup yang sehat dan bertanggung jawab terhadap kehidupan seksual, Seyogianya Orang Tua juga membina hubungan yang baik dalam mendidik remaja di dalam keluarga.

This thesis that I write is about the Factors that Connect with the Sexual Behavior of Teen of SMAN1 Way Pengubuan the District of Central Lampung year 2011. The amount of sample from this research is 107 respondents. The kind is quantitative research with Cross Sectional design. It is with the Dependent Variable (The Teen Sexual Behavior) and Independent Variable (Knowledge, Attitude, Mass Information Bias, Peer Influence, and Parents Role). This research uses the Univarian Analysis and Bivariat Analysis. From the result of this research it is known that the SMA teen proportion of riskiness is 30,8% and 69,2% with no riskiness behavior.
The result of bivariat analysis variable connects with the knowledge and the peer influence. To overcome the problem of the trouble in teen, one of many is to increase the knowledge of sexual education, which aims to conquer the healthy emotional attitude toward the sexual problem and direct the teen to healthy life and responsible toward the sexual life, nevertheless parents should also manage a good relationship in educating the teen in the family.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendro Santoso
"Masa remaja menrgakaan masa yang penuh dengan perubahan. Perubahan pada remaja tidak hanya dilihat dari segi fisik tetapi perubahan psikis dan hubungan sosial. Perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja sangat berisiko terhadap masalah kesehatan, salah satu diantaranya adalah perilaku seks pranikah. Banyak faktor yang dapat menyebabkan perilaku seks pranikah di kalangan remaja diantaranya faktor internal dan faktor lingkungan eksternal.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kontribusi karakteristik demografi remaja dan faktor eksternal terhadap resiko penyimpangan perilaku seks pranikah remaja. Metode penelitian adalah metode analitik cross sectional. Populasi adalah seluruh siswa SMU negeri di Cianjur Kota yang berusia 14 - 20 tahun, sampel diambil dari 3 SMU negeri dan kelas 1, 2, dan 3 dengan menggunakan metode proporsional random sampling.
Hasil analisis menunjukkan bahwa karakteristk responden dalam penelitian ini 56,3% perempuan, 80,6% berusia remaja awal, 74,6% pendidikan orangtua tinggi, 80,8% pekerjaan orangtua formal, 55,8% penghasilan orangtua rendah. Berdasarkan rata-rata pengaruh teman sebaya 51% tergolong kondusif, lingkungan sekolah 54,9% kurang kondusif lingkungan keluarga 52,7% kondusif, lingkungan masyarakat 54,1% kurang kondusif, dan media massa/informasi 53,5% kurang kondusif. Resiko penyimpangan perilaku seks pranikah 50,1% resiko tinggi. Terdapat kontribusi yang signifikan antara jenis kelamin, teman sebaya, lingkungan masyarakat, dan media massa/informasi terhadap resiko penyimpangan perilaku seks pranikah. Penelitian ini juga membuktikan bahwa faktor yang paling berkontribusi terhadap resiko perilaku seks pranikah adalah media massa/informasi (Beta= 0,381 dan p=0,000), dan secara berurutan diikuti oleh teman sebaya dan jenis kelamin.
Perlu diciptakan lingkungan keluarga yang kondusif dengan mengoptimalkan fungsi dan tugas perkembangan keluarga. Sekolah perlu menyediakan berbagai kegiatan ekstrakulikuler untuk menyalurkan hobi dan bakat remaja kepada aktifitas yang lebih bermanfaat. Deteksi secara dini perilaku penyimpangan seks pranikah pada remaja melalui oplimalisasi kegiatan UKS, Kemitraan dengan masyarakat perlu dikembangkan sehingga tercipta lingkungan masyarakat yang kondusif bagi remaja. Merekomendasikan kepada pengambilan kebijakan untuk membuat UU pornografi dan pornoaksi serta aturan terkait penjualan majalah, VCD dan warnet yang berbau porno.

Teen-Age period is a period that is fall of changes. Change at adolescent do not only seen from physical facet, but psychical change and social relation. Changes that happened at teen-age very risk to problem of health, one among others are behavior of sex pre marriage. Many factor able to behavioral of sex pre marriage among adolescent among others internal factor and environmental factor of external.
This research aimed to explain contribution of characteristic adolescent demography and factor of external to risk deviation of behavior of sex pre marriage is adolescent. Research method was analytic method of cross sectional. Population was all student of SMU country in Cianjur Town which is have age to 14 - 20 year, sample taken away from by 3 SMA country of class 1, 2, and 3 by using method of proportional sampling random.
Result of analysis indicated that responder characteristic in this research 56,3% woman, 80,6 have% adolescent age to early, 74,6% education of high parent, 80,8% work of formal parent, 55,8% income of low parent. Pursuant to mean influence of friend coeval 51% pertained conducive, environmental of school 54,9% less conducive, environmental of family 52,7% conducive environmental of society 54,1% less condo ye,, and mass media / information 53,5% less contusive_ Risk deviation of behavior of sexual pre marriage 50,1% high risk There were gender contribution, friend coeval, society environment, and mars media. Information risks deviation of behavior of sexual pre marriage.
This research also proved that most factor have contribution to behavioral risk of sexual pre marriage was mass media / information (Beta=0,381 and p=0,000), and was alternately followed by friend coeval and gender require to be created by family environment which was conducive by is optimal of duty and function growth of family School require to provide various extracurricular activity to channel adolescent talent and hobby to more useful activities. Detected early behavior of deviation of sexual pre marriage at adolescent through optimalization activity of UKS Partner with society require to be developed is so that created by society environment which is conducive to adolescent Recommend to taker of policy to make UU and pornography of porn action and also related order of sale of magazine, VCD and of warmer smelling porno.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T17731
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak - kanak ke dewasa yang ditandai
oleh perubahan biologis, intelektual, psikologis, dan ekonomi. Salah satu perkembangan seorang remaja adalah membina hubungan dengan lawan jenis. Cara yang digunakan oleh remaja untuk membina hubungan dengan lawan jenis adalah dengan berpacaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara gaya berpacaran dengan persepsi remaja terhadap aborsi. Hipotesa penelitian berisikan tidak ada hubungan antara gaya berpacaran denagn persepsi remaja terhadap aborsi. Desain penelitian yang digunakan adalah Chi - Square. Penelitian ini dilakukan di SMA Budhi Warman I, Kramat Jati, Jakarta Timur dengan jumlah sampel sebanyak 43 responden. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling. Hasil Penelitian dihitung dengan menggunakan uji Chi - Square menunjukkan bahwa Ho gagal ditolak artinya tidak ada hubungan antara gaya berpacaran dengan persepsi remaja terhadap aborsi. Peneliti menyarankan untuk dilakukan penelitian serupa dengan area yang lebih luas, jumlah responden yang lebih besar, pengujian validitas dan reliabilitas instrumen terlebih dahulu. Hasil penelitian dapat digunakan bagi penelitian selanjutnya dengan topik yang sejenis dengan adanya variabel lain yang ditambahkan."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5481
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Ayu Nurhidayah Oktaria
"Latar Belakang: Remaja memiliki risiko terhadap perilaku kesehatan reproduksinya termasuk perilaku seksual.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual remaja.
Metode: penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. populasi yang diteliti adalah remaja di SMA Negeri "X" Kota Sekayu Kabupaten Musi Banyuasin tahun 2012. Analisis bivariat dengan menggunakan uji Chi square.
Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa 34% melakukan perilaku seksual berisiko. Berdasarkan uji bivariat menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara jenis kelamin, pengetahuan, sikap, pola asuh, dan paparan media pornografi dengan perilaku seksual remaja.

Background: Adolescent have an increasing risk of reproductive health behavior including sexual behavior.
Objective: This study aims to determine the factors associated with adolescent sexual behavior.
Methods: This study uses analytical research method with cross sectional approach. Population studied was in high school adolescent state "X" Sekayu City Distric of Musi Banyuasin 2012. Bivariate analysis was using Chi square test.
Result: The study showed that 34% to risky sexual behavior. Bivariate test showed a significant relationship between gender, knowledge, attitude, parenting, and exposure to pornographic media with adolescent sexual behavior.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Puspa Utami Putri
"Masa remaja merupakan masa ketidakseimbangan emosi dan fisik. Pada masa ini peer group menjadi bagian yang penting bagi remaja karena peer group memberikan dukungan, tempat berbagi dan belajar untuk remaja. Pada masa ini pula, remaja mencoba hal-hal baru termasuk dalam perilaku seksual. Penelitian ini dibuat untuk mengetahui sejauh mana hubungan peer group dengan perilaku seksual remaja. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan studi deskriptif dan menggunakan metode cluster sampling sebagai cara pengambilan sampelnya. Sampel pada penelitian ini berjumlah 108 siswa/i di SMAN 103 di Jakarta Timur.
Penelitian ini memperoleh hasil p-value penelitian ini 0, 118 yang berarti bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara peer group dengan perilaku seksual remaja. Hal ini mungkin saja terjadi karena banyak faktor yang mempengaruhi perilaku seksual remaja selain peer group. Meskipun begitu, penyuluhan mengenai bahaya perilaku seksual tidak aman, penanaman pendidikan moral dan agama serta pengawasan dari orang tua perlu dilakukan agar remaja terhindar dari bahaya perilaku seksual tidak aman.

Adolescence is a period of emotional and physical imbalance. In this period, peer group is an important factor for adolescence because it gives support, share, and, learn to adolescence. In addition, adolescence tries new things including about sexual behavior. The aim of this research was to know about relationship between peer group and sexual behavior. This research was a quantitative research using a corelative descriptive design with cluster sampling method. The sample in this research were 108 students at SMAN 103 in East Jakarta.
The result showed that p-value 0,118, it was means that there was no significant relationship between peer group and sexual behavior in adolescence. It happened because beside peer group, there are many factors influence adolescence sexual behavior. However, a counseling related to the danger of unsafe sexual behavior, cultivation of moral and religious education and parental supervision need to be done to protect the teenagers from the dangers of unsafe sexual behavior.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43698
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Fitria Chandra
"Remaja merupakan aset sumber daya manusia yang merupakan tulang punggung penerus generasi bangsa dimasa mendatang. Secara fisik masa remaja ditandai dengan perubahan yang sangat pesat, baik dalam ukuran maupun bentuk tubuh, disertai dengan aktifnya hormon-hormon seksual dan matangnya organ-organ reproduksi. Perubahan ini secara biologis menimbulkan dorongan seksual yang besar dalam diri remaja, ditambah lagi godaan yang datang dari luar, baik dari teman sebaya atau orang disekitar serta arus informasi bernuansa pornografi yang seringkali remaja melakukan aktivitas seksual yang tidak terkendali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku seksual remaja di sekolah menengah kejuruan swasta X2 di Kota Depok.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan desain penelitian Rapid Assesment Procedure (RAP) dan menggunakan metode wawancara mendalam (indepth interview) dalam pengumpulan data. Hasil penelitian ini menunjukkan perilaku seksual yang dilakukan siswa/siswi saat pacaran adalah pegangan tangan, membelai, pelukan, ciuman dan meraba atau menyentuh bagian sensitif. Adanya pengaruh pengetahuan, sikap, nilai dan lingkungan (teman sebaya) terhadap perilaku seksual siswa/siswi pada penelitian ini. Perlunya penanganan yang intensif dari seluruh pihak baik dari sekolah, Dinas Kesehatan (dalam program PKPR) dan LSM yang bergerak dibidang kesehatan reproduksi dalam pelayanan kesehatan remaja (pemberian informasi kesehatan reproduksi) agar remaja (siswa/siswi) memiliki pengetahuan, sikap dan dapat berperilaku yang bertanggung jawab terhadap kesehatan reproduksinya.

Adolescent is a significant of human resource asset as the continuity of the next generation in the future. Phisically, adolescent period is marked the rapid changes, either in size or the body shape. In line with the activity of the sexual hormones and the maturity of reproduction organs. This changing, biologically causes the biggest sexual urge on the adolescent period, and as it supported by the external influences, either from their peers or people around them as well as the information that has porn characteristic that make adolescent do uncontrolable sexual activity. The purpose of the research is to know the image of adolescent sexual behavior in private Vocational High School X2 in Depok 2012.
The method that is applied for the research is qualitative with Rapid Assesment Procedure (RAP) desain and applied the indepth interview as the data collection. The result of the research shown the sexual behavior that was done by the students is holding hands, flattering, hugging, kissing and groping or touching the sensitive area. The influences of knowledge, attitude, value and environment (peers) toward the sexual behavior of the students on this research. The intensive monitoring from all aspects either from school or Public Health Services (in PKPR program) and Non Goverment Organization that handles reproductive health in giving service to adolescent health (giving information about reproductive health) in order to broaden their knowledge, attitude, and can be responsible of their reproductive health.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Susanti
"Skripsi ini membahas tentang Hubungan jenis Kelamin, Keterpaparan Media dan Pengaruh Teman Sebaya dengan Perilaku Seksual Remaja di SMPN 6 Palolo Sulawesi Tengah Tahun 2012. Jenis penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Jumlah sampel 116 (Total Sampling). Hasil penelitian memperlihatkan sebagian besar (79,3%) Responden mempunyai perilaku seksual berisiko dan hampir seluruhnya (98,3%) sudah terpapar oleh media porno, terpengaruh oleh teman sebaya sebanyak (91.4%). Dari ketiga variabel yang diteliti satu variabel (jenis Kelamin) yang ada hubungan dengan perilaku seksual berisiko. Variabel keterpaparan media dan pengaruh teman sebaya tidak ada hubungan dengan perilaku seksual berisiko, hal ini disebabkan karena untuk kedua variabel tersebut responden cenderung homogen.

This thesis discusses the types of Gender Relations, Media Exposure and Influence Friends peer with Sexual Behavior of Youth in Central Sulawesi palolo SMPN 6 2012. This type of quantitative research with cross sectional design. Number of samples 116 (Total Sampling). The results showed the majority (79.3%) respondents had a risky sexual behavior and nearly all (98.3%) had been exposed to pornographic media, influenced by peers as much (91.4%). Of the three variables studied one variable (type of sex) in connection with risky sexual behavior. Variable media exposure and peer influence has nothing to do with sexual risk behavior, this was due to both the respondents tend to be homogeneous variables."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Jaeni
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26659
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Miftachul Nuriya Febiana
"Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan gambaran pengetahuan dan sikap remaja dalam pencegahan perilaku seks pranikah diantara siswa SMP dengan sekolah yang umum dan berbasis agama. Metode yang digunakan adalah cross sectional dengan pengisian kuesioner. Penelitian ini dilakukan pada 106 orang siswa kelas VIII SMPN 131 dan 89 orang siswa kelas VIII MTSN 4.
Hasil penelitian ini adalah tidak ada perbedaan gambaran baik pengetahuan maupun sikap terhadap seks pranikah antara siswa SMPN 131 dengan MTSN 4.Bagaimanapun intervensi pihak sekolah kepada orangtua siswa dalam memberikan pendidikan seks dirumah untuk menambah pengetahuan dan sikap siswa dan mencegah terjadinya perilaku seks pranikah sangat diperlukan.

The objective of this study was to explore is there any differences of adolescent’s knowledge and attitude to prevent premarital sex among secondary school students with general and religious basics. A cross-sectional survey of secondary school students was conducted using self- administered questionnaires. The participants consist of 106 SMPN 131 students and 89 MTSN 4 students.
The result was no differences of adolescent’s knowledge and attitude perspective in the premarital sex both of school. However, intervention to parents from school very needed, to give their child sex education at home for increase their knowledge and attitude to prevent premarital sexuality by them self.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44990
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>