Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Faradina Ulfah
"[ ABSTRAK
Pada dialog dalam film dapat ditemukan peristiwa tutur dan tindak tutur. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan wujud tindak tutur direktif dua guru yang berbeda usia dalam film Brammetje Baas. Metode
yang digunakan adalah dekripstif kualitatif. Dari penelitian ini ditemukan perbedaan ragam bahasa guru yang
berbeda usia yakni tua dan muda. Guru yang lebih tua cenderung menggunakan tindak tutur direktif dengan
kalimat perintah dan sebaliknya guru muda menggunakan bahasa yang lebih akrab yakni tindak tutur direktif
memberi perintah dengan kalimat pernyataan. Guru muda pun menggunakan tindak tutur direktif memohon
kepada muridnya untuk meminta maaf pada guru tua.
ABSTRACT In the dialogue of film can be found speech events and speech acts. This study aimed to describe the form of
directive speech act of two teachers of different ages in the film Brammetje Baas. The method used is
descriptive qualitative. In this study found wide differences in languange teacher of different ages, such as
young and old. Older teacher tend to use directive speech acts with imperative sentence. In contrast, younger
teacher uses more familiar languange that directive speech acts had commanded the sentence statement. The
young teacher was using directive speech acts appealed to students to appologize the old teacher., In the dialogue of film can be found speech events and speech acts. This study aimed to describe the form of
directive speech act of two teachers of different ages in the film Brammetje Baas. The method used is
descriptive qualitative. In this study found wide differences in languange teacher of different ages, such as
young and old. Older teacher tend to use directive speech acts with imperative sentence. In contrast, younger
teacher uses more familiar languange that directive speech acts had commanded the sentence statement. The
young teacher was using directive speech acts appealed to students to appologize the old teacher.]"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Suharsono
"Berdasarkan kenyataan bahwa buku-buku linguistik Jawa sebagian besar adalah karya-karya pedagogis, serta Pembahasan masalah dalam lingkup yang cukup luas, yang jika ditinjau secara teoritis banyak terdapat kekurangan maka penulis mencoba meneliti masalah tak bahasa Jawa da_lam tulisan ini secara teoritis serta membatasi lingkup masalah yang cukup sempit dengan harapan agar mencapai hasil yang lebih baik dan mendetil. Sebenarnya pembahasan masalah tak ini bukanlah yang pertama. Beberapa ahli telah membahasnya. Namun demikian pembahasan-pembahasan terdahulu yang kurang mendetil ter_sebut menunjukkan perbedaan yang mendasar jika dibandingkan dengan pembahasan yang mendetil. Hal ini dapat terlihat dari hasil penelitian ini. Dalam mengumpulkan data, penulis mengikuti saran La-bov dalam Harimurti Kridalaksana (1988: 25) yaitu agar melakukan; (1) penilaian atas kegramatikalan, (2) peni_laian atas ketaksaan dan (3) penilaian atas parafrasa yang betul terhadap data yang terkumpul. Penulis tidak banyak menemui hambatan dalam mengumpulkan data karena telah banyak kamus maupun buku-buku bahasa Jawa yang di_terbitkan. Walaupun hanya tak yang dibahas dalam tulisan ini, bukan berarti bahwa masalahnya akan mudah dipecahkan. Untuk itu penulis perlu memakai wawasan teoritis dari berbagai ahli linguistik dengan tujuan supaya menekan sekecil mungkin hal-hal yang luput dari tinjauan. Dengan mempergunakan metode induktif atas dasar azas praduga yang ilanjutkan pembahasan masalah untuk menuju kesim_pulan, penulis menenukan perbedaan yang mendasar antara tulisan-tulisan terdahulu dengan hasil penelitian ini. Pada tulisan-tulisan terdahulu tak hanya disebut sebagai prefiks saja. Namur demikian, setelah melalui berbagai pembahasan dalam tulisan ini dapat diketahui bahwa tak bahasa Jawa ternyata terdiri dari dua bentuk yang berbeda. Yang pertama sebagai proklitik dan yang kedua sebagai partikel."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S11492
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karwati
"ABSTRACT
Partikel la an-nafiyatu li l jinsi dalam Al-Qur'an: Analisis Sintaktis. Di bawah bimbingan Bapak Letmiros, M,Hum., selaku pembirnbing pertama, dan Bapak Dr. Muhammad Luthfi, selaku pembimbing kedua. Program Studi Arab Jurusan Asia Barat Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 1999.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perilaku sintaktis partikel an-nafiyatu li l jinsi dalam AI-Qur'an.
Pengumpulan data dilakukan melalui tahapan-tahapan berikut: (1) inventarisasi partikel la an-nafryaiu !il jinsi dalam AI-Qur'an, (2) analisis data, dan (3) penyajian hasil analisis.
Analisis sintaktis partikel menunjukkan bahwa la an-nafiyatu li l jinsi isim fa_i1 (partisipe] aktif), isim makan (nomina bermakna tempat), sifat (ajektiva) dan masdar (infinitif) merupakau pengisi fungsi isim (subjek) la an-naflyatu Ii 1-jinsi. Pengisi fungsi khabar (predikat) la an-nafiyatu li l jinsi adalah jar majrur (frasa preposisional), saraf (adverbia), dan pelesapan fungsi khabar la an-nafiyatu li l jinsi

"
1999
S13293
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sukandar
"'AN yang berfungsi sebagai konjungsi merupakan bagian dari partikel dalam bahasa Arab. Namun tidak semua konjungsi dalam bahasa Arab masuk dalam kelompok 'AN. Dalam penggunaannya 'AN ini mempunyai seperangkat aturan yang harus dipenuhi. Partikel konjungsi ini menghubungkan unsur-unsur kalimat yang sama, baik kala, kasus, modus maupun hirarkis sintaksisnya. Unsur-unsur kalimat sebelum dan sesudah 'AN ada yang dapat ditukar permutasinya dan ada yang tidak tergantung dari macamnya. Sebagai kata yang dikenal sebagai penyerta unsur lain dalam kalimat, partikel in! dapat koorelasikan dengan satu atau lebih adverbia. Dari segi semantis, ada beberapa 'AN yang mempunyai dua atau lebih makna dalam bahasa Indonesia, di samping makna relasi antar konjungta untuk tiap jenis Analisis skripsi ini disajikan dengan menggunakan kerangka teori yang dikemukakan oleh para ahli gramatika Arab dan dimodifikasikan dengan linguistik umum. Dengan tujuan, agar diperoleh gambaran yang lebih jelas dan lebih mudah dipahami."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1989
S13391
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prayogo R. A. Heryani Ontowati
"Membatasi diri dengan mengambil data-data hanya dari karya-karya fiksi yang ditulis dalam bahasa Inggris modern baik dari Inggris maupun dari Amerika, yaitu karya karya yang diterbitkan tahun 1900 sampai 1980. Dengan demikian permasalahan yang dibicarakan dalam skripsi ini terbatas pada HAVE dalam ragam tertulis melalui saluran. karya fiksi, karena tidak mungkin membahas seluruh masa_lah dalam waktu yang terbatas. Ini memerlukan waktu yang banyak sekali."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S14182
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustini Rizalina
"Penelitian mengenai ciri-ciri Sintaktis dan Semantis bahasa Inggris Teknologi dan bahasa Inggris Umum telah di lakukan melalui penelitian kepustakaan. Tujuannya ialah untuk memberikan sedikit gambaran tentang beberapa perbedaan ciri-ciri Bahasa Inggris Teknologi dan Bahasa Inggris Umum sehingga kiranya dapat memberikan kemudahan bagi orang awam untuk memahami tulisan-tulisan dalam Bahasa Inggris Teknologi.
Perbedaan ciri-ciri bahasa Inggris Teknologi dan bahasa Inggris Umum tersebut saya batasi pada lima ciri yakni menyangkut penggunaan kala, makna kata kerja bantu pengandaian should, may dan can, frekuensi bentuk pasif, posisi kata keterangan waktu then, first dan now, penggunaan kata kerja yang berasal dari bahasa Latin dan kata kerja berkombinasi.
Dalam memahami perbedaan ciri-ciri bahasa Inggris Teknologi dan Bahasa Inggris Umum. Perbedaan ini diperlihatkan yakni: (1)Sering didapatkan perbadaan dalam struktur kalimat kala kini Bahasa Inggris Teknologi dan Bahasa Inggris Umum. Perbadaan ini dijelaskan. (2) Kata kerja bantu pengandaian can yang mengandung makna kemampuan (ability) tidak dapat termasuk dalam modus imperatif sebab artinya menyangkut kecakapan, bakat, kemampuan sesuatu benda sendiri, jadi tidak menyiratkan suatu perintah maupun imbauan dan seruan. Kata kerja bantu pengandaian can yang bermakna ability ini biasanya terdapat dalam kalimat yang berkonstruksi aktif."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1989
S14015
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suryani
"Dalam skripsi ini saya membandingkan iklan bahasa Jerman dan iklan bahasa Indonesia. Fokus penelitian ini adalah menganalisis iklan bahasa Jerman dan bahasa Indonesia pada produk ikian Nivea yang serupa ditinjau dari sudut sintaksis dan semantis. Skripsi ini terdiri atas empat bab. Teori-teori yang tersaji dalam Bab 2 terdiri atas teori kalimat bahasa Jerman menurut Duden Die Grammatik der deutschen Gegenwartssprche, teori kalimat bahasa Indonesia menurut Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, dan teori makna dari Gustav Blanke.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ditinjau dari segi sintaksis, perbedaan iklan bahasa Jerman dan iklan bahasa Indonesia terlihat dari bentuk kalimat yang digunakan. Pada iklan bahasa Jerman, kalimat yang digunakan umumnya berbentuk kalimat elips dan sederhana, sedangkan pada iklan bahasa Indonesia, kalimat yang digunakan, umumnya, berbentuk kalimat elips dan majemuk. Ditinjau dan segi semantis, perbedaan iklan bahasa Jerman dan iklan bahasa Indonesia ini terlihat dari tidak adanya penggunaan kata/ungkapan pada iklan bahasa Jerman yang mengandung makna afektif negatif. Perbedaan-perbedaan ini tidak lepas dari latar belakang budaya masyarakat pembaca sasaran yang dituju."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S14604
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Susunan berimbang dianalisis secara sintaksis dan semantik. Tujuannya untuk membuktikan.bahwa susunan berimbang adalah suatu bentuk paduan antara susunan setara dan tak setara. Data yang digunakan adalah data sekunder yang sudah ada dalam bahan pustaka. Pengumpulan data tersebut dila_kukan dengan metode penelitian kepustakaan. Berdasarkan analisis sintaksis dan semantik dapat diketahui persamaan susunan berimbang dan susunan setara, sedangkan persamaan susunan berimbang dan susunan tak setara hanya bisa dianalisis secara semantik saja, karena secara sintaksis sudah jelas bahwa susunan berimbang dan susunan tak setara berbeda. Di samping itu terdapat pula perbedaan di antara ketiganya, sehingga dapat disimpulkan bahwa susunan berimbang merupakan bentuk paduan susunan setara dan tak setara. Dengan demikian susunan berimbang tidak termasuk susunan setara maupun susunan tak setara."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S15762
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marina Augustina Isakh
"Dalam skripsi ini kata sandang Belanda akan dibahas dalam kaitannya dengan substantif yang menyertainya, yang dijabarkan dalam analisis sintagmatis dan analisis paradigmatis; berbagai kasus khusus pemakaian kata sandang de, het, een, dan _ yang nonidiomatis; Berta ciri-ciri sintaksisnya. Selain itu juga akan dibahas ciri-ciri pembeda semantis kata sandang Belanda menurut beberapa pakar linguistik Belanda. Sebagai tambahan juga dibahas mengenai kata tunjuk dalam Bahasa Belanda, yang meliputi deze, die, dit, dan oat. Dalam meneliti kata sandang ini penulis mengadakan penelitian pustaka dan penelitian korpus. Pertama-tama penulis mengumpulkan berbagai sumber rujukan pustaka yang berkaitan, dengan kata sandang. Setelah itu bahasan yang berasal dari sumber tadi dilengkapi dengan penelitian korpus. Dari hasil penelitian tersebut penulis menyimpulkan bahwa kata sandang tidak memiliki makna, namun kata sandang memiliki fungsi, yaitu menentukan kata benda dan mensubstantifkan suatu kata, sehingga erat sekali keterikatan antara kata sandang dan kata benda. Berdasarkan tatabahasa baku Belanda, kata sandang termasuk salah satu kelas kata yang barmakna gramatikal, karena kehadirannya di dalam kalimat harus didampingi Oleh kelas kata benda, sehingga keterikatan tersebut akan memunbulkan makna baru."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nelwaty
"Yang menjadi topik dalam skripsi ini adalah koordinasi dalam Bahasa Belanda. Tipe koordinasi yang ada adalah tiga jenis, yakni asindeton, sindeton dan polisindeton. Tipe konjungsi yang dibahas ada dua belas. Pembahasan tipe koordinasi dengan konjungsi-konjungsinya menyangkut masalah 1) Bentuk, ciri serta fungsi konjungsi koordinasi dan 2) Ciri-ciri, khusus konjungta konjungtanya. Kedua masalah ini diterapkan pada kedua belas konjungsi yang ada. Empat dari dua belas konjungsi ini (en, maar, want dan dus) dibahas dari sudut sintaksis dan semantis. Dalam penelitian ini penulis mengadakan penelitian pustaka dan korpus. Pertama-tama penulis mengumpulkan sumber-sumber rujukan pustaka yang berkaitan langsung maupun tak langsung dengan pokok bahasan, kemudian bahasan yang berasal dari sumber pustaka tadi dibuktikan atau dilengkapi dengan penelitian korpus dari berbagai teks. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa syarat utama konjungta haruslah sama fungsi gramatikanya atau sama nilainya. Janis konjungta dapat berupa morfem, kata (kata majemuk), frase, klausa atasan ataupun klausa bawahan. Tipe konstruksi koordinasi yang ada bukan saja tiga tipe di atas namun ada dua tipe lain yang dapat ditambahkan, yakni tipe kalimat elips yang terdiri dari satu konjungsi saja dan tipe yang terdiri dari satu konjungsi dengan satu konjungta. Hal lain yang sering terjadi dalam konstruksi koordinasi adalah 1) proses pelesapan, yakni penghilangan anggota-anggota konjungta yang identik dan tidak bertekanan, 2) proses permutasi, yakni pemindahan urutan konjungta dengan tidak merubah makna kalimat atau dengan kata lain makna kalimat hasil permutasi harus logis dan 3) proses pemecahan atau pemisahan satu konstituen yang berstruktur koordinatif yang disebut solitsina. Akhirnya bentuk lain yang berbeda dengan bentuk koordinasi biasa adalah reeksvormers yang dapat membentuk suatu deret dengan konjungsi dan konjungta yang tidak terbatas."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>