Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
Miksic, John N.
Jakarta: Periplus Editions, 1997
R 726.1 MIK b
Buku Referensi Universitas Indonesia Library
Ulfah
"Kajian mengenai perbandingan bentuk dan isi teks Hikayat Nabi Mengajar Ali dengan kisah Dewaruci bertujuan untuk mengetahui isi teks Hikayat Nabi Mengajar Ali, melihat keparalelan teks tersebut dengan kisah Dewaruci, serta mendeskripsikan simbol-simbol yang ada di dalam teks Hikayat Nabi Mengajar Ali. Tujuan ini didasarkan pada banyaknya simbol yang ada di dalam teks yang digunakan untuk menuangkan ajaran, sehingga jika kita menangkap makna kata secara denotatif maka tidak akan sampai pada maksud teks yang sebenarnyrya sastra Jawa klasik yaitu Dewaruci. Oleh karena itu penggarapan skripsi ini didasarkan pada metode analisis komparatif dan deskriptif. Dengan metode tersebut maka diketahui bahwa teks Hikayat Nabi Mengajar Ali berisi ajaran tasawuf yaitu ajaran untuk menjadi manusia sempurna dengan cara mampu melalui tahapan syariat, tarekat, hakikat, dan makrifat sehingga bisa dekat sekali dengan sang Pencipta. Selain itu simbol-simbol yang ada selalu disejajarkan dengan keempat tahapan tersebut. Dengan mendeskripsikan simbol-simbol tersebut kemudian memperbandingkan dengan Dewaruci diketahui bahwa keduanya memang tampak sejajar, pertama dari segi bentuknya sama-sama menggunakan tokoh murid dan guru yang di dalam bersuluk sangatlah penting, kedua kesamaan ajaran yang hendak disampaikan yaitu menyajikan konsep manusia sempurna. Manusia yang dianggap sempurna adalah manusia yang mampu mendekati Tuhannya dengan melewati keempat tahapan tersebut.a. Selain itu, isi teks tampaknya mirip dengan ka"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Miksic, John N.
Jakarta: Wira Mandala Pustaka, 1999
726.143 MIK m (2);726.143 MIK m (1)
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
"Borobudur Temple has its own magnet to more than 2 million tourists both domestic and foreign tourists. This research aim is to study revitalization aspect needed in Borobudur Temple area. The main problem in Borobudur is the degradation of environment physical quality, the decline of visitor experience quality, and the decline of Borobudur image as world heritage site.
Methods used in this research is qualitative methods with rasionalistic paradigm. While analyses tool used in this research consist of socio-culture analyses, sosio-economy analyses, land use analyses, and tourism analyses. The findings of development analyses is a basic and strategic action to develop physical and non-physical Borobudur Temple area its environment thus Borobudur can defend its image as a world heritage site.
This research concluded that Revitalization of Borobudur Temple Area is absolutely needed. Revitalization of Borobudur Temple Area will cover development of Zone 2 and 3, so it will contribute benefit to the development of Borobudur area and its surroundings."
MTUGM 4:30 (2008)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Situngkir, Hokky
Jakarta: Mizan Publika, 2016
306.459 9 HOK k
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Mus, Paul, 1902-1969
New Delhi : Sterling Publishers, 1998
294.343 5 MUS b
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Dhanisa Restya Agung
"Dhanurveda adalah kitab ilmu kemiliteran tertua dari zaman Hindu yang dianggap sebagai pedoman dari segala kegiatan yang melibatkan busur panah. Manuskrip Dhanurveda yang tersisa sekarang ini hanya merupakan fragmen atau versi ringkas dari yang asli namun cukup untuk menunjukkan bahwa ilmu kemiliteran khususnya tentang seni memanah merupakan bagian penting dari ajaran nenek moyang di masa lampau. Berbagai relief dari candi-candi besar masa Klasik Tua (abad ke-8-10 M), yaitu candi Prambanan dan candi Borobudur merekam semua bukti-bukti kedigjayaan yang melibatkan busur panah. Sthana (postur tubuh ketika memanah) dan mudra (konfigurasi atau bentuk kepalan jemari tangan) yang menjadi faktor pendukung terbesar keberhasilan seorang pemanah dalam melesatkan anak panah dengan baik. Maka dari itu ingin diketahui apakah teknik sthana dan mudra adegan memanah yang tergambar di relief candi mencerminkan tata aturan dari kitab Dhanurveda; apakah fungsi panahan pada masyarakat Jawa Kuna sebagai masyarakat pendukung zaman itu dan bagaimana keberlanjutan penggunaan sthana dan mudra Dhanurveda setelah masa Klasik berakhir. Kajian ini menggunakan cara-cara kualitatif dengan menggunakan tahapan penelitian yang dimulai dari pengumpulan relief-relief beradegan memanah dari candi Prambanan dan candi Borobudur sebagai data primer, pengolahan data, analisis dan interpretasi. Tahapan interpretasi dibantu dengan data sekunder berupa manuskrip karya sastra Jawa Kuna yaitu Kakawin Ramayana dan berbagai cerita Buddhacarita. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada 20 panil relief yang di dalamnya terdapat 25 adegan memanah, didapat bukti bahwa terdapat 22 sthana dan 14 mudra yang memiliki kesesuaian dengan teknik memanah dari Dhanurveda. Pengaruh Dhanurveda dalam seni memanah masih melekat kuat di Jawa dan seiring berjalannya waktu, panahan menjadi sebuah bagian dari seni dan hiburan serta cabang olahraga hingga ke masa modern.
Dhanurveda is the oldest military manuscript from the Hindu era which is considered as guidance to all activities involving bows and arrows. The Dhanurveda manuscripts that still available today are only fragments or abridged versions from the original book, but they are sufficient to show that military science, especially the art of archery, was an important part of the teachings of our ancestors in the past. Various reliefs from large temples of Old Classical period (8th-10th century AD), namely Prambanan and Borobudur temples, record all evidence of the art of archery greatness. Sthana and mudra are important supporting factors for archer's success in shooting arrow. Therefore, the critical questions are whether sthana and mudra techniques of the archery scenes depicted on the temple reliefs reflect the rules of Dhanurveda; What was the function of archery in Old Javanese society in that era and how was the continuation of the use of Dhanurvedic sthanas and mudras after the Classical period ended? This study uses qualitative methods by utilizing research stages from collecting reliefs of archery scenes from Prambanan and Borobudur temples as primary data, data processing, analysis and interpretation. The interpretation stage is assisted by secondary data, that is manuscripts of Old Javanese literary works, Kakawin Ramayana and various Buddhacarita stories. Based on research conducted on 20 relief panels, in which there are 25 archery scenes, evidence was obtained that there are 22 sthanas and 14 mudras which are in accordance with the archery techniques from Dhanurveda. The influence of Dhanurveda in the art of archery is still persisting in Java and over time, archery has become a part of art and entertainment as well as a sport until modern times."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Vincentia Irmayanti Meliono
Depok : Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
306.8 IRM s
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library