Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ondeng Sani
"Di Indonesia, indeks ultraviolet berada di angka 8 – 11 dan termasuk ke dalam kategori risiko bahaya yang sangat tinggi sehingga diperlukan perlindungan tambahan untuk perlindungan, yakni tabir surya. Namun, penggunaan tabir surya masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap terkait paparan sinar matahari dan penggunaan tabir surya pada mahasiswa. Sampel penelitian ini adalah 111 mahasiswa non-kesehatan yang tersebar dalam 9 fakultas di Universitas Indonesia, dengan desain penelitian deskriptif korelasional, pendekatan kuantitatif, dan rancangan cross-sectional. Penelitian ini mengembangkan 2 kuesioner dari CHACES (Cuestionario sobre hábitos, actitudes y conocimientos sobre exposición solar en adolescencia y edad adulta) dan Pramesti. Penelitian ini menggunakan Uji Chi-Square dengan hasil terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan sikap mahasiswa (p = 0,001; α = 0,05). Berdasarkan hasil penelitian, peneliti merekomendasikan untuk institusi pendidikan membentuk kurikulum terkait kesehatan kulit untuk lintas jurusan dan mempertimbangkan untuk anak sekolah sebagai langkah preventif.

In Indonesia, the ultraviolet index is at 8 – 11 and is included in the category of very high hazard risk so that additional protection is needed, it is sunscreen. However, the use of sunscreen is still low. This study aims to determine the relationship between the level of knowledge and attitudes related to sun exposure and the use of sunscreen in college students. The sample of this study were 111 non-health students spread across 9 faculties at the University of Indonesia, with a correlational descriptive research design, a quantitative approach, and a cross-sectional design. This study developed 2 questionnaires from CHACES (Cuestionario sobre hábitos, actitudes y conocimientos sobre exposición solar en adolescencia y edad adulta) and Pramesti. This study used the Chi-Square Test with the result that there was a significant relationship between the level of knowledge and student attitudes (p = 0.001; α = 0.05). Based on the results of the study, the researchers recommended for educational institutions to form a curriculum related to skin health for cross-majors and consider it for school as a preventive measure."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Bagus Prakasa
"Penggunaan tabir surya (sunscreen) adalah cara untuk melindungi kulit dari bahaya paparan sinar UV. Saat ini, ada banyak tabir surya berbasis bahan kimia (sintetis organik) di pasaran, seperti ovobenzone, oxybenzone, otisalate yang telah terbukti sebagai bahan kimia beracun bagi kulit. Penelitian terkait penggunaan bahan alami sebagai zat aktif untuk tabir surya terus meningkat, salah satunya adalah mikroalga. Mikroalga Spirulina plantesis adalah cyanobateria yang secara alami menyerap sinar UV dalam selnya, yaitu flavonoid. Flavonoid berpotensi untuk digunakan sebagai bahan tabir surya aktif karena kemampuannya untuk menyerap panjang gelombang maksimum dalam kisaran sinar UV, serta meningkatkan nilai SPF. Dalam penelitian ini, flavonoid divariasikan dalam kisaran 1-10% (w/w) dan perbandingan olive oil : candelilla wax divariasikan, yaitu 10: 1 dan 5: 1 dengan kisaran komposisi wax adalah 35-40% (w/w) untuk mendapatkan stabilitas krim dan nilai SPF yang optimal dari sediaan krim sunscreen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan senyawa flavonoid dalam sampel kering dan basah mikroalga adalah 22,10 mg/g ekstrak dan 10,91 mg/g ekstrak. Komposisi sunscreen terbaik pada penelitian ini adalah sunscreen dengan ekstrak mikroalga 7% (w/w) dan perbandingan antara olive oil : candelilla wax adalah 35: 7, karena formulasi ini memberikan hasil yang baik yang dikategorikan sebagai ultra-SPF (29,57) dan memiliki skor stabilitas yang baik (18,67 dari 20). Oleh karena itu, tabir surya dari ekstrak mikroalga yang mengandung flavonoid aman digunakan, karena total mikroba masih di bawah batas mikroba total pada SNI dan tidak mengiritasi kulit."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jeremy Petrick
"ABSTRAK
Masalah yang sering terjadi pada kulit manusia adalah eritema dan kulit terbakar akibat paparan sinar UV dari matahari. TiO2 (Titania) adalah bahan aktif dalam tabir surya yang sering digunakan karena kemampuannya untuk menyerap sinar UV dalam berbagai panjang gelombang. Namun, titania berpotensi untuk melepaskan ROS (Reactive oxygen species) yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit. Studi terbaru menyiratkan bahwa kitosan mampu mengurangi aktivitas radikal OH dengan mengikat diri pada H2O2 sebagai salah satu kemungkinan rekombinasi dalam aktivitas fotokatalitik TiO2 Selain kemampuannya untuk meredakan iritasi, kitosan juga mampu mensterilkan bakteri karena sifat polycationic. Dalam penelitian ini, titania dan kitosan nano-komposit disintesis dalam 100ml asam asetat 2% dengan menggunakan Metode Impregnasi Basah dengan 0%, 1%, 3%, 5%, 10% kitosan: variasi berat titania. Hasil FTIR menunjukkan bahwa TiO2 muncul di gugus amino di kitosan. UV-Vis DRS menunjukkan bahwa kitosan juga meningkatkan respons cahaya di area yang terlihat, sehingga nanokomposit akan lebih aktif jika terpapar sinar matahari. Setelah karakterisasi, nano-komposit dinilai dengan tiga jenis tes, yaitu uji Aktivitas ROS untuk menunjukkan loading kitosan 10% memberikan penanggulangan ROS terbaik dengan degradasi sebesar 77% metilen biru, uji photoprotector menunjukkan sampel kitosan 3% memiliki nilai SPF terbesar yaitu 21,77 dan uji TPC menunjukkan kitosan dengan loading 3% dapat mendisinfeksi bakteri sampai 99,7%.

ABSTRACT
Problems that often occur on human skin are erythema and skin burning due to exposure of UV light from sun. TiO2(Titania) is an active ingredient in sunscreen that is often used because of its ability to absorb UV rays in wide range wavelength. However, titania has the potential to release ROS (Reactive oxygen species) which can cause irritation to skin. Recent study implies that Chitosan is able to reduce the activity of ·OH radicals by binding itself to H2O2 as one of the possible recombination in TiO2 photocatalytic activity to produce Glucosamine and Chito-oligosaccharides, before releasing ROS. Hence by reducing the photocatalytic activity of TiO2, released ROS can be controlled, which can be safer for skin. Besides its ability to ease irritation, chitosan is also able to disinfect bacteria because of its polycationic nature. In this study, titania and chitosan nano-composites were synthesized in 100ml 2% acetic acid by using Wet Impregnation Method with 0%, 1%, 3%, 5%, 10% chitosan titania weight variation. The composites were characterized with Fourier Transformed Infrared Spectroscopy (FTIR), Scanning Electron Microscopy Energy Dispersive X-Ray (SEM-EDX), and UV-Vis Diffuse Reflectance Spectroscopy (DRS). FTIR results showed that TiO2 exibits in amino clubs in chitosan. DRS results showed that chitosan also enhance the light response in visible area, so the nanocomposite will be more active if exposure in sunrays. After the characterization, the nano-composite were assessed with three types of test, namely ROS Activity test to determine ROS binding effectivity, photoprotector test to determine Sun protection factor (SPF) value, and TPC test in Anti-bacterial purpose."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library