Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Widdowson, H.G.
Surabaya : Airlangga University Press, 1997
407 WID s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Edmonton : Linguistic Research, 1972
415 CUR
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Safina Salma Sa`Adah
"Penelitian ini dilakukan untuk menemukan gaya bahasa yang digunakan dalam prosa berupa cerpen bahasa Arab berjudul Perempuan yang mengalahkan Setan atau “امرأة غلبت الشيطان”. Cerita ini merupakan salah satu cerpen dalam buku kumpulan cerita Arinillah karya Taufiq Al-Hakim. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Landasan teori yang peneliti gunakan adalah teori gaya bahasa dalam buku Intisari Sastra Indonesia (Mulyadi: 2017). Sumber yang digunakan dalam penelitian ini berupa buku-buku, artikel, dan skripsi. Hasil analisis data yang ditemukan oleh peneliti terdapat dua belas gaya bahasa yang ada dalam cerpen. Gaya bahasa yang paling banyak ditemukan dalam cerpen ini adalah sinestesia terdapat empat kalimat, retorik terdapat dua kalimat, hiperbola terdapat dua kalimat, sarkasme terdapat satu kalimat, sinisme terdapat satu kalimat, koreksio terdapat satu kalimat, simile terdapat satu kalimat, simbolik terdapat satu kalimat, sinekdoke pars pro toto terdapat satu kalimat, personifikasi terdapat satu kalimat, alegori terdapat satu kalimat, dan metafora terdapat satu kalimat.

This research was conducted to find the stylistics used in prose in the form of an Arabic storiette entitled Woman who defeated Satan or "امرأة غلبت الشيطان". This storiette is one of the storiette in the book collection of Arinillah stories by Taufiq Al-Hakim. The method used in this research is descriptive qualitative method. The theoretical basis that the researchers use is the theory of language styles in the book Intisari Sastra Indonesia (Mulyadi: 2017). The sources used in this research are books, articles and theses. The results of the data analysis found by the researcher were that there were twelve stylisyics in this short story. The stylistics that is most often found in these short stories is synesthesia which has four sentences, rhetoric has two sentences, hyperbole has two sentences, sarcasm has one sentence, cynicism has one sentence, correction has one sentence, simile has one sentence, symbolic there is one sentence, sinekdoke pars pro toto has one sentence, personification is one sentence, allegory has one sentence, and metaphor has one sentence."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kahar Dwi Prihantono
"Penelitian ini menganalisis stilistika sastra Seno Gumira Ajidarma (SGA) dalam cerita pendek “Rembulan dalam Capucino” dari sudut pandang postmodern Lyotard. Dengan menggunakan metode deskriptif, penulis menemukan kepostmodernan gaya SGA yang melibatkan sekurang-kurangnya tujuh gaya postmodernisme, yakni fragmentasi, permainan bahasa yang sublim, pastiche, parodi, kitsch, camp, dan skizofrenia. Gaya fragmentasi terlihat pada gaya penggabungan sejumlah fragmen terpisah tentang rembulan sehingga menciptakan makna baru. Permainan bahasa yang sublim tampak pada permainan SGA mengubah sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. Gaya pastiche terlihat pada pengutipan puisi Pablo Neruda yang menceritakan singkatnya mencintai seseorang dan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk melupakan seseorang. Gaya parodi terlihat pada penukaran rembulan dengan soto Betawi di restoran Italia. Gaya kitsch, Gaya camp muncul pada peniadaan nama-nama tokoh selayaknya cerpen kebanyakan. Gaya skizofrenia muncul pada pengisahan SGA mengenai rembulan yang dapat dijadikansebagai tanda atau simbol makna yangbergeser antara penanda danpetandanya. Ketika makna rembulan yang telah mapan mengacu pada ‘benda langit yg mengitari bumi, bersinar pada malam hari karena pantulan sinar matahari’ dan ‘kecantikan malam’, SGA menggeser maknanya sebagai sebuah beban melupakan seseorang."
Ambon: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2018
400 JIKKT 6:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Zuraida Safrina
"Salah satu bentuk telaah linguistik atas sebuah karya sastra adalah stilistika. Studi ini membicarakan gaya bahasa seorang pengarang dalam mengekspresikan dirinya dan bagaimana ia memakai gaya tersebut untuk mendapatkan efek estetik dari karyanya. Telaah stilistika dapat dilakukan dalam berbagai tataran misalnya tataran fonologis, gramatikal dan leksikal. Dapat pula berupa telaah yang mencakup aspek-aspek verbal, sintaksis rnaupun semantik. Di sini akan di batasi dalam tataran leksikal yang dipersempit dalam kolokasi leksikon. Obyek yang menjadi korpus penelitian adalah The Purloined Letter karya Edgar Allan Poe dan The Third Floor Flat karya Agatha Christie yang keduanya adalah cerita detektif. Adapun unsur kebahasaan yang akan aiteliti adalah kolokasi kata-kata dan frase-frase yang mendukung alur cerita. Dalam hal ini yang dilihat adalah kata dan frase yang mengungkapkan kedetektifan cerita tersebut dan bagaimana kata-kata tersebut berkolokasi satu sama lain. Untuk analisisnya dipakai teori yang dikemukakan oleh M.A.K. Halliday mengenai kaidah kolokasi. Dari analisis yang telah dilakukan, ternyata dalam kedua korpus penelitian kaidah kolokasi yang terbanyak ditemui adalah kaidah asosiasi ide dan synonyms and near synonyms. Kaidah asosiasi ide dipakai dalam menginterpretasi sebuah karya terutama cerita-cerita detektif, Dengan proses interpretasi ini pembaca akan dapat melihat kejelasan cerita detektif tersebut. Selain itu pembaca juga dapat melihat banwa hal ini dipakai pengarang untuk menahan misteri. Sedangkan synonyms and near synonyms dipakai oleh pengarang untuk menghindari pengulangan-pengulangan sehingga cerita tersebut tidak kering dan membosankan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S13948
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sonya Puspasari
"Skripsi ini berisikan analisis alat-alat stilistika pada iklan asuransi kesehatan berbahasa Jerman. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat alat-alat Satzstilistik dan Stilwerte des Wortschatzes apa saja yang muncul dalam iklan asuransi kesehatan. Alat-alat stilistika ini ditinjau dari segi sintaksis. Artinya, alat-alat stilistika dilihat dari kalimat dan kosakatanya.
Metode penelitiannya bersifat kuantitatif. Dasar teori yang saya gunakan adalah teori stilistika dari Bernhard Sowinski. Data yang digunakan adalah iklan asuransi kesehatan BKK yang diambil dari majalah Der Spiegel.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Satzstilistik yang paling banyak muncul adalah penggunaan kalimat pendek. Dan segi Stilwerte des Wortschatzes, terlihat bahwa 2 dan 3 teks yang diteliti menuliki Substantivstil. Kelas kata yang paling banyak muncul dalam kedua teks ini adalah nomina."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2000
S15143
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasna Dania
"ABSTRAK
Puisi Laa Tar?al? dibuat oleh seorang ekonom asal Yordania yang bernama Raed Muhammad al-Hamouz. Dengan latar belakang pendidikan yang unik, ia berhasil memenangkan banyak penghargaan atas karyanya sebagai penyair puisi. Tujuan penelitian pada jurnal ini adalah untuk memaparkan dan memahami gaya bahasa yang membangun puisi ini. Jurnal ini menggunakan teori stilistika untuk memahami gaya bahasa yang terdapat dalam puisi Laa Tar?al?. Untuk memahami gaya bahasa puisi Laa Tar?al?, penulis menggunakan teori enjambemen dan teori ilmu bal?gah, yaitu ilmu ma rsquo;an? dan ilmu bad? lsquo;. Enjambemen banyak dilakukan di dalam puisi ini untuk memberikan makna mendalam serta penekanan terhadap makna-makna dalam larik-larik puisi yang bertemakan tentang perpisahan. Untuk ilmu bal?gah yang digunakan, unsur yang paling banyak disebutkan dari ilmu ma rsquo;an? adalah unsur f? rsquo;idah al-khabar. Dari segi ilmu bad? lsquo;, puisi ini diteliti dengan menggunakan unsur saja lsquo; untuk melihat keindahan susunan rangkaian kata-katanya. lsquo;Dari teori-teori yang telah diteliti, dapat disimpulkan bahwa puisi Laa Tar?al? adalah puisi yang memiliki bahasa yang mudah dimengerti dan memiliki tema kesedihan, yaitu seseorang yang ditinggal pergi oleh kekasihnya.

ABSTRACT
AbstractThe poem Laa Tar ali was made by a Jordanian economist named Raed Muhammad al Hamouz. With his unique educational background, he has won many awards for his work as a poet. The purpose of this journal to describe and understand the style of language that builds the poem. This journal uses the stylistic theory to understand the style of language contained in the poem Laa Tar ali. To understand the style of language in Laa Tar ali, the writer uses the theory of enjambment and the science of bal gah, which are ma 39 an and bad 39 . The enjambment is often used in this poem to give a deep meaning and emphasized meaning in the lines of a poem with the subject of separation. For the science of bal gah used, the most widely mentioned element of ma 39 an rsquo is the element of f 39 idah al khabar. In terms of bad 39 , this poem is examined by using the element of saja rsquo to see the beauty of the arrangement of the sequence of words. From the theories that have been studied, it can be concluded that the poem Laa Tar al is a poem that has a language that is easy to understand and has a theme of sadness, which is someone whose left by his lover. "
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Denny Andres
"Stilistika adalah salah satu cabang linguistik yang mengkaji aspek tertentu dalam variasi bahasa yang disebut style atau gaya. Perangkat stilistika terdiri atas kategori linguistik dan stilistika. Yang pertama mencakup sistem bahasa atau kaidah-kaidah yang menyusun sebuah bahasa. Yang kedua adalah elemen gaya yang menyangkut cara berekspresi. Skripsi ini membahas tentang bagaimana unsur-unsur leksikal, analisis percakapan, teori tindak tutur, dan penyajian pikiran pengarang mendukung tema cerita. Adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan stilistika, yaitu pendekatan yang didasari pada intuisi terhadap teks yang akan dianalisis, kemudian mengumpulkan data-data konkret untuk mendukung intuisi tersebut. Dari hasil analisis dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pemilihan unsur-unsur leksikal, tindak tutur, analisis percakapan dan penyajian pengarang mendukung tema cerita."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
S14072
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatriz Dianita
"Permasalahan pertama dalam skripsi ini adalah tentang bagaimana deskripsi pergantian gaya bahasa, baik secara situasional maupun secara metaforikal, dalam drama Pygmalion. Permasalahan kedua adalah tentang sejauh mana pilihan dan pergantian gaya bahasa tersebut dipengaruhi oleh konteks situasi komunikasi (meliputi latar, topik, dan hubungan peran di antara partisipan), dan perubahan motivasi dalam diri pembicara. Korpus data diambil dari drama Pygmalion, karya George Bernard Shaw. Drama tersebut dijadikan korpus penelitan skripsi ini karena ketika membacanya penulis temukan sejumlah pergantian gaya bahasa, dan penulis merasa ditantang untuk melakukan analisis dari sudut sosiolinguistik. Dasar teoretis yang dipakai dalam analisis korpus adalah teori klasifikasi gaya bahasa yang dikemukakan Martin Joos, yaitu bahwa gaya bahasa dapat dikelompokkan menjadi lima tingkat formalitas: gaya bahasa beku (frozen), gaya bahasa resmi (formal), gaya bahasa konsultatif (consultative), gaya bahasa santai (casual), dan gaya bahasa akrab (intimate). Penentuan gaya bahasa ujaran itu dapat dilihat dari pilihan variasi linguistik ujaran, yang meliputi variasi fonologis, leksikal, morfologis, dan sintaksis. Dasar teoretis lain yang digunakan adalah pendapat Muriel Saville-Troike yang menyatakan bahwa pergantian gaya bahasa dipengaruhi oleh variabelkonteks situasi (latar, partisipan dan hubungan peran, serta topik) dan variabel motivasi dalam diri pembicara. Berdasarkan pengamatan terhadap pergantian-pergantian gaya bahasa dalam korpus data, penulis menemukan bahwa pergantian gaya bahasa yang paling banyak dipakai adalah penaikan gaya bahasa santai menjadi gaya bahasa konsultatif (24,48%) dan penurunan gaya bahasa konsultatif menjadi gaya bahasa santai (23,97%). Sedangkan pergantian gaya bahasa yang paling sedikit muncul adalah penaikan gaya bahasa akrab menjadi gaya bahasa resmi (0,51%) dan penurunan gaya bahasa resmi menjadi gaya bahasa akrab (0,51%). Pergantian gaya 'bahasa secara metaforikal (90,30%) jauh lebih banyak daripada pergantian gaya bahasa secara situasional (9,70%). Pergantian gaya bahasa secara metaforikal umumnya dipengaruhi oleh perubahan psikologis atau motivasi dalam diri partisipan. Adapun pergantian gaya bahasa secara situasional disebabkan oleh pergantian partisipan dan hubungan peran atau perubahan topik pembicaraan. Gaya bahasa resmi biasanya dipergunakan apabila hubungan solidaritas belum terjalin baik, topik pembicaraan tergolong scrius, dan lain-lain. Gaya bahasa usaha biasanya dipergunakan dalam pembicaraan biasa, dan apabila pembicara ingin bersikap netral. Gaya bahasa santai dipilih apabila kekuasaaan pembicara lebih besar daripada kekuasan pendengar, ada solidaritas yang besar, topik pembicaraan tergolong ringan. Adapun gaya bahasa akrab cenderung dipergunakan apabila hubungan solidaritas di antara partisipan sangat tinggi, atau ketika pembicara tidak dapat melakukan kontrol terhadap emosinya dengan baik (dalam keadaan marah, gembira, dan sebagainya)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S14218
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Astriawati Ningrum
"Penelitian mengenai link nasyid Snada, Izzatulislam, dan Gradasi yang mempergunakan analisis stilistik dan tematik dilakukan untuk menguraikan unsur_unsur stilistik apa saja yang digunakan dalam pencapaian tema dan amanat dalam link nasyid serta menunjukkan kecenderungan stilistik dan tematik link-link nasyid Snada, Izaatulislam, dan Gradasi. Dari 8 album yang sudah diproduksi Snada, 10 album Izzatulislam, dan 4 album Gradasi, kemudian dipilih secara random atau acak 5 link yang dianggap mampu mewakili kekhasan stilistika masing-masing tim. Lirik-lirik tersebut kemudian dianalisis secara stilistik untuk mengetahui kecenderungan stilistika dari masing-masing tim. Setelah itu, dianalisis pula kecenderungan tematik lirik-lirik tersebut sebagai pembuktian bahwa stilistika berkaitan erat dengan tema, begitu pula sebaliknya. Hasilnya, lirik-lirik nasyid Snada yang mengangkat tema besar ketakwaan dan kemanusiaan melalui nasihat dan ajakan, disampaikan melalui kalimat-kalimat imperatif-persuasif. Penggunaan kosakata yang umum digunakan dan bermakna denotatif dimaksudkan agar pesan dapat disampaikan dengan tepat kepada pendengar. Bahasa kias yang digunakan pun umumnya adalah bahasa kias yang sarat pengandaian dan merujuk pada tokoh atau perbuatan yang mencerminkan ketakwaan dan kemanusiaan tersebut. Hampir sama dengan Snada, Izzatulislam pun memanfaatkan kalimat-kalimat imperatif untuk mendukung tema jihad yang diangkat dalam iirik-liriknya. Namun, kalimat-kalimat imperatif yang digunakan oleh Izzatulislam lebih bemuansa provokatif. Pemanfaatan kalimat-kalimat imperatif-provokatif ini ditujukan untuk menggugah pendengar untuk berjihad dalam berbagai bentuk. Penegasan tema jihad ini juga dipertegas dengan munculnya kata-kata bernuansa sarkas dan non-eufemistis. Berbeda dengan dua tim nasyid sebelumnya, Gradasi yang mengangkat tema yang lebih beragam, yaitu keadilan, kepahlawanan, cinta, dan keindahan alam, tampaknya berusaha menghindari nuansa imperatif dalam lirik-liriknya. Gradasi justru lebih banyak menggunakan kalimat-kalimat deklaratif-naratif untuk menggambarkan tema-tema tersebut. Istilah-istilah geografis juga dipergunakan dalam lirik-lirik yang berbicara mengenai keindahan alam. Penggunaan kalimat deklaratif-naratif sengaja dilakukan oleh Gradasi untuk menghindari kesan menggurui dalam lirik-liriknya. Selain unsur-unsur stilistika di atas, ketiga tim tersebut juga menggunakan kata serapan bahasa Arab dalam liriknya. Kata serapan tersebut sebagai simbol keislaman yang menjadi ciri khas nasyid. Seperti halnya sebuah puisi, rima digunakan oleh Snada dan Izzatulislam sebagai sarana puitik. Sementara repetisi digunakan oleh ketiga tim sebagai alat pemertahanan topik dan intensifikasi makna."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S11123
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library