Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sonya Ahmad
"Toko ritel merupakan destinasi belanja bagi orang-orang yang dapat pula menjadi tempat sumber inspirasi dan tempat orang-orang mendapat informasi tren terbaru. Ada beberapa jenis toko ritel, contohnya pada bidang mode terdapat toko-toko seperti toko sepatu, toko kacamata, toko baju renang, dan sebagainya. Lainnya pada bidang kecantikan ada toko kosmetik, toko perawatan badan, dan lain lainnya. Untuk menjadikan suatu toko menarik bagi orang-orang, perlu bagi toko-toko ini untuk menciptakan suasana yang tepat agar banyak orang menyadari keberadaan suatu toko. Tidak jarang kita mendapatkan suatu tampak tidak menarik bahkan tidak sadar akan keberadaannya dan kita tidak paham apa yang menyebabkannya. Kemungkinan besar hal ini terjadi karena kurangnya rancangan grafis bagi suatu merk tersebut, atau pada dekorasi toko, atau paling memungkinkan kurangnya memperhatikan bidang pencahayaan dan sensitivitas pada perspesi visual konsumer yang saling berhubungan. Sesungguhnya permasalahan ini cukup banyak kita temukan pada penerapan rancangan interior suatu toko ritel, namun jarang kita menyadarinya. Maka dalam skripsi ini kita akan mencoba untuk memahami pencahayaan yang ideal untuk suatu toko ritel pada bidangnya dan bagaimana dari pencahayaan tersebut mempengaruhi dalam menciptakan suasana yang menarik bagi suatu toko. Karena pencahayaan yang sesuai tidak hanya memberikan kesan visual yang lebih menarik pada toko dan barang pada display, namun juga mempengaruhi emosi dan persepsi orang-orang yang berada dalam toko dan merasakan suasananya.

Retail stores are the shopping destination for people, which can also be a source of inspiration and a place to be updated by the newest trends. There are various kinds of retail store, for example in fashion, there are clothing shops, footwear, eyewear, swimwear, etc. Others can be beauty shops, such as make up, body treatment shops, etc. In order for these shops to be found interesting, eyecatching, and proper for the shop category, they need to set the right ambience and mood for people to notice. Often we found a store uninteresting or unnoticeable, and often we can’t figure out why. It is probably because of the lacking in graphical brand design, decoration, or most possibly, the visual perception that’s also affected from not using the proper lighting and lacking of sensibility to consumer’s need. It is very common that we actually find these issues everywhere we go, but often unnoticed. So in this thesis, we will try to understand the ideal lighting for these different kind of shops, and how they create the attraction to the stores. Because not only the proper lighting can give a more interesting visual to the store and the items on display, it can also affect the perception and emotion of people who are experiencing the space.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55073
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Broudy, Charles E.
New York: McGraw-Hill , 1995
658.23 CHA t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nadita Amalia
"Budaya masyarakat tontonan yang berkembang di masyarakat perkotaan mengakibatkan terjadinya fenomena komodifikasi tontonan. Hal ini turut berdampak pada salah satu kegiatan konsumsi yaitu berbelanja. Kebutuhan akan ruang ritel, sebagai satu jenis space of consumption, tidak lagi sekadar menjadi ruang untuk menampilkan komoditas berupa barang, tetapi juga perlu memenuhi fungsi sebagai ruang yang menyajikan tontonan demi meningkatkan kualitas pengalaman berbelanja. Jika terjadi pergeseran pada strategi desain ruang ritel, lantas bagaimana kecenderungan pergeseran strategi desain ritel tersebut mengacu pada teori ritel klasik? Penelitian ini mencoba menguak strategi desain ruang ritel menggunakan analogi pertunjukan teater untuk menghadirkan alternatif desain yang merespon komodifikasi tontonan. Retail Theater adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan analogi tersebut. Adanya pergeseran strategi desain ruang ritel klasik ke retail theater terbukti melalui analisis berdasarkan studi literatur dan observasi partisipatif terhadap strategi desain ruang yang diterapkan peritel pada toko ritel The Goods Dept Pacific Place.

The culture of society of spectacle which develops in urban communities led to the phenomenon of commodification of spectacle. It also brings impact on consumption as one kind of shopping activity. The function of retail space, as a kind of space of consumption, no longer present just to be a space to display the commodity in the form of goods, but also need to fulfill the function to provide spectacles in order to improve the quality of shopping experience. If there are some changes in the strategy of retail space design, then how is the tendency of the shifting strategy of retail space design refers to the classical theory of retail design? This research attempts to uncover retail space design strategy by using theatrical analogy to present alternative design which responds the phenomenon of commodification of the spectacle. Retail Theater is a term used to explain the analogy. The shift in retail space design strategy from the classic theory to retail theater proved through analysis based on literature study and partisipative observation of the design space strategy applied in The Goods Dept at Pacific Place.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57194
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Maulidia Rahmatia Meudi
"ABSTRAK
Elemen desain dan visual, sebagai stimulan, memegang peran penting dalam memengaruhi perilaku membeli konsumen. Namun, bukan hanya area ritel fesyen keseluruhan yang dapat bertindak sebagai penunjang aktivitas berbelanja, area kasir juga memegang peranan penting dalam menstimulasi perilaku membeli. Di dalam skripsi ini guna untuk mengetahui hubungan antara elemen desain visual, perilaku konsumen dan indera konsumen dalam kegiatan membeli di area kasir The Goods Dept Lippo Kemang Mall. Elemen desain dan visual yang berpengaruh dalam menstimulasi konsumen adalah visual merchandise, display, warna dan pencahayaan yang terbentuk dalam zonasi ruang ritel yang diaplikasikan ke area kasir untuk memunculkan persepsi dan kesan visual yang akan memberikan respons ke indera lainnya.

ABSTRACT
Design and visual elements, as stimulants, play an important role in influencing consumer buying activities. However, not just the whole fashion retail area that can act as a supporter of shopping activities, the cashier area also plays an important role in stimulating consumer buying activities. In order to acknowledge the consumer senses in buying activities in the cashier area of The Goods Dept Lippo Kemang Mall. The influence of visual and design elements in stimulating consumers are the visual merchandise, display, colors, and lighting formed in the zoning of retail space applied to the cashier area to elicit perceptions and visual impressions that will respond to other senses."
2017
S67167
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faishal Rezza Rizaldy
"ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk menganalisa fenomena munculnya tempat belanja sebagai respon atas keberadaan kompleks apartemen dalam suatu wilayah. Sebuah kompleks apartemen dapat menampung populasi dengan jumlah yang setara dengan penghuni permukiman tempat tinggal. Hal tersebut memicu kemunculan tempat belanja yang melihat adanya potensi dari penghuni apartemen untuk berbelanja. Di sisi lain, penghuni apartemen juga mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi seperti barang pokok dan peralatan untuk beraktifitas sehari-hari. Pengkajian fenomena ini dilakukan dengan komparasi dua sudut pandang, yaitu perencanaan kawasan tempat tinggal dalam kota dan prinsip yang diterapkan dalam membangun tempat belanja. Kedua hal tersebut mempunyai tujuan masing-masing yang dapat terintegrasi untuk menghasilkan efek yang lebih optimal. Pembahasan yang dilakukan dalam skripsi ini dimaksudkan untuk mendapatkan pemahaman baru yang dapat menunjang tercapainya masing-masing tujuan tersebut dalam praktiknya pada perencanaan tapak.

ABSTRACT
This thesis aims to analyze the phenomenon of shopping place placement in response to the existence of apartment complexes in a region. An apartment complex can accommodate populations with an equivalent number of residents of residential areas. This triggered the emergence of shopping places that saw the potential of apartment residents to shop. On the other hand, apartment residents also have needs that must be met such as basic goods and equipment for daily activities. The study of this phenomenon is carried out by comparison of two perspectives, namely the planning principles of residential areas within the city and the principles applied in building a shopping place. Both of these things have their own objectives that can be integrated to produce more optimal effects. The discussion carried out in this thesis is intended to gain a new understanding that can support the achievement of each of these objectives in practice in site planning."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridha Ayu Saraswati
"ABSTRAK
Materialitas sebuah material sebagai hasil dari elaborasi berbagai material yang digunakan pada eksterior dan interior dari sebuah luxury brand store merupakan salah satu aspek estetika yang hadir pada luxury brand store. Keberadaan materialitas membantu membentuk atmosfer store, khususnya luxury feelings, yang merupakan tujuan utama setiap luxury brand. Luxury feelings ini memiliki peran yang penting karena saat ini konsumen luxury memiliki keinginan untuk merasakan suatu pengalaman berbelanja (luxury experience) dibandingkan hanya membeli produk luxury brand-nya saja. Skripsi ini mengkaji tentang materialitas sebuah material yang digunakan pada luxury brand store. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui peran materialitas dalam menghadirkan luxury experience bagi konsumen saat berbelanja di sebuah luxury brand store. Metode yang digunakan pada skripsi ini yaitu, observasi langsung dan analisis studi kasus pada salah satu luxury fashion store di Jakarta dengan fokus terhadap penerapan serta perlakuan material yang digunakan pada store, sehingga dapat mengetahui hubungan antara materialitas dengan luxury experience pada sebuah luxury brand store. Dengan harapan, skripsi ini dapat membantu meningkatkan kualitas dalam bidang ritel di Indonesia.

ABSTRACT
The materiality of material-which created from the elaboration of various materials used for the exterior and the interior of a luxury brand store-is one of the aesthetic aspects in a luxury brandstore. It helps to create the stores atmosphere, particularly the luxury feeling, which is the main objective of any luxury brand. This luxury feeling play an important role, because nowadays luxury consumers want to feel the luxury experience rather than only to buy their products when they shop in a luxury brand store. This paper discuss the materiality of material used in a luxury brand store. The aim of this study is to examine the role of materiality in creating a luxury experience for consumers when they shop in a luxury brand store. Through observating and analyzing, also taking a case study on one of luxury fashion store in Jakarta with focus on the material application and treatment are used in order to examine the connection between materiality and luxury experience in a luxury fashion store. So hopefully, it will help to improve the quality of retailing in Indonesia."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Green, William R
New York : Van Nostrand Reinhold, 1986
725.21 GRE r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Alvin Lorenza
"Mal adalah tempat untuk berbelanja yang terdiri dari unit-unit toko yang mengapit dan menghadap ke sebuah koridor sirkulasi, dan diujung koridor tersebut terdapat toko besar yang disebut anchor. Mal juga berfungsi sebagai ruang publik karena memberikan tempat bagi orang untuk bersosialisasi dan berkumpul bersama orang lain, dalam lingkungan yang terkendali. Seperti bangunan-bangunan pada umumnya, mal juga mengalami proses penuaan yang mewajibkan pemilik untuk melakukan renovasi dan refurbishment, untuk menjaga mereka selalu terlihat baru dan menarik untuk dikunjungi. Karena persaingan yang ketat yang terjadi antara mal di kota, mal diharuskan untuk tetap beroperasi selama proses renovasi. Jika ditutup, yang ditakutkan adalah pengunjung akan menuju ke mal kompetitor dan merasa nyaman disana. Situasi ini dapat dihindari apabila tindakan renovasi dan refurbishment diantisipasi dalam proses desain awal suatu mal.

Mall is a place to shop, where shops are facing a single circulation area and at the ends of the circulation area stand a great store called anchor. Mall also functions as a public space, since it provides places for people to socialize and be with other people, in a controlled environment. As all buildings in general, mall is also experiencing the process of aging that necessitates the owner to refurbish and renovate them, to keep them always new and exciting to visit. Due to fierce competition between malls in a city, in order to maintain its customers, the mall is required to remain open during the renovation process. If it closes, it may loses the customers because they will be moving to the competitors and feel comfortable there. This situation can be avoided if in the design process, renovations and refurbishment are anticipated in the design of the mall.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63409
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andin Puspitasari
"Pengalaman ruang merupakan salah satu aspek di dalam ritel yang dapat menciptakan consuming experience. Konsumen bukan lagi hanya mengkonsumsi suatu komoditi, tetapi juga mencari pengalaman multi-sensori. Fenomena cross-shopping kemudian membuat adanya multifungsi ruang pada ritel marak ditemukan. Skripsi ini akan mengkaji lebih lanjut bagaimana consuming experience dapat hadir melalui variabel stimuli ruang dan menghasilkan pengalaman baru kepada konsumen. Melalui kajian teori terkait dan studi kasus terhadap dua jenis ritel berbeda, ditemukan bahwa pengolahan variabel stimuli ruang yang berbeda, baik dengan penambahan fungsi atau tidak, tetap dapat menghadirkan consuming experience dan mempengaruhi perilaku dengan cara tersendiri.

Space experience is one of aspect in retail space that can create consuming experience. Consumers are no longer come to only consume the products, but also look for the multisensory experience. The cross-shopping phenomenon makes the multifunctional retail space has been considerably found. This thesis is aimed to know how the consuming experience can emerge among environmental stimuli variables and create a new experience to consumers. Through relevant theories and case studies regarding to two types of retail, the researcher found that with different way of stimuli variables development, whether it is multifunction or not, these retail still can create the consuming experience and influence behavior by their own.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63708
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afifah Nur Izzati
"ABSTRAK
Kampung merupakan bagian dari kota yang secara efektif membentuk kota. Di kampung kota, terdapat warung sebagai tempat publik yang dikunjungi oleh masyarakat. Warung dijadikan sebagai tempat berkumpul selain bertransaksi jual beli. Terjadi pertukaran informasi diantara warga saat nongkrong, mereka duduk dan berinteraksi di warung untuk waktu yang lama. Interaksi yang terjadi adalah interaksi sosial. Tidak semua warung dapat dijadikan sebagai tempat nongkrong. Nongkrong menjadi pemicu munculnya kata lsquo;third place rsquo;. Disebut sebagai third place karena berbeda dari kegiatan rutinitas wajib sehari-hari dan memberikan suasana positif yang cenderung menyenangkan. Third place menjadi wadah untuk melepaskan diri dari first place dan second place. Skripsi ini mengkaji penyebab terjadinya warung yang merupakan third place di kampung kota, beserta aspek-aspek yang melingkupinya. Metode dalam mengkaji skripsi ini yaitu dengan studi literatur, studi kasus terhadap tiga lokasi warung yang berbeda di Kampung Sugutamu, Kota Depok, Jawa Barat, beserta analisis. Dengan demikian dapat diketahui penyebab warung yang berdiri secara permanen dan menjual kebutuhan sehari-hari beserta makanan yang diolah merupakan third place bagi masyarakat di kampung kota.

ABSTRACT
Kampung is part of city that formed the city effectively. In kampung, there is warung as the public place which is visited by residents. Warung is created as a gathering place in addition to buying and selling transaction. The exchange of informations among the residents happened while they nongkrong, they sit and interact in warung for a long time. Not all warungs can be used as a nongkrong. Nongkrong is the reason to trigger lsquo the third place rsquo word. Called as a third place because it is different from the daily mandatory routine activities and provide a positive atmosphere that tends to be fun. Third place becomes a place to break away from first place and second place. This thesis examines the cause of warung which is the third place in kampung kota, along with the surrounding aspects. The method in reviewing this thesis is by literature study, case study to three different warung locations in Kampung Sugutamu, Depok City, West Java, along with analysis. Thus it can be seen the cause of warung that stand permanently and sells daily necessities with processed food is the third place for residents in kampung kota."
2017
S67121
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>