Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizqy Amanatul Husna Pamungkas
"Asupan sodium yang berlebihan pada remaja dapat meningkatkan risiko megalami Penyakit Tidak Menular (PTM). Lingkungan menjadi salah satu faktor yang memicu peningkatan asupan sodium melalui pola makan “mindless eating”. Sebaliknya, makan dengan penuh kesadaran atau mindful eating dianggap mempunyai potensi untuk mengontrol asupan makanan termasuk mencegah asupan sodium yang berlebihan pada remaja. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan mindful eating dengan asupan sodium pada remaja.
Subjek berusia 15-18 tahun yang direkrut dari Sekolah Menengah Atas (SMA). Subjek diukur status gizi, dan mengisi kuesioner mindful eating questionnaire (MEQ) untuk menilai skor mindful eating. Asupan sodium diperoleh melalui wawancara dengan 24-hour recall.
Terdapat 240 responden yang terdiri dari 60.4% perempuan dengan asupan sodium mencapai 1665.60 (76.1 – 3550.9) mg/day. Rata rata skor mindful eating adalah 2. 69 ± 0.19. Hasil menunjukan terdapat korelasi negatif yang signifikan antara mindful eating dan asupan sodium (β = - 0.14; p = 0.04). analisis lebih lanjut dengan disesuaikan dengan faktor perancu (jenis kelamin), mindful eating dan asupan sodium tetap menunjukan korelasi negatif yang signifikan (β = - 0.13; p = 0.04).
Mindful eating mempunyai korelasi negatif yang signifikan dengan asupan sodium pada remaja. Semakin tinggi skor mindful eating, semakin rendah asupan sodium

Objective: The excessive sodium in adolescents is associated with Non-Communicable Diseases (NCDs). Environment as one of factor that can led to increase the sodium intake through eating mindlessly. As the opposite term from mindless eating, the eating behaviour that involves mindfulness is considered to have the potency to control food intake including to prevent excessive sodium intake in adolescents. Therefore, this study aimed to determine the correlation between mindful eating and sodium intake in adolescents.
Method: Participants aged 15-18 years who were recruited from senior high school. Participants were measured nutritional status, and asked to fill the mindful eating questionnaire (MEQ) to assess the mindful eating score. the sodium intake is obtained from repeated 24 hours food recall.
Result: There are 240 participants, consist of female (60.4%), with sodium intake is 1665.60 (76.1 – 3550.9) in mg/day. The mindful eating score is 2.69 ± 0.19. There is negatively significant correlation between mindful eating and sodium intake (β = - 0.14; p = 0.04). After adjusted with gender, mindful eating remains have a negatively significant correlation (β = - 0.13; p = 0.04).
Conclusion: Mindful eating had a negatively correlation with sodium intake in adolescents, a higher mindful eating, lower sodium intake.
"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Dokumentasi  Universitas Indonesia Library
cover
Rio Zakaria
"Latar Belakang: Insiden dan case fatality rate pasien terinfeksi dengue di Indonesia masih tinggi. Penyebab kematian utama pada infeksi dengue adalah renjatan yang disebabkan oleh kebocoran plasma. Kejadian hiponatremia dan hipokalemia sering ditemukan pada pasien yang mengalami infeksi dengue, namun keduanya tidak termasuk penanda kebocoran plasma dalam kriteria DBD oleh WHO. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rerata penurunan kadar natrium dan kalium serum pada pasien terinfeksi dengue dengan atau tanpa kebocoran plasma, dan mengonfirmasi penelitian sebelumnya apakah kadar natrium dan kalium bisa dipakai sebagai penanda kebocoran plasma.
Metode: Studi kohort prospektif dilaksanakan pada pasien terinfeksi dengue ≥ 16 tahun dengan demam mendadak ≤ 3 hari yang dirawat di ruang rawat inap Penyakit Dalam RS Cipto Mangunkusumo dan RS Persahabatan Jakarta pada pada Agustus 2013-Juni 2014. Dilakukan pemeriksaan natrium serum, kalium serum, albumin, dan ultrasonografi untuk melihat adanya penebalan kandung empedu, asites dan efusi pleura pada pasien terinfeksi dengue pada hari pertama masuk perawatan dan hari kelima demam. Untuk mendapatkan rerata penurunan natrium dan kalium serum antara pasien terinfeksi dengue yang mengalami kebocoran plasma dan yang tidak, digunakan uji komparatif t-test tidak berpasangan.
Hasil: Terdapat 35 orang subjek penelitian pasien terinfeksi dengue yang diambil secara konsekutif. Rerata kadar natrium serum pada pasien Demam Dengue (DD) pada saat masuk 134,66 ± 4,00 mEq/L dan pada hari kelima demam 130,95 ± 4,80 mEq/L. Sementara pada pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) didapatkan kadar natrium pada saat masuk 132,469 ± 3,45 mEq/L dan pada saat hari kelima 129,35 ± 2,67 mEq/L. Perbedaan rerata penurunan kadar natrium antara pasien DBD dengan DD sebesar 0,43 mEq/L, IK 95% [-2,56; 3,42], p = 0,386. Rerata kadar kalium serum pada pasien DD pada saat masuk 3,48 ± 0,44 mEq/L dan pada hari kelima demam 3,39 ± 0,38 mEq/L. Sementara pada pasien DBD didapatkan rerata kadar kalium pada saat masuk 3,32 ± 0,25 mEq/L dan pada hari kelima demam 3,11 ± 0,30 mEq/L. Perbedaan rerata penurunan kadar kalium pasien DBD dengan DD sebesar 0,12 mEq/L, IK 95% [-0,34; 0,10], p = 0,145.
Simpulan: Tidak didapatkan perbedaan rerata penurunan kadar natrium dan kalium serum pada pasien terinfeksi dengue dengan kebocoran plasma dibandingkan dengan tanpa kebocoran plasma.

Background: Incidence and case fatality rate of dengue-infected patients in Indonesia is still high. The main causes of death in dengue infection is shock caused by plasma leakage. The incidence of hyponatremia and hypokalemia often found in patients with dengue infection, but they do not include markers of plasma leakage in DHF criteria by WHO. This study aims to determine the average decrease of serum sodium and potassium levels in patients infected with dengue with or without plasma leakage, and confirm previous studies whether the levels of sodium and potassium can be used as a marker of plasma leakage.
Method: A prospective cohort study conducted in patients infected with dengue ≥ 16 years old with sudden fever ≤ 3 days treated in Cipto Mangunkusumo Hospital and Persahabatan Hospital in Jakarta between August 2013 to June 2014. Checking serum sodium, potassium, albumin, and ultrasound to see the thickening of the gall bladder, ascites and pleural effusion in patients infected with dengue on the first day of treatment and the fifth day of fever. We used comparative unpaired t-test to obtain an average decrease in serum levels of sodium and potassium between dengue infected patients who undergo plasma leakage and are not.
Results: There were 35 research subjects infected with dengue taken consecutively. The average of serum sodium levels in patients with Dengue Fever (DF) at the time of entry was 134,66 ± 4,00 mEq/L and on the fifth day of fever was 130,95 ± 4,80 mEq/L. While in patients with Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) obtained sodium levels at the time of entry was 132,469 ± 3,45 mEq/L and on the fifth day of fever was 129,35 ± 2,67 mEq/L. The difference of the average of decreased level of sodium between DHF and DF patients was 0,43 mEq/L, CI 95% [-2,56; 3,42], p = 0,386. The average of serum potassium levels in patients with DF at the time of entry was 3,48 ± 0,44 mEq/L and on the fifth day of fever was 3,39 ± 0,38 mEq/L. While in patients with DHF, obtained potassium levels at the time of entry was 3,32 ± 0,25 mEq/L and on the fifth day of fever was 3,11 ± 0,30 mEq/L. The difference of the average of decreased level of potassium between DHF and DF patients was 0,12 mEq/L, CI 95% [-0,34; 0,10], p = 0,145.
Conclusion: There were no differences in average of decreased level of serum sodium and potassium in dengue-infected patients with plasma leakage compared to without plasma leakage.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library