Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 313 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Perubahan dari hamil, melahirkan, post partum adalah proses fisiologis dan selalu
memerlukan adaptasi bagi diri ibu baik fisik dan psikologis. Faktor terpenting dari
adaptasi tersebut adalah adanya perubahan pola tidur sesudah melahirkan terutama
dengan hari rawat ke 1 -2. Tujuan penelitian ini adalah, untuk mengetahui rata-rata
perubahan pola tidur ibu post partum normal dengan hari rawat 1-2, dimana pada hari
tersebut terjadi berbagai perubahan. Hasil penelitian didapat rata-rata dengan nilai
tertinggi 3,1 dari 30 responden mengatakan kebiasaan tidumya berubah setelah
melahirkan dibandingkan sebelum melahirkan. Hal ini jelas adanya perubahan pola
tidur terutama kebiasaan tidur sebelum melahirkan, banyak faktor yang
mernpengaruhi seperti tangisan bayi, rasa nyeri, perubahan fisik, perubahan
psikososial serta adaptasi terhadap lingkungan baru. Penelitian ini menggunakan
desain deskriftif sederhana (mean) dengan jumlah 30 responden dengan karakteristik
ibu post partum normal hari rawat 1-2, Untuk penelitian lebih lanjut dapat
dikembangkan dan dibedakan adakah perbedaan pola tidur antara primipara dan
multipara setelah melahirkan berdasarkan pengalaman individu."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5263
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Rahmawati
"Latar belakang: Gangguan tidur merupakan keluhan yang sering terjadi pada rinitis kronis, dengan penyebab tersering adalah hidung tersumbat. Hidung tersumbat juga merupakan faktor risiko terjadinya sleep disordered breathing (SDB). SDB memiliki spektrum penyakit yang luas, salah satunya adalah obstructive sleep apnea (OSA). Walaupun berbagai literatur telah membuktikan adanya gangguan tidur pada pasien rinitis alergi, penelitian mengenai gangguan tidur pada pasien rinitis nonalergi masih terbatas. Tujuan penelitian: Membandingkan derajat gangguan tidur antara kelompok rinitis alergi dan rinitis nonalergi di RSUPN Cipto Mangunkusumo. Metode: Penelitian ini menggunakan desain potong lintang pada 11 subjek rinitis alergi dan 11 subjek rinitis nonalergi yang berusia 18-60 tahun di Poliklinik THT RSUPN Ciptomangunkusumo. Derajat obstruksi nasal dinilai menggunakan kuesioner NOSE. Derajat gangguan tidur dinilai secara subjektif dengan kuesioner ESS, PSQI, dan ISI serta secara objektif dengan polisomnografi. Hasil: Tidak didapatkan perbedaan pada hasil skor NOSE, ESS, RSI, PSQI, ISI, maupun parameter polisomnografi antara kelompok rinitis alergi dengan kelompok rinitis nonalergi (p > 0,05). Didapatkan hubungan bermakna antara RDI NREM, RERA, saturasi minimum oksigen dan saturasi baseline oksigen dengan klasifikasi OSA pada kelompok rinitis kronis (p< 0,05). Kesimpulan: Tidak didapatkan perbedaan derajat gangguan tidur antara rinitis alergi dan rinitis nonalergi.

Background: Sleep disturbance is common in chronic rhinitis, primarily caused by nasal congestion. Nasal congestion is also a risk factor for sleep disordered breathing (SDB). SDB refers to a spectrum of breathing abnormalities, one of which includes obstructive sleep apnea (OSA). Although many studies have linked sleep disturbance with allergic rhinitis, data regarding its association with nonallergic rhinitis seem to be limited. Aim : To compare the severity of sleep disturbance between allergic and nonallergic rhinitis. Methods: This cross-sectional study consisted of 11 subjects with allergic rhinitis and 11 subjects with nonallergic rhinitis at ORL-HNS outpatient clinic, Cipto Mangunkusumo Hospital. NOSE questionnaire was used to assess the degree of nasal obstruction. The severity of sleep disturbance was subjectively assessed using ESS, PSQI, and ISI questionnaires and objectively assessed using polysomnography. Results: No significant differences in NOSE, ESS, RSI, PSQI, and ISI scores were found between both groups (p > 0,05). There was a significant relationship between RDI NREM, RERA, minimum oxygen saturation and baseline oxygen saturation with OSA classification in the chronic rhinitis group (p <0.05). Conclusion: The type of rhinitis (allergic or nonallergic) did not influence the severity of sleep disturbance."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Chichester, NY: John Wiley & Sons, 1991
612.022 SLE
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Egy Septiyadi
Jakarta: Restu Agung, 2005
616.849 82 EGY t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dan berperan penting bagi
kesehatan dan kualitas hidup. Berbagai faktor mempengaruhi kebutuhan tidur. Pada
waktu sakit kebutuhan tidur meningkat dari biasanya, agar terjadi proses penyembuhan
dan pemulihan. Saat dirawat di rumah sakit dapat terjadi gangguan tidur yang dapat
mempengaruhi pnyembuhan dan pemulihan, serta memperpanjang lama rawat.
Gangguan pola tidur dapat berupa insomnia, hipersomnia, narkolepsi, sleep apnea dan
parasomnia.
Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi garnbaran pola tidur dan factor-faktor yang
berhubungan dengan gangguan pola tidur yang dialami oleh klien rawat inap pertama kali
di rumah sakit.
Desain penelitian adalah deskriptif sederhana. Data dikumpulkan menggunakan
kuesioner. Populasi adalah klien berusia > 17 tahun, Iaki-laki maupun wanita yang
dirawat inap minimal telah 24 jam, dan belum pernah dirawat di Rumah Sakit Islam
Jakarta Pusat. Besar sample 80 orang, dengan tehnik pengambilan sampel acak
sistematik.
Hasil penelitian menyimpulkan sebanyak 80 % dari 80 responden yang menjalani rawat
inap pertama kali di RSIJP mengalami gangguan tidur, dengan jenis gangguan yang
paling sering dialami adalah insomnia (64.1%). Adapun penyebab terjadinya gangguan
pola tidur dari aspek ekstemal terbesar adalah factor suara/kebisingan (78.1%) dan aspek
internal terbesar adalah factor iritas/nyeri dan ketidaknyamanan (73.4%)."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2004
TA5358
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rayleigh Ping-Ying Chiang
"This book, provides a comprehensive reference volume to the latest advancements in the area of sleep technology. It offers an excellent range of insights and opinions from leading researchers and experts in multiple disciplines spanning academia, clinical practice and industry. Up-to-date insights into the current research topics in this field are featured in addition to the latest technological advances with reference to appropriate working examples.
The current book combines the five dimensions of knowledge, i.e., sleep medicine, clinical psychology engineering, industrial design and technology management to ensure the content is applicable to people's daily lives."
Dordrecht: [;Springer, Springer], 2012
e20410730
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Haveleia
"Ulkus Diabetikum menyebabkan berbagai gangguan kenyamanan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kualitas tidur dan faktor-faktor yang mempengaruhi pada pasien ulkus diabetikum. Desain penelitian menggunakan cross-sectional dengan sampel 97 pasien ulkus diabetikum. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna antara kualitas tidur subjektif dengan kualitas tidur yang diukur menggunakan PSQI p: 0,001. Faktor yang mempengaruhi tidur yaitu penghasilan p: 0,014, tingkat stress p: 0,001, medikasi p: 0,026, tingkat nyeri p: 0,048, dan diet p: 0,009. Penelitian menunjukkan pentingnya melakukan pengkajian kualitas tidur dengan melihat faktor-faktor yang mempengaruhi untuk mengatasi masalah tidur pasien ulkus diabetikum.

Diabetic ulcer cause various comfort disorders. This research was to identify sleep quality and factors that influence in patients with diabetic ulcer. This research design used cross sectional study with a sampel of 97 diabetic ulcer patients. The results showed that there was a significant difference between subjective sleep quality and sleep quality measured using PSQI p 0,001. Factors that affect sleep are income p 0,014, stress levels p 0,001, medications p 0,026, pain levels p 0,048, and diet p 0,009. The results of this study indicate that the importance of conducting sleep quality assessment with factors that influence to overcome sleep problems in diabetic patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S68189
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Barling, Julian
"Research over the past decade has begun to show the many ways in which work affects sleep, and sleep affects work; this book brings all these research findings together in a state-of-the-art review. The book opens with a chapter on sleep disorders meant to ground organizational researchers in the science of sleep. Workplace issues that have benefitted from research for decades, such as shift work, occupational safety and road and transportation are covered in detail. In addition, emerging topics such as the intersection of sleep and work stress and non-work experiences, mood and emotions, energy management, unethical behaviors and work withdrawal (e.g., absenteeism) are considered in detail. Given the changing demographic composition of many workplaces, a separate chapter focuses on sleep and older workers. The book concludes with a consideration of how this information must now be integrated into the curricula of all business programs to enhance the practice of management, and individual and organizational functioning."
Oxford: Oxford University Press, 2016
e20470538
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ilhan Khazin
"Tidur merupakan hal yang penting bagi manusia untuk bertahan hidup, bahkan tidur menghabiskan sepertiga dari hidup manusia. Kejadian kurang tidur saat ini menjadimasalah yang umum terjadi di sekolah menengah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di berbagai sekolah menengah atas di Indonesia menunjukkan bahwa siswa yang memiliki kualitas tidur yang buruk lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang memiliki kualitas tidur yang baik. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi apakah terdapat hubungan antara sikap, dukungan sosial, efikasi diri, niat, dan praktik sleep hygiene dengan kualitas tidur pada remaja di SMA Negeri 21 Kota Bekasi dengan menggunakan desain cross sectional. Sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 288 responden yang terdiri dari kelas 10 dan kelas 11. Penelitian yang dilakukan menunjukkan sebagian remaja di SMA Negeri 21 Kota Bekasi memiliki sikap, dukungansosial, efikasi diri, niat, dan praktik sleep hygiene yang baik tetapi memiliki kualitas tidur yang buruk. Hal ini dikarenakan untuk memiliki kualitas tidur yang baik, diperlukan adanya kesadaran dan praktik untuk menerapkan hal-hal yang dapat meningkatkan kualitas tidur. Sebanyak 191 responden (66,3%) memiliki kualitas tidur yang buruk. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif antara efikasi diri dan praktik sleephygiene dengan kualitas tidur, yang artinya siswa dengan efikasi diri dan praktik sleep hygiene yang baik maka kualitas tidurnya akan baik. Sementara pada sikap, dukungan sosial, dan niat tidak menunjukkan adanya hubungan dengan kualitas tidur. Oleh karena itu, diperlukan adanya edukasi maupun program kesehatan untuk meningkatkan kualitas tidur pada remaja.

Sleep is essential for humans to survive, even it takes one-third of human life. Sleep deprivation is now a common problem in middle school students. Based on research conducted in various high schools in Indonesia, It shows that more students have poor sleep quality than students who have good sleep quality. This research was conducted to identify a possible relationship between attitudes, social support, self-efficacy, intentions and sleep hygiene practices with sleep quality in adolescents at SMA Negeri 21 Bekasi. This study used a cross-sectional method. The sample used in this study was 258 respondents consisting of grades 10 and grade 11. The research conducted showed that some adolescents at SMA Negeri 21 Kota Bekasi have good attitudes, social support, self-efficacy, intentions, and sleep hygiene practices but have poor sleep quality, this is because to have good sleep quality, awareness and practices both needed to implement things that can improve sleep quality. 191 respondents or 66,3% had poor sleep quality. The results showed that there was a positive association between self-efficacy and sleep hygiene practices and sleep quality, which means that students with good self-efficacy and sleep hygiene practices will have good sleep quality. Meanwhile, attitudes, social support and intentions did not show a relationship with sleep quality. Therefore, education and health programs are needed to improve the quality of sleep in adolescents."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Unversitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>