Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurhayati
"Penelitian ini bermaksud mengungkapkan bagaimana gagasan kemanusiaan dan kerelijiusan dalam tiga cerpen Mohammad Diponegoro ditampilkan. Pandangan yang mendasari penu_lisan ini ialah karya susastra pada dasarnya mengungkapkan suatu pesan moral tertentu. Ia terlibat untuk memberikan tanggapan terhadap kehidupan secara evaluatif.
Cerpen yang akan dibahas dalam skripsi ini yaitu 0-dah, Penatap Matahari, dan cerpen Kadis. Pemilihan tiga cerpen itu atas dasar bahwa mereka dapat dianggap mewakili gagasan sentral yang ada dalam kumpulan cerpen, ya_itu Odah dan Cerita Lainnva. Selain itu, meskipun mereka dianggap cukup mewakili gagasan sentral yang ada dalam kum_pulan cerpen ini, ketiga cerpen tersebut masing-masing mem_punyai ke lebihan.
Analisis karya susastra pada dasarnya berpusat pada karya susastra itu sendiri. Oleh sebab itu, pertama-tama pendekatan intrinsik digunakan dalam skripsi ini. Pende_katan ekstrinsik juga digunakan di sini untuk menjawab ma_salah-masalah dalam cerpen yang tidak bisa hanya dijawab melalui pendekatan instrinsik saja. Pada cerpen Odah, pendekatan ekstrinsik dilakukan dengan menggunakan sejarah lokal Indonesia (Sunda) sebagai acuan utama. Sedangkan pada cerpen Penatap Matahari dan Kadis, Al Qur'an se_bagai rujukan utama digunakan di sini. Penggunaan acuan atau bantuan disiplin tersebut dalam skripsi ini tentu sa_ja disesuaikan dengan kebutuhan analisis, atau disesuaikan dengan masalah-masalah yang timbul dalam ketiga cerpen itu.
Dari hasil analisis diperoleh kesimpulan bahwa ketiga cerpen tersebut memang benar-benar menuangkan gagasan ke-manusiaan dan kerelijiusan. Gagasan itu ditampilkan penga_rang melalui tokoh utama yang hidup dan dibiarkan oleh pengarang berbicara sendiri tentang kemanusiaan dan kere_lijiusan kepada pembaca. Dari tokoh utama itulah pesan moral dapat dirunut. Jadi, dalam hal ini pengarang tidak berangkat dari gagasan atau tema itu sendiri, melainkan dari tokoh utama dalam cerita."
Depok: Universitas Indonesia, 1990
S11158
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sucia Ramadhani
"Kerusakan hutan menjadi salah satu masalah lingkungan yang mengancam kehidupan manusia. Ancaman kerusakan hutan membuat resah berbagai kalangan, termasuk pengarang yang mengungkapkan keresahannya melalui karya sastra yaitu, cerpen. Cerpen yang digunakan dalam penelitian ini adalah empat cerpen bertema kerusakan hutan: cerpen Ongkak karya Fakhrunnas M.A. Jabbar, Harimau Belang karya Guntur Alam, Tebas Tebang karya Syukri Datasan Al-Pauhi, dan Kering rdquo; karya Wa Ode Wulan Ratna. Kerusakan hutan disebabkan kebutuhan manusia yang semakin meningkat yang tidak diiringi dengan pemenuhan kapasitas sumber daya alam di dalam hutan. Permasalahan lingkungan yang akan dibahas dalam keempat cerpen adalah respons pengarang terhadap kondisi lingkungan di sekitarnya. Respons manusia dan hutan dalam keempat cerpen ini meliputi konsep liar rimba, kelas sosial, dan konsekuensi tindakan manusia terhadap kerusakan hutan. Ketiga poin tersebut dianalisis menggunakan pendekatan ekokritik yang menggambarkan hubungan antarmanusia dan lingkungannya.

Forest destruction becomes one of the environmental problems that threaten human life. Threats forest destruction create anxiety among various circles, including authors who are expressing their uneasiness through literary works like short stories. The short story used in this research is four short stories with the theme of forest destruction short story Ongkak by Fakhrunnas M.A. Jabbar, Harimau Belang by Guntur Alam, ldquo Tebas Tebang rdquo by Syukri Datasan Al Pauhi, and Kering rdquo by Wa Ode Wulan Ratna. Forest destruction occurs due to an increasing human need that is not accompanied by the fulfillment of natural resource capacity from within the forest. This environmental issue is discussed in the four short stories as the authors response to the surrounding environmental conditions. The human and forest responses in these four stories include the wild concept of the jungle, the social class, and the consequences of human actions against forest destruction. These three points are analyzed using an ecocritical approach that describes the relationship between humans and their environment.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kurniasari
"Berangkat dari sebuah kenyataan bahwa tidak sedikit dari pengarang Indonesia yang namanya jarang disinggung dalam pembicaraan kesusastraan Indonesia, skripsi ini membahas salah seorang dari pengarang tersebut, yaitu Sukro Wijono. Sukro Wijono merupakan seorang sastrawan yang pernah berkarya di tahun 1950-an dan 1960-an. Seiring dengan banyaknya majalah yang terbit pada tahun 1950-an, karya-karya yang pernah dihasilkannya bermunculan dalam beberapa majalah yang terbit pada waktu itu. Karyanya lebih banyak berbentuk cerpen daripada puisi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S10888
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, J.U.
"Dalam menarik kesimpulan ini saja akan kembali mengulangi beberapa uraian saja dibelakang, djuga hal-hal jang belum saja simpulkan maka disini akan saja lakukan. Tentulah harus diperhatikan bahwa kesimpulan ini adalah pembahasan terhadap seorang pengarang jang belum selesai seperti saja sebut dalam kata pendahuluan. Sudah saja djelaskan bahwa penjair dalam tahun dua puluhan banjak memakai soneta, suatu bentuk jang berlainan dengan pantun. Tapi apabila dibatja sandjak-sandjak penjair tahun dua puluhan maka nafas pantun itu djelas benar. Dapatlah saja katakan bentuk soneta dengan djiwa pantun. Kalau kita teruskan kepada Pudjangga Baru dalam tahun tiga puluhan dimana penjair tahun-tahun dua puluhan tampil lagi seperti Sonoesi Pane bentuk soneta ini masih memperlihatkan dirinja walaupun nafas pantun itu sudah semakin menghilang. Didalam barisan Pudjangga Baru, penjair Amir Hamzah membawa tjorak jang tersendiri..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1961
S10882
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Samoedera Harapan
"Beberapa pengamat sastra Indonesia antara lain Teeuw, Ajip Rosidi, dan Bakri Siregar mengatakan bahwa sebelum Armijn Pane menulis drama Lukisan Masa dan novel Belenggu ada karyanya yang lain yang menjadi perintis studi atau prototipenya. Perintis studi atau prototipe di sini diartikan sebagai karya yang menjadi dasar dalam penulisan drama Lukisan Masa dari novel Belenggu. Cerita pendeknya Barang Tiada Berharga disebut oleh beberapa pengamat itu sebagai karya prototipenya, namun dari pengamatan tersebut, beberapa pengamat tersebut ternyata beberapa pengamat itu tidak memberikan penjelasan dan argumentasi yang memadai sehingga masih diperlukan kajian ulang mengenai karya prototipe Armijn Pane ini. Untuk membuktikan karya Prototipe Armijn Pane, dipergunakan metode perbandingan. Unsur-unsur formal dalam karya prototipe diperbandingkan dengan unsur-unsur formal yang terdapat dalam karya sesudahnya, dalam hal ini Lukisan Masa dan Belenggu. unsur-unsur yang diperbandingkan meliputi alur, latar, tokoh, dan tema. Setelah dilakukan penganalisisan, ternyata beberapa unsur-unsur formal ketiga karya Armijn Pane itu menunjukkan kemiripan dan kesamaan. Oleh karena itu, cerita pendek Barang Tiada Berharga dapat dipandang sebagai karya prototipe untuk drama Lukisan Masa dan novel Belenggu."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library